BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data

BAB II METODE PENELITIAN. research) dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian

BAB II METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Dipilihnya pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana penerapan prinsip

BAB III METODE PENELITIAN. hakekatnya ialah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Data; (D) Instrumen Penelitian; (E) Data dan Sumber Data; (F) Teknik Analisis Data;

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Mulyana, 2002: 145) merupakan proses, prinsip, dan prosedur yang kita

BAB III METODE PENELITIAN. Pengemis, Pengamen dan Gelandangan di Kota Madiun ini, jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pemahaman masing-masing manajemen pembiayaan bank syariah terhadap

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. SMKN 1 Surakarta dan SMKN 7 Surakarta. SMKN 1 Surakarta yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang berusaha memahami dan mengeksplorasi masalah-masalah manusia

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian lapangan (field research), yang dimaksud dengan penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 76 Dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di tiga buah sekolah menengah pertama

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif atas dasar

BAB III METODE PENELITIAN. dialami subyek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, dan lainlain.

Noeng Muhadjir, Metode Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Rake Sarasin, Ed. IV, 2002, hlm. 13

Pendapat lain menurut Sugiyono (2010, hlm. 50) bahwa:

BAB III METODE PENELITIAN. Gambar 3.1

BAB III METODE PENELITIAN. memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis

BAB III METODE PENELITIAN. kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ini berkaitan dengan proses, prinsip dan prosedur penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif adalah penelitian yang berusaha memahami apa yang dialami oleh subjek

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. permasalahan yang akan dikaji oleh peneliti mengenai peranan pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. sekolah tersebut karena merupakan sekolah yang menerapkan kurikulum

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian Penelitian tentang implementasi pendidikan multikultural pada anak

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 97 Jadi,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. 33

III. METODE PENELITIAN. 22) metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. field reseach, yang bersifat kualitatif. Penelitian kualitatif adalah Suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Sugiyono (2011:9)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian studi kasus ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan

BAB III METODE PENELITIAN. penyesuaian diri remaja panti asuhan. Menurut Sugiyono (2012:1) metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. BMT dilihat dari segi bagi hasil. Penelitian ini akan dilakukan pada beberapa BMT di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Timur. Peneliti memilih lokasi tersebut dikarenakan Kota Nganjuk

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang meningkatkan aplikasi didalam mencegah masalah yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Suharsimi Arikunto, (2006:118) obyek penelitian adalah Fenomena

BAB III METODE PENELITIAN. motivasi, tindakan dan lain secara holistik. 31 Sedangkan disebut deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode dekskriptif kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. ayam selain itu harapannya juga dapat memperoleh hasil penelitian yang. menyikapi fenomena sabung ayam tersebut.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penggunaan pendekatan penelitian kualitatif didasarkan atas pertimbangan bahwa

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Penelitian ini disebut penelitian deskriptif karena menghasilkan data

angka statistik, melainkan dalam bentuk kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah pelaporan Corporate Social

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. organisasi dalam badan sosial tersebut. cukup untuk diolah, maka peneliti akan memperpanjang waktu.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sulawesi Tengah. Dengan judul penelitian Kajian bentuk dan makna simbolik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bogdan Dan Taylor (Andi Prastowo, 2011: 22) menyatakan metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. proses kreatif proses kreatif program acara Young Creative di Balikpapan Televisi.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. No 95 Pesawahan Teluk Betung Selatan Bandar Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. suatu penelitian. Hal ini disebabkan penggunaan metode dan pendekatan ini

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam proposal ini adalah pendekatan kualitatif. Yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. inilah yang dijadikan tempat berkumpulnya Virginity Jogja pada waktu

BAB III METODE PENELITIAN. memungkinkan tercapainya suatu tujuan penelitian yang bermanfaat dan dapat di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang tepat untuk melakukan sesuatu ; dan Logos yang artinya ilmu atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode studi deskriptif analitis, dimana

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kebenaran dilakukan oleh para filsuf, peneliti, maupun oleh para praktisi melalui

BAB III METODE PENELITIAN. bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif karena sifat data yang dikumpulkan bercorak kualitatif yaitu penelitiannya tidak menggunakan alat-alat pengukur seperti yang terdapat dalam pendekatan kuantitatif. Data yang diperoleh dalam penelitian ini pada umumnya berasal dari persepsi, tindakan, maupun perilaku dari apa yang dialami oleh subjek penelitian berkaitan dengan model pembelajaran studi kasus dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa yang kemudian dideskripsikan dalam bentuk kata-kata. Hal ini sesuai dengan pengertian dari penelitian kualitatif yang diungkapkan oleh Moleong (2007: 6) sebagai berikut: Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan secara holistik dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah. Beda halnya dengan pendapat Danial (2009: 60) mendefinisikan kualitatif sebagai berikut: Pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang menyatakan bahwa ilmu tidak terbatas pada yang empirik, sensual, konkrit saja, tetapi meliputi keseluruhan objek kajian. Seperti keyakinan, pemikiran, kemauan, persepsi suatu subjek tentang suatu di luar subjek, yang utuh tidak dapat dipisahkan, karena bisa jadi akan mengurangi esensi kajian itu, jika dipisahkan atau tidak dibahas secara utuh. Berdasarkan pendapat di atas, peneliti memandang bahwa pendekatan kualitatif sangat tepat untuk digunakan dalam penelitian yang peneliti lakukan,

42 karena permasalahan tentang kepolisian dalam penanggulangan dan pembinaan tindak kekerasan geng motor yang akan diteliti memerlukan pengamatan dan penelitian secara mendalam. 2. Metode Penelitian Metode penelitian yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif, yakni prosedur yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang dan perilaku yang dapat diamati. Penelitian kualitatif bersifat natural atau wajar karena situasi lapangan penelitian sebagaimana adanya, tanpa dimanipulasi. Menurut Denzin dan linclon (Moleong, 2007: 5): Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menggunakan latar alamiah,dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metoda yang ada. Penelitian Kualitatif bertujuan mempertahankan bentuk dan isi perilaku manusia dan menganalisis kualitas-kualitasnya. Melalui penggunaan metode kualitatif dapat membuktikan keakuratan penelitian ini atau lebih intensif karena metode penelitian ini bersifat natural atau tidak dimanipulasi, sehingga kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan. B. Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah tempat yang akan diambil dalam sebuah penelitian. Lokasi penelitian yang diambil untuk penelitian ini dilakukan di beberapa tempat, tempat yang utama adalah di Kantor Kepolisian Resor Cirebon Kota tepatnya di Jalan Veteran Nomor 5 Kota Cirebon dalam halnya mencari informasi dan juga data mengenai peran kepolisian dalam mencegah dan menanggulangi tindak kekerasan yang dilakukan oleh geng motor. Lokasi berikutnya dilakukan secara random dan yang menjadi narasumber adalah beberapa anggota geng motor. Penelitian ini difokuskan pada tindak

43 penanggulangan yang dilakukan oleh kepolisian dalam menanggulangi kasus tindak kekerasan akibat perbuatan geng motor. 2. Subyek Penelitian Subyek penelitian diambil berdasarkan teknik pengambilan sampel purposif/bertujuan (sampling purposive). Sampel purposif dilakukan dengan mengambil subyek bukan berdasarkan atas strata atau random melainkan didasarkan pada tujuan tertentu. Melalui teknik ini diharapkan pengambilan sampel tersebut dapat menemukan suatu pemecahan masalah yang tepat untuk permasalahan yang dibahas, serta dapat menggali informasi yang lebih banyak lagi. C. Tahap-tahap Penelitian 1. Tahap Pra Penelitian Tahap pra-penelitian ini merupakan tahap awal peneliti mempersiapkan suatu penelitian. Dalam tahap ini peneliti mencari permasalahan yang sedang terjadi, kemudian memilih judul yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas. Dari permasalahan yang diambil, peneliti melakukan observasi langsung ke tempat yang akan dijadikan sumber dan lokasi penelitian. Dalam penelitian ini mengenai peran kepolisian dalam mencegah dan menanggulangi tindak kekerasan yang dilakukan geng motor, maka tempat yang diambil yaitu di Polres Cirebon Kota yaitu di Jalan Veteran Nomor 5 Kota Cirebon. Adapun tempat observasi untuk mengamati perilaku anggota geng motor dilakukan secara random. Selain itu peneliti mengamati tindak kejahatan yang dilakukan anggota geng motor melalui media massa, seperti televisi, online news, dan lain sebagainya. 2. Tahap Persiapan Penelitian Pertama peneliti membuat pedoman wawancara yang disusun berdasarkan dimensi kebermaknaan hidup sesuai dengan permasalahan yang dihadapi subjek. Pedoman wawancara ini berisi pertanyaan-pertanyaan

44 mendasar yang nantinya akan berkembang dalam wawancara. Pedoman wawancara yang telah disusun, ditunjukan kepada yang lebih ahli dalam hal ini adalah pembimbing penelitian untuk mendapat masukan mengenai isi pedoman wawancara. Setelah mendapat masukan dan koreksi dari pembimbing, peneliti membuat perbaikan terhadap pedoman wawancara dan mempersiapkan diri untuk melakukan wawancara. Tahap persiapan selanjutnya adalah peneliti membuat pedoman observasi yang disusun berdasarkan hasil observasi terhadap perilaku subjek selama wawancara dan observasi terhadap lingkungan atau setting wawancara, serta pengaruhnya terhadap perilaku subjek dan pencatatan langsung yang dilakukan pada saat peneliti melakukan observasi. Namun apabila tidak memungkinkan maka peneliti sesegera mungkin mencatatnya setelah wawancara selesai. 3. Tahap Perizinan Penelitian Pada tahap perizinan penelitian ini, peneliti meminta surat pengantar dari jurusan (Pendidikan Kewarganegaraan), yang kemudian akan diserahkan kepada fakultas (FPIPS), selanjutnya diserahkan ke kantor Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK). Surat perizinan tembusan dari BAAK tersebut diserahkan ke kantor kepolisian bagian Sumber Daya (SUMDA) untuk selanjutnya diproses agar mendapat perizinan penelitian dari Kepala Kepolisian Resort Kota Cirebon. Setelah surat izin melakukan penelitian tersebut disetujui oleh Kapolres Kota Cirebon, peneliti diarahkan kepada bagian apa penelitian ini dapat dilakukan. 4. Tahap pelaksanaan penelitiaan Tahap pertama dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti membuat kesepakatan dengan aparat kepolisian sektor yang berwenang dalam menangani kasus geng motor mengenai waktu dan tempat untuk melakukan wawancara berdasarkan pedoman yang dibuat. Selain dengan aparat kepolisian, wawancara juga dilakukan dengan beberapa anggota geng motor

45 sebagai pelengkap dan pembanding hasil wawancara. Setelah wawancara dilakukan, peneliti memindahakan hasil rekaman berdasarkan wawancara dalam bentuk verbatim tertulis. Selanjutnya peneliti melakukan analisis data dan interprestasi data sesuai dengan langkah-langkah yang dijabarkan pada bagian metode analisis data di akhir bab ini. setelah itu, peneliti membuat dinamika psikologis dan kesimpulan yang dilakukan, peneliti memberikan saran-saran untuk penelitian selanjutnya. D. Teknik Pengumpulan Data Data merupakan suatu bahan yang diperlukan untuk selanjutnya dianalisis guna mendapatkan suatu kesimpulan. Menurut Lofland (Moleong 2007: 157), sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperi dokumen, foto, dan statistik. Untuk memperoleh data diperlukan suatu teknik pengumpulan data yang relevan. Dalam penelitian ini digunakan penjaringan data melalui observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. 1. Observasi Observasi menurut Ratna (2010: 217) merupakan salah satu teknik yang paling banyak dilakukan dalam penelitian, baik kuantitatif maupun kualitatif, sosial maupun humaniora. Menurut Adler dan Adler (Ratna 2010: 217) semua penelitian dunia sosial pada dasarnya menggunakan teknik observasi. Faktor terpenting dalam teknik observasi adalah pengamat dan orang yang diamati yang kemudian juga berfungsi sebagai pemberi informasi yaitu informan. Sebagai teknik dasar semua proses penelitian, observasi mensyaratkan pencatatan dan perekaman sistematis semua data. Observasi pada gilirannya menampilkan data dalam bentuk perilaku, baik disadari maupun kebetulan. Observasi juga menyajikan sudut pandang menyeluruh mengenai kehidupan sosial budaya tertentu. Dalam penelitian ini, observasi dilakukan oleh

46 peneliti terhadap yang diteliti yaitu anggota geng motor, dan peran kepolisian di lapangan. 2. Wawancara Observasi, wawancara, diskusi kelompok, dan teknik-teknik lain berkaitan erat. Ratna (2010: 222) menjelaskan wawancara adalah cara-cara memperoleh data dengan berhadapan langsung, bercakap-cakap, baik antara individu dengan individu, maupun individu dengan kelompok. Pada umumnya teknik wawancara dilakukan sesudah observasi. Pengamatan menyeluruh terhadap objek diikuti dengan aktivitas tertentu dengan menggunakan instrumen tertentu. Dalam praktik di lapangan kedua teknik berlangsung dalam kondisi saling melengkapi. Terdapat beberapa cara pembagian jenis wawancara yang dikemukakan dalam kepustakaan. Patton (Moleong, 2007: 187) membagi jenis wawancara tersebut kedalam tiga cara. a. Wawancara pembicaraan informal. Pada jenis wawancara ini pertanyaan yang diajukan sangat bergantung pada pewawancara itu sendiri, jadi bergantung pada spontanitasnya dalam mengajukan pertanyaan kepada terwawancara. b. Pendekatan menggunakan petunjuk umum wawancara. Jenis wawancara ini mengharuskan pewawancara membuat kerangka dan garis besar pokok-pokok yang dirumuskan tidak perlu ditanyakan secara berurutan. c. Wawancara baku terbuka. Jenis ini adalah wawancara yang menggunakan seperangkat pertanyaan baku. Urutan pertanyaan, kata-katanya, dan cara penyajiannya pun sama untuk setiap responden. Dalam penelitian ini dilakukan wawancara yang bersifat terstruktur dan terbuka dengan terlebih dahulu peneliti menjelaskan maksud dari wawancara tersebut, hal ini dimaksudkan untuk memperoleh keterangan yang lebih mendalam tentang fokus masalah yang telah dirumuskan terlebih dahulu. Wawancara informal juga banyak dilakukan. Wawancara ini berlangsung secara alamiah dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan

47 bergantung pada spontanitas pewawancara namun tetap berteguh pada pedoman wawancara yang telah disusun sebelumnya. 3. Studi Dokumentasi Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan dokumen. Sugiyono (2010: 240) mengungkapkan dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Menurut Ratna (2010: 235), dalam penelitian kualitatif dokumen pada umumnya digunakan sebagai sumber sekunder. Meskipun dokumen merupakan sumber sekunder, namun bahwa: Bogdan (Sugiyono, 2010: 240) memaparkan hasil penelitian dari observasi atau wawancara, akan lebih kredibel atau dapat dipercaya kalau didukung oleh sejarah pribadi kehidupan di masa kecil, di sekolah, di tempat kerja, di masyarakat, dan autobiografi. Hasil penelitian juga akan semakin kredibel apabila didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada. Dalam penelitian ini, studi dokumentasi yang akan digunakan berupa dokumen yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti seperti foto, sejarah, dan data-data statistik. E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data Teknik pengolahan data dilakukan setelah data diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Miles dan Huberman (Sugiyono, 2010: 246) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh. Analisis data kualitatif menurut Bogdan dan Biklen (Moleong, 2007: 248), adalah: Upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintetiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang diceritakan kepada orang lain.

48 Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan mengikuti prosedur atau langkah-langkah seperti yang dipaparkan Sugiono (2010: 246) yaitu: reduksi data, display data, pengambilan simpulan dan verifikasi. Analisis data dilakukan untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan penelitian serta membandingkan antara data yang diperoleh dengan konsep. Teknik pengolahan data tersebut dilakukan dengan tahapan sebagai berikut. 1. Reduksi Data (Data Reduction) Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu dicatat secara teliti dan rinci. Dengan mereduksi data akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. 2. Penyajian Data (Data Display) Penyajian data merupakan langkah selanjutnya setelah data direduksi. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antarkategori, dan lainlain. Dalam hal ini Miles dan Huberman (Sugiyono, 2010: 249) mengungkapkan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks bersifat naratif, selain itu dapat juga berupa grafik, matrik, network (jejaring kerja) dan chart. 3. Penarikan Simpulan dan Verifikasi (Conclusion Drawing and Verification) Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman (Sugiyono, 2010: 252) yaitu penarikan simpulan dan verifikasi. Simpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutny. Tetapi apabila

49 simpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka simpulan yang dikemukakan merupakan simpulan yang kredibel. Dengan demikian simpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada dilapangan. F. Paradigma Penelitian Moleong (2007: 49) menyatakan bahwa penelitian pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menemukan kebenaran atau untuk lebih membenarkan kebenaran. Usaha untuk mengejar kebenaran dilakukan oleh para filsuf, peneliti, maupun oleh para praktisi melalui model-model tertentu. Model tersebut biasanya dikenal dengan paradigma. Paradigma, menurut Bogdan dan Biklen (Moleong, 2007: 49), adalah kumpulan longgar dari sejumlah asumsi yang dipegang bersama, konsep atau proposisi yang mengarahkan cara berpikir dan penelitian. Paradigma merupakan pola atau model tentang bagaimana sesuatu distruktur (bagian dan hubungannya) atau bagaimana bagian-bagian berfungsi (perilaku yang di dalamnya ada konteks khusus atau dimensi waktu). Adapun paradigma dari penelitian yang akan dilakukan, yaitu sebagai berikut.