BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kondisi finansial atau kondisi permodalan yang dimiliki oleh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. memperluas kegiatan perusahaan yang sudah ada, misalnya saja dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin ketat ini. Perusahaan dituntut untuk dapat memanfaatkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. berdaya saing. Kondisi demikian menuntut perusahaan untuk selalu

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara untuk menjadi perusahaan yang besar dan kuat melalui

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia usaha menjadi semakin

BAB I PENDAHULUAN. eksistensi perusahaan bahkan dapat berkembang. Perusahaan yang mampu untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap perusahaan, baik perusahaan dagang, industri,

BAB I PENDAHULUAN. strategi bisnis dalam skala internasional agar dapat bertahan bahkan lebih

BAB I PENDAHULUAN. usaha. Oleh karena itu perlu adanya pengembangan suatu strategi yang tepat agar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era perdagangan bebas persaingan usaha diantara perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dapat berkompetisi secara luas dengan perusahaan lainnya. Salah satu strateginya

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kuat dan ketat. Kondisi ini menuntut perusahaan agar selalu mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang ketat. Karena itu, perusahaan dituntut untuk selalu. Perusahaan perlu mengembangkan strategi yang tepat agar mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kenaikan harga kebutuhan bahan pokok, semakin melemahkan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaannya semakin besar dan kuat adalah dengan cara merger dan akuisisi. negara maka strategi tersebut sangat mungkin terjadi.

ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH MELAKUKAN MERGER DAN AKUISISI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan melakukan ekspansi. Ekspansi bisnis terbagi menjadi 2 (dua) jenis,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk berusaha terus mengembangkan inovasi dan strategi-strategi

BAB I PENDAHULUAN. Haryani & Serfianto (2011:22) mengatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Di era globalisasi dan persaingan bebas pada saat ini juga dengan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. dengan (uniting with) perusahaan lain atau memperoleh kendali (control) atas

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PUBLIK YANG MELAKUKAN MERGER DAN AKUISISI SELAMA DAN SESUDAH KRISIS MONETER

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis di Indonesia mulai berkembang pesat, ditambah lagi dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. sudah semakin berat baik dari segi kemajuan teknologi, perkembangan. perusahaan guna memenuhi kebutuhan informasi pengguna.

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan di era globalisasi yang dinamis saat ini dituntut untuk lebih kreatif

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bertahan, berkembang atau keluar (tutup). Keadaan tersebut menuntut setiap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian sebelumnya sebagai pedoman

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan ukuran besaran yang disepakati untuk mencapai tujuan jangka

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN AKUISISI TAHUN 2011)

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh setiap manajemen perusahaan. Dengan mengetahui. dimasa depan. Disebutkan bahwa terdapat tiga area penting dalam

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Memasuki pasar bebas dan adanya globalisasi menuntut perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan dunia usaha yang semakin pesat, tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. menengah, dan panjang sebuah perusahaan. Tujuan jangka pendek umumnya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Sumber: Majalah SWA 6 Desember 2007

BAB I PENDAHULUAN. dapat diketahui kelebihan perusahaan yang harus tetap dikembangkan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. satu keunggulan melalui strategi kepemimpinan pasar (market leadership),

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan pencapaian target atau tujuan perusahaan di masa depan

BAB I PENDAHULUAN. dengan perusahaan yang lainnya. Persaingan tersebut akan mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, perusahaan semakin menghadapi banyak tantangan dimana

BAB I PENDAHULUAN. di semua sektor, baik sektor yang sama maupun sektor yang berbeda. Kondisi

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan. Model yang sering digunakan dalam melakukan analisis

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan, keberhasilan maupun kegagalan dalam mengelola sumber daya serta

BAB I PENDAHULUAN UKDW. secara efektif dan efisien agar dapat mempertahankan keunggulan sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berkembangnya teknologi dan pengetahuan dari tahun ke tahun mendorong

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan usahanya. Globalisasi juga bisa berdampak positif dan negatif,

BAB 1 PENDAHULUAN. khususnya bagi pemegang saham sebagai pemilik perusahaan, dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dituntut untuk dapat meningkatkan daya saing dalam jenis

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu hal yang dapat menunjukkan trend negatif dalam pergerakan saham

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha diantara perusahaan yang semakin ketat menuntut. perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi perusahaannya agar

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. bab sebelumnya, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian Tajjali Fatima dan Amir Shehzad (2014) menggunakan paired sample T-test. Penelitian ini menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan laporan arus kas.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu strategi yang dapat dilakukan perusahaan dalam. yang dapat dilakukan baik dalam bentuk ekspansi internal maupun ekspansi

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengambil keputusan investasi. Investor tidak terlibat secara langsung dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini, keadaan perekonomian semakin tidak stabil.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Suatu perusahaan diharapkan dapat terus berkembang untuk dapat bertahan dan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan pun dituntut untuk bergerak lebih cepat dibandingkan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang melanda Asia pada tahun 1997 telah menelan banyak

BAB V PENUTUP. perbandingan kinerja perusahaan setelah merger dan akuisisi selama periode 2010

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan dividen. Ketiga fungsi manajemen dilakukan dalam rangka. yang disimpan perusahaan sebagai laba ditahan.

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia merupakan salah satu tempat transaksi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Akuisisi merupakan salah satu strategi eksternal yang dapat digunakan oleh

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini globalisasi telah menjangkau kehidupan. Dampak yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yaitu dengan melakukan penggabungan usaha (merger) dan akuisisi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini. Pada awalnya, peristiwa akuisisi hanya terbatas pada kalangan

BAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal. Dengan adanya pasar modal para investor dapat melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti saat ini, dimana persaingan usaha sangat ketat

BAB I PENDAHULUAN UKDW sampai dengan 2008, mengalami peningkatan sebesar 45 %. Sementara itu,

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB 11 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH MERGER DAN AKUISISI (Study Empiris pada Perusahaan Manufaktur di BEI )

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengalami perbaikan. Hal tersebut dikarenakan perekonomian merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persaingannya semakin hari semakin besar adalah dengan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-undang No. 36/1999 tentang telekomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi ini menuntut perusahaan untuk terus meningkatkan kinerja

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. melihat kinerja perusahaan pasca akuisisi terutama kinerja keuangan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, persaingan usaha diantara perusahaan-perusahaan semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang pesat dewasa ini menyebabkan timbulnya

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam memasuki era pasar bebas dan globalisasi persaingan dunia usaha di Indonesia semakin ketat. Setiap perusahaan ditantang untuk dapat merancang strategi yang akan digunakannya agar dapat mempertahankan eksistensinya dalam jangka panjang. Salah satu strategi yang dilakukan oleh perusahaan adalah dengan memperbaiki kinerja perusahaannya dan memperkuat kondisi finansial atau kondisi permodalan yang dimiliki oleh perusahaan (Utami, 2013). Untuk menciptakan value bagi perusahaan, ada tiga macam strategi yang dapat dilakukan, yaitu : tumbuh (growth), retrenchment, dan stabilized. Sumber pertumbuhan yang dapat dilakukan perusahaan adalah meningkatkan market share, merger dan akuisisi, dan portofolio momentum. Strategi yang paling sering digunakan adalah penggabungan usaha. Penggabungan usaha ada 2 yaitu secara internal dan eksternal. Secara internal sendiri yaitu dilakukan dengan cara memperluas kegiatan perusahaan yang sudah ada, misalnya dengan cara menambah kapasitas pabrik, menambah produk atau mencari pasar baru. Sebaliknya secara eksternal sendiri dilakukan dengan cara membeli perusahaan yang sudah ada atau dibeli oleh perusahaan yang lebih besar. Salah satu strategi yang biasa dilakukan oleh perusahaan tersebut adalah melalui penggabungan usaha yaitu merger dan akuisisi (Payamta dan Setiawan, 2004). 1

BAB I PENDAHULUAN 2 Akuisisi adalah fenomena yang terjadi dalam dunia bisnis. Akusisi dapat digunakan para pelaku bisnis untuk melakukan ekspansi usaha dan juga dapat mengupayakan perusahaan yang sedang bermasalah terhindar dari kebangkrutan yaitu dengan cara menggabungkannya dengan perusahaan yang tidak bermasalah dengan harapan dapat memperbaiki permasalahan yang ada dalam perusahaan, sehingga dapat memperbesar aset dan penguasaan pasar sehingga perusahaan dapat memenangkan persaingan serta menjaga perusahaan agar terus tumbuh dan berkembang secara baik (Aprilita, 2013). Akuisisi merupakan strategi pertumbuhan eksternal dan merupakan jalur cepat untuk mengakses pasar-pasar baru atau produk baru tanpa harus membangun dari nol. Akuisisi adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh hukum atau orang perseorangan untuk mengambil alih baik seluruh atau sebagian besar saham perseroan yang dapat mengakibatkan beralihnya pengendalian terhadap perseroan tersebut (Fahmi, 2013 : 325). Dari perspektif manajemen strategi, akuisisi adalah salah satu alternatif strategi pertumbuhan melalui jalur eksternal untuk mencapai tujuan perusahaan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tujuan dari akuisisi adalah untuk membangun keunggulan kompetitif perusahaan jangka panjang yang pada gilirannya dapat meningkatkan nilai perusahaan atau memaksimumkan kemakmuran pemilik perusahaan atau pemegang saham (Nilam, 2010). Jadi dapat ditarik pemahaman bahwa akuisisi adalah pengambilalihan perseroan, cabang, atau divisi oleh perusahaan yang membeli, biasanya perusahaan yang membeli atau mengambil alih adalah perusahaan yang lebih besar. Dengan bergabungnya perusahaan, diharapkan dapat menunjang

BAB I PENDAHULUAN 3 kegiatan usaha dan memberikan nilai tambah atau sinergi. Sinergi adalah kondisi dimana penggabungan dua perusahaan atau lebih akan memberikan nilai perusahaan yang lebih besar dibandingkan dengan nilai perusahaan jika menjalankan kegiatannya secara sendiri dan terpisah (Husnan,2012:395). Alasan mengapa perusahaan melakukan penggabungan usaha penggabungan dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan, antara lain peningkatan kemampuan dalam pemasaran, riset, skill manajerial, transfer tekhnologi, dan efisiensi berupa penurunan biaya produksi (Hariyani, et al, 2011:14). Alasan lainnya para pelaku usaha melakukan penggabungan usaha untuk tercapainya suatu tujuan efisiensi dimana efisiensi yang diharapkan akan dapat terciptanya upaya penekanan pada faktor-faktor produksi sehingga hasil produksi dapat bersaing dipasaran dan dapat menarik minat konsumen Keberhasilan suatu akuisisi sangat bergantung pada ketepatan analisis dan penelitian yang menyeluruh terhadap faktor-faktor penyelaras atau kompatibilitas antara organisasi yang akan bergabung. Akuisisi akan berlangsung sukses apabila diantara perusahaan yang akan bergabung memiliki market link (hubungan pasar) dan technological link (hubungan teknologi). (Zulmawan, 2013:7). Perusahaan-perusahaan besar di Indonesia telah banyak melakukan Akuisisi, terlebih pada masa-masa krisis ekonomi yang mengakibatkan banyaknya perusahaan-perusahaan yang bangkrut. Bahkan saat ini pasar berkembang dimana yang kegiatannya bukan berupa jual beli barang, tetapi jual beli perusahaan (kepemilikan) dalam perusahaan. Pasar ini biasa disebut dengan Market for Corporate Control (Nurhayati, 2009).

BAB I PENDAHULUAN 4 Persaingan era globalisasi tersebut mengakibatkan beberapa perusahaan go public di Indonesia melakukan penggabungan usaha diantaranya seperti perusahaan PT HM Sampoerna yang diakuisisi sahamnya sebesar 49% oleh Philip Morris Int, mergernya Bank Niaga dan Lippo Bank yang sekarang berganti nama menjadi CIMB Niaga, Konsolidasi yang dilakukan oleh Bank Bumi Daya, Bank Bapindo, Bank Dagang Negara, dan Bank Exim keempat bank tersebut melakukan konsolidasi yang sekarang berubah menjadi Bank Mandiri (Nilam, 2010). Tidak semua proses akuisisi berakhir dengan kesuksesan dan meningkatnya nilai perusahaan. Sekitar 70-90% aktivitas akuisisi berakhir dengan terjadinya kegagalan dalam meningkatkan nilai perusahaan. Gelombang akuisisi terjadi karena perusahaan ingin tumbuh dan bertahan dalam menghadapi persaingan global. Kegagalan dalam proses akuisisi dapat terjadi karena harga yang terlalu mahal (premium); salah memilih kandidat (perusahaan yang diakuisisi) sehingga tujuan tidak tercapai; terlalu optimis dalam menilai perusahaan target; dan gagal dalam mengintegrasikan kultur, proses, dan sistem perusahaan karena dengan terjadinya akuisisi maka semuanya akan menjadi semakin kompleks (Christensen, 2011). Perubahan perubahan yang terjadi setelah perusahaan melakukan akuisisi biasanya akan terlihat pada kinerja perusahaan dan penampilan finansialnya. Kinerja perusahaan merupakan hasil dari keputusan-keputusan yang diambil oleh manajer dalam menjalankan suatu perusahaan. Untuk menilai bagaimana keberhasilan akuisisi yang dilakukan, dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN 5 laporan keuangan setelah melakukan akuisisi bagi perusahaan pengakuisisi (Maksum, 2005). Laporan keuangan merupakan informasi yang menggambarkan dan untuk menilai kinerja perusahaan, terlebih bagi perusahaan yang sahamnya telah tercatat dan diperdagangkan di bursa. Informasi yang terdapat dalam laporan keuangan perusahaan dapat memberikan analisa laporan keuangan untuk menilai kinerja perusahaan yang juga mencerminkan fundamental perusahaan sehingga informasi tersebut dapat memberikan landasan untuk membuat keputusan. Informasi keuangan tersebut dapat dilihat dari laporan keuangan yang berisi laporan neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan yang dapat dijadikan sebagai informasi yang dibutuhkan dalam membuat keputusan untuk berinvestasi, karena laporan tersebut menunjukkan performa perusahaan dalam satu periode. Untuk menilai kinerja keuangan perusahaan setelah melakukan akuisisi dapat dilihat dengan membandingkan dari neraca keuangannya dimana untuk mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan, alat yang biasanya digunakan adalah rasio keuangan dengan menggunakan datadata akuntansi (Adipratama, 2012). Analisis rasio ini merupakan bagian dari analisis laporan keuangan yang dilakukan dengan menghubungkan berbagai perkiraan yang ada dalam laporan keuangan dalam bentuk rasio keuangan (Herry, 2015). Rasio keuangan sangat penting gunanya untuk melakukan analisis terhadap kondisi keuangan perusahaan yang di peroleh dari hasil operasi perusahaan.. analisis rasio keuangan sendiri dimulai dengan laporan keuangan dasar, yaitu neraca

BAB I PENDAHULUAN 6 (balance sheet), perhitungan laba rugi (inscome statement), dan laporan arus kas (cash flow statement). Perhitungan rasio keuangan akan lebih jelas jika dihubungkan antara lain dengan menggunakan pola historis perusahaan tersebut, yang dapat dilihat perhitungannya pada sejumlah tahun guna menentukan apakah perusahana membaik, atau memburuk (Fahmi, 2014) Terdapat beberapa penelitian yang dilakukan untuk melihat pengaruh akuisisi terhadap perusahaan, namun hasilnya tidak selalu konsisten. Beberapa penelitian mengenai pengaruh akuisisi terhadap kinerja keuangan di Indonesia diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Novaliza dan Djajanti (2013) dengan melakukan analisis pengaruh merger dan akuisisi terhadap perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dilakukan dengan menguji rasio keuangan dan return saham. Hasil uji statistik untuk rasio keuangan dan return saham. Hasil uji statistik untuk rasio keuangan pada periode 1 tahun sebelum dan 4 tahun berturut-turut sesudah akuisisi menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan sesudah perushaan melakukan akuisisi. Sementara itu Darlis & Zirman (2011) juga menujukkan kesimpulan yang hampir sama dimana terdapat peningkatan nilai total aset turnover, dan pada operating profit, return on investment, debt to equity ratio, return on equity dan net profit margin mengalami penurunan pada masa sesudah akuisisi. Peningkatan dan penurunan yang terjadi pada raio-rasio keuangan tidak cukup kuat untuk menunjukkan adanya pengaruh akuisisi terhadap rasio keuangan pada perusahaan pengakuisisi. Hal ini dibuktikan dengan adanya perbedaan secara signifikan antara sebelum dan sesudah akuisisi.

BAB I PENDAHULUAN 7 Penelitian yang dilakukan oleh Aprilia (2015) meneliti tentang Perbandingan kinerja keungan sebelum dan sesudah akuisisi pada perusahaan manufaktur. Ada perbedaan nilai Net Profit Margin, Current Ratio, Return On Asset, Return on Equity, Total Asset Turnover, Fixed Asset Turnover, Earning per Share, Price Earning Ratio (PER). Namun hasil untuk pengukuran rasiorasio Debt To Equity Ratio, Debt to Total Asset Ratio, menunjukkan haasil bahwa tidak ada perbedaan antara sebelum dan sesudah akuisisi. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Aulina (2012) meneliti tentang pengaruh akuisisi terhadap kinerja keuangan dengan variabel analisis : Fixed Asset turnover, Total Asset Turnover, Net Profit Margin, Return On Investment dan Return on Equity sesudah akuisisi menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan mengalami perubahan yang signifikan. Lima rasio yang tidak mempunyai perbedaan secara signifikan yaitu current ratio, quick ratio, debt to equity ratio, debt to total assets, dan operating profit margin. Dari hasil beberapa penelitian terdahlu tersebut ditemukan hasil yang tidak konsistenan antara penelitian yang satu dengan yang lainnya. Adanya perbedaan antara teori dengan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai kinerja perusahaan menunjukan bahwa ada hal yang terjadi yang memicu terjadinya perubahan kinerja perusahaan. Oleh karena itu, adanya perbedaan hasil dari penelitian-penelitian terdahulu membuat menarik untuk dilakukan penelitian dengan mengambil perusahaan yang berbeda dari penelitian terdahulu. Penelitian ini dilakukan pada beberapa perusahaan yang melakukan akuisisi pada tahun 2013, dengan variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return on Assets (ROA),

BAB I PENDAHULUAN 8 Total Asset Turn Over (TATO). Periode pengamatan dalam penelitian ini adalah dua tahun sebelum akuisisi dan dua tahun sesudah akuisisi. 1.2. Rumusan Masalah Berdasakan gambaran umum yang diuraikan dari latar belakang tersebut, maka pokok-pokok permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan ini adalah : 1. Apakah terdapat pengaruh kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah akuisisi berdasarkan rasio Return on Asset? 2. Apakah terdapat pengaruh kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah akuisisi berdasarkan rasio keuangan Total Asset Turn Over? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diata, maka tujuan dari penulisan ini adalah 1. Untuk menganaslisis apakah kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan rasio keuangan Return on Asset mengalami perbedaan setelah perusahaan melakukan akuisisi. 2. Untuk menganalisis apakah kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan rasio keuangan Total Asset Turn Over mengalami perbedaan setelah perusahaan melakukan akuisisi.

BAB I PENDAHULUAN 9 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberi manfaat dan kegunaan bagi : 1. Investor Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi mengenai dampak dari akuisisi yang dilakukan perusahaan terhadap kinerja keuangan perusahaan, agar nantinya investor akan lebih tepat dalam melakukan investasi yang akan dilakukan seperti pengambilan keputusan dalam melakukan pembelian, sehingga investor memperoleh hasil sesuai atas investasi yang dilakukannya. 2. Perusahaan Penelitian ini dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam pengambilan Corporate Strategy yang akan digunakan untuk pengembangan perusahaan dimasa yang akan datang sehingga menghasilkan nilai perusahaan seperti yang diharapkan. 3. Akademisi Penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi tambahan bagi peneliti-peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian lebih lanjut dalam topik yang serupa, khususnya dalam mengamati kinerja keuangan perusahaan yang melakukan aktivitas Akuisisi.