LSP Teknologi Informasi Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
LSP Teknologi Informasi Indonesia

SKEMA SERTIFIKASI TEKNISI PEMASANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) TIPE PENERANGAN JALAN UMUM (PJU)

SKEMA SERTIFIKASI TEKNISI PEMASANGAN INSTALASI BIOGAS KONSTRUKSI SERAT KACA UNTUK PEMBAKARAN SKALA RUMAH TANGGA

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI SERTIFIKAT LEVEL BIDANG BISNIS KONVENSI

Lembaga Sertifikasi Profesi Himpunan Ahli Konservasi Energi. SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI OKUpasi Manajer Energi

Lembaga Sertifikasi Profesi Himpunan Ahli Konservasi Energi. SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI OKUpasi AUDITOR Energi

SKEMA SERTIFIKASI DIREKTUR TINGKAT 1 BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR)

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI KLASTER PELAKSANA PEMBERDAYAAN KESEHATAN MASYARAKAT DOMPET DHUAFA Madya 2

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 4/ BNSP / VII / 2014 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN DAN PEMELIHARAAN SKEMA SERTIFIKASI PROFESI

SUPERVISOR PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA

MANAJER PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA

PANDUAN MUTU 1. RUANG LINGKUP

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI TEKNISI PEMBESARAN UDANG

SKEMA SERTIFIKASI BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) FR.SKEMA-02

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 2/ BNSP/VIII/2017 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN DAN PEMELIHARAAN SKEMA SERTIFIKASI PROFESI

Menetapkan : PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KESESUAIAN - PERSYARATAN UMUM LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI SERTIFIKAT VI BIDANG OPERASIONAL TUR (TOUR OPERATION) MANAJEMEN

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI SERTIFIKAT IV BIDANG TATA GRAHA (HOUSEKEEPING) GUEST SERVICE SUPERVISION

SKEMA SERTIFIKASI Analisa Laboratorium Kimia

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 3 / BNSP / III / 2014 TENTANG PEDOMAN KETENTUAN UMUM LISENSI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI

Lembaga Sertifikasi Profesi Lembaga Keuangan Mikro CERTIF

SKEMA SERTIFIKASI BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) FR.SKEMA-02

SKEMA SERTIFIKASI PENYIDIK DAN PENYIDIK PEMBANTU TINDAK PIDANA KEJAHATAN ANTAR WILAYAH (12)

{B,NSP. [rs 028) SKEMA SERTIFIKASI PETAKSANA LAPANGAN PEKERIAAN JATAN RIST KDIKTI 20L6 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAIUAT

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA MARKAS BESAR SKEMA SERTIFIKASI PETUGAS PENINDAKAN PELANGGARAN LALU LINTAS

Komite Akreditasi Nasional

JUDUL SKEMA: PENGEMBANG APLIKASI WEB

SKEMA SERTIFIKASI ASISTEN KEBUN KELAPA SAWIT INDONESIA

SKEMA SERTIFIKASI PENYIDIK DAN PENYIDIK PEMBANTU TINDAK PIDANA KEAMANAN NEGARA DAN SEPARATIS (08)

SKEMA SERTIFIKASI PENYIDIK DAN PENYIDIK PEMBANTU TINDAK PIDANA PERBANKAN (14)

LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI KOMPUTER PANDUAN MUTU. NomorDokumen : 01/LSPKOMPUTER/PM/VII/2015 NomorSalinan : 00 Edisi : 1 Status Distribusi :

SKEMA SERTIFIKASI PENYIDIK DAN PENYIDIK PEMBANTU TINDAK PIDANA NARKOTIKA (20)

Pertama : Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi ini merupakan acuan bagi Lembaga Sertifikasi Profesi untuk pembentukan tempat uji kompetensi.

PANDUAN UJI KOMPETENSI

*B,NSP. (rl 002) ESTIMATOR BIAYA JALAN SKEMA SERTIFIKASI RIST KDIKTI. zol6 NEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

SKEMA SERTIFIKASI PENYIDIK DAN PENYIDIK PEMBANTU TINDAK PIDANA PERTAMBANGAN (27)

Visi Menjadi LSP terbaik di Indonesia yang melahirkan profesional handal dan berdaya saing global dalam upaya pemberantasan korupsi

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI KREDIT PERBANKAN

PEDOMAN VERIFIKASI TUK OLEH TUK

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI FUNDING & SERVICES

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI FUNDING & SERVICES KUALIFIKASI III : T E L L E R

SKEMA SERTIFIKASI AHLI KESELAMATAN JALAN

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI KREDIT PERBANKAN

PANDUAN UJI KOMPETENSI

SKEMA SERTIFIKASI BIDANG INFORMASI GEOSPASIAL SUB BIDANG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS JENJANG KOMPETENSI OPERATOR 2018

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI OPERASIONAL PERBANKAN (BANK OPERATION)

20L6 SKEMA SERTIFIKASI KOM PETENSI KUALIFIKASI NASIONAL SERTIFIKAT II BIDANG GEOMATIKA

SKEMA SERTIFIKASI AHLI TEKNIK JALAN

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI OPERASIONAL PERBANKAN (BANK OPERATION)

{3NSP. (rs 006) TEKNISI IABORATORIUM BETON SKEMA SERTIFIKASI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT. aaoan XASb{A! acrnffiast PioaEst

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI KLASTER PELAYANAN PERAWATAN MEDIKAL BEDAH DOMPET DHUAFA

SKEMA SERTIFIKASI PENYIDIK DAN PENYIDIK PEMBANTU TINDAK PIDANA KORUPSI (19)

SKEMA SERTIFIKASI UNIT KOMPETENSI BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG PENERTIBAN PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK (P2TL)

dbnsp BAorfl lllmrofa^t SERm[(A]i rrote3

PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG SERTIFIKASI AMIL ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI FUNDING & SERVICES

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI OPERASIONAL PERBANKAN (BANK OPERATION)

20L6 TEKNISI INSTALASI LISTRIK PENERANGAN DAN DAYA FASA SATU SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI KUALIFIKASI OKUPASI NASIONAL

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI OPERASIONAL PERBANKAN (BANK OPERATION)

kemudahan. (Undang Undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung)

SKEMA SERTIFIKASI AHLI TEKNIK LANSEKAP

{3NSP 6A0A X 3loIA - lee t6tl(ast riofest

Badan Nasional Sertifikasi Profesi =================================== KRITERIA ASESOR LISENSI PEDOMAN BNSP

Badan Nasional Sertifikasi Profesi. ==================================== Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Profesi Cabang (LSP Cabang)

SKEMA SERTIFIKASI AHLI TEKNIK TEROWONGAN

PANDUAN UJI KOMPETENSI

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI FUNDING & SERVICES

SKEMA SERTIFIKASI UNIT KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGKIT

CODES OF PRACTICE. Dokumen: Codes of Practice Edisi / Rev: 1 / 2 Tanggal: 03 April 2017 Hal : Hal 1 dari 7

SKEMA SERTIFIKASI KLASTER KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SUPERVISI KONSTRUKSI TRANSMISI/JARINGAN

SKEMA SERTIFIKASI BIDANG PEMELIHARAAN DALAM KEADAAN BERTEGANGAN SUB BIDANG PDKB GI / GITET

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI OPERASIONAL PERBANKAN (BANK OPERATION)

SKEMA SERTIFIKASI UNIT KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGKIT

{3NSP B OAN r{asroaaat terfi Ft (ASt PROfEsr

CODES OF PRACTICE. 1. Pendahuluan

{3NSP lao r, r{alroxar lafrfxaar,rofa3

S O P PEMBERIAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/Permentan/SM.200/6/2015 TENTANG

PEDOMAN KNAPPP 01:2005. Kata Pengantar

{3NSP SKEMA SERTIFIKASI PENGAWAS PEKERIAAN BETON RIST KDIKTI 20L6 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

SKEMA SERTIFIKASI KLASTER

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI KREDIT PERBANKAN

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI SERTIFIKAT VI BIDANG AGEN PERJALANAN (TRAVEL AGENCIES) - MANAJEMEN

SKEMA SERTIFIKASI PERSONEL ASSOCIATE SISTEM PLAMBING & ADVANCED ASSOCIATE SISTEM PLAMBING

{3NSP BAOAilflasroraalgER Ftxagt PRofEst

PANDUAN UJI KOMPETENSI

{B,NSP. (rs 008) TEKNISI TABORATORIUM ASPAL SKEMA SERTIFIKASI. RIsT KDIKTI KEMENTERIAN PEXER'AAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT ZOL6

SKEMA SERTIFIKASI BIDANG PEMELIHARAAN DALAM KEADAAN BERTEGANGAN SUB BIDANG PDKB GI / GITET

SKEMA SERTIFIKASI BIDANG DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

SUB BIDANG BATUBARA. 1. Latar Belakang 1.1 Personel pengujian kualitas batubara harus memiliki sertifikat kompetensi

SUB BIDANG BATUBARA. 1. Latar Belakang 1.1 Personel pengujian kualitas batubara harus memiliki sertifikat kompetensi

SKEMA SERTIFIKASI PERSONEL SPESIALIS SISTEM PLAMBING BERSERTIFIKAT & ADVANCED SPESIALIS SISTEM PLAMBING BERSERTIFIKAT

{3NSP. (ra 006) TEKNISI LABORATORIUM BETON SKEMA SERTIFIKASI RIST KDIKTI KEMENTERIAN PEKRIAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKTAT

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI GENERAL BANKING TINGKAT II Kualifikasi Jabatan Kepala Cabang Sertifikat V KKNI

PANDUAN UJI KOMPETENSI

SKEMA SERTIFIKASI KLASTER KOMPETENSI BIDANG DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PELAYANAN TEKNIK

SKEMA SERTIFIKASI BIDANG PEMELIHARAAN DALAM KEADAAN BERTEGANGAN SUB BIDANG PDKB GI / GITET

{3NSP. (rs 008) TEKNISI TABORATORIUM ASPAT SKEMA SERTIFIKASI RIST KDIKTI. KEMENTERIAN PEIGR'AAN UMUM DAN PERUMAHAN RAtrffAT

SKEMA SERTIFIKASI KLASTER KOMPETENSI BIDANG DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PELAYANAN TEKNIK

Transkripsi:

2017 LSP Teknologi Informasi Indonesia SKEMA SERTIFIKASI CHIEF INFORMATION OFFICER Skema sertifikasi Chief Information Officer merupakan skema okupasi yang telah dikembangkan oleh Komite Skema sertifikasi LSP Teknologi Informasi Indonesia. Kemasan kompetensi yang digunakan merujuk pada peta okupasi yang telah ditetapkan oleh IKTII (Ikatan Konsultan Teknologi Informasi Indonesia). Skema ini digunakan sebagai acuan dalam memastikan dan memelihara kompetensi tenaga kerja sebagai chief information officer. JENIS PEMAKETAN: KKNI/OKUPASI NASIONAL/KLASTER Ditetapkan tanggal: Disahkan tanggal: Oleh: Oleh: Ketua Komite Skema Sertifikasi (Gatot Tetuko) Nomor Dokumen : Nomor Salinan : 0 Status Distribusi : Terkendali Tidak Terkendali Ketua LSP Teknologi Informasi Indonesia (Heri Sutrisno)

1. LATAR BELAKANG Berdasarkan Undang-undang ITE nomor 11 tahun 2008 dan Peraturan Pemerintah No 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggara Sistem Elektronik, setiap tenaga ahli yang menyelenggarakan sistem elektronik diharuskan memiliki sertifikasi. Skema ini ditetapkan dengan tujuan untuk memastikan kompetensi tenaga profesional dibidang pimipinan puncak organisasi Teknologi Informasi yang menyelenggarakan sistem elektronik maupun perusahaan laiinya. Skema CIO (Chief Informarion Officer) ini mengacu pada standar internasional yaitu ICA11 yang telah digunakan secara luas di internasional maupun dalam negeri. CIO merupakan posisi puncak organisasi Teknologi Informasi yang menentukan arah kebijakan dan sasaran organisasi TI yang dikelolanya, sehingga memerlukan kompetensi yang tinggi pada tingkatan strategi. Skema Sertifikasi ini disusun berdasarkan kebutuhan kompetensi yang diperlukan oleh seorang CIO. Pengetahuan dan keterampilan mengelola, menganalisa kebutuhan bisnis, kemitraan atau kerjasama dengan berbagai pihak serta pengetahuan strategis untuk meningkatkan performa organisasi TI yang dikelolanya menjadi kebutuhan yang sangat penting untuk perusahaan atau industri saat ini. Skema Sertifikasi ini akan selalu dievaluasi secara berkala guna memenuhi kebutuhan bisnis yang ada. 2. RUANG LINGKUP SKEMA SERTIFIKASI Skema sertifikasi ini digunakan di sektor informatika diberbagai bidang pekerjaan yang dilakukan seperti berikut: a. Menfasilitasi analisis bisnis untuk menyusun kebutuhan maupun strategi yang akan ditetapkan b. Membangun kemitraan dan kerjasama dengan pihak terkait untuk pencapaian rencana kerja guna mencapai tujuan bisnis c. Melakukan identifikasi peluang bisnis baru d. Memberikan arahan kepada implementasi layanan Teknologi Informasi e. Memberikan arahan kajian untuk menanggapi kebutuhan bisnis terhadap teknologi informasi baru f. Memberikan rancangan komponen bisnis untuk inisiatif yang baru 2

3. TUJUAN SERTIFIKASI 3.1. Memastikan dan memelihara kompetensi Chief Information Officer 3.2. Sebagai acuan pelaksanaan sertifikasi kompetensi bagi LSP Teknologi Informasi Indonesia dan Asesor Kompetensi 4. ACUAN NORMATIF 4.1. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. 4.2. Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang informasi serta transaksi elektronik (ITE) 4.3. Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2004 tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi. 4.4. Peraturan BNSP Nomor 1/BNSP/III/ tahun 2014 tentang Pedoman Penilaian Kesesuaian-Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Profesi. 4.5. Peraturan BNSP Nomor 4 /BNSP/VII/2014 tentang Pedoman Pengembangan dan Pemeliharaan Skema Sertifikasi Profesi. 4.6. ICA11 Information and Communications Technology Training Package, Australian Government 4.7. Surat keputusan IKTII No 5/IKTII/XI/2017 tentang Okupasi Chief Information Officer (CIO) 5. PAKET KOMPETENSI 5.1. Jenis Kemasan: KKNI / OKUPASI NASIONAL / KLASTER 5.2. Nama Jabatan: Chief Information Officer 5.3. Rincian Unit Kompetensi NO Kode Unit Judul Unit 1 ICAICT709A Facilitate business analysis 2 BSBREL701A Develop and cultivate collaborative partnerships and relationships 3 ICAICT701A Lead research into identifying new marketplace opportunities 4 ICAICT702A Direct ICT services 5 ICAICT707A Direct research and business response to new ICT technology 6 ICAICT703A Endorse business plan components for a new initiative 3

6. PERSYARATAN DASAR PEMOHON SERTIFIKASI LSP TEKNOLOGI INFORMASI INDONESIA memiiliki persyaratan permohonan sertfikasi untuk skema CIO sebagai berikut: 6.1. Memiliki ijazah S1 informatika atau bidang lainya yang serupa dan telah mengikuti pelatihan pada unit kompetensi dalam skema chief information officer; atau 6.2. Tenaga kerja yang memiliki pengalaman kerja/proyek sebagai chief information officer selama 2 tahun dan berkelanjutan, atau 6.3. Pengalaman sebagai senior manajer Teknologi Informasi selama 3 tahun, atau 6.4. Memiliki ijazah S2 bidang Teknologi Informasi 7. HAK PEMOHON SERTIFIKASI DAN KEWAJIBAN PEMEGANG SERTIFIKAT 7.1. Hak Pemohon 7.1.1. Calon peserta uji kompetensi berhak mendapatkan informasi relevan dengan proses asesmen. 7.1.2. Bagi peserta yang telah memenuhi persyaratan berhak mengikuti asesmen dengan asesor yang telah ditugaskan oleh LSP TEKNOLOGI INFORMASI INDONESIA. 7.1.3. Mendapatkan jaminan kerahasiaan atas keputusan sertifikasi 7.1.4. Peserta yang dinyatakan kompeten dalam proses asesmen akan memperoleh sertifikat kompetensi. 7.1.5. Menggunakan sertifikat tersebut sebagai alat bukti keahlian sesuai jenis skema sertifikasinya. 7.1.6. Peserta berhak mengajukan banding atas keputusan sertifikasi. 7.2. Kewajiban Pemegang Sertifikat 7.2.1. Melaksanakan keprofesiannya dengan tetap menjaga kode Etik profesi. 7.2.2. Mengikuti program surveillance yang ditetapkan LSP TEKNOLOGI INFORMASI INDONESIA, minimal satu tahun sekali. 7.2.3. Melaporkan rekaman kegiatan sesuai bidang tugasnya setiap setahun sekali. 4

8. BIAYA SERTIFIKASI 8.1. Biaya uji kompetensi untuk Sertifikat Profesional Informasi Rp 8.000.000,- (Delapan juta rupiah). Biaya sudah termasuk cetak sertifikat. 8.2. Biaya sertifikasi ulang untuk setiap perpanjangan sertifikat kompetensi adalah sebesar Rp 3.000.000,- (Tiga juta rupiah). 9. PROSES SERTIFIKASI 9.1. Proses Pendaftaran 9.1.1. Pada saat pendaftaran, LSP TEKNOLOGI INFORMASI INDONESIA menyediakan gambaran proses sertifikasi sesuai dengan skema sertifikasi. Gambaran tersebut paling sedikit mencakup persyaratan dan ruang lingkup sertifikasi, penjelasan proses penilaian, hak pemohon, biaya sertifikasi dan kewajiban pemegang sertifikat. 9.1.2. LSP TEKNOLOGI INFORMASI INDONESIA mensyaratkan kelengkapan pendaftaran, yang ditandatangani oleh pemohon sertifikasi. Kelengkapan pendaftaran minimum mencakup: a. Ijazah b. Riwayat hidup c. Identitas diri (KTP, Pasport) d. Setifikat pelatihan e. Formulir APL 01 f. Mengisi formulir APL 02 g. Bukti lain yang relevan h. Formulir persetujuan pemohon memenuhi persyaratan sertifikasi dan memberikan setiap informasi yang diperlukan untuk penilaian; 9.1.3. LSP TEKNOLOGI INFORMASI INDONESIA menelaah berkas pendaftaran untuk konfirmasi bahwa pemohon sertifikasi telah memenuhi persyaratan. 9.2. Proses Asesmen 9.2.1. LSP TEKNOLOGI INFORMASI INDONESIA menerapkan metoda dan prosedur asesmen sesuai yang ditetapkan dalam skema sertifikasi 9.2.2. Apabila ada perubahan skema sertifikasi yang mengharuskan asesmen tambahan, LSP TEKNOLOGI INFORMASI INDONESIA harus mendokumentasikan dan tanpa diminta menyediakan akses publik tentang metoda dan prosedur yang diperlukan untuk melakukan verifikasi agar para pemegang sertifikasi memenuhi persyaratan persyaratan yang diubah 5

9.2.3. Asesmen direncanakan dan disusun dengan cara yang menjamin bahwa verifikasi persyaratan skema sertifikasi telah dilakukan secara obyektif dan sistematis dengan bukti terdokumentasi untuk memastikan kompetensi 9.2.4. LSP TEKNOLOGI INFORMASI INDONESIA melakukan verifikasi metoda untuk asesmen peserta sertifikasi. Verifikasi dilakukan untuk menjamin bahwa setiap asesmen adalah sah dan adil. 9.2.5. LSP TEKNOLOGI INFORMASI INDONESIA melakukan verifikasi dan menyediakan kebutuhan khusus peserta sertifikasi, dengan alasan dan sepanjang integritas asesmen tidak dilanggar, serta mempertimbangkan aturan yang bersifat nasional. 9.2.6. Apabila LSP TEKNOLOGI INFORMASI INDONESIA mempertimbangkan hasil penilaian badan atau lembaga lain, LSP TEKNOLOGI INFORMASI INDONESIA menjamin bahwa tersedia laporan, data dan rekaman yang menunjukkan bahwa hasil-hasilnya setara, dan sesuai dengan, persyaratan yang ditetapkan dalam skema sertifikasi. 9.2.7. Asesor merekomendasikan keputusan asesmen berdasarkan bukti-bukti yang diperoleh a. Asesor merekomendasikan keputusan kompeten (K) jika bukti-bukti yang diperoleh telah memenuhi persyaratan pengumpulan bukti (V,A,T,M) dan sesuai dengan pemenuhan kriteria unjuk kerja yang dipersyaratkan dalam standar kompetensi. b. Asesor merekomendasikan keputusan belum kompeten (BK) jika bukti-bukti yang diperoleh belum memenuhi persyaratan pengumpulan bukti dan belum sesuai dengan pemenuhan kriteria unjuk kerja yang dipersyaratkan dalam standar kompetensi. 9.2.8. Setelah menyampaikan rekomendasi keputusan, asesor memberikan umpan balik kepada Asesi mengenai pencapaian unjuk kerja. 9.3. Proses Uji Kompetensi 9.3.1. Uji kompetensi dirancang untuk menilai kompetensi secara tertulis, lisan, praktek, pengamatan atau cara lain yang andal dan objektif, serta berdasarkan dan konsisten dengan skema sertifikasi. Rancangan persyaratan uji kompetensi menjamin setiap hasil uji dapat dibandingkan satu sama lain, baik dalam hal muatan dan tingkat kesulitan, termasuk keputusan yang sah untuk kelulusan atau ketidaklulusan. 9.3.2. LSP TEKNOLOGI INFORMASI INDONESIA mempunyai prosedur untuk menjamin konsistensi administrasi uji kompetensi. 9.3.3. LSP TEKNOLOGI INFORMASI INDONESIA menggunakan Tempat Uji Kompetensi yang telah terverifikasi. 9.3.4. Metodologi dan prosedur yang tepat (misalnya, mengumpulkan dan memelihara data statistik) didokumentasikan dan diterapkan dalam batasan tertentu yang dibenarkan, untuk menegaskan kembali keadilan, keabsahan, keandalan, dan kinerja umum setiap ujian, dan tindakan perbaikan terhadap semua kekurangan yang dapat dikenali. 6

9.4. Keputusan Sertifikasi 9.4.1. LSP TEKNOLOGI INFORMASI INDONESIA menjamin bahwa informasi yang dikumpulkan selama proses sertifikasi mencukupi untuk: a. mengambil keputusan sertifikasi; b. melakukan penelusuran apabila terjadi, misalnya, banding atau keluhan 9.4.2. Apabila sebagian proses sertifikasi kompetensi dilaksanakan tidak langsung oleh LSP TEKNOLOGI INFORMASI INDONESIA, maka LSP TEKNOLOGI INFORMASI INDONESIA tidak boleh melakukan sub-kontrak untuk keputusan pemberian, pemeliharaan, sertifikasi ulang, perluasan atau pengurangan lingkup, pembekuan dan pencabutan sertifikat. 9.4.3. LSP TEKNOLOGI INFORMASI INDONESIA membatasi keputusan sertifikasi sesuai persyaratan dalam skema sertifikasi yang digunakan. 9.4.4. Keputusan sertifikasi terhadap peserta hanya dilakukan oleh LSP TEKNOLOGI INFORMASI INDONESIA berdasarkan informasi yang dikumpulkan selama proses sertifikasi. Personil yang membuat keputusan sertifikasi tidak ikut serta dalam pelaksanaan uji kompetensi atau pelatihan peserta sertifikasi. 9.4.5. Personil yang membuat keputusan sertifikasi memiliki pengetahuan yang cukup dan pengalaman dengan proses sertifikasi untuk menentukan apakah persyaratan sertifikasi telah dipenuhi. 9.4.6. Sertifikat tidak diserahkan sebelum seluruh persyaratan sertifikasi dipenuhi. 9.4.7. LSP TEKNOLOGI INFORMASI INDONESIA memberikan sertifikat kompetensi kepada semua yang telah berhak menerima sertifikat. LSP memelihara informasi kepemilikan sertifikat untuk setiap pemegang sertifikat. LSP TEKNOLOGI INFORMASI INDONESIA harus menerbitkan sertifikat kompetensi dalam bentuk surat dan/atau kartu, yang ditandatangani dan disahkan oleh personil yang ditunjuk LSP TEKNOLOGI INFORMASI INDONESIA. 9.4.8. Sertifikat kompetensi LSP TEKNOLOGI INFORMASI INDONESIA sesuai pedoman BNSP 302, dan dirancang untuk mengurangi risiko pemalsuan. 9.5. Pembekuan dan Pencabutan Sertifikat 9.5.1. LSP TEKNOLOGI INFORMASI INDONESIA berhak melakukan pembekuan dan pencabutan sertifikat apabila pemegang sertifikat menyalahgunakan sertifikatnya berdasarkan ketentuan-ketentuan perundangan yang berlaku dan ketentuan yang ditetapkan oleh LSP TEKNOLOGI INFORMASI INDONESIA. 9.5.2. LSP TEKNOLOGI INFORMASI INDONESIA membuat perjanjian yang mengikat dengan pemegang sertifikat kompetensi untuk memastikan bahwa, selama pembekuan sertifikasi, pemegang sertifikat tidak diperkenankan melakukan promosi terkait dengan sertifikasi yang dibekukan. 9.5.3. LSP TEKNOLOGI INFORMASI INDONESIA membuat perjanjian yang mengikat dengan pemegang sertifikat kompetensi untuk memastikan bahwa setelah pencabutan sertifikat, pemegang sertifikat tidak diperkenankan menggunakan sertifikatnya sebagai bahan rujukan untuk kegiatannya. 7

9.6. Pemeliharaan Sertifikasi/Surveilen 9.6.1. Untuk memelihara kompetensi pemegang sertifikat kompetensi, maka dilakukan surveilen oleh LSP TEKNOLOGI INFORMASI dengan memperhatikan hal-hal berikut ini: a. Pemegang sertifikat bekerja pada bidang yang sesuai dengan sertifikat yang dimilikinya b. Pemegang sertifikat tidak terbukti melanggar kode etik TEKNOLOGI INFORMASI profesi atau kode etik TEKNOLOGI INFORMASI pemegang sertifikat. 9.7. Sertifikasi Ulang 9.7.1. LSP TEKNOLOGI INFORMASI INDONESIA mengirimkan pemberitahuan kepada pemegang sertifikat 3 bulan sebelum masa berlaku sertifikat berakhir untuk melaporkan pekerjaan yang konsisten terhadap skema kompetensi. 9.7.2. LSP TEKNOLOGI INFORMASI INDONESIA menetapkan kebijakan dan prosedur terdokumentasi untuk proses sertifikasi ulang, sesuai dengan persyaratan skema sertifikasi. 9.7.3. LSP TEKNOLOGI INFORMASI INDONESIA menjamin selama proses sertifikasi ulang, proses tersebut memastikan kompetensi pemegang sertifikat terpelihara, dan pemegang sertifikat masih mematuhi persyaratan skema sertifikasi terkini. 9.7.4. Kegiatan sertifikasi ulang yang ditetapkan LSP TEKNOLOGI INFORMASI INDONESIA menjamin bahwa dalam memastikan terpeliharanya kompetensi pemegang sertifikat dilakukan melalui asesmen yang tidak memihak. 9.7.5. Sertifikasi ulang yang ditetapkan LSP TEKNOLOGI INFORMASI INDONESIA disesuaikan dengan skema sertifikasi. 9.8. Penggunaan Sertifikat 9.7.1. LSP TEKNOLOGI INFORMASI INDONESIA mengatur dan mendokumentasikan persyaratan penggunaan logo atau penanda sertifikasi kompetensi. 9.7.2. LSP TEKNOLOGI INFORMASI INDONESIA mensyaratkan pemegang sertifikat kompetensi untuk menandatangani perjanjian dengan pertimbangan sebagai berikut: a. Untuk mematuhi ketentuan yang relevan dalam skema sertifikasi; b. Untuk membuat pernyataan bahwa sertifikasi yang diterima hanya untuk ruang lingkup sertifikasi yang telah diberikan; c. Untuk tidak menggunakan sertifikasi yang dapat mencemarkan LSP TEKNOLOGI INFORMASI INDONESIA, dan tidak membuat pernyataan terkait sertifikasi yang oleh LSP TEKNOLOGI INFORMASI INDONESIA dianggap menyesatkan atau tidak dapat dipertanggung jawabkan; d. Menghentikan penggunaan semua pengakuan atas sertifikasi yang merujuk pada LSP TEKNOLOGI INFORMASI INDONESIA apabila sertifikat 8

dibekukan atau dicabut, dan mengembalikan sertifikat yang diterbitkan LSP TEKNOLOGI INFORMASI INDONESIA; e. Tidak menggunakan sertifikat dengan cara yang menyesatkan. 9.7.3. Acuan sertifikasi yang tidak sesuai atau penyalahgunaan sertifikat dalam publikasi, katalog, dll, ditangani oleh LSP TEKNOLOGI INFORMASI INDONESIA dengan tindakan perbaikan seperti penundaan atau pencabutan sertifikasi, pengumuman pelanggaran dan, jika perlu tindakan hukum lainnya. 9.9. Banding 9.8.1. Peserta dapat mengajukan banding jika mendapatkan hasil yang tidak sah dan/atau proses tidak sah atau tidak adil. 9.8.2. Banding dapat dilakukan peserta pada: a. Tahap pra-asesmen dimana calon peserta dinyatakan belum memenuhi persyaratan untuk mengikuti proses uji kompetensi. b. Tahap Proses asesmen dimana peserta direkomendasikan harus mengikuti uji kompetensi. c. Tahap Keputusan uji kompetensi dimana peserta dinyatakan belum kompeten. d. Tahap penetapan oleh LSP TEKNOLOGI INFORMASI INDONESIA dimana dalam pleno LSP TEKNOLOGI INFORMASI INDONESIA mensahkan/tidak mensahkan rekomendasi asesor. 9.8.3. LSP TEKNOLOGI INFORMASI INDONESIA menetapkan prosedur untuk menerima, melakukan kajian, dan membuat keputusan terhadap banding. Proses penanganan banding mencakup setidaknya unsur-unsur dan metoda berikut : a. Proses untuk menerima, melakukan validasi dan menyelidiki banding, dan untuk memutuskan tindakan apa yang diambil dalam menanggapinya, dengan mempertimbangkan hasil banding sebelumnya yang serupa; b. Penelusuran dan perekaman banding, termasuk tindakan-tindakan untuk mengatasinya; c. Memastikan bahwa, jika berlaku, perbaikan yang tepat dan tindakan perbaikan dilakukan. 9.8.4. LSP TEKNOLOGI INFORMASI INDONESIA membuat kebijakan dan prosedur yang menjamin bahwa semua banding direspon secara konstruktif dan tidak memihak. 9.8.5. Penjelasan mengenai proses penanganan banding dapat diketahui publik tanpa diminta. 9.8.6. LSP TEKNOLOGI INFORMASI INDONESIA bertanggung jawab atas semua keputusan di semua tingkat proses penanganan banding. LSP TEKNOLOGI INFORMASI INDONESIA menjamin bahwa personil yang terlibat dalam pengambilan keputusan proses penanganan banding berbeda dari mereka yang terlibat dalam keputusan yang menyebabkan banding. 9.8.7. Penyerahan, investigasi dan pengambilan keputusan atas banding tidak akan mengakibatkan tindakan diskriminatif terhadap pemohon banding. 9

9.8.8. LSP TEKNOLOGI INFORMASI INDONESIA memberitahukan secara resmi kepada pemohon banding pada akhir proses penanganan banding. 10