PERDAGANGAN ORANG (TRAFFICKING) TERUTAMA PEREMPUAN & ANAK DI KALIMANTAN BARAT BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, ANAK, MASYARAKAT DAN KELUARGA BERENCANA PROVINSI KALIMANTAN BARAT JL. SULTAN ABDURRACHMAN NO. 101 TELP. (0561)766375 PONTIANAK KALIMANTAN BARAT 1
PENDAHULUAN Trafficking (perdagangan) Perempuan dan Anak merupakan pelanggaran berat Hak Asasi Manusia (HAM) yang mengakibatkan penderitaan fisik dan mental korban, mengganggu tumbuh kembang anak, tertular penyakit menular seksual dan menghilangkan masa depan. Trafficking (perdagangan) Perempuan dan Anak adalah tindakan yang mengandung salah satu atau lebih, tindakan perekrutan, pengangkutan antar daerah atau antar Negara, pemindahan tangan, pemberangkatan, penerimaan dan penampungan sementara, dengan acara ancaman atau penggunaan kekerasan verbal atau fisik, penculikan, penipuan, tipu muslihat, memanfaatkan posisi kerentanan, memberikan atau menerima pembayaran atau keuntungan, dimana perempuan dan anak digunakan untuk tujuan pelacuran, eksploitasi seksual, buruh migran, legal maupun illegal, adopsi anak, pekerja jermal, pengantin pesanan, pembantu rumah tangga, industri pornografi, pengedar obat terlarang, pemindahan organ tubuh serta eksploitasi lainnya. Perdagangan orang merupakan perbuatan illegal, akan tetapi karena melibatkan perolehan keuntungan yang sangat besar, telah membuka celah merebaknya kejahatan perdagangan orang. Faktor kemiskinan dan tidak tersedianya lapangan kerja di pedesaan telah mendorong kaum perempuan bahkan anak-anak untuk mencari pekerjaan di kota bahkan sampai ke luar negeri. Kurangnya pendidikan dan terbatasnya informasi yang dimiliki menyebabkan mereka rentan terjebak dalam perdagangan orang. Penanganan korban trafficking perempuan dan anak bukan merupakan pekerjaan yang mudah dan dapat dilakukan dalam waktu yang singkat, tetapi merupakan proses yang panjang dan berkelanjutan. Dalam mendukung upaya pencegahan, keberhasilan sangat tergantung kepada komitmen para penyelenggara pemerintah diberbagai tingkatan, peran serta organisasi masyarakat/lsm dan masyarakat itu sendiri serta sangat tergantung pula pada upaya-upaya penegakan hukum. 2
BENTUK-BENTUK TRAFFICKING DI INDONESIA Untuk dijadikan pelacur Untuk dipekerjakan di jermal (Penangkapan ikan di tengah laut) Sebagai pengemis Sebagai pembantu rumah tangga dengan jam kerja panjang Adopsi Pernikahan dengan laki-laki asing untuk tujuan eksploitasi Pornografi Pengedar obat terlarang Menjadi korban pedofilia KONDISI KALIMANTAN BARAT LUAS KOTA KABUPATEN KEC. DESA/KEL PENDUDUK LAKI-LAKI PEREMPUAN KEPADATAN 146.807 Km 2 2 12 141 1.448 4.384.239 Jiwa 2.234.740 Jiwa 2.149.499 Jiwa 26 Jiwa / Km 2 BATAS WILAYAH UTARA SERAWAK MALAYSIA TIMUR SELATAN LAUT JAWA BARAT SELAT KARIMATA & LAUT NATUNA TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERTUMBUHAN EKONOMI 6,27 (th 2009) PENDAPATAN PERKAPITA $ US 792 INDEK PEMBANGUNAN MANUSIA 68,17 PROSENTASE PENDUDUK MISKIN 9.02 %] 3
TITIK RAWAN TRAFFICKING DI KALIMANTAN BARAT 1. Kabupaten Sambas 2. Kabupaten Bengkayang (Seluas, Sanggau Ledo, Jagoi Babang) 3. Kabupaten Sanggau (Entikong) 4. Kabupaten Kapuas Hulu 5. Kabupaten Pontianak 6. Kabupaten Sintang 7. Kabupaten Landak 8. Kabupaten Sekadau 9. Kota Singkawang PENYEBAB TERJADINYA PERDAGANGAN ORANG DIKALIMANTAN BARAT Letak geografis Kalimantan Barat yang berbatasan langsung dengan Malaysia Timur ( terdapat ± 62 jalan setapak yang dapat dilalui masyarakat tanpa pengawasan ) Perbedaan tingkat perekonomian / penghidupan di wilayah perbatasan Kemudahan (aksesibilitas) ke negara tetangga Lemahnya sistim administrasi kependudukan Kurangnya kesempatan kerja dan peluang berusaha Kurangnya informasi yang benar mengenai lapangan kerja yang tersedia baik di dalam maupun di luar negeri 4
PERAN DAN KEWAJIBAN DALAM PENANGANAN TRAFFICKING PEMERINTAH Membuat kebijakan, program, kegiatan dan mengalokasikan anggaran untuk pencegahan dan penanganan perdagangan orang. Membentuk gugus tugas dengan anggota unsur pemerintah, penegak hukum, organisasi masyarakat, LSM, organisasi profesi dan akademisi. Melaksanakan kerjasama internasional, baik yang bersifat bilateral, regional maupun multilateral. MASYARAKAT Membantu upaya pencegahan dan penanganan korban tindak pidana perdagangan orang. Memberi informasi dan atau melaporkan adanya tindak pidana perdagangan orang kepada pihak yang berwajib. KEBIJAKAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT DALAM PENANGANAN TRAFFICKING Peraturan Daerah No. 3 Tahun 2007 Tentang Kependudukan Pembangunan Keluarga Sejahtera. Peraturan Daerah No. 7 Tahun 2007 Tentang Pencegahan Dan Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang Terutama Perempuan Dan Anak. Peraturan Gubernur Kalimantan Barat No. 86 Tahun 2006 Tentang Rencana Aksi Daerah Penghapusan Perdagangan Perempuan Dan Anak dan telah direvisi dengan Peraturan Gubernur Kalimantan Barat Nomor 5 Tahun 2010. Keputusan Gubernur Kalimantan Barat No. 262 Tahun 2006 Tentang Pembentukan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan Dan Anak (P2TP2A) Dan Telah Direvisi Dengan Keputusan Gubernur Kalimantan Barat No. 370 Tahun 2009 Tanggal 3 Juni 2009. 5
Keputusan Gubernur Kalimantan Barat No. 289 Tahun 2006 Tentang Pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Dan Sekretariat Satgas Pelaksana Penanggulangan, Penempatan Dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Bermasalah Di Luar Negeri dan telah direvisi dengan Keputusan Gubernur Kalimantan Barat No. 222/KESOS/2010 Keputusan Gubernur Kalimantan Barat No. 178 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Tim Koordinasi Penanggulangan, Penempatan, Dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Bermasalah Di Luar Negeri Provinsi Kalimantan Barat dan telah direvisi dengan Keputusan Gubernur Kalimantan Barat No. 22/KESOS/ 2010. Melakukan Kerjasama dalam bentuk Nota Kesepahaman tentang Penanganan Kekerasan Terhadap Perempuan, Anak dan Tindak Pidana Perdagangan Orang dengan Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Dan Keluarga Berencana (BP3AKB) Provinsi Jawa Tengah. Melakukan Mou dengan Organisasi Keagamaan Tentang Pelaksanaan Strategi Pengarusutamaan Gender untuk Peningkatan Status, Kondisi dan Posisi Perempuan dalam Pembangunan. Melakukan Mou dengan Kabupaten/Kota dalam Penanganan Kekerasan Terhadap Perempuan, Anak dan Tindak Pidana Perdagangan Orang. UPAYA DALAM PENANGANAN TRAFFICKING DI KALIMANTAN BARAT Pembentukan Jejaring Dalam Penanganan Korban Traffiking Sosialisasi Dan Advokasi Secara Terpadu Di Lingkup Instansi Pemerintah Dan Masyarakat Sosialisasi Dan Advokasi Secara Berjenjang Dilingkup Pemerintah Provinsi Dan Kabupaten/Kota Pelatihan Keterampilan Dan Pembekalan Terutama Bagi Calon Pekerja Baik Dalam Negeri Maupun Luar Negeri Pelatihan Keterampilan Bagi Korban Trafficking Pelatihanketerampilan Bagi Kelompok Perempuan Didaerah Rawan Trafficking Penindakan Dan Penegakan Hukum Secara Tegas, Konsisten Dan Terus Menerus Terhadap Pelaku Perdagangan Orang Dan Mereka Yang Mendukungnya 6
Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan, Baik Di Bidang Ekonomi, Pendidikan, Kesehatan Dan Sosial Budaya Peningkatan Pembangunan Di Kawasan Perbatasan Pengentasan Kemiskinan Melalui Berbagai Program Misalnya Kuat, Pengembangan Model Desa Prima Dan Pemberdayaan Ekonomi Lainnya Pembangunan Rumah Aman Yang Berfungsi Sebagai Ruang Tahanan Bagi Perempuan Pelaku Trafficking Mengupayakan Pembahasan Masalah Ketenagakerjaan Dalam Rapat Kerja Tim Teknis Sosial Kemasyarakatan Sosek Malindo Melakukan pemetaan masalah perdagangan orang di Kalimantan Barat (pengumpulan data/informasi, rekapitulasi data dan analisa data) Membangun sistem pengawasan efektif terhadap kinerja PJTKI dalam proses perekrutan dan penempatan TKI yang bekerja di luar negeri Sosialisasi tentang prosedur dan tata cara bekerja di luar negeri kepada masyarakat dan calon TKI Membangun sistem pengawasan efektif terhadap kinerja BP3TKI dalam proses perekrutan dan penempatan pekerja domestik dan internasional Memperketat pengawasan arus migrasi didaerah-daerah rawan perdagangan orang. Pengembangan program pemberdayaan ekonomi dan peningkatan aksesibilitas keluarga miskin didaerah rawan perdagangan orang Adanya program pendidikan luar sekolah bagi keluarga miskin di daerah rawan perdagangan orang Memberikan Layanan kesehatan dasar dan lanjutan pada korban perdagangan orang Melakukan Home Visit bagi korban yang memerlukan penanganan lebih lanjut. Pengembangan kapasitas SDM untuk pelayanan identifikasi, rehabilitasi sosial, pemulangan dan reintegrasi bagi korban perdagangan orang Meningkatkan kinerja rehabilitasi sosial di shelter Meningkatkan koordinasi antar gugus tugas untuk pemulangan yang aman bagi korban perdagangan orang 7
PENANGANAN KORBAN Dalam penanganan korban P2TP2A berjejaring dengan instansi-instansi terkait dengan Mekanisme Penanganan sebagai berikut MEKANISME PENANGANAN MEDIS KORBAN HUKUM FISIK PSIKOLOGI RPK RUMAH SAKIT KONSELING P U L I H P2TP2A S E L E S A I PENEGAKAN HUKUM PENDAMPINGAN HUKUM PEMULANGAN PEMBERDAYAAN YAN I -SEKTOR TERKAIT -LSM PENINGKATAN KUALITAS HIDUP PEREMPUAN DI BIDANG EKONOMI, PENDIDIKAN -SEKTOR TERKAIT YAN II -LSM -ORG. PEREMPUAN 30 8
DATA KASUS KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK YANG DITANGANI OLEH PUSAT PELAYANAN TERPADU PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK (P2TP2A) PROV. KALBAR DARI TAHUN 2008 2010 (BULAN AGUSTUS) 137 0RG KASUS TRAFFICKING NO DAERAH ASAL JUMLAH 1 JAWA BARAT 58 2 KALIMANTAN BARAT 30 3 JAWA TIMUR 15 4 DKI JAKARTA 6 5 NTB 7 6 BANTEN 3 7 LAMPUNG 3 8 JAWA TENGAH 3 9 SUMATERA SELATAN 1 10 NTT 1 11 SUMATERA BARAT 1 12 SUMATERA UTARA 1 13 KALIMANTAN SELATAN 1 14 SULAWESI BARAT 1 15 BANGKA BELITUNG 1 JUMLAH 131 KASUS KDRT NO DAERAH ASAL JUMLAH 1 LAMPUNG 1 2 KALIMANTAN BARAT 2 JUMLAH 3 KASUS PELECEHAN SEKSUAL NO DAERAH ASAL JUMLAH 1 KALIMANTAN BARAT 2 9