BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Metode Pembiasaan Dalam Menumbuhkan Karakter Kemandirian Anak Usia Dini 5-6 Tahun Di Lingkugan Keluarga

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Vera Nurfadillah, 2014 Optimalisasi Peran Orangtuapekerja Dalam Pembentukan Kemandirian Anak Usia Dini

Grafik 1.1 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Usia, 2014 (ribu orang)

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek perkembangan anak, meliputi perkembangan kognitif, bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

BAB I PENDAHULUAN. sendiri serta bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam UU RI NO.20 TH 2003 adalah:

BAB I PENDAHULUAN. (Pasal 1 UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003). Dari bagian-bagian itu tidak

KONSEP DASAR PENDIDIKAN PAUD. Oleh: Fitta Ummaya Santi

I. PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Undang-undang Sisdiknas, Pendidikan adalah usaha

UPAYA ORANG TUA DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN NILAI NILAI KARAKTER ANAK USIA DINI DALAM KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN. (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Helga Annisa, 2013

2015 PELAKSANAAN PROGRAM BINA KELUARGA BALITA D ALAM PENINGKATAN PERAN PENGASUHAN IBU UNTUK ANAK USIA D INI D I BKB D AHLIA PURWAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. dimana seorang anak akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/prilaku,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 14.

BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai pihak yaitu pemerintah, masyarakat, dan steakholder yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pasal 28 menyatakan bahwa: (1) Pendidikan Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENDIDIKAN TPA & KB. Martha Christianti

Pendidikan TPA/ KB. Eka Sapti C

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Pendidkan anak usia dini mengalami perkembangan yang sangat pesat, hal

BAB I PENDAHULUAN. dan berlangsung seumur hidup. Oleh karena itu, pendidikan. sistem yang terdiri dari komponen-komponen yang saling berhubungan dan

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan masa yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan manusia yang memiliki karakteristik yang

Undang-undang No. 20 Tahun 2003 sebagai Bibit Perkembangan PAUD di Indonesia. Mela Nugradini

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih tinggi. yang di selenggarakan di lingkungan keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Artinya, pendidikan diharapkan dapat membuat manusia menyadari

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia menuju era globalisasi. Suatu era yang

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kurikulum Taman Kanak-Kanak (TK) dan Raudatul Athfal (RA)

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya. Bahkan pakar atau orang-oang bijak yang berpendapat bahwa

BAB I PENDAHULUAN. (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi dan kecerdasan. spiritual) dan sosial emosional (sikap dan perilaku serta agama).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

BAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya fitrah yang suci. Sebagaimana pendapat Chotib (2000: 9.2) bahwa

PENYELENGGARAAN PAUD HOLISTIK INTEGRATIF. Oleh : Dr. Sri Sutarsi, M.Si

BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan, menghasilkan strategi dan berfantasi. 1

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang tuanya tentang moral-moral dalam kehidupan diri anak misalnya

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 butir 1 tentang Sistem. Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa:

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. Penelitian dan pengembangan model pembelajaran ini telah mencapai

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan budaya dan karakter bangsa merupakan isu yang mengemuka di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. cepat di berbagai aspek perkembangannya dalam rentang perkembangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Implementasi Pembelajaran Orang Dewasa Dalam Penyelenggaraan Program Parenting

OPTIMALISASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA ANAK USIA DINI MELALUI SENTRA BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK ESTER MANEMBO KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TAMAN KANAK-KANAK BERDASARKAN MINAT ANAK (Studi Kasus di TK Negeri Pembina Surakarta) T E S I S.

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul merupakan aset yang paling berharga

PERANAN PAUD DALAM PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA Disajikan pada pelatihan Tutor PAUD di Bekasi Oleh Babang Robandi PLS-FIP UPI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. tersebut perubahan tidak akan terjadi dan tujuan tidak akan tercapai. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dasar, pendidikan menengah maupun pendidikan tinggi.

OPTIMALISASI PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI MELALUI SENTRA MAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK PADANG ARTIKEL

Tangani PAUD Secara Holistik-Integratif! Monday, 04 November :18

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. dan bernegara. Hal ini terdapat dalam Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan Kebudayaan No. 0486/U/1992 tentang Taman Kanak-kanak adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indra Dwi Handoko, 2013

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan diharapkan akan menjadi pelaku dalam pembangunan suatu

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. 31 ayat (1) menyebutkan bahwa Setiap warga Negara berhak mendapat

BAB I PENDAHULUAN. penting yang perlu diingat bahwa tidak semua informasi yang diperoleh anak dari

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hidup manusia berkembang dari mulai masa konsepsi, bayi, balita, anak-anak, remaja hingga menjadi dewasa. Masa anak-anak merupakan saat yang terbaik untuk membentuk karakter seorang individu. Kesalahan pendekatan dalam masa ini akan membawa dampak yang buruk pada masa-masa selanjutnya. Banyak pakar, filsuf dan orang-orang bijak yang mengatakan bahwa faktor moral (akhlak) adalah hal utama yang harus dibangun terlebih dahulu agar bisa membangun sebuah masyarakat yang tertib, aman dan sejahtera. Salah satu kewajiban utama yang harus dijalankan oleh para orang tua dan pendidik adalah melestarikan dan mengajarkan nilai-nilai moral kepada anak sejak dini. Nilainilai moral yang ditanamkan akan membentuk karakter (akhlak mulia) yang merupakan fondasi penting bagi terbentuknya sebuah tatanan masyarakat yang beradab dan sejahtera. Kebermaknaan hidup seseorang mewujud dalam sikap dan perilaku yang sepadan dengan nilai kemakhlukannya sebagai hamba dan khalifah Allah di muka bumi ini. Perkembangan sikap dan perilaku yang berkaitan erat dengan dimensi tersebut perlu dipahami secara dini agar dapat dipersiapkan berbagai upaya yang memfasilitasinya atau iklim lingkungan belajar yang kondusif. Pendidikan merupakan salah satu upaya membentuk sikap dan perilaku manusia, sebagaimana dalam Undang Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1, menyatakan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif 1

2 mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan untuk dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Pengertian pendidikan diatas dapat kita simpulkan bahwa pendidikan harus dapat mengembangkan seluruh potensi peserta didik baik dalam mengembangkan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan. Namun pendidikan saat ini lebih mementingkan aspek pengembangan kecerdasan saja sehingga aspek lain yang seharusnya di kembangkan oleh instansi/ lembaga pendidikan kurang mendapat perhatian. Seperti misalnya sejak usia dini, anak-anak telah diarahkan untuk mencapai kecerdasan otak yang tinggi. Hampir disemua pendidikan pra-sekolah telah mengajarkan anak-anak membaca dan berhitung, sehingga aspek-aspek pembinaan karakter/ emosi-emosi anak kurang mendapat perhatian. Padahal Pendidikan Anak Usia Dini dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menyatakan bahwa: Pendidikan Anak Usia Dini atau disingkat PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan Anak Usia Dini dilaksanakan dalam 3 (tiga) jalur, yaitu pendidikan formal dalam bentuk Taman Kanak-Kanak (TK), Raudatul Athfah (RA) dan bentuk lain yang sederajat. Jalur pendidikan nonformal dalam bentuk Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), Satuan PAUD Sejenis (SPS) dan bentuk lain yang sederajat dan jalur informal, yakni pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan dalam lingkungan keluarga. Dilihat dari tempat berlangsungnya kegiatan pendidikan, terlihat bahwa ketiga jalur pendidikan tersebut menggambarkan adanya tiga jenis lingkungan pendidikan formal yang biasanya berlangsung dalam sistem persekolahan,

3 lingkungan pendidikan non formal yang umumnya berlangsung di luar sistem persekolahan dan lingkungan pendidikan informal yang berlangsung di kehidupan keluarga dan masyarakat. Kelompok Bermain Tunas Bangsa merupakan lembaga pendidikan pada jalur non formal yang bergerak dalam bidang pendidikan anak usia dini. Kelompok Bermain Tunas Bangsa tersebut menerapkan pendidikan 9 Pilar Karakter. Sembilan Pilar Karakter merupakan salah satu muatan utama dan ciri khas dari Kurikulum Pendidikan Holistik Berbasis Karakter yang dikembangkan oleh IHF (Indonesia Heritage Foundation). Sembilan pilar karakter yang berasal dari nilainilai luhur universal, diantaranya yaitu; pertama, karakter cinta Tuhan dan segenap ciptaan-nya; kedua, kemandirian dan tanggungjawab; ketiga, kejujuran/amanah, diplomatis; keempat, hormat dan santun; kelima, dermawan, suka tolong-menolong dan gotong royong/ kerjasama; keenam, percaya diri dan pekerja keras; ketujuh, kepemimpinan dan keadilan; kedelapan, baik dan rendah hati, dan; kesembilan, karakter toleransi, kedamaian, dan kesatuan. Pendidikan karakter tidak hanya diterapkan di lembaga pendidikan pada jalur non formal (Kober) tetapi juga harus diterapkan pada jalur informal yaitu dalam lingkungan keluarga agar pengaliran pendidikan karakter di lembaga pendidikan non formal dapat selaras dengan pengaliran pendidikan karakter di lingkungan keluarga (informal) sehingga nilai-nilai karakter dapat terinternalisasi dalam diri anak usia dini. Keluarga merupakan tempat pertama dan utama dimana seorang anak dididik dan dibesarkan. Artinya pembentukan dan penanaman nilai-nilai moral paling awal ialah dilakukan di lingkungan keluarga. Menurut Schikendaz dalam Megawangi (2007: 61) Segala perilaku orang tua dan pola asuh yang diterapkan di dalam keluarga pasti berpengaruh dalam pembentukan kepribadian

4 atau karakter seorang anak. Parenting merupakan salah satu metode agar orang tua dapat mengetahui bagaimana pendidikan karakter dapat pula diterapkan dalam lingkungan keluarga. Biasanya pada penerapan satu pilar karakter, diterapkan selama 3-4 minggu. Oleh karena itu lembaga pendidikan non formal (Kober) Tunas Bangsa mengadakan kegiatan Parenting ini secara rutin, yakni satu kali dalam seminggu. Pada penyelenggaraannya di minggu pertama, hal yang dilakukan yakni pemberian pengetahuan dan kiat-kiat serta metode apa saja yang dapat digunakan dalam menerapkan pendidikan karakter di lingkungan keluarga mengenai pilar yang sedang diterapkan di lembaga Kober Tunas Bangsa. Misalnya penerapan Pilar 2 yakni Kemandirian, Disiplin dan Bertanggung Jawab. Minggu kedua, orang tua berdiskusi dan sharing mengenai pengalaman-pengalaman yang ditemukan pada saat menerapkan pendidikan karakter di rumah serta memberikan solusi bila orang tua mengalami kesulitan. Berdasarkan uraian di atas, peneliti bermaksud untuk mengetahui ketercapaian antara penyelenggaraan kurikulum pendidikan 9 Pilar karakter dengan program parenting yang telah diinternalisasikan di lingkungan keluarga. Maka penulis mencoba mengembangkan permasalahan yang berkenaan dengan judul penelitian sebagai berikut : Penerapan Metode Pembiasaan dalam Menumbuhkan Karakter Kemandirian Anak Usia Dini di Lingkungan Keluarga. B. Identifikasi dan Perumusan Masalah Berdasarkan hasil studi pendahuluan di lembaga Kelompok Bermain Tunas Bangsa, maka dapat dirumuskan bahwa: 1. Orang tua yang mengikuti program parenting yaitu berjumlah 10 orang dari 15 orang tua peserta didik.

5 2. Orang tua yang mengikuti kegiatan Parenting sangat antusias hal tersebut terlihat dari kehadiran dan keaktifan orang tua dalam hal bertanya ketika ada penjelasan yang kurang dipahami. 3. Orang tua dibekali pengetahuan, kiat-kiat dan metode yang dapat digunakan dalam penerapan pendidikan karakter di lingkungan keluarga. 4. Mayoritas orang tua menggunakan metode pembiasaan dalam menumbuhkan karakter anak di lingkungan keluarga. Untuk memperjelas penelitian dan agar permasalahan yang diteliti tidak terlalu luas serta disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki peneliti, maka peneliti merumuskan masalah yang akan diteliti yaitu sebagai berikut: 1. Bagaimana proses penerapan metode pembiasaan dalam menumbuhkan karakter kemandirian anak usia dini dalam keluarga? 2. Bagaimana hasil penerapan metode pembiasaan dalam menumbuhkan karakter kemandirian anak usia dini dalam keluarga? 3. Faktor pendukung penerapan metode pembiasaan dalam menumbuhkan karakter kemandirian anak usia dini dalam keluarga? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data/ informasi mengenai : 1. Proses penerapan metode pembiasaan dalam menumbuhkan karakter kemandirian anak usia dini dalam keluarga 2. Hasil penerapan metode pembiasaan dalam menumbuhkan karakter kemandirian anak usia dini dalam keluarga 3. Faktor pendukung penerapan metode pembiasaan dalam menumbuhkan karakter kemandirian anak usia dini dalam keluarga

6 D. Metode Penelitian Metode yang akan digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif. Metode penelitian kualitatif menurut Sugiyono (2012: 15) adalah : metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekannkan makna dari pada generalisasi. E. Manfaat Penelitian Kegunaan dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Secara Konseptual Teoritis a. Secara Konseptual Teoritis manfaat penelitian ini diharapkan dapat memperkaya konsep, teori dan wawasan Pendidikan Luar Sekolah terutama penerapan pendidikan karakter anak usia dini dalam keluarga. b. Mengembangkan konsep-konsep yang ada di dalam pendidikan anak usia dini pada Kelompok Bermain (KB) khususnya mengenai teori pendidikan karakter. 2. Secara Praktis Manfaat secara praktis dapat dijabarkan seperti di bawah ini: a. Bagi orang tua, tutor dan pengelola PAUD sebagai bahan masukan dalam mendukung proses pembelajaran agar mampu menghasilkan manusia-manusia pecinta kebijakan dan tumbuh serta berkembang secara optimal.

7 b. Bagi pihak lain, sebagai bahan kajian bagi pihak yang akan meneliti lebih lanjut permasalahan yang berhubungan dengan Pendidikan Luar Sekolah, terutama pendidikan karakter anak usia dini dalam keluarga. F. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah dalam pembahasan dan penyusunan selanjutnya, maka penulis memberikan gambaran umum tentang isi dan materi yang akan dibahas, yaitu sebagai berikut : BAB I Pendahuluan. Merupakan uraian tentang latar belakang, Identifikasi Masalah, Rumusan Masalah, Pertanyaan Penelitian, Tujuan Penelitian, Anggapan Dasar, dan Sistematika penulisan. BAB II Kajian Teori. Merupakan landasan teori, konsep, dan gambaran umum mengenai masalah yang diteliti. BAB III Metode Penelitian. Berisi lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode dan pendekatan penelitian, definisi operasional,instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data dan analisis data. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Membahas mengenai hasil penelitian, pengolahan data hasil penelitian, dan pembahasan hasil penelitian. BAB V Penutup. Berisi kesimpulan dan saran.