Seminar Optimalisasi Hasil Samping Perkebunan Kelapa Sawit dan Industri 0lahannya sebagai Pakan Ternak cukup tinggi, nutrisi yang terkandung dalam lim

dokumen-dokumen yang mirip
A. Kesesuaian inovasi/karakteristik lokasi

Pengaruh Lumpur Sawit Fermentasi dalam Ransum Terhadap Performa Ayam Kampung Periode Grower

PENGEMBANGAN AYAM NUNUKAN DAN PERMASALAHANNYA DI KALIMANTAN TIMUR

PAKAN LENGKAP BERBASIS BIOMASSA SAWIT: PENGGEMUKAN SAPI LOKAL DAN KAMBING KACANG

PERFORMANS DAN KARAKTERISTIK AYAM NUNUKAN

PENGANTAR. Latar Belakang. Sebagian komponen dalam industri pakan unggas terutama sumber energi

KOMPOSISI KIMIA BEBERAPA BAHAN LIMBAH PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

PETUNJUK PRAKTIKUM MATA KULIAH ILMU NUTRISI TERNAK NON RUMINANSIA. Materi 1 : Formulasi Pakan

NILAI GIZI ECENG GONDOK DAN PEMANFAATAN SEBAGAI PAKAN ternak NON RUMINANSIA NINA MARLINA DAN SURAYAH ASKAR

FORMULASI RANSUM PADA USAHA TERNAK SAPI PENGGEMUKAN

PEMANFAATAN LIMBAH RESTORAN UNTUK RANSUM AYAM BURAS

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Populasi ayam pedaging meningkat dari 1,24 milyar ekor pada

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan tubuh dan kesehatan manusia. Kebutuhan protein hewani semakin

VI. TEKNIK FORMULASI RANSUM

ANALISIS BIAYA PRODUKSI PENGOLAHAN PAKAN DARI LIMBAH PERKEBUNAN DAN LIMBAH AGROINDUSTRI DI KECAMATAN KERINCI KANAN KABUPATEN SIAK

PELUANG PEMANFAATAN LIMBAH SAWIT UNTUK PENGGEMUKAN TERNAK SAPI

PETUNJUK PRAKTIKUM MATA KULIAH ILMU NUTRISI TERNAK NON RUMINANSIA. Materi: Formulasi Pakan

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kendala pada peternak disebabkan mahalnya harga bahan baku, sehingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam lokal persilangan merupakan ayam lokal yang telah mengalami

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas ayam buras salah satunya dapat dilakukan melalui perbaikan

PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG BUNGKIL INTI SAWIT SKRIPSI WIDYA PITA LOKA E

I. PENDAHULUAN. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012) menunjukkan bahwa konsumsi telur burung

PENDAHULUAN. Daging unggas adalah salah jenis produk peternakan yang cukup disukai. Harga yang relatif terjangkau membuat masyarakat atau

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Pengaruh Penambahan Kunyit dan Jahe Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh pemberian kombinasi tepung keong mas (Pomacea

BAB III MATERI DAN METODE. Februari 2017 di kandang, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas

Pemberian Pakan Ayam KUB Berbasis Bahan Pakan Lokal

I. PENDAHULUAN. Peternakan di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan, sehingga

OPTIMALISASI TEKNOLOGI BUDIDAYA TERNAK AYAM LOKAL PENGHASIL DAGING DAN TELUR

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan perekonomian rakyat Indonesia, namun dilain pihak dampak

Respon Broiler terhadap Pemberian Ransum yang Mengandung Lumpur Sawit Fermentasi pada Berbagai Lama Penyimpanan

Sumber : 1) Hartadi et al. (2005)

BAB III METODE PENELITIAN. Ayam Pedaging dan Konversi Pakan ini merupakan penelitian penelitian. ransum yang digunakan yaitu 0%, 10%, 15% dan 20%.

I. PENDAHULUAN. Kelapa sawit adalah salah satu komoditas non migas andalan Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Upaya memenuhi kebutuhan hijauan ternak ruminansia saat ini, para

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu usaha peternakan. Minat

BAB III MATERI DAN METODE. Laut (Gracilaria verrucosa) terhadapproduksi Karkas Puyuh (Cotunix cotunix

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16

BAB III MATERI DAN METODE. periode starter terhadap performans pada Ayam Kedu Hitam umur 0-10 Minggu.

TINJAUAN PUSTAKA. Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil

RANGKUMAN HASIL PENGKAJIAN AYAM BURAS DI KABUPATEN BENGKULU UTARA

Seminar Optimalisasi Hasil Samping Perkebunan Kelapa Sawit dan Industri 0lahannya sebagai Pakan Ternak unggul (DISTANBUNNAK TANAH BUMBU, 2006). ANDJAM

Seminar Optimalisasi Hasil Samping Perkebunan Kelapa Sawit dan Industri 0lahannya sebagai Pakan Ternak produk samping agroindustri perkebunan. Dari pe

PENGKAJIAN PEMANFAATAN TEPUNG DAUN PISANG TERHADAP PERFORMAN AYAM BURAS DI JAYAPURA

Pengaruh penggunaan tepung azolla microphylla dalam ransum terhadap. jantan. Disusun Oleh : Sigit Anggara W.P H I.

POTENSI PENGEMBANGAN AYAM BURAS DI KALIMANTAN SELATAN

MATERI DAN METODE. Gambar 2. Contoh Domba Penelitian

,Vol. 32, No. 1 Maret 2014

I. PENDAHULUAN. Minat masyarakat yang tinggi terhadap produk hewani terutama, daging kambing,

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi perah merupakan salah satu jenis sapi yang dapat mengubah pakan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pengaruh penggunaan tepung daun katuk (Sauropus

LAPORAN PRAKTIKUM NUTRISI TERNAK UNGGAS DAN NON RUMINANSIA. Penyusunan Ransum dan Pemberian Pakan Pada Broiler Fase Finisher

SUMBERDAYA INDUSTRI KELAPA SAWIT DALAM MENDUKUNG SWASEMBADA DAGING SAPI NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat. Saat ini, perunggasan merupakan subsektor peternakan

Yosi Fenita, Irma Badarina, Basyarudin Zain, dan Teguh Rafian

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran masyarakat akan pentingnya pemenuhan gizi hewani membuat

PRAKTIKUM III PENGENALAN BAHAN PAKAN TERNAK (FEEDS STUFF)

MATERI DAN METODE. Materi

RENCANA PENGEMBANGAN PETERNAKAN PADA SISTEM INTEGRASI SAWIT-SAPI DI KALIMANTAN SELATAN

III. KEBUTUHAN ZAT-ZAT GIZI AYAM KUB. A. Zat-zat gizi dalam bahan pakan dan ransum

BAB I PENDAHULUAN. Allah Subhanahuwata ala berfirman dalam Al-Qur an. ayat 21 yang menjelaskan tentang penciptaan berbagai jenis hewan

MATERI DAN METODE. Gambar 4. Kelinci Peranakan New Zealand White Jantan Sumber : Dokumentasi penelitian (2011)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Limbah Ikan Bandeng (Chanos

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2013 di

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan budidaya ayam arab di Indonesia semakin pesat hal ini

PELEPAH DAN DAUN SAWIT SEBAGAI PAKAN SUBSTITUSI HIJAUAN PADA PAKAN TERNAK SAPI POTONG DI KABUPATEN LUWU TIMUR SULAWESI SELATAN

MATERI DAN METODE. Materi

I. PENDAHULUAN. kontinuitasnya terjamin, karena hampir 90% pakan ternak ruminansia berasal dari

TINJAUAN PUSTAKA. Nangka memiliki nama latin artocarpus heteropyllus sedangkan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Campuran Onggok dan Molase

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Pakan

BAB III MATERI DAN METODE. hijau terhadap bobot relatif dan panjang organ pencernaan itik Magelang jantan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nutrisi yang sesuai sehingga dapat dikonsumsi dan dapat dicerna oleh ternak yang

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

BAB III MATERI DAN METODE. Kampung Super dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2016 dikandang

BAB III MATERI DAN METODE. Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Performa Burung Puyuh Betina Umur 16

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap dalam ransum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kelinci New Zealand White berasal dari Amerika. Menurut Tambunan dkk.

KEBUTUHAN NUTRISI ITI PEDAGING : SUPRIANTO NIM : I

Gambar 2. Domba didalam Kandang Individu

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Usaha peternakan ayam saat ini cukup berkembang pesat. Peredaran daging ayam cukup besar di pasaran sehingga menyebabkan

BAB III MATERI DAN METODE. Pertanian, Universitas Diponegoro pada tanggal 22 Oktober 31 Desember 2013.

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMANFAATAN KULIT KAKAO SEBAGAI PAKAN TERNAK KAMBING PE DI PERKEBUNAN RAKYAT PROPINSI LAMPUNG

Temu Lapang Bioindustri Sawit-Sapi

PAKAN AYAM BURAS INSTALASI PENELITIAN DAN PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN DKI JAKARTA 1996

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT menciptakan alam semesta dengan sebaik-baik ciptaan. Langit

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Total jumlah itik yang dipelihara secara minim air sebanyak 48 ekor

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Nutrien

LINGKUNGAN BISNIS USAHA TERNAK ITIK. : Wahid Muhammad N. Nim : SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Seminar Optimalisasi Hasil Samping Perkebunan Kelapa Sawit dan Industri 0lahannya sebagai Pakan Ternak pemanfaatan sumberdaya pakan berupa limbah pert

PROSPEK PENGEMBANGAN TANAMAN JAGUNG SEBAGAI SUMBER HIJAUAN PAKAN TERNAK

Transkripsi:

POTENSI LIMBAH SAWIT SEBAGAI BAHAN BAKU PAKAN ALTERNATIF PADA AYAM NUNUKAN PERIODE PRODUKSI IMAM SULISTIYONO dan NUR RIZQI BARIROH Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Timur JI. Pangeran M. Noor PO Box 1237 Sempaja - Samarinda ABSTRA K Ayam Nunukan adalah plasma nutfah lokal Kalimantan Timur yang sangat berpotensi untuk dikembangkan. Tetapi pada kenyataannya terjadi penurunan populasi. Penyebabnya antara lain karena pemeliharaan yang tradisional dan harga pakan yang mahal. Kalimantan timur yang memiliki perkebunan kelapa sawit yang cukup Was akan menghasilkan limbah sawit yang berlimpah. Solid sawit dan bungkil inti sawit merupakan limbah sawit bemilai nutrisi tinggi yang diperkirakan dapat digunakan untuk meningkatkan produktivitas ayam Nunukan. Kandungan protein solid sawit dan bungkil inti sawit yang hampir sama dengan bekatul akan dapat menggantikan peran bekatul dalam formulasi pakan alternatif untuk ayam Nunukan. Penggunaan bungkil inti sawit dan solid sawit sebesar 5-10% dalam formulasi pakan disarankan untuk pakan ayam Nunukan. Analisis finansial dari penggunaan solid sawit dan bungkil inti sawit diperkirakan dapat menghemat pengeluaran ongkos produksi sebesar 13,3-33,3 %. Kata kunci : Ayam Nunukan, plasma nutfah, limbah sawit PENDAHULUAN Ayam Nunukan merupakan plasma nutfah khas Kalimantan Timur yang sangat berpotensi untuk dikembangkan dan dilestarikan. Keunggulan-keungguIan ayam Nunukan yang patut dikembangkan antara lain : dapat mencapai berat hidup 3,5 kg pada umur 6 bulan dan bila sudah dewasa bisa mencapai lebih dari 4 kg. Bila dijadikan sebagai ayam pedaging dengan sistem pemeliharaan intensif, pertumbuhannya berlangsung lebih cepat tanpa mengurangi bobot hidup (IRAWAN, 1996). Disamping itu potensi produksi telur cukup tinggi yaitu 182 butir per tahun dibandingkan dengan produksi ayam buras yang hanya 115 butir/tahun, sehingga ayam ini dikatagorikan sebagai ayam dwiguna (CRESSWELL dan GUNAWAN, 1987). Pada' kenyataannya perkembangannya di daerah asalnya yaitu di Kabupaten Tarakan dan Nunukan, ayam Nunukan mengalami penurunan populasi dan penurunan kemurnian karena pemeliharaan yang bercampur dengan ayam buras lainnya (SULISTYONO, el al., 2005). Hal ini dapat mengakibatkan kepunahan bila tidak ditangani secara baik. Sampai saat ini pola pemeliharaan masih bersifat tradisional, seperti teknik pemberian pakan dan kandungan nutrisi dalam pakan yang belum sesuai perkembangan umur dan tujuan pemeliharaan serta program pencegahan dan pengobatan penyakit yang belum intensif. Permasalahan lain selain rendahnya mutu genetik ayam adalah tingginya harga pakan ayam yang disebabkan karena sebagian besar bahan baku dariransum jadi yang didatangkan dari luar negeri/impor (RESNAWATI, et al., 2000). Di lain pihak pakan merupakan salah satu input produksi yang penting karena merupakan biaya produksi terbesar yaitu mencapai hampir 80 persen dari semua input produksi peternakan. Selama ini peternak memberikan pakan seadanya seperti dedak dan sisa dapur, hanya sekali-sekali diberi pakan komersial, sehingga produktivitas dan pertumbuhan ayam yang dipelihara serta keuntungan yang diperoleh petani rendah. Untuk itu diperlukan sumber lain untuk alternatif pakan ayam Nunukan, karena ayam Nunukan dalam memanfaatkan pakan sangat bervariasi mulai dari hasil pertanian, limbah pertanian dan industri. Hasil samping perkebunan kelapa sawit yaitu solid sawit dan bungkil sawit diperkirakan dapat dijadikan pakan alternatif ayam Nunukan. Di samping ketersediaannya 114

Seminar Optimalisasi Hasil Samping Perkebunan Kelapa Sawit dan Industri 0lahannya sebagai Pakan Ternak cukup tinggi, nutrisi yang terkandung dalam limbah sawit cukup tinggi serta kontinuitasnya akan memberikan nilai ekonomis yang tinggi terhadap usaha peternakan rakyat. Potensi limbah sawit sebagai pakan ayam Nunukan Tanaman sawit sudah dikenal sejak lama di Kalimantan Timur. Penanamannya juga telah sangat luas. Perkebunan sawit yang sangat luas ini akan memberikan limbah yang cukup berlimpah bagi peternakan. Produk samping yan dihasilkan sari tanaman yang sedang berproduksi adalah pelepah dan daun sedangkan produk samping yang berasal dari pengolahan buah kelapa sawit adalah berupa janjang kosong, serat perasan, lumpur sawit/ solid dan bungkil kelapa sawit. Semua produk samping perkebunan kelapa sawit dan pengolahan buah sawit dapat dimanfaatkan oleh ternak ruminansia. Penelitian pakan untuk ternak ruminansia juga sudah banyak dilakukan, sedangkan hal ini berlaku sebaliknya untuk ternak non ruminansia. Ayam Nunukan merupakan salah satu ternak non ruminansia yang sangat potensial menggunakan pakan dari produk samping pengolahan buah sawit antara lain solid dan bungkil inti sawit. Potensi limbah samping pengolahan buah kelapa sawit (solid dan bungkil inti sawit) ini sangat besar untuk pakan ayam Nunukan, karena kandungan nutrisi dari kedua macam limbah tersebut sangat tinggi. Penelitian mengenai pakan alternatif untuk ayam Nunukan ini sangat sedikit, sehingga diperlukan berbagai kajian tentang penggunaan pakan alternatif yang berbahan baku lokal untuk mengoptimalkan produktivitas ayam ini. Pada tahun 2005, BPTP Kalimantan Timur telah melakukan penelitian mengenai pakan alternatif berbahan baku lokal pada ayam Nunukan. Formulasi pakan yang telah digunakan tercantum pada Tabel 1. Tabel 1. Formulasi pakan alternatif dengan penggunaan bahan baku lokal.. No Komponen ransum Prosentase (%) 1. Jagung giling 52 2. Bekatul 15 3. Tepung kedelai 19 4. Tepungikan 6 5. Tepung daun gamal 4 6. Minyak kelapa sawit 1 7 Premix 1 8 Kapur 2 Sumber-sumber pakan alternatif ayam Nunukan tersebut berasal dari bahan baku lokal yang banyak terdapat di Kalimantan Timur seperti tepung ikan, tepung daun gamal serta bekatul. Tepung kedelai digunakan sebagai salah satu unsur pakan alternatif tersebut disebabkan ketersediaan bungkil kedelai sangat rendah. Hasil yang didapatkan dari penelitian pakan alternatif dengan formula yang tercantum pada Tabel 1, cukup menggembirakan seperti tercantum pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil pengamatan produktivitas ayam Nunukan Perlakuan (pakan) No. Parameter Pakan buras komersial (PI) Pakan petelur komersial (P2) Pakan alternatif (P3) 1. Konsumsi pakan (gr/ekor) 3.931,7 4.482,7 3.903,3 2. PBB (gr/ekor) 115,83' 130,24' 225,13c 3. Produksi telur (butir/ekor) 9,03 10,39 9,45 4. Berat telur (gr/ekor) 365,14 450,52 372,07 5. Berat telur (gr/butir) 41,02 40,92 42,26 6. Konversi pakan 8,22' 7,93ab 6,34' 7. Berat Badan akhir (gr/ekor) 1.536,67 1.581,67 1.549,17 Keterangan : Superskrip yang berbeda menunjukkan perbedaan yang nyata Bungkil inti sawit dan solid sawit mempunyai potensi untuk pakan alternatif ayam Nunukan, karena komposisi nutrisinya hampir sama dengan bekatul, seperti tercantum pada Tabel 3. Komposisi nutrisi bungkil inti sawit dan lumpur sawit yang hampir sama tersebut 1 1 5

Seminar Optimalisasi Hasil Samping Perkebunan Kelapa Sawit dan Industri 0lahannya sebagai Pakan Ternak berpotensi untuk menggantikan bekatul. Salah satu keuntungan yang didapat adalah pakan alternatif berbahan baku solid sawit ataupun bungkil inti sawit diperkirakan lebih murah karena harga bekatul di Kalimantan Timur cukup tinggi sekitar Rp. 1000-1500. Formulasi pakan yang mengandung solid sawit dan bungkil inti sawit tercantum pada Tabel 4 dan 5. Formulasi pakan tersebut mempunyai komposisi nutrien yang sama dengan formulasi pakan alternatif yang telah dicobakan pada ayam Nunukan, sehingga diharapkan dapat meningkatkan produktivitas ayam Nunukan. Penggunaan solid sawit dan bungkil inti sawit tidak boleh melebihi 10 persen (SINURAT, 2001). Hal ini disebabkan bungkil inti sawit dan solid sawit memiliki serat kasar yang cukup tinggi. Selain faktor protein kasar yang terdapat pada ransum, kandungan serat kasar juga ber-pengaruh terhadap pertambahan bobot badan. Kandungan serat kasar mempengaruhi daya cerna, sesuai pendapat FARRELL (1985) yang menyatakan bahwa pakan yang masuk ke dalam saluran pencernaan akan dilewatkan lebih cepat pada pakan yang mengandung serat kasar tinggi, sehingga proses pencernaan tidak sempurna. Tabel 3. Komposisi nutrisi bungkil inti sawit, lumpur sawit dan bekatul No. Uraian Bungkil Inti sawit Lumpur sawit Bekatul 1. Protein kasar 14,2 11,4 13,8 2. Protein sejati 13,59 10,94 - f 3. Lemak 9,6 10,40 14,1 4. Abu 3,5 28,65 11,7 5. Serat kasar 21,7 29,76 11,6 6. Kalsium 0,36 0,74 0,12 7. Fosfor 0,71 0,46 1,51 8. Gross energy 4408 3260 Sumber : * MATHIUS, et al., (2005) ** HARTADI, et al., (1993) Tabel 4. Alternatif formulasi pakan berbahan solid sawit No. Bahan pakan Formula I (%) Formula 2 (%) 1. Jagung 52 52 2. Bekatul 10 5 3 Tepung kedelai 19 19 4 Tepung ikan 6 6 5 Solid sawit 5 10 6 Tepung daun gamal 4 4 7 Minyak kelapa sawit I 1 9 Premix I 1 10. CaCO3 2 2 Total 100 100 Komposisi nutrisi pakan ME (Kkal) 3038,73 3184,70 Protein kasar (%) 17,6 17,7 Ca (%) 0,96 0,92 P (%) 0,20 0,22 Metionin (%) 0,313 0,32 Lemak (%) 7,4 7,43 SK (%) 5,43 6,35 1 1 6

Seminar Optimalisasi Hasil Samping Perkebunan Kelapa Sawit dan Industri Olahannya sebagai Pakan Ternak Tabel 5. Alternatif formulasi pakan berbahan bungkil inti sawit No. Bahan pakan Formula 1 (%) Formula 2 (%) I. Jagung 52 52 2. Bekatul 10 5 3 Tepung kedelai 19 19 4 Tepung ikan 6 6 5 Bungkil inti sawit 5 10 6 Tepung daun gamal 4 4 7 Minyak kelapa sawit I 1 9 Premix 1 1 10 CaC03 2 2 Total 100 100 Komposisi nutrien pakan ME (Kcal) 3038,73 3184,70 Protein kasar (%) 17,78 17,98 Ca (%) 0,94 0,92 P (%) 0,22 0,24 Metionin (%) 0,41 0,32 Lemak (%) 7,36 7,35 SK (%) 5,03 5,54 Tabel 6. Standar nasional Indonesia untuk pakan layer No. Uraian Komposisi I. Protein kasar Min 16 2. Lemak kasar Maks 7 3. Serat kasar Maks 7 4. Ca 3.25-4.25 5. P 0.6-1.2 Formulasi pakan yang berbahan baku solid sawit dan bungkil inti sawit yang tercantum pada Tabel 4 dan 5 hampir memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh SNI (label 6), sehingga layak diuji cobakan pada ayam Nunukan. Penggunaan solid sawit dan bungkil inti sawit ini diperkirakan dapat menghemat biaya pakan karena dapat mengurangi penggunaan bekatul (label 7). Penggunaan solid sawit dan bungkil inti sawit dapat mengurangi pengeluaran minimal 13,3-33,3%. Tabel 7. Analisis finansial penggunaan solid sawit dan bungkil inti sawit dibandingkan dengan penggunaan bekatul per 100 kg pakan No Uraian Formula Formula I Solid Formula If altematif sawit solid sawit Formula I BIS Formula II BIS 1. Bekatul 15 kg 10 kg 5 kg 10 kg 5 kg (Rp. 1000/kg) Rp 15.000 Rp.10000 Rp 5000 Rp.10000 Rp 5000 2. Solid sawit - 5 kg 10 kg - (Rp. 500/kg) Rp 2500 Rp 5000 3. BIS 5 kg 10 kg (Rp. 600/kg) Rp 3000 Rp. 6000 Total (Rp.) 15000 12500 10000 13000 11000 Penghematan (%) - 20 33,3 13,3 26,7 1 1 7

Seminar Optimalisasi Hasil Samping Perkebunan Kelapa Sawit dan Industri Olahannya sebagai Pakan Ternak KESIMPULAN Pakan alternatif yang berbahan baku solid sawit dan bungkil inti sawit dimungkinkan dapat meningkatkan produktivitas ayam Nunukan. Penggunaan solid sawit dan bungkil inti sawit dapat menghemat pengeluaran minimal 13,3-33,3%. Pakan alternatif berbahan baku limbah sawit ini perlu diujicobakan pada ayam Nunukan untuk diketahui respon pertumbuhannya. DAFTAR PUSTAKA CRESSWELL, D.C. dan GUNAWAN, B. 1982. Ayam lokal di Indonesia, Sifat-sifat produksi pada lingkungan yang baik. Balitnak Bogor. HARTADI H., S. REKSOHADIPRODJO, dan A.D. TILLMAN. 1993. Tabel komposisi pakan untuk Indonesia. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. IRAWAN, A. 1996. Ayam-ayam pedaging unggul. Kiat beternak yang produktif dan berkualitas. CV. Aneka. Solo. MATHIUS, I-W., A.P. SINURAT, B.P. MANURUNG, D.M. SITOMPUL dan AzMI. 2005. Pemanfaatan produk fermentasi lumpur bungkil sebagai bahan pakan sapi potong. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor. RESNAWATI, H., A.G. NATAAMIJAYA, U. KUSNADI, H. HAMID, S. ISKANDAR dan SUGIYONO. 2000. Optimalisasi teknologi budidaya ternak ayam lokal penghasil daging dan telur. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor. SINURAT, A.P., I.A.K. BINTANG, T. PURWADARIA dan T. PASARIBU. 2001. Pemanfaatan lumpur sawit untuk ransum unggas : 2. lumpur sawit kering dan produkfermentasi sebagai bahan pakan itik jantan yang sedaang tumbuh. JITV vol (6) no (1). Pusat Penelitian dan Pengembangan Petemakan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen PertaniPn. Bogor. P. 28-33 SULISTYONO, I., WAFIATININGSIH, N.R. BARIROH, dan KARSADI. 2005. Laporan Tahunan Pengkajian Budidaya Ayam Nunukan di Kalimantan Timur. BPTP Kalimantan Timur. Samarinda. 1 1 8