Analisis Pengaruh Penggunaan Physical Cell Identity (PCI) Pada Perancangan Jaringan 4G LTE

dokumen-dokumen yang mirip

PERENCANAAN JARINGAN LONG TERM EVOLUTION (LTE) 1800 MHz DI WILAYAH MAGELANG MENGGUNAKAN BTS EXISTING OPERATOR XYZ

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERENCANAAN JARINGAN LONG TERM EVOLUTION (LTE)1800 Mhz DI WILAYAH MAGELANG MENGGUNAKAN BTS EXISTING OPERATOR XYZ

LAPORAN SKRIPSI ANALISIS DAN OPTIMASI KUALITAS JARINGAN TELKOMSEL 4G LONG TERM EVOLUTION (LTE) DI AREA PURWOKERTO

Analisis Perencanaan Jaringan Long Term Evolution (LTE) Frekuensi 900 MHz Pada Perairan Selat Sunda

PERHITUNGAN PATHLOSS TEKNOLOGI 4G

Gambar 1 1 Alokasi Penataan Ulang Frekuensi 1800 MHz[1]

1.2 Tujuan dan Manfaat Tujuan tugas akhir ini adalah: 1. Melakukan upgrading jaringan 2G/3G menuju jaringan Long Term Evolution (LTE) dengan terlebih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

ANALISA PERENCANAAN LAYANAN DATA JARINGAN LONG TERM EVOLUTION (LTE) INDOOR PADA TERMINAL 3 KEBERANGKATAN ULTIMATE BANDARA SOEKARNO-HATTA

ANALISIS PERANCANGAN JARINGAN LONG TERM EVOLUTION (LTE) DI WILAYAH KOTA BANDA ACEH DENGAN FRACTIONAL FREQUENCY REUSE SEBAGAI MANAJEMEN INTERFERENSI

BAB III PERANCANGAN DAN SIMULASI LEVEL DAYATERIMA DAN SIGNAL INTERFERENSI RATIO (SIR) UE MENGGUNAKAN RPS 5.3

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Lampung. Tabel 3.1. Jadwal kegiatan Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Jl. Telekomunikasi, Dayeuh Kolot Bandung Indonesia

ABSTRAK. Kata kunci : LTE-Advanced, signal level, CINR, parameter, dense urban, urban, sub urban, Atoll. ABSTRACT

HALAMAN PERNYATAAN. : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Analisis Pengaruh Model Propagasi dan Perubahan Tilt Antena Terhadap Coverage Area Sistem Long Term Evolution Menggunakan Software Atoll

BAB II TEORI DASAR. Public Switched Telephone Network (PSTN). Untuk menambah kapasitas daerah

ANALISIS PERENCANAAN JARINGAN LONG TERM EVOLUTION MENGGUNAKAN METODE SOFT FREQUENCY REUSE DI KAWASAN TELKOM UNIVERSITY

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi telekomunikasi yang semakin pesat dan kebutuhan akses data melahirkan salah satu jenis

Manajemen Interferensi Femtocell pada LTE- Advanced dengan Menggunakan Metode Autonomous Component Carrier Selection (ACCS)

ANALISA IMPLEMENTASI GREEN COMMUNICATIONS PADA JARINGAN LTE UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI ENERGI JARINGAN

SIMULASI DAN ANALISIS MANAJEMEN INTERFERENSI PADA LTE FEMTOCELL BERBASIS SOFT FREQUENCY REUSE

ANALISA PERFORMANSI INTERNET BROADBAND LONG TERM EVOLUTION INNER CITY DAN RURAL DI KOTA PALEMBANG (STUDY KASUS : PT. TELKOMSEL)

Pengaruh Penggunaan Skema Pengalokasian Daya Waterfilling Berbasis Algoritma Greedy Terhadap Perubahan Efisiensi Spektral Sistem pada jaringan LTE

PERENCANAAN DAERAH CAKUPAN enodeb JARINGAN LONG TERM EVOLUTION (LTE) FREKUESNI 1800 MHz DI KOTA BOGOR

Studi Perencanaan Jaringan Long Term Evolution (LTE) Pada Spektrum 1800 MHz Area Kota Bandung Menggunakan Teknik FDD, Studi Kasus PT.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS MANAJEMEN INTERFERENSI JARINGAN UPLINK 4G-LTE DENGAN METODE INNERLOOP POWER CONTROL DI PT TELKOMSEL

ANALISA PERENCANAAN JARINGAN LONG TERM EVOLUTION INDOOR DI STASIUN GAMBIR ANALYSIS OF LONG TERM EVOLUTION INDOOR NETWORK PLANNING IN GAMBIR STATION

Teknik Multiple Akses FDMA, TDMA, CDMA

Universitas Kristen Maranatha

Simulasi Perencanaan Site Outdoor Coverage System Jaringan Radio LTE di Kota Bandung Menggunakan Spectrum Frekuensi 700 MHz, 2,1 GHz dan 2,3 GHz

I. PENDAHULUAN. terutama di bidang sistem komunikasi nirkabel (wireless). Sistem wireless

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI ALGORITMA ROUND ROBIN DAN BEST CQI PADA PENJADWALAN DOWNLINK LTE

Teknologi Seluler. Pertemuan XIV

ANALISIS DROP CALL PADA JARINGAN 3G PADA BEBERAPA BASE STATION DI KOTA MEDAN

Evaluasi Kinerja Penerapan Koordinasi Interferensi pada Sistem Komunikasi LTE- Advanced dengan Relay

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2013

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.2 Agustus 2015 Page 3145

Wireless Communication Systems Modul 9 Manajemen Interferensi Seluler Faculty of Electrical Engineering Bandung 2015

Fakultas Teknik Elektro Universitas Telkom, Bandung

BAB 2 PERENCANAAN CAKUPAN

Evaluasi Kinerja Penerapan Koordinasi Interferensi pada Sistem Komunikasi LTE- Advanced dengan Relay

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketersediaan WiFi sebagai teknologi jaringan tanpa kabel yang dapat mengakses internet dengan kecepatan tinggi

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN Analisis Hasil Pengukuran di Area Sekitar UMY

Radio Resource Management dalam Multihop Cellular Network dengan menerapkan Resource Reuse Partition menuju teknologi LTE Advanced

ANALISIS PENGARUH MODEL PROPAGASI DAN PERUBAHAN TILT ANTENA TERHADAP COVERAGE AREA SISTEM LONG TERM EVOLUTION MENGGUNAKAN SOFTWARE ATOLL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PERFORMANSI PERENCANAAN LTE-UNLICENSED DENGAN METODE SUPPLEMENTAL DOWNLINK DAN CARRIER AGGREGATION DI WILAYAH JAKARTA PUSAT

ANALISIS PERFORMANSI PENERAPAN CARRIER AGGREGATION DENGAN PERBANDINGAN SKENARIO SECONDARY CELL PADA PERANCANGAN JARINGAN LTE-ADVANCED DI DKI JAKARTA

Analisis Kinerja Metode Power Control untuk Manajemen Interferensi Sistem Komunikasi Uplink LTE-Advanced dengan Femtocell

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pada sistem komunikasi nirkabel dan bergerak sangatlah kompleks

ANALISA PENERAPAN TEKNOLOGI UMTS UNTUK MENGATASI PERMASALAHAN KAPASITAS PADA JARINGAN 2G (GSM) STUDI KASUS DI PT. INDOSAT.

UNJUK KERJA NOISE RISE BASED CALL ADMISSION CONTROL (NB-CAC) PADA SISTEM WCDMA. Devi Oktaviana

e-proceeding of Engineering : Vol.1, No.1 Desember 2014 Page 111

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG


BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

OPTIMASI KUALITAS PENERIMAAN SINYAL DARI ANTENA NODE B PADA SISTEM UMTS 3G DENGAN PHYSICAL TUNING ABSTRAK

PERENCANAAN COVERAGE DAN CAPACITY JARINGAN LONG TERM EVOLUTION (LTS) FREKUENSI 700 MHz PADA JALUR KERETA API DENGAN

ANALISIS PERENCANAAN LTE-ADVANCED DENGAN METODA CARRIER AGGREGATION INTER-BAND NON-CONTIGUOUS DAN INTRA-BAND NON- CONTIGUOUS DI KOTA BANDAR LAMPUNG

SISTEM SELULAR. Pertemuan XIV

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Agus Setiadi BAB II DASAR TEORI

ABSTRACT. : Planning by Capacity, Planning by Coverage, Okumura-Hatta, Software Atoll

KUALITAS LAYANAN DATA PADA JARINGAN CDMA x EVOLUTION-DATA ONLY (EVDO)

I. Pembahasan. reuse. Inti dari konsep selular adalah konsep frekuensi reuse.

BAB I PENDAHULUAN. menuntut agar teknologi komunikasi terus berkembang. Dari seluruh

TEKNIK PERANCANGAN JARINGAN AKSES SELULER

ANALISIS SIMULASI VERTICAL HANDOVER DARI LTE KE WI-FI n PADA LAYANAN VIDEO STREAMING

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Estimasi Luas Coverage Area dan Jumlah Sel 3G pada Teknologi WCDMA (Wideband Code Division Multiple Access)

BAB I PENDAHULUAN I-1

Bab 7. Penutup Kesimpulan

ABSTRACT. Keywords : LTE, planning capacity, Planning Coverage, Average Signal Level

ANALISIS KINERJA PACKET SCHEDULING MAX THROUGHPUT DAN PROPORTIONAL FAIR PADA JARINGAN LTE ARAH DOWNLINK DENGAN SKENARIO MULTICELL

BAB II JARINGAN GSM. telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European

TUGAS AKHIR ANALISA KEY PERFORMANCE INDICATOR (KPI) 3RD CARRIER CELL PADA JARINGAN 3G

ANALISIS KUALITAS LAYANAN PANGGILAN PADA TELEKOMUNIKASI BERGERAK 3G

Keyword : GSM,UMTS, MLSLOT Allocation blocking,capacity

ANALISIS OPTIMASI AKSES RADIO FREKUENSI PADA JARINGAN LONG TERM EVOLUTION (LTE) DI DAERAH BANDUNG

PERANCANGAN JARINGAN INDOOR 4G LTE TDD 2300 MHZ MENGGUNAKAN RADIOWAVE PROPAGATION SIMULATOR

Analisis Pengaruh Antena MIMO 2Tx2Rx Terhadap Kecepatan Akses 4G LTE

Handbook Edisi Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERENCANAAN ANALISIS UNJUK KERJA WIDEBAND CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (WCDMA)PADA KANAL MULTIPATH FADING

PERANCANGAN CAKUPAN AREA LONG TERM EVOLUTION (LTE) DI DAERAH BANYUMAS

PERHITUNGAN PATHLOSS TEKNOLOGI LONG TERM EVOLUTION (LTE) BERDASARKAN PARAMETER JARAK E Node-B TERHADAP MOBILE STATION DI BALIKPAPAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab 3 ini akan dibahas mengenai metode penelitian yang dilakukan pada BTS-

BAB II JARINGAN LONG TERM EVOLUTION (LTE)

BAB I PENDAHULUAN. (browsing, downloading, video streaming dll) dan semakin pesatnya kebutuhan

BAB II PEMODELAN PROPAGASI. Kondisi komunikasi seluler sulit diprediksi, karena bergerak dari satu sel

Optimasi Jaringan Wideband Code Division Multiple Access Untuk Meningkatkan Throughput Internet

Modul 8 Drive Test Analysis (DTA) 4G LTE Lanjut

Transkripsi:

JURNAL INFOTEL Informatika - Telekomunikasi - Elektronika Website Jurnal : http://ejournal.st3telkom.ac.id/index.php/infotel ISSN : 2085-3688; e-issn : 2460-0997 Analisis Pengaruh Penggunaan Physical Cell Identity (PCI) Pada Perancangan Jaringan 4G LTE Maria Ulfah Jurusan Teknik Elektronika, Politeknik Negeri Balikpapan Jl. Soekarno Hatta Km.8 Balikpapan 76126, Indonesia Email Korespondensi: maria.ulfah@poltekba.ac.id Dikirim 25 Juli 2017, Direvisi 28 September 2017, Diterima 04 Oktober 2017 Abstrak - Belum meratanya jaringan 4G LTE di kota Balikpapan khususnya kecamatan Balikpapan Timur maka dibutuhkanlah suatu perancangan jaringan 4G LTE agar semua pengguna smartphone di Balikpapan Timur dapat menggunakan teknologi ini. Dalam perencanaan jaringan 4G LTE pada penelitian ini mengunakan Physical Cell Identity (PCI) supaya tidak terjadi interferensi antar satu dengan sel lain.metode penelitian diawali dengan melakukan simulasi dengan menggunakan software Atoll meliputi: simulasi perencanaan jaringan tanpa PCI, simulasi perencanaan jaringan menggunakan PCI dilanjutkan dengan membandingkan hasil yang didapatkan. Untuk nilai parameter Best signal level dan Reference Signal Received Power (RSRP) tidak mengalami perubahan setelah diterapkan PCI, sedangkan untuk nilai parameter Carrier to Noise Interference Ratio (C/(N+ I) setelah penggunaan PCI mengalami peningkatan sebesar 0,09 db, untuk parameter throughput mengalami peningkatan sebesar 0,063 Kbps, sedangkan untuk nilai parameter Block Error Rate (BLER) tidak mengalami peningkatan yaitu memiliki rata-rata sebesar 0,02 tetapi memiliki pertambahan luasan area level terbaik dari 4,6 km menjadi 4,7 km Kata kunci - LTE, 4G, PCI, BLER, RSRP Abstract - The lack of equalization of 4G LTE network in Balikpapan city especially East Balikpapan, it is needed a design of 4G LTE network so that all smartphone user in East Balikpapan can use this technology. In this research, 4G LTE network planning is using Physical Cell Identity (PCI) so that there is no interference between one with other cell. The research method begins by performing simulations using Atoll software include: simulation of network planning without PCI, simulation of network planning using PCI followed by comparing the results. For parameter value of Best signal level and Reference Signal Received Power RSRP did not change after applied by PCI, while for parameter value Carrier to Noise Interference Ratio C/(N + I) after PCI usage increased by 0,09 db, For throughput parameters increased by 0,063 Kbps, for the BLER parameter value did not increase which has an average of 0,02 but has increase coverage area of the best level from 4,6 km to 4,7 km Keyword - LTE, 4G, PCI, BLER, RSRP I. PENDAHULUAN Perkembangan jaringan telekomunikasi saat ini semakin berkembang dengan sangat pesat. Lebar pita frekuensi menjadi sangat langka dengan banyaknya operator telekomunikasi khususnya di Indonesia[1]. Yang pada awalnya hanya mengusung teknologi analog atau yang lebih dikenal dengan 1G atau Advanced Mobile Phone Service (AMPS), kemudian berkembang lagi ke teknologi yang menggunakan teknologi digital pertama (2G) kemudian teknologi 2G sebelumnya dikembangkan lagi sehingga kecepatan transfer datanya semakin cepat yang dikenal dengan teknologi digital generasi ketiga (3G) [2]. Dan sampai akhirnya ditemukan teknologi komunikasi dengan kecepatan yang sangat tinggi dari generasi generasi sebelumnya yang lebih dikenal dengan sebutan 4G LTE (Long Term Evolution ) [3]. LTE merupakan kelanjutan dari teknologi generasi ketiga (3G) WDCMA-UMTS. Bandwidth LTE adalah dari 1,4 MHz hinggan 20 MHz operator jaringan dapat memilih bandwidth yang berbeda dan 401

memberikan layanan yang berbeda berdasarkan spektrum. Itu juga merupakan tujuan desain dari LTE yaitu untuk meningkatkan efisiensi spektrum pada jaringan, yang memungkinkan operator untuk menyediakan lebih banyak paket data pada suatu bandwidth [4]. Diprediksi beberapa tahun mendatang perencanaan jaringan LTE di Indonesia tidak hanya difokuskan terhadap kota kota besar nya saja dikarenakan kebutuhan layanan data yang ditimbulkan dari perkembangan konten maupun aplikasi dari smartphone menuntut operator harus menyediakan layanan untuk mendukung konten maupun aplikasi tersebut [5]. Untuk dapat mengakses jaringan diperlukan Physical Cell Identity (PCI) yang digunakan oleh UE untuk identifikasi sel, dengan sinkronisasi waktu dan frekuensi. Prinsip kerja dari PCI hampir sama dengan pengalokasian scrambling code (SC) yang digunakan untuk membedakan dan memberi identitas sel dalam sistem WCDMA. PCI memiliki 504 kode dengan pembagiannya terdapat 168 grup pada 3 identitas sel. Tiga identitas sel dalam 1 grup biasanya disebut sel sektor yang dikontrol dalam enodeb yang sama. Dengan pengalokasian PCI berkaitan erat dengan Neigbour Cell Relation (NCR) list yang dapat otomatis dapat diperbarui, salah satunya dengan melihat laporan pengukuran handover yang terjadi. PCI harus unik untuk mengidentifikasi sel tetangga dalam hal melayani trafik enodeb. Jarak penggunaan kembali kode tersebut harus cukup besar, sehingga UE tidak dapat menghitung dan memberi laporan kepada 2 sel dengan PCI yang sama, tujuannya untuk mengetahui sinyal referensi untuk downlink dan uplink [6]. Sistem kerja dalam mengalokasikan kode PCI harus memenuhi suatu persyaratan supaya tidak terjadi interferensi antar satu dengan sel lainnya. Persyaratan tersebut terdapat dua kondisi yang digunakan dalam perencanaan sebagai berikut, a) Collision-free, berarti kode PCI harus unik dalam suatu area dimana suatu sel dicakup. Kondisi ini terjadi jika terdapat dua sel tetangga yang tidak memiliki kode PCI yang sama. b) Confusion-free, berarti sebuah sel tidak diperbolehkan memiliki sel tetangga dengan PCI sama yang berdekatan. Kondisi ini terjadi jika tidak ada satupun sel-sel yang memiliki 2 sel tetangga dengan PCI yang berdekatan [7]. Dikarenakan belum ratanya jaringan 4G LTE di kota Balikpapan maka dibutuhkanlah suatu pemerataan jaringan agar semua pengguna smartphone di Balikpapan khususnya dapat merasakan teknologi ini. Di daerah kecamatan Balikpapan timur sendiri contohnya, yang merupakan salah satu kawasan padat penduduk dan terdapat pasar tradisional terbesar di Balikpapan perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan kualitas jaringan 4G LTE. Sehingga dengan ini penulis mengangkat judul penelitian sebagai berikut yaitu: Analisis Pengaruh Penggunaan Physical Cell Identity (PCI) Pada Perancangan Jaringan 4G LTE. Penggunaan PCI untuk dapat memberi suatu kode unik pada setiap sel dengan frekuensi alokasi maksimum kemudian dirancang beberapa skenario pengguaan alokasi PCI reuse, sehingga didapatkan antar sel tidak saling menginterferensi dengan adanya pemberian identitas di masing-masing sel [8]. Pada penelitian sebelumnya [9] telah didapatkan jumlah E Node B untuk kecamatan Balikpapan Timur untuk tahun 2017 sejumlah 15 E Node B tetapi dalam penelitian tersebut belum memakai metode Physical Cell Identitiy (PCI). Pada penelitian sebelumnya juga [10] telah dilakukan analisa coverage area untuk wilayah Kecamatan Balikpapan Timur, tetapi juga belum menggunakan metode PCI. Sehingga dalam penelitian ini akan dilakukan penggunaan metode PCI dalam perancangan jaringan 4G LTE yang meliputi analisis Best Signal level, C/ (N+I), Throughput, BLER, RSRP II. METODE PENELITIAN Rancangan penelitian merupakan keseluruhan proses penelitian dari awal hingga tahap akhir, dan disajikan dalam bentuk flowchart seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1. Gambar 1. Digram Alir Penelitian a) Tahap Awal Antara lain yakni studi pustaka mengenai pengaruh metode PCI dalam perancangan jaringan 4G LTE. 402

b) Tahap Pertengahan (simulasi dan analisa) Yaitu melakukan simulasi perancangan 4G LTE tanpa menggunakan PCI dan menggunakan PCI serta menganalisa pengaruhnya terhadap parameter best signal level, C /(N+I), Throughput, BLER dan RSRP c) Tahap Akhir Pengambilan kesimpulan terhadap hasil penelitian yang telah dilakukan III. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada kecamatan Balikpapan Timur terdapat 15 enode B, dengan frekuensi 4G LTE pada band 3 frekuensi 1800 MHz. Pada simulasi kondisi tanpa menggunakan metode PCI terlihat bahwa kode untuk setiap sel e Node B belum unik (bernilai 0 semua) hal ini bisa menyebabkan terjadinya interferensi seperti ditunjukkan pada Gambar 2. Gambar 4. Site E Node B Menggunakan PCI A. Analisis Best Signal Level Untuk analisis best signal level baik sebelum dan sesudah penggunaan metode PCI tidak memiliki perubahan yaitu memiliki rata-rata sebesar -67,06 dbm dengan best signal level terbaik berada pada range -60 dbm s.d -70 dbm seluas 2,27 km 2 seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5. Gambar 5. Best Signal Level Tanpa PCI Gambar 2. Site E Node B Tanpa Menggunakan PCI Kemudian dilanjutkan dengan simulasi menggunakan metode PCI terlihat untuk setiap 1 e Node B telah memiliki kode PCI yang berbeda. Sebagai contoh untuk e Node B Site 14 terdiri dari 3 sel yang masing masing nya memiliki kode PCI 57, 58 dan 59 seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3. Gambar 6. Best Signal Level Menggunakan PCI Gambar 3. Site E Node B 14 Tanpa Menggunakan PCI Berikut ini adalah hasil simulasi untuk keseluruhan e node B yang menggunakan metode PCI sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 4. Selanjutnya akan dilakukan pengamatan mengenai pengaruh penggunaan metode PCI terhadap parameter best signal level, C/ (N+I), Throughput, BLER, RSRP. Signal level merupakan tingkat daya yang diterima oleh MS (Mobile station), dimana baik tidak menggunakan ataupun mengunakan PCI level daya terima tetap untuk level -105 dbm sampai -100 dbm (terlemah ) seluas 42,59 km 2 dan -70 dbm sampai - 65 dbm (terkuat) seluas 2,27 km 2 B. Analisis C / (N+I) C/(N+I) merupakan carrier to noise interference ratio, diharapkan nilai C/ (N+I) semakin meningkat setelah pemakaian PCI. Saat diterapkan metode PCI pada penelitian ini terjadi peningkatan nilai C / (N+I) sesuai dengan tujuan nya yaitu mengurangi level 403

interferensi pada jaringan 4G LTE. Dari hasil simulasi dengan menggunakan PCI maka terjadi peningkatan C / (N+I) sebesar 0,09 db. Ditampilkan pada Gambar 7 di bawah ini. Gambar 10. Throughput menggunakan PCI Gambar 7. C / (N + I) Tanpa PCI D. Analisis RSRP RSRP (Reference Signal Received Power) merupakan daya yang diterima penerima (user). Dari hasil penelitian didapatkan setelah penggunaan metode PCI tidak memberikan perubahan terhadap nilai RSRP yang diterima oleh pengguna yaitu memiliki rata-rata sebesar -117,39 dbm. Tampilan hasil simulasi untuk analisis RSRP seperti ditunjukkan pada Gambar 11 dan 12. Gambar 8. C / (N + I) Menggunakan PCI C. Analisis Throughput Throughput merupakan laju bit data informasi yang ada dalam jaringan. Untuk analisis throughput mengalami peningkatan setelah diterapkan PCI pada perancangan jaringan 4G sebesar 0,063 Kbps Gambar 11. RSRP tanpa PCI Gambar 9. Throughput tanpa PCI Gambar 12. RSRP menggunakan PCI E. Analisis BLER (Blok Error Rate) BLER merupakan rasio perbandingan antara total error block dengan total block dari sebuah transmisi data digital. BLER dianggap baik apabila bernilai < 10%. Untuk analisis BLER baik sebelum dan sesudah penggunaan metode PCI tidak memiliki perubahan yaitu memiliki rata sebesar 0,02 dengan range level 404

terbaik berada pada range 0,2 sampai 0,25 mengalami pertambahan luasan area dari 4,6 km menjadi 4,7 km. Gambar 13. BLER Tanpa PCI interferensi yang terjadi karena setiap sel memiliki kode yang unik dapat terbukti dengan indikator parameter C/(N + I) mengalami peningkatan sebesar 0,09 db dari 5,38 db menjadi 5,47 db. Untuk parameter best signal level dan RSRP tidak memiliki perubahan nilai baik sebelum dan sesudah penggunaan PCI. Untuk parameter throughput penggunaan PCI membuat peningkatan sebesar 0,063 Kbps dari nilai 5.575,75 Kbps menjadi 5.638,12 Kbps. Untuk nilai BLER setelah penggunaan PCI tidak mengalami peningkatan yaitu sebesar 0,02 tetapi memiliki pertambahan luasan area dari 4,6 km menjadi 4,7 km untuk range level terbaik. B. Saran Untuk penelitian selanjutnya bisa dilakukan penambahan jumlah site e Node B pada wilayah Balikpapan Timur untuk mengetahui penambahan perfomansi jaringan dengan metode PCI. Gambar 14. BLER Tanpa PCI Berikut Tabel 1 hasil perbandingan nilai parameter sebelum dan sesudah menggunakan metode PCI. No 1 Tabel 1. Perbandingan Nilai Parameter Parameter Best Signal Level Tanpa Metode PCI Dengan Metode PCI -67,06 dbm -67,06 dbm 2 C / (N+I) 5,38 db 5,47 db 3 Throughput 5.575,75 Kbps 5.638,12 Kbps 4 RSRP -117,39 dbm -117,39 dbm 5 BLER 0,02 0,02 IV. PENUTUP A. Kesimpulan Dari keseluruhan proses penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan metode PCI (Physical Cell Identity) dengan tujuan mengurangi DAFTAR PUSTAKA [1] Ardi.N. Tora,Hikmaturokhman.Alfin, Simulasi Penggunaan Frekuensi Milimeter Wave untuk Akses Komunikasi Jaringan 5G Indoor, Jurnal Infotel, Vol 9. No.1 Febuari 2017, 24-30. [2] Kurniawan.Uke, dkk Konsep Teknologi Seluler, Informatika, Bandung,2008 [3] Kurniawan.Uke,dkk Fundamental Teknologi Seluler. Rekayasa Sains, Bandung, 2012 [4] Wardhana. Lingga,dkk 4G Handbook Edisi Bahasa Indonesia, www.nulisbuku.com, Jakarta, 2014 [5] Haidar.Muhammad, Kurniawan. Uke, Analisis perencanaan jaringan LTE frekuensi 900 MHz pada perairan selat sunda, Telkom University Bandung. [6] Marhadi.Andhan, Kurniawan.Uke, Hafidudin, Perencanaan Jaringan LTE Frekuensi 1800 MHz di Jembatan Suramadu, Telkom University, Bandung [7] Baihaqi.Nico, Wijanto.Heroe, Kurniawan.Uke, Perencanaan Coverage dan Capacity jaringan LTE Frekuensi 700 MHz Pada Jalur Kereta Api Dengan PCI. Telkom University. Bandung [8] Kiram.Ikhwanul, Kurniawan. Uke, Meylani. Linda, Perencanaan Daerah Cakupan e Node B Jaringan LTE Frekuensi 1800 MHz di kota Bogor. Telkom University. Bandung [9] Sekar. Maharani, Ulfah, Maria, Perencanaan Jumlah E Node B 4G LTE Balikpapn Timur, Politeknik Negeri Balikpapan. 2016 [10] Ulfah.Maria, Analisa Coverage Area Jaringan 4G LTE, Jurnal Teknologi Terpadu Vol 5 No.1 April 2017. 405