ANALISIS PERANAN MODAL SENDIRI TERHADAP SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI KREDIT CU BINA KASIH PEMATANGSIANTAR Oleh: Supriana S1 Akuntansi Parman Tarigan, Jubi, Ady Inrawan Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah : 1) Untuk mengetahui gambaran perkembangan modal sendiri, dan Sisa Hasil Usaha (SHU) pada Koperasi Kredit CU Bina Kasih. 2) Untuk mengetahui dan menganalisis peranan modal sendiri terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) pada Koperasi Kredit CU Bina Kasih. Penelitian ini dilakukan berdasarkan data primer dari laporan keuangan perusahaan yang diperoleh dari laporan Rapat Anggota an (RAT) Koperasi Kredit CU Bina Kasih periode 2009-2014. Teknik analisa data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis komparatif. Hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut : 1) Perkembangan modal sendiri dari tahun 2009 sampai dengan 2014 mengalami peningkatan, hal ini diakibatkan oleh pertambahan jumlah anggota dan kebijakan koperasi dalam menaikkan simpanan wajib pada tahun 2012 dan 2013. 2) Perkembangan Sisa Hasil Usaha (SHU) periode 2009 sampai dengan 2014 mengalami peningkatan, hal ini diakibatkan oleh meningkatnya partisipasi anggota. Kata kunci: Total Assets Turnover dan Return on Equity Abstract The purpose of this research was: 1) To know the description of the development of its own capital, and the rest of the business results (SHU) on Koperasi Kredit CU Bina Kasih 2) To know and analyze the role of the capital against the rest of the business results (SHU) on Koperasi Kredit CU Bina Kasih. This research was conducted based on primary data from the financial reports of companies that obtained from the annual Member meeting reports (RAT) Koperasi Kredit CU Bina Kasih period 2009-2014. Data analysis techniques used in this research is a descriptive analysis and comparative analysis. Research results can be summed up as follows: 1) The development of private equity from 2009 until 2014 has increased, this is caused by the increase of the number of members and cooperative policy in raising deposits is mandatory in 2012 and 2013. 2) Development of the rest of the business results (SHU) from 2009 until 2014 has increased, this is caused by the increased participation of members. Keywords: Own Capital and the rest of the business results (SHU) A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi, dengan melandaskan berdasarkan prinsip koperasi sekaligus gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Dalam kegiatan koperasi, peran Sisa hasil Usaha (SHU) sangat penting dalam pembagian hasil. Pembagian Sisa Hasil Usaha tersebut dibagikan setiap tahun sekali. Sisa hasil usaha merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya penyusutan dan kewajiban lainnya. Dalam kegiatan operasionalnya, setiap perusahaan sangat membutuhkan modal demi tercapainya tujuan perusahaan. Untuk memenuhi kesejahteraan anggotanya, Koperasi Kredit CU Bina Kasih memerlukan modal yang dapat digunakan seoptimal mungkin sehingga mampu menghasilkan sisa hasil usaha yang maksimal. Perkembangan modal sendiri dan Sisa Hasil Usaha Koperasi Kredit CU Bina Kasih dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2014 dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1 Perkembangan Modal Sendiri dan Sisa Hasil Usaha (SHU) Pada Koperasi Kredit CU Bina Kasih Periode 2009-2014 Modal Sendiri Sisa Hasil Usaha (%) (%) 2009-2010 39,39 142,96 2010-2011 26,69 10,67 2011-2012 38,32 33,59 2012-2013 33,37 48,99 2013-2014 34,46 18,46 Sumber: RAT Koperasi/Kopdit CU Bina Kasih (Data diolah) Dari Tabel 1 di atas, dapat dilihat bahwa selama 6 tahun perolehan modal sendiri dan perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU) Pada Koperasi Kredit CU Bina Kasih selalu mengalami peningkatan. Hal itu dikarenakan meningkatnya jumlah simpanan pokok, simpanan wajib, dan dana cadangan. Sedangkan Sisa Hasil Usaha meningkat dikarenakan meningkatnya pendapatan koperasi. Jurnal FINANCIAL Vol. 1, No.2, DESEMBER 2015 13
2. Rumusan Masalah a. Bagaimana gambaran modal sendiri dan sisa hasil usaha pada Koperasi Kredit CU Bina Kasih? b. Bagaimana peranan modal sendiri terhadap sisa hasil usaha pada Koperasi Kredit CU Bina Kasih? 3. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui gambaran modal sendiri dan sisa hasil usaha pada Koperasi Kredit CU Bina Kasih b. Untuk mengetahui dan menganalisis peranan modal sendiri terhadap sisa hasil usaha pada Koperasi Kredit CU Bina Kasih. 4. Metodologi Penelitian Desain penelitian merupakan semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Adapun desain penelitian yag digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian kepustakaan ( library research) dan penelitian lapangan (field research). Teknik pengumpulan data yang dilakukan berupa wawancara, pengamatan dan dokumentasi. Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif. Hasil data yang diperoleh dari lapangan akan dianalisis secara deskriptif baik bersifat kualitatif dan kuantitatif. B. LANDASAN TEORI 1. Laporan Keuangan Menurut Munawir (20 04:1), laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas dari perusahaan tersebut. Menurut Fahmi (2011:28), tujuan utama dari laporan keuangan adalah memberikan informasi keuangan yang mencakup perubahan dari unsurunsur laporan keuangan yang ditujukan kepada pihak-pihak lain yang berkepentingan dalam menilai kinerja keuangan terhadap perusahaan di samping pihak manajemen perusahaan. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:3), tujuan laporan keuangan adalah menyediakan inmformasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. 2. Modal Sendiri Menurut Riyanto (2001:240), modal sendiri pada dasarnya adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan yang tertanam didalam perusahaan untuk waktu yang tidak tertentu lamanya. Menurut Hendar dan Kusnadi (2002:275), bahwa modal sendiri adalah simpanan pokok, simpanan wajib yang harus dibayar anggota kepada koperasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada koperasi, setiap anggota memiliki hak suara yang sama dan tidak tergantung pada besarnya modal anggota pada koperasi. Modal sendiri dapat dibedakan sebagai berikut: a. Simpanan Pokok Menurut Pachta, dkk. (2005:117), simpanan pokok adalah sejumlah uang yang wajib disetorkan kedalam kas koperasi oleh para pendiri atau sejumlah anggota koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Menurut Widiyanti (2004:141), simpanan pokok adalah jumlah nilai uang tertentu yang sama banyaknya yang diwajibkan kepada anggota untuk menyerahkan kepada koperasi pada waktu menjadi anggota. b. Simpanan Wajib Menurut Widiyanti (2004:141), simpanan wajib adalah jumlah simpanan tertentu yang diwajibkan kepada anggota membayar dalam waktu dan kesempatan tertentu. Menurut Firdaus dan Agus (2004:72), simpanan wajib adalah simpanan tertentu yang tidak harus sama yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu. c. Dana Cadangan Menurut Sitio dan Halomoan (2001:84), dana cadangan yaitu sejumlah dana yang diperoleh dari penyisihan Sisa Hasil Usaha dan dicadangkan untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan. Menurut Pachta, dkk. (2005:117), dana cadangan bertujuan untuk menumpuk modal sendiri (equity) yang dapat digunakan sewaktu waktu apabila koperasi membutuhkan dana segar secara mendadak atau dapat digunakan untuk menutup kerugian koperasi. d. Hibah Menurut Firdaus dan Agus (2004:72), hibah adalah suatu pemberian atau hadiah dari seseorang semasa hidupnya. Sedangkan menurut Sitio dan Halomoan (2004:84), donasi atau hibah adalah sejumlah uang atau barang dengan nilai tertentu yang disumbangkan oleh pihak ketiga, tanpa ada suatu ikatan atau kewajiban untuk mengembalikannya. 3. Sisa Hasil Usaha (SHU) Menurut Pachta, dkk (2005:128), Sisa Hasil Usaha (SHU) merupakan laba atau keuntungan yang diperoleh dari menjalankan usaha sebagaimana layaknya sebuah perusahaan bukan koperasi. Menurut Sitio dan Halomoan (2001:87), ditinjau dari aspek ekonomi manajerial, Sisa Hasil Usaha koperasi adalah selisih dari seluruh pemasukan atau penerimaan total (Total Revenue) dengan biaya-biaya atau biaya total (total cost) dalam satu tahun buku. Menurut Sitio dan Halomoan (2001:89), acuan dasar untuk membagi sisa hasil usaha adalah prinsip-prinsip dasar koperasi yang menyebutkan bahwa pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil dan sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota. Jurnal FINANCIAL Vol. 1, No.2, DESEMBER 2015 14
4. Koperasi Menurut Sitio dan Halomoan (2001:17), menyatakan bahwa koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong-menolong. Menurut Pachta, dkk (2005:17), koperasi adalah suatu perkumpulan dari orang-orang atas dasar persamaan derajat sebagai manusia dengan tidak memandang haluan agama dan politik dan secara sukarela masuk untuk sekedar memenuhi kebutuhan bersama. Menurut Undang-Undang tentang Perkoperasian No. 25 1992 dijelaskan bahwa landasan, asas, dan tujuan koperasi sebagai berikut: a. Pada pasal 2 dijelaskan bahwa koperasi berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Negara Republik Indonesia 1945 serta berdasar atas asas kekeluargaan. b. Pada pasal 3 dijelaskan bahwa koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. 5. Hubungan Modal Sendiri Terhadap Sisa Hasil Usaha Dalam setiap kegiatan operasionalnya setiap perusahaan pasti membutuhkan modal demi tercapainya tujuan perusahaan. Begitu juga dengan koperasi, untuk dapat memenuhi kesejahteraan anggotanya koperasi memerlukan modal yang dapat digunakan seoptimal mungkin sehingga mampu menghasilkan sisa hasil usaha yang maksimal. Menurut Sitio dan Halomoan (2001:79), semakin tinggi partisipasi anggota maka idealnya semakin tinggi manfaat yang diterima anggota. Partisipasi anggota adalah partisipasi modal berupa modal sendiri dan sejumlah transaksi yang dilakukan anggota. Apabila semakin besar modal yang disetor, maka akan semakin besar pada keleluasaan para anggotanya dalam beroperasi untuk meningkatkan volume usahanya, sehingga hal ini ditentukan akan meningkatkan sisa hasil usaha yang dapat diperoleh oleh pihak koperasi. C. PEMBAHASAN 1. Analisis a. Analisis Modal Sendiri Pada CU Bina Kasih Modal sendiri merupakan modal dasar koperasi yang berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan, dan hibah. Simpanan pokok di Koperasi Kredit CU Bina Kasih adalah sebesar Rp 5.000,-. Simpanan wajib yang harus diserahkan anggota setiap bulannya pada tahun 2009 adalah sebesar Rp 10.000,- dan pada tahun 2012 mengalami kenaikan sebanyak 100% menjadi Rp 20.000,- dan berdasarkan Rapat Anggota an ke 14 tahun 2014, bahwa simpanan wajib mengalami kenaikan sebesar 50%, yaitu dari Rp 20.000,- menjadi Rp 30.000,-. Untuk dana cadangan berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga CU Bina Kasih sebesar 40% dan disisihkan/diambil dari perolehan sisa hasil usaha setiap tahunnya. Berdasarkan laporan keuangan periode 2009 sampai dengan 2014 yang penulis teliti, tidak terdapat dana hibah pada Koperasi Kredit CU Bina Kasih. Perkembangan modal sendiri Pada Koperasi Kredit CU Bina Kasih periode 2009 sampai dengan 2014 dapat di lihat pada Tabel 2 di bawah ini. Tabel 2 Perolehan Modal Sendiri Pada CU Bina Kasih Periode 2009-2014 Modal Sendiri Persentase (%) 2009 211.803.000 100 2010 295.239.000 139,39 2011 374.059.000 176,51 2012 517.399.000 244,48 2013 690.089.000 325,82 2014 927.908.000 438,10 Sumber: Laporan Keuangan CU Bina Kasih, data diolah Berdasarkan Tabel 2 di atas, dapat dilihat bahwa pada tahun 2009 modal sendiri sebesar Rp. 211.803.000,-. Kemudian pada tahun 2010 modal sendiri sebesar Rp. 295.239.000,- terjadi kenaikan Rp. 83.436.000,-. Jika dihitung secara persentase maka terjadi pertambahan sebesar 39,39% dari tahun 2009. Hal ini dikarenakan disamping pertambahan anggota koperasi yang menyebabkan pertambahan simpanan pokok, simpanan wajib dan dana cadangan, disamping itu juga biaya-biaya yang dikeluarkan yang mempengaruhi modal juga sedikit begitu juga yang terjadi pada tahun 2011. Pada tahun 2012, Jika dihitung secara persentase maka terjadi pertambahan yang cukup tinggi, yaitu sebesar 144,28%. Hal ini dikarenakan penambahan anggota baru dan kebijakan koperasi untuk menaikkan simpanan wajib sebesar 100% dari Rp 10.000,- menjadi Rp, 20.000,-. Sedangkan pada tahun 2013, Jika dihitung secara persentase maka terjadi pertambahan sebesar 225,82%. Hal ini dikarenakan pertambahan jumlah anggota yang cukup besar, bahkan terbanyak selama 5 (lima) tahun terakhir yaitu 184 orang yang menyebabkan peningkatan simpanan pokok, simpanan wajib dan dana cadangan. Pada tahun 2014, Jika dihitung secara persentase maka terjadi pertambahan sebesar 438,10%. Hal ini dikarenakan koperasi kembali membuat kebijakan menaikkan simpanan wajib sebesar 50 % dari Rp. 20.000,- menjadi Rp. 30.000,- yang penambahan jumlah simpanan wajib yang cukup besar. b. Analisis Sisa Hasil Usaha (SHU) pada CU Bina Kasih Sisa Hasil Usaha (SHU) koperasi adalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan Jurnal FINANCIAL Vol. 1, No.2, DESEMBER 2015 15
kewajiban lain termasuk pajak dalam satu tahun buku yang bersangkutan. Rata-rata Sisa Hasil Usaha (SHU) pada CU Bina Kasih periode 2009-2014 dapat di lihat pada Tabel 3 di bawah ini: Tabel 3 Perolehan Sisa Hasil Usaha Pada CU Bina Kasih Periode 2009-2014 Sisa Hasil Usaha (SHU) Persentase (%) (Rp) 2009 40.643.713 100 2010 98.747.649 242,96 2011 109.282.762 268,88 2012 145.986.083 359,18 2013 217.499.311 535,14 2014 257.643.593 633,91 Sumber: Laporan Keuangan CU Bina Kasih, data diolah Berdasarkan Tabel 3 di atas, terlihat bahwa perkembangan Sisa Hasil Usaha (SHU) dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Pada tahun 2009 SHU sebesar Rp. 40.643.713,- (100%). Kemudian pada tahun 2010 SHU mengalami peningkatan yang cukup besar, yaitu sebesar Rp. 98.747.649,- (242%). Peningkatan ini terjadi dikibatkan oleh meningkatnya partisipasi anggota. SHU pada tahun 2011 sedikit mengalami kenaikan dibanding tahun 2010, yaitu sebesar Rp. 109.282.762,- (268,88%). Pada tahun 2012 SHU kembali mengalami peningkatan seiring dengan kebijakan koperasi menaikkan partisiasi anggota berupa simpanan wajib. Pada tahun 2013 SHU koperasi kembali mengalami kenaikan yang cukup besar, yaitu sebesar Rp. 217.499.311 (536,14%). Selanjutnya di tahun 2014 SHU koperasi juga mengalami peningkatan yang juga dipengaruhi oleh kebijakan koperasi menaikkan partisipasi anggota berupa simpanan wajib.peningkatan ini terjadi dikibatkan oleh meningkatnya partisipasi anggota berupa simpanan wajib. c. Analisis Trend Modal Sendiri Terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) pada CU Bina Kasih 1) Analisis Trend Modal Sendiri Berikut ini hasil perhitungan analisis trend modal sendiri pada Tabel 4 di bawah ini : Tabel 4 Trend Modal Sendiri CU Bina Kasih 2009-2014 Modal Sendiri (Y) X X 2 XY 2009 211.803.000-5 25-1.059.015.000 2010 295.239.000-3 9-885.717.000 2011 374.059.000-1 1-374.059.000 2012 517.399.000 1 1 517.399.000 2013 690.089.000 3 9 2.070.267.000 2014 927.908.000 5 25 4.639.540.000 Σ 3.016.497.000 0 70 4.908.415.000 Sumber : Pengolahan Data Berdasarkan Tabel 4 di atas, trend modal sendiri CU Bina Kasih tahun 2009-2014 adalah : Y = 502.749.500 + 70.120.214,29 X Dari hasil perhitungan di atas dapat dijelaskan bahwa modal sendiri diramalkan akan mengalami kenaikan setiap tahunnya sebesar pertambahan Rp. 70.120.214,29.-. 2) Analisis Trend Sisa Hasil Usaha (SHU) Berikut ini hasil perhitungan analisis trend Sisa Hasil Usaha (SHU) pada Tabel 5 di bawah ini : Tabel 5 Trend Sisa Hasil Usaha (SHU) CU Bina Kasih 2009-2014 Sisa Hasil Usaha (Y) X X 2 XY 2009 40.643.713-5 25-203.218.565 2010 98.747.649-3 9-296.242.947 2011 109.282.762-1 1-109.282.762 2012 145.986.083 1 1 145.986.083 2013 217.499.311 3 9 652.497.933 2014 257.643.593 5 25 1.288.217.965 Σ 0 70 1.477.957.707 Sumber : Pengolahan Data Berdasarkan Tabel 5 di atas, trend Sisa Hasil Usaha (SHU) CU Bina Kasih tahun 2009-2014 adalah : Y = 144.967.185,17 + 21.113.681,53 X Dari hasil perhitungan di atas dapat dijelaskan bahwa Sisa Hasil Usaha diramalkan akan mengalami kenaikan setiap tahunnya sebesar pertambahan Rp. 21.113.681,53.-. 2. Evaluasi a. Evaluasi Modal Sendiri CU Bina Kasih Modal mempunyai peran yang sangat penting dalam koperasi untuk mencapai tujuan koperasi itu sendiri, yaitu untuk mendapatkan laba yang akhirnya bertujuan mensejahterakan anggotanya. Berdasarkan Tabel 2 pada halaman 3 di atas, perhitungan analisis modal sendiri, dapat diketahui bahwa modal sendiri cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya. Nilai modal sendiri yang tertinggi adalah pada tahun 2014 yakni Rp 927.908.000,- dan nilai yang terendah adalah pada tahun 2009 yakni, Rp 211.083.000,-. Berdasarkan uraian di atas, maka diketahui bahwa modal sendiri setiap tahunnya mengalami peningkatan. Peningkatan modal sendiri disebabkan oleh naiknya jumlah perolehan simpanan pokok anggota, simpanan wajib, dan dana cadangan. Naiknya jumlah simpanan pokok disebabkan oleh bertambahnya jumlah keanggotaan dari tahun ke tahun. Naiknya jumlah simpanan wajib disebabkan oleh meningkatnya partisipasi anggota dalam simpanan wajib, selain itu faktor kebijakan koperasi untuk menaikkan jumlah simpanan wajib juga sangat berperan dalam meningkatnya jumlah simpanan wajib. Sedangkan naiknya jumlah dana cadangan disebabkan oleh naiknya perolehan SHU dari tahun ke tahun. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori Pachta (2005:133), Semakin banyak kontribusi dan partisipasi langsung anggota dengan koperasinya, maka semakin besar partisipasi anggota tersebut terhadap percepatan dan pembentukan pendapatan hasil usaha koperasi. Jurnal FINANCIAL Vol. 1, No.2, DESEMBER 2015 16
b. Evaluasi Perkembangan Sisa Hasil Usaha (SHU) pada CU Bina Kasih Periode 2009-2014 Sisa Hasil Usaha merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya penyusutan dan kewajiban lainnya. Berdasarkan Tabel 3 halaman 4 di atas, dapat diketahui bahwa Sisa Hasil Usaha (SHU) cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya. Sisa Hasil Usaha (SHU) yang tertinggi adalah pada tahun 2014 yakni Rp 257.643.593,- dan nilai yang terendah adalah pada tahun 2009 yakni, Rp 40.643.713,-. Peningkatan ini terjadi dikibatkan oleh meningkatnya partisipasi anggota dan meningkatnya kebijakan koperasi untuk menaikkan partisiasi anggota berupa simpanan wajib. Hasil penelitian juga sejalan dengan teori Sitio dan Halomoan (2001:88), semakin besar transaksi (usaha dan modal) anggota dengan koperasinya, maka semakin besar SHU yang akan diterima. D. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan a. Apabila ditinjau dari tabel perolehan modal sendiri pada Koperasi Kredit CU Bina Kasih, dapat dilihat bahwa modal sendiri yang terdapat pada koperasi tersebut selalu meningkat. Peningkatan modal sendiri diakibatkan oleh, bertambahnya jumlah anggota, sedikitnya jumlah anggota yang keluar. Pada tahun 2012 koperasi menaikkan simpanan wajib sebesar 100% dari Rp 10.000,- menjadi Rp, 20.000,-, tahun 2013 koperasi kembali membuat kebijakan menaikkan simpanan wajib sebesar 50 % dari Rp. 20.000,- menjadi Rp. 30.000,- dan berlaku sampai sekarang. Sehingga sangat membantu pertambahan modal sendiri. b. Sisa Hasil Usaha (SHU) pada Koperasi Kredit CU Bina Kasih bila ditinjau dari tabel perolehan SHU dari tahun 2009 sampai dengan 2014 selalu mengalami peningkatan. Peningkatan ini terjadi dikibatkan oleh meningkatnya partisipasi anggota. koperasi agar koperasi memperoleh pendapatan yang tinggi sehingga Sisa Hasil Usaha mengalami kenaikan yang tinggi. c. Mengingat keterbatasan penulis dan kelemahan yang ada pada penulis, skripsi ini ditulis penulis masih jauh dari sempurna karena masih banyak kelemahan dan kekurangan di dalamnya. Untuk itu bagi peneliti selanjutnya agar meneruskan dan melengkapi kekurangan-kekurangan dalam skripsi ini dengan variabel yang sama ataupun variabel lainnya dalam peningkatan sisa hasil usaha (SHU). DAFTAR PUSTAKA Fahmi, Irham. 2011. Analisis Kinerja Keuangan. Bandung : Alfabeta. Firdaus, M dan Agus Edhi Susanto. 2004. Perkoperasian. Bogor : Ghalia Indonesia. Hendar dan Kusnadi. 2002. Ekonomi Koperasi. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). 2004. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Jakarta: Salemba Empat.... 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta : Salemba Empat. Munawir. 2004. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Ke-4, Liberty: Yogyakarta. Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Empat. Yogyakarta : Graha Ilmu. Sitio, Arifin dan Halomoan Tamba. 2001. Koperasi dan Teknik Praktik. Jakarta : Erlangga. Widiyanti. 2004. Koperasi dan Perekonomian Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. 2. Saran a. Para pengelola dan pengurus Koperasi Kredit CU Bina Kasih hendaknya lebih meningkatkan pelayanan, dan lebih giat mengajak masyarakat untuk berkoperasi serta mengajak para anggotanya untuk meningkatkan investasi berupa simpanan pokok dan simpanan wajib, maupun dalam hal pemberian pinjaman dengan bunga yang rendah. Dengan cara memberikan pelatihan serta pengetahuan mengenai pentingnya berkoperasi, karena melalui pendidikan perkoperasian anggota dapat mengetahui bahwa dengan berkoperasi taraf hidup anggota dapat meningkat. b. Disarankan agar para anggota Koperasi Kredit CU Bina Kasih untuk meningkatkan partisipasi dalam simpan maupun pinjam, dan melakukan transaksi pada Jurnal FINANCIAL Vol. 1, No.2, DESEMBER 2015 17