BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Taman Kanak-kanak (TK) merupakan lembaga pendidikan formal sebelum anak memasuki sekolah dasar. Lembaga ini dianggap penting karena usia ini merupakan usia emas (golden age) yang merupakan masa peka dan hanya datang sekali. Perkembangan berpikir anak-anak usia TK atau pra sekolah sangat pesat. Perkembangan intelektual anak yang sangat pesat terjadi pada kurun usia nol sampai usia prasekolah. Masa usia TK itu dapat disebut sebagai masa peka belajar. Dalam masa ini segala potensi kemampuan anak dapat dikembangkan secara optimal, tentunya dengan bantuan dari orangorang yang berada di lingkungan anak tersebut, misalnya dengan bantuan orang tua dan guru TK (Dhieni,2009: i). Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Menurut Joan dan Utami (dalam Yus, 2005: 147) bermain merupakan suatu aktivitas yang membantu anak mencapai perkembangan yang utuh baik fisik, intelektual, sosial, moral dan emosional. Setiap anak selalu ingin bermain. Hampir sepanjang waktunya ia gunakan untuk bermain. Ia akan 1
2 memilih sendiri permainannya. Kadang kala ia berlama-lama dalam suatu permainan, pada saat yang lain sangat sebentar. Dalam bermain anak bereksplorasi. Situasi tersebut sering dilakukan tanpa disadari bahwa ia telah melatih dirinya dalam beberapa kemampuan tertentu sehingga ia memiliki kemampuan-kemampuan baru. Salah satu kemampuan anak yang sedang berkembang saat usia TK adalah kemampuan berbahasa. Penguasaan bahasa sangat erat kaitanya dengan kemampuan kognisi anak. Sistematika berbicara anak menggambarkan sistematikanya dalam berpikir. Yang termasuk dalam pengembangan bahasa selain dari berbicara adalah kemampuan menyimak, membaca dan menulis. Perkembangan bahasa anak usia dini memang masih jauh dari sempurna. Namun demikian potensinya dapat dirangsang lewat komunikasi yang aktif dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Kualitas bahasa yang digunakan orang-orang disekitarnya akan mempengaruhi perkembangan bahasa anak (Dhieni,2009: i). Sebagai upaya meningkatkan kemampuan bahasa anak kelompok B2 TK Aisyiyah Bustanul AThfal 1 Purwokerto, maka peneliti tertarik untuk meningkatkan dan memotivasi kepada anak didik melalui permainan mozaik huruf dari bahan alam yang dikeringkan. Berdasarkan pengalaman peneliti pada kondisi awal, kemampuan bahasa anak kelompok B2 TK Aisyiyah Bustanul Athfal 1 Purwokerto Kabupaten Banyumas menunjukkan bahwa kegiatan bermain untuk aspek bahasa masih jarang dilakukan. Dari jumlah siswa keseluruhan yaitu 21 siswa yang terdiri dari 13 siswa putra dan 8 siswa putri. Dari 21 siswa selama
3 kegiatan belajar masih banyak yang bermain dan membuat gaduh sendiri. Data yang diperoleh dari guru, jumlah anak yang memiliki kemampuan bahasa yang baik ada 5 siswa yaitu terdiri dari 2 siswa (9,52%) yang berkembang sangat baik/bsb dan 3 siswa (14,29%) yang berkembang sesuai harapan/bsh. Sedangkan yang masih kurang kemampuan bahasanya khususnya dalam memahami makna huruf sebanyak 16 siswa atau 76,19% yang terdiri dari 9 siswa (42,86%) belum berkembang/bb, 7 siswa (33,33%) yang mulai berkembang/mb. Hal itu dapat dilihat dari kemampuan anak dalam memahami bagaimana bentuk dari huruf a, b, c, d, e, f, g, h, i, dan j itu masih kurang, bagaimana bunyinya dan bagaimana fungsi atau penerapan dari huruf itu sendiri pun masih kurang. Dengan hasil tersebut, peneliti bermaksud memenuhi kebutuhan dan masa peka anak pada aspek kemampuan bahasa anak dan dapat disusun serta dikembangkan dengan berbagai bentuk permainan, salah satunya melalui permainan mozaik huruf dari bahan alam yang dikeringkan untuk meningkatkan kemampuan bahasa anak. Dari pengalaman peneliti maka dapat disimpulkan bahwa rendahnya kemampuan bahasa anak disebabkan oleh beberapa hal, yaitu: guru jarang memberikan kegiatan belajar sambil bermain khususnya mengenai aspek bahasa dalam pengenalan huruf, guru kurang kreatif dalam memberikan kegiatan pembelajaran sehingga membuat anak menjadi cepat bosan. Dari permasalahan tersebut peneliti mengambil tindakan untuk memperbaiki system pembelajaran agar membangkitkan semangat belajar anak dalam mengembangkan kemampuan bahasanya.
4 Penelitian tindakan kelas perlu dilakukan sebagai upaya perbaikan pelaksanaan pembelajaran. Dalam hal ini peneliti menggunakan metode bermain mozaik huruf dari bahan alam yang dikeringkan untuk meningkatkan kemampuan bahasa pada anak kelompok B2 TK Aisyiyah Bustanul Athfal 1 Purwokerto Kabupaten Banyumas Semester Genap Tahun Ajaran 2012/2013. B. Rumusan Masalah 1. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan yang menjadi fokus perbaikkan dalam penelitian adalah: Apakah metode bermain mozaik huruf dari bahan alam yang dikeringkan dapat meningkatkan kemampuan bahasa anak kelompok B2 TK Aisyiyah Bustanul Athfal 1 Purwokerto Kecamatan Purwokerto Timur Kabupaten Banyumas semester genap tahun ajaran 2012/2013? 2. Pemecahan Masalah a. Masalah: Kemampuan bahasa anak dalam memahami makna huruf masih rendah b. Akar Masalah: Metode pembelajaran yang kurang menarik dan ruang kelas yang sempit membuat anak mudah bosan dalam mengikuti pembelajaran c. Alternatif pemecahan masalah: Dalam meningkatkan kemampuan bahasa melalui permainan mozaik huruf guru memerlukan media dan alat peraga yang menarik serta
5 menggunakan metode yang tepat dan diberikan secara berulang-ulang sehingga anak mudah tertarik dan dapat memudahkan anak dalam memahami konsep makna huruf itu sendiri. C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan bahasa anak melalui permainan mozaik huruf dari bahan alam yang dikeringkan di Kelompok B2 TK Aisyiyah Bustanul Atfal 1 Purwokerto Kecamatan Purwokerto Timur Kabupaten Banyumas Semester Genap Tahun Ajaran 2012/2013. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, baik bagi siswa, guru, dan sekolah. 1. Bagi Siswa a) Menumbuhkan semangat belajar lebih baik sehingga anak menjadi senang dan tertarik dalam belajar mengenal serta memahami makna huruf b) Memberi suasana belajar yang lebih menyenangkan 2. Bagi Guru a) Meningkatkan pengetahuan pendidikan b) Memberikan motivasi dalam meningkatkan profesinya serta mengembangkan kreatifitasnya dalam mengajar sehingga pembelajaran yang dilaksanakan dapat selalu menyenangkan bagi anak.
6 c) Guru akan terbiasa melakukan penelitian dan tentunya akan bermanfaat bagi perbaikan pembelajaran khusus guru itu sendiri. 3. Bagi Sekolah a) Kegiatan penelitian ini dapat untuk memicu kreatifitas dan kinerja guru dalam mengajar sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan serta kualitas anak didik. b) Dapat memberikan kepercayaan masyarakat karena kualitas dan kuantitas sekolah yang bermutu.