BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberculosis merupakan masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia. TB sangat erat kaitannya dengan kemiskinan, malnutrisi, tempat kumuh, perumahan di bawah standart, dan perawatan kesehatan yang tidak adekuat. (Smeltzer, 2000) Penyakit TBC menjadi masalah sosial karena sebagian besar penderitanya adalah kelompok usia pekerja produkitf, kelompok ekonomi lemah, dan tingkat pendidikan rendah. Selain itu masalah lainnya adalah pengobatan penyakit TBC memerlukan jangka waktu yang lama dan rutin yaitu 6-8 bulan. Dengan demikian, apabila penderita meminum obat secara tidak teratur atau tidak selesai, justru akan menyebabkan terjadinya kekebalan ganda kuman untuk pengobatannya pebderita harus mengeluarkan biaya yang tinggi serta dalam jangka waktu yang relatif lama. (Laban, 2008) Sejak tahun 1993, WHO menyatakan bahwa TB merupakan kedaruratan global bagi kemanusiaan. Walaupun strategi DOTS telah terbukti sangat efektif untuk pengendalian TB, tetapi beban penyakit TB di masyarakat masih sangat tinggi. Dengan berbagai kemajuan yang dicapai sejak tahun 2003, diperkirakan masih terdapat sekitar 9,5 juta kasus baru TB, dan sekitar 1
0,5 juta orang meninggal akibat TB di seluruh dunia (WHO, 2009). Secara kasar diperkirakan dari setiap 100.000 penduduk indonesia terdapat 235 orang yang menderita TB paru, dengan presentase kasus baru TB paru (BTA positif ) yang di temukan 73 kasus. (Mustikawati, 2011) Sedangkan dipuskesmas Rowosari tercatat penderita Tb paru berjumlah 31 orang dalam kurun waktu 2010 2011. Keluarga-keluarga tersebut perlu mendapat asuhan keperawatan agar supaya penyebaran penyakit TB paru dapat dicegah. Meskipun upaya sudah dilakukan untuk memberantas penyakit ini akan tetapi masih ada beberapa factor penghambat diantaranya pendidikan yang rendah, kemiskinan, perilaku yang kurang sehat, kepadatan penduduk dan ketidak patuhan dalam meminum obat. Penyebaran infeksi tuberkolosis kebagian tunuh nonpulmonal dikenal sebagai TB miliaris. Organism bermigrasi dari fikos infeksi kedalam aliran darah, terbawa keseluruh tubuh dan berdiseminasi melalui semua jaringan, dengan tuberkel miliaris kecil yang berkembang dalam paru-paru, limpa, hepar, meninges, dan organ lainnya. Perawat mempunyai peran yang sangat penting dalam merawat pasien dengan TB dan keluarganya, termasuk mengkaji kemampuan pasien untuk melanjutkan terapi dirumah. Perawat mengkaji pasien terhadap reaksi obat yang merugikan dan ikut serta dalam mensurvei rumah dan lingkungan kerja pasien untuk mengidentifikasi individu lain yang mungkin telah kontak dengan pasien selama tahap 2
infeksius. Skrining tindak lanjut untuk kontak mungkin harus diatur. Perawat mengintruksikan pasien dan keluarganya tentang prosedur pengendalian infeksi, seperti membuang tisu basah dengan baik dan mencuci tangan. (Smeltzer, 2000) Dilihat dari komplikasi yang ditimbulkan dan resiko penularan infeksinya penyakit Tb paru tidak hanya berpengaruh negativ bagi individu yang terkena melainkan juga bagi anggota keluarga lain yang tidak menderita penyakit ini. Keluarga dijadikan sebagai unit pelayanan karena masalah kesehatan keluarga saling berkaitan dan saling mempengaruhi antara sesama anggota keluarga dan akan mempengaruhi pula keluarga-keluarga yang ada di sekitarnya atau masyarakatnya atau dalam konteks yang luas berpengaruh terhadap negara. (Setiadi, 2008) Berkait dengan data tersebut diatas penulis tertarik untuk mengetahui lebih dalam tentang pengelolaan keluarga dengan memberikan asuhan keperawatan untuk memandirikan keluarga dalam upaya perawatan mengatasi masalah TB Paru. 3
B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Mengetahui dan memberikan asuhan keperawatan pada keluarga dengan TB Paru 2. Tujuan Khusus a. Mendiskripsikan pengkajian pada keluarga dengan masalah TB Paru. b. Menganalisa hasil data yang diperoleh dan diagnosa keperawatan yang muncul pada keluarga dengan masalah TB Paru. c. Menyusun rencana tindakan keperawatan keluarga dengan masalah TB Paru. d. Mendiskripsikan tindakan keperawatan dalam rangka memandirikan keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatan keluarga dengan masalah TB Paru. e. Mengevaluasi keperawatan pada keluarga dengan masalah TB Paru setelah dilakukan pemberian asuhan keperawatan. C. Metode dan Tehnik Penulisan Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini menggunakan metode diskriptif dengan pendekatan studi kasus yaitu pendekatan proses keperawatan yang 4
meliputi : pengkajian, analisa data, diagnosa, intervensi, implememtasi dan evaluasi. Adapun tehnik penulisan yang digunakan untuk menyusun karya tulis ilmiyah adalah sebagai berikut : 1. Wawancara Dengan melakukan tanya jawab secara langsung kepada anggota keluarga dan dari pihak Puskesmas untuk memperoleh data subyektif. 2. Observasi Melakukan dengan cara mengamati perilaku dan kondisi atau keadaan. Misalnya lingkungan di sekitar rumah yang berkaitan dengan penyakit TB Paru. 3. Dokumentasi Dengan cara mencatat dan mempelajari data-data yang ada didalam keluarga maupun lingkungan sekitarnya 4. Studi Kepustakaan Dengan cara pengumpulan data yang digunakan sebagai konsep dasar dalam asuhan keperawatan dan menyelesaikan masalah dalam pembahasan. 5
D. Sistematika Penulisan Bab 1 berisi tentang pendahuluan yang meliputi latar belakang, tujuan penulisan, dan metode penulisan. Bab 2 berisi konsep dasar yang meliputi definisi Keluarga, ciri-ciri keluarga, struktur keluarga, tipe Keluarga, fungsi keluarga, tugas keluarga dalam bidang kesehatan, tahap perkembangan keluarga, peran perawat dalam asuhan keperawatan keperawatan keluarga, prinsip perawatan kesehatan keluarga, definisi tuberkulosis, klasifikasi, anatomi dan fisiologi, etiologi, patofisiologi, pathways, manifestasi klinis, penatalaksanaan. Bab 3 tinjauan kasus yang meliputi pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, intervensi, evaluasi. Bab 4 pembahasan yang meliputi pembahasan kasus antara teori dan kasus. Bab 5 penutup yang meliputi kesimpulan dan saran. 6