BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sistem pendidikan nasional sering dijumpai istilah pendidikan, pengajaran dan pembelajaran, yang kadang-kadang penggunaannya sering rancu karena kurang konsisten dalam mengartikan ketiga istilah tersebut. Para praktisi pendidikan lebih banyak tidak membedakan kata pendidikan dengan kata pengajaran. Berdasarkan paham konvensional, pendidikan dalam arti sempit diartikan sebagai bantuan kepada anak didik terutama pada aspek moral atau budi pekerti, sedangkan pengajaran diartikan sebagai bantuan kepada anak didik dibatasi pada aspek intelektual dan keterampilan (Sugandi, 2004). Mengajar merupakan suatu kegiatan yang memerlukan pengetahuan dan keterampilan profesional, sebab apa yang harus dikerjakan guru di dalam kelas maupun di luar kelas melibatkan berbagai keputusan edukatif yang perlu dilakukan secara cermat. Pengambilan keputusan pembelajaran pada saat melakukan proses belajar mengajar seperti memilih dan mengorganisasikan bahan ajar yang tepat, berkomunikasi dengan anak baik secara individu maupun secara klasikal, menentukan pendekatan pembelajaran yang efektif, mengelola waktu dan sebagainya tidak bisa dilakukan secara amatir tetapi diperlukan pemikiran secara ilmiah. Profesionalisme guru dalam mengajar antara lain ditandai bahwa dalam pengambilan keputusan pendidikan dapat dipertanggungjawabkan baik aspek ilmiah maupun aspek moral. Pengambilan keputusan pendidikan antara lain menyangkut
bagaimana perlakuan kepada pihak pebelajar, pendidikan yang digunakan, organisasi materi ajar, pemilihan sarana dan pendukung proses belajar mengajar dan sebagainya. Kemampuan seorang guru dalam menerapkan cara mengajarnya, akan mempengaruhi prestasi belajar siswa, selain itu juga didukung dengan kecakapan seorang guru dalam memilih media ajar yang sekiranya dapat membantu siswa untuk dapat memahami pelajaran dengan lebih cepat dan komprehensif. Sehubungan dengan proses belajar mengajar bahasa Inggris, dituntut agar para pengajar bahasa Inggris lebih kreatif dalam mencari media yang lebih baik dan lebih efektif. Penggunaan alat peraga membuat proses belajar mengajar tidak verbalistik. Prinsip ini dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa alat peraga atau media pembelajaran. Proses pembelajaran yang disertai dengan alat peraga akan mendapatkan hasil pembelajaran lebih jelas dan tidak mudah lupa. Strategi pembelajaran adalah pola umum untuk membuat proses belajar mengajar efektif. Dalam strategi pembelajaran para guru harus memilih model pembelajaran yang benar, metode pembelajaran yang sesuai dan teknik pembelajaran yang mendukung metode pembelajaran. Dalam membuat keputusan yang benar mengenai strategi pembelajaran, para guru harus mempertanggungjawabkan tujuan, karakterisasi siswa, bahan pengajaran dan lain sebagainya, sehingga strategi pembelajaran berhasil secara maksimal. Penggunaan bahasa yang benar adalah sesuatu yang penting dalam kehidupan kita. Manusia menggunakan bahasa untuk menyampaikan ide, pikiran, pendapat dan perasaan kepada orang lain. Sejak manusia hidup dalam satu komunitas, mereka akan
membuat satu interaksi dan komunikasi dalam rangka memenuhi kebutuhan mereka. Dengan kata lain, bahasa adalah inti dari komunikasi. Demikian halnya dengan bahasa Inggris yang merupakan salah satu bahasa yang digunakan di dunia dan dipertimbangkan sebagai bahasa internasional. Orang-orang di dunia menggunakan bahasa Inggris untuk berkomunikasi dan bekerjasama antara satu dengan yang lain dimana mereka menggunakan bahasa yang saling berbeda. Sehubungan dengan itu, Bahasa Inggris menjadi bahasa persahabatan (lingua franca). Pada saat ini, sebagian besar negara-negara di dunia memilih bahasa Inggris sebagai bahasa ketiga atau bahasa asing pertama, termasuk Indonesia. Pada saat ini bahasa Inggris diajarkan di sekolah dasar di Indonesia. Hal ini sejalan dengan program pemerintah tentang sekolah dasar 9 tahun. Berdasarkan kurikulum 1995 tentang sekolah dasar. Di sekolah dasar dapat ditambahkan dengan pelajaran-pelajaran yang disebut dengan muatan lokal. Ada berbagai macam muatan lokal yang diajarkan diberbagai sekolah dasar seperti menari, berkebun, bahasa daerah, bahasa Inggris dsb. Sebagai salah satu muatan lokal yang diajarkan disekolah dasar, bahasa Inggris mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut : 1. Dengan belajar bahasa Inggris, siswa diharapkan mampu membangun dasar pengetahuan ilmiah, teknologi dan budaya mereka sehingga mereka dapat tumbuh dewasa dengan kepribadian Indonesia. 2. Kemudian, para siswa diharapkan mampu mendukung pembangunan pariwisata. Maksudnya adalah para siswa diharapkan memiliki kemampuan berbahasa dalam bentuk bahasa Inggris sederhana dengan penekanan pada kemampuan berbicara
menggunakan topik terpilih yang berhubungan dengan kebutuhan lingkungan mereka seperti industri pariwisata Sehubungan dengan fungsi diatas, para siswa diharapkan mempunyai kemampuan berbahasa Inggris yang sederhana. Pada bagian ini peran pengajar bahasa Inggris di sekolah dasar sangat penting. Mereka harus memperkenalkan bahasa Inggris sebagai bahasa asing pertama dan terbagi dalam beberapa elemen seperti pengucapan, kosa kata, ejaan dan struktur kalimat dengan cara yang menyenangkan. Namun kosa kata sangat penting dan menjadi hal utama atau dasar dalam berkomunikasi. Oleh karena itu, pada sekolah dasar fokusnya adalah penguasaan kosa kata. Mengajar kosa kata tidaklah mudah. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Nagaraj yang menyatakan bahwa para guru memerlukan banyak waktu untuk mengajar kosa kata, tetapi hasilnya sangat mengecewakan (Nagaraj, 1996:183). Konsekuensinya, para guru harus memberi perhatian yang lebih pada teknik pengajaran kosa kata dan memutuskan mana yang paling baik bagi para siswanya. Para guru biasanya menggunakan cara tradisional dalam mengajar kosa kata yaitu dengan kamus. Ketika siswa menemui kosa kata baru atau sukar mereka harus membuka kamus untuk mencari artinya. Hal ini dapat menghabiskan banyak waktu bagi para siswa dan membuat para siswa merasa bosan dan capai. Sehubungan dengan hal tersebut, para siswa dapat kehilangan keberanian mereka dalam belajar kosa kata. Oleh sebab itu para guru di sekolah dasar harus mengajar kosa kata melalui kegiatan yang menyenangkan yang membuat para siswa mengingat dengan mudah tanpa membuka kamus setiap waktu. Para pembelajar muda berbeda dengan pembelajar yang lebih dewasa, mereka tidak dapat menghabiskan semua waktunya untuk duduk dan berbicara dengan gurunya. Para pembelajar suka dengan sesuatu yang baru
dan menanggapi dengan baik dan diminta menggunakan imajinasi mereka. Mereka menjadi mudah terlibat dalam teka-teki seperti kegiatan membuat sesuatu, menggambar sesuatu, kegiatan fisik atau menyanyi. Berdasarkan pernyataan tersebut, penulis berpendapat bahwa penggunaan berbagai macam media dalam mengajar kosa kata adalah salah satu teknik yang dapat digunakan. Dengan menggunakan media yang relevan dengan pelajaran, hal ini diharapkan bahwa para siswa akan menjadi terdorong selama pelajaran dan memberikan perhatian yang lebih kepada guru mereka. Ada beberapa macam media yang dapat digunakan seperti relia atau objek, gambar, teks, permainan kosa kata dan teka-teki silang, lagu dan lain sebagainya. Dalam skripsi ini, penulis mencoba untuk mempresentasikan salah satu dari beberapa hal tersebut yang dapat diterapkan oleh para pengajar bahasa Inggris dalam mengajar kosa kata yaitu teka-teki silang (crossword puzzle). Penulis tertarik untuk meneliti bagus atau tidak teka-teki silang (crossword puzzle) digunakan untuk mengajar kosa kata sehingga lebih efektif bagi para siswa di sekolah dasar. Berdasarkan uraian di atas, maka diperlukan seorang guru yang kreatif agar dapat selalu memompa semangat belajar siswa untuk belajar bahasa Inggris, serta dapat menciptakan suasana yang menyenangkan pada saat mengajar dengan menentukan metode serta media ajar yang dapat membuat suasana kelas menjadi hidup. Untuk itu maka dalam penelitian ini, peneliti mencoba untuk melakukan penelitian eksperimen dengan mengambil judul Teka-Teki Silang Bahasa Inggris Sebagai Media Alternatif Teknik Memahami Vocabulary di SDN 03 Walangsanga Mijen.
B. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana peningkatan kemampuan penguasaan kosa kata bahasa Inggris dengan menggunakan teknik teka-teki silang? 2. bagaimanakah teknik mengajar yang dapat membuat siswa merasa senang dan bersemangat dalam mengikuti pelajaran? C. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui peningkatan kemampuan penguasaan kosa kata bahasa Inggris dengan menggunakan teknik teka-teki silang. 2. Mengetahui bagaimanakah teknik mengajar yang dapat membuat siswa merasa senang dan bersemangat dalam mengikuti pelajaran. D. Ruang Lingkup Penelitian Agar dalam penelitian skripsi ini lebih terfokus maka peneliti membatasi penelitian mengenai pemanfaatan media permainan teka-teki silang sebagai media mengajar vocabulary bahasa Inggris untuk anak kelas 5 di SD N 03 Walangsanga Mijen. E. Manfaat Penelitian Penulis berharap bahwa skripsi ini dapat bermanfaat antara lain :
1. Bagi para siswa, belajar bahasa Inggris dengan teka-teki silang dapat meningkatkan pemahaman mereka tentang kata dalam bahasa inggris 2. Bagi para guru, hal ini akan dapat memberikan penjelasan mendalam kepada mereka bahwa penggunaan teka-teki silang juga dapat mempermudah dalam mengajar kosa kata F. Sistematika Penulisan Skripsi ini terdiri dari lima (5) bab. Bab I berisi tentang latar belakang masalah secara umum, alasan pemilihan topik, pernyataan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Bab II membahas tentang teori berdasarkan kepustakaan, yang menekankan pada pengajaran kosa kata kepada anak-anak dengan menggunakan teka-teki silang. Bab III berbicara tentang metodologi penelitian yang terdiri dari data penelitian, subjek penelitian, alat penelitian, siklus tindakan penelitian, dan kriteria penilaian. Bab IV pembahasan analisa data, yang berisi uraian hasil penelitian mengenai keefektifan penggunaan media teka-teki silang sebagai sarana memahami vocabulary bahasa Inggris. Sedangkan pada bab terakhir adalah bab V ditawarkan beberapa kesimpulan dan saran dari peneliti.