GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH KEPUTUSAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 188.44 / 62 / 2012 TENTANG KELAYAKAN LINGKUNGAN HIDUP KEGIATAN PEMBANGUNAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT. SUMUR PANDANWANGI LUAS AREAL KEBUN 8.175,90 HEKTAR DI DESA KARTIKA BHAKTI, BANGUN HARJA, SUNGAI BAKAU DAN HALIMAUNG JAYA, KECAMATAN SERUYAN HILIR TIMUR, KABUPATEN SERUYAN, PROVINSI KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH, Menimbang : a. bahwa Kegiatan Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit PT. Sumur Pandanwangi, Luas Areal Kebun 8.175,90 Hektar Di Desa Kartika Bhakti, Bangun Harja, Sungai Bakau Dan Halimaung Jaya, Kecamatan Seruyan Hilir Timur, Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah merupakan kegiatan yang wajib dilengkapi dengan studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup; b. bahwa Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL), Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL), dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL), sebagai salah satu bagian dari studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup wajib mendapat Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup berdasarkan hasil penilaian Komisi Penilai AMDAL Provinsi Kalimantan Tengah; c. bahwa berdasarkan hasil Rapat Komisi Penilai AMDAL Provinsi Kalimantan Tengah pada tanggal 15 November 2011 merekomendasikan Kelayakan Lingkungan Hidup terhadap Kegiatan Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit PT. Sumur Pandanwangi, Luas Areal Kebun 8.175,90 Hektar Di Desa Kartika Bhakti, Bangun Harja, Sungai Bakau Dan Halimaung Jaya, Kecamatan Seruyan Hilir Timur, Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, huruf b dan huruf c perlu menetapkan Keputusan Gubernur Kalimantan Tengah tentang Kelayakan Lingkungan Hidup Kegiatan Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit PT. Sumur Pandanwangi, Luas Areal Kebun 8.175,90 Hektar di Desa Kartika Bhakti, Bangun Harja, Sungai Bakau Dan Halimaung Jaya, Kecamatan Seruyan Hilir Timur, Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang- Undang Darurat Nomor 10 Tahun 1957 tentang Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan Tengah dan Perubahan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur Sebagai Undang-Undang; 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja; 3.Undang.
2 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya; 4. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan; 5. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan; 6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 7. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang; 8. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas; 9. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; 10. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup; 11. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 08 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup; 12. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006 tentang Jenis Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi Dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup; 13. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2008 tentang Tata Kerja Komisi Penilai Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup; 14. Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor 26/Permentan/OT.140/2/2007 tentang Pedoman Perizinan Usaha Perkebunan; 15. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK. 292/Menhut-II/2011 Tanggal 31 Mei 2011 tentang Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan menjadi Bukan Kawasan Hutan seluas ± 1.168.656 (Satu Juta Seratus Enam Puluh Delapan Ribu Enam Ratus Lima Puluh Enam) Hektar, Perubahan Antar Fungsi Kawasan Hutan seluas ± 689.666 (Enam Ratus Delapan Puluh Sembilan Ribu Enam Ratus Enam Puluh Enam) Hektar, dan Penunjukan Bukan Kawasan Hutan menjadi Kawasan Hutan seluas ± 29.672 (Dua Puluh Sembilan Ribu Enam Ratus Tujuh Puluh Dua) Hektar di Provinsi Kalimantan Tengah; 16. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup Nomor 08 Tahun 2000 tentang Keterlibatan Masyarakat dan Keterbukaan Informasi dalam Proses Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup; 17. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 16 Tahun 2008 tentang Kelembagaan Adat Dayak Kalimantan Tengah; 18. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 1 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 16 Tahun 2008 tentang Kelembagaan Adat Dayak Di Kalimantan Tengah; 19. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 5 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan; 20. Peraturan Gubernur Kalimantan Tengah Nomor 13 Tahun 2007 tentang Tata Cara Keterlibatan Masyarakat dan Keterbukaan Informasi dalam Proses AMDAL. MEMUTUSKAN.
3 Menetapkan : KESATU KEDUA MEMUTUSKAN : : Kelayakan Lingkungan Hidup Kegiatan Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit PT. Sumur Pandanwangi, Luas Areal Kebun 8.175,90 Hektar Di Desa Kartika Bhakti, Bangun Harja, Sungai Bakau Dan Halimaung Jaya, Kecamatan Seruyan Hilir Timur, Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah. : Memberikan persetujuan Kelayakan Lingkungan Hidup terhadap usaha perkebunan kelapa sawit kepada : Nama Perusahaan : PT. Sumur Pandanwangi Penanggung Jawab : Budhi Soejono Jabatan : Direktur Utama Alamat : Jalan Pelita Barat No. 24 Sampit, Kalimantan Tengah Telepon : 0531-22035 Jenis usaha : Perkebunan Kelapa Sawit Luas areal : 8.175,90 Hektar Lokasi : Desa Kartika Bhakti, Bangun Harja, Sungai Bakau dan Halimaung Jaya, Kecamatan Seruyan Hilir Timur, Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah KETIGA : Mewajibkan kepada PT. Sumur Pandanwangi untuk : 1. Melaksanakan segala kewajiban dalam pengelolaan dan pemantauan sebagaimana yang dinyatakan dalam Dokumen ANDAL, RKL dan RPL serta Program Pengembangan Masyarakat (Community Development) yang telah direkomendasi oleh instansi yang berwenang. 2. Menyusun Program Pengembangan Masyarakat (Corporate Social Responsibility/CSR) untuk jangka lima tahunan dan jangka tahunan dengan melibatkan Pemerintah Daerah dan masyarakat sekitar lokasi usaha dan/atau kegiatan yang disetujui oleh pejabat yang berwenang. 3. Melakukan sosialisasi secara terus menerus dan transparan, sehingga para pemangku kepentingan mendapat informasi yang jelas, tepat dan benar terhadap rencana usaha yang akan dilaksanakan. 4. Melakukan inventarisasi dan pemetaan serta mengakui, menghormati dan menghargai hak-hak masyarakat adat Dayak yang berada di dalam lokasi usaha sebagaimana pasal 36 Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 16 Tahun 2008 tentang Kelembagaan Adat Dayak Kalimantan Tengah. 5. Melakukan pembebasan Tanah Adat Dayak melalui cara Kerja Sama Usaha (KSU) atau melalui ganti rugi sesuai peraturan perundangan yang berlaku. 6. Mengurus perizinan lainnya sesuai peraturan perundangan yang berlaku. 7. Menyusun rencana tanggap darurat pengendalian pencemaran air sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. 8. Mempersiapkan kualitas tenaga kerja lokal melalui pendidikan dan latihan (diklat) sesuai kebutuhan dan keahlian, memprioritaskan penerimaan tenaga kerja lokal dan membuka lapangan usaha kepada masyarakat desa di sekitar perusahaan. 9. Melaksanakan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan baik sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. 10.Melakukan..
4 10. Melakukan pengelolaan seluruh bahan berbahaya dan beracun (B3) yang digunakan dalam budidaya perkebunan kelapa sawit sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun. 11. Melakukan pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3) sebagaimana pasal 103 dan 104 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. 12. Membangun kebun untuk masyarakat atau plasma paling rendah seluas 20% (dua puluh per seratus) dari total luas areal kebun, sebagaimana yang diatur dalam Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor 26/Permentan/OT.140/2/2007 tentang Pedoman Perizinan Usaha Perkebunan dan Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 5 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan sebagaimana peta terlampir yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari keputusan ini. 13. Melakukan konservasi/perlindungan atau tidak melakukan penebangan pohon sebagaimana pasal 50 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan dengan radius/jarak sampai dengan : a. 500 meter dari tepi waduk atau danau; b. 200 meter dari tepi mata air dan kiri kanan sungai di daerah rawa; c. 100 meter dari kiri kanan tepi sungai; d. 50 meter dari kiri kanan tepi anak sungai; e. 2 kali kedalaman jurang dari tepi jurang; f. 130 (seratus tiga puluh) kali selisih pasang tertinggi dan pasang terendah dari tepi pantai. 14. Melakukan konservasi/perlindungan atau tidak melakukan penebangan pohon dengan radius/jarak sampai dengan 20 meter dari kiri kanan tepi anak-anak sungai. 15. Membentuk Divisi Pengelolaan Lingkungan dalam struktur organisasi dan sistem management perusahaan. 16. Melakukan kegiatan pembukaan dan/atau pengolahan lahan tanpa bakar (zero burning) serta menyediakan satuan tugas sarana, prasarana dan sistem tanggap darurat yang memadai untuk pencegahan dan penanggulangan terjadinya kebakaran hutan dan lahan baik di lingkungan Perusahaan maupun di lingkungan masyarakat sekitar lokasi usaha dan/atau kegiatan, sesuai Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan, Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. 17. Mendukung kebijakan Pembangunan sebagaimana termuat dalam Visi dan Misi Pembangunan Provinsi Kalimantan Tengah. 18. Membuka kantor di Ibukota Provinsi Kalimantan Tengah atau Ibukota Kabupaten/Kota dimana kegiatannya beroperasi. 19. Melaporkan pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) serta Program Pengembangan Masyarakat (Community Development) setiap 6 (enam) bulan kepada Instansi berwenang sebagaimana tertuang dalam Dokumen RKL dan RPL. 20. Bila terjadi pemindahan lokasi kegiatan, perubahan desain dan atau proses dan atau kapasitas dan atau bahan baku dan atau bahan penolong, terjadi bencana alam atau lainnya yang menyebabkan perubahan lingkungan sangat mendasar baik sebelum maupun saat pelaksanaan kegiatan, maka pemrakarsa wajib membuat dokumen lingkungan yang baru atau dokumen lingkungan lainnya sesuai peraturan perundangan yang berlaku. KEEMPAT
5 KEEMPAT : Instansi yang bertanggung jawab di bidang lingkungan hidup, Instansi yang membidangi jenis rencana usaha dan/atau kegiatan, Instansi yang terkait dalam pengawasan implementasi RKL dan RPL sebagaimana yang tercantum di dokumen ANDAL, RKL, RPL wajib melakukan pengawasan secara berkala sesuai dengan kewenangannya. KELIMA : Apabila berdasarkan laporan hasil pelaksanaan pengawasan timbul dampakdampak penting di luar perencanaan dan perkiraan yang tercantum dalam studi Analisis Dampak Lingkungan Hidup, Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL), agar pemrakarsa segera melaporkan kepada instansi sebagaimana dimaksud dalam diktum KEEMPAT untuk dilakukan langkah-langkah penyelesaian yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. KEENAM : Apabila ketentuan-ketentuan sebagaimana tercantum dalam Diktum KETIGA Keputusan ini tidak dipatuhi, maka kepada PT. Sumur Pandanwangi dapat dikenakan sanksi pencabutan Persetujuan Kelayakan Lingkungan dan atau Izin Lingkungan serta perijinan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangam yang berlaku. KETUJUH : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diubah dan diperbaiki sebagaimana mestinya. Ditetapkan di Palangka Raya pada tanggal 13 Pebruari 2012 GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH, AGUSTIN TERAS NARANG Keputusan ini disampaikan kepada Yth. : 1. Menteri Negara Lingkungan Hidup RI/Ketua Komisi penilai AMDAL Pusat di Jakarta; 2. Menteri Pertanian RI di Jakarta; 3. Bupati Seruyan di Kuala Pembuang; 4. Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Tengah di Palangka Raya : Up. a. Asisten Perekonomian dan Pembangunan b. Kepala Biro Hukum 5. Kepala Kanwil Badan Pertanahan Nasional Provinsi Kalimantan Tengah di Palangka Raya; 6. Kepala Badan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Tengah di Palangka Raya; 7. Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Tengah di Palangka Raya; 8. Kepala Badan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Tengah di Palangka Raya; 9. Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Seruyan di Kuala Pembuang; 10. Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan di Kuala Pembuang; 11. Camat Seruyan Hilir Timur di Kartika Bhakti; 12. PT. Sumur Pandanwangi d/a Jalan Pelita Barat No. 24 Sampit, Kalimantan Tengah Telp. 0531-22035.