DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PERUBAHAN IKLIM

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.84/MENLHK-SETJEN/KUM.1/11/2016 TENTANG PROGRAM KAMPUNG IKLIM

2018, No Produk, Kehutanan dan Penggunaan Lahan Lainnya, dan Limbah; d. bahwa Pedoman Umum Inventarisasi GRK sebagaimana dimaksud dalam huruf c

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

2013, No Mengingat Emisi Gas Rumah Kaca Dari Deforestasi, Degradasi Hutan dan Lahan Gambut; : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Rep

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2018, No rangka penurunan emisi dan peningkatan ketahanan nasional terhadap dampak perubahan iklim; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaima

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 64 Tahun : 2016

2018, No Carbon Stocks) dilaksanakan pada tingkat nasional dan Sub Nasional; d. bahwa dalam rangka melaksanakan kegiatan REDD+ sebagaimana dima

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

MENTERJEMAHKAN TRANSPARANSI FRAMEWORK

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 116 TAHUN 2016 T E N T A N G

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

USULAN STRUKTUR KELEMBAGAAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja.

Sekilas Tentang (A GLANCE AT DIRECTORATE GENERAL OF CLIMATE CHANGE) DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PERUBAHAN IKLIM

BAB III TUGAS POKOK DINAS Pasal 5 Dinas mempunyai tugas membantu Gubernur melaksanakan urusan pemerintahan bidang lingkungan hidup yang menjadi

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

KETERPADUAN AGENDA PENGENDALIAN PERUBAHAN IKLIM INTERNASIONAL NASIONAL SUB NASIONAL

GUBERNUR SUMATERA BARAT

ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 066 TAHUN 2017

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

Rencana Strategis Pusat Data dan Informasi Tahun

ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

Sekilas Tentang (A GLANCE AT DIRECTORATE GENERAL OF CLIMATE CHANGE) DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PERUBAHAN IKLIM

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lampiran BAB II STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

Knowledge Management Forum April

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN INVENTARISASI GAS RUMAH KACA NASIONAL

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 76 TAHUN 2016 TENTANG

Menimbang ; a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 37

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI BALI

2016, No d. bahwa Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Taman Nasional sebagaimana dimaksud dalam huruf a, sudah tidak sesuai dengan

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TENTANG PERUBAHAN KEENAM ATAS PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR P. 13/MENHUT-II/2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN KEHUTANAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Indikator. Kinerja Utama

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan tentang Pedoman Kerja

2016, No informasi geospasial dengan melibatkan seluruh unit yang mengelola informasi geospasial; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 54 TAHUN 2016

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RENCANA AKSI DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN KERINCI TAHUN 2017

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 60 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Peraturan...

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 20/Menhut-II/2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KARBON HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 31 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN SUKAMARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 115 TAHUN 2016 TENTANG

RENCANA STRATEGIS. Direktorat Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung. Tahun (Perubahan)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN INVENTARISASI GAS RUMAH KACA NASIONAL

TUGAS DAN FUNGSI DINAS LINGKUNGAN HIDUP

Struktur Organisasi Kementerian Kehutanan. 3 September 2014

, No.1993 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 29 Tahu

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 59 TAHUN 2016

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA,

Transkripsi:

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PERUBAHAN IKLIM KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGENDALIAN PERUBAHAN IKLIM NOMOR : SK.6/PPI/SET/KUM.1/3/2018 TENTANG PETA LINTAS FUNGSI LHK 07 PENGENDALIAN PERUBAHAN IKLIM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL PENGENDALIAN PERUBAHAN IKLIM, Menimbang : a. b. c. Bahwa dalam rangka penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik, efektif, efisien, dan akuntabel di bidang pengendalian perubahan iklim, maka diperlukan proses bisnis yang memuat seluruh proses sesuai dengan tugas dan fungsi struktur organisasi Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim. Bahwa Pasal 3 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor: P.65/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2017 tentang Pemetaan Proses Bisnis Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, mengamanatkan Setiap Unit Eselon I lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan harus menetapkan Peta Lintas Fungsi paling lambat 3 (tiga) bulan sejak diundangkannya Peraturan Menteri ini. Bahwa Pasal 4 ayat (1) berdasarkan peraturan diatas, menyebutkan lebih lanjut Penetapan Peta Lintas Fungsi dilakukan oleh unit Eselon I dalam Keputusan Pimpinan unit organisasi Eselon I yang bersangkutan. d. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, perlu menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim tentang Peta Lintas Fungsi LHK 07 Pengendalian Perubahan Iklim. 1 Mengingat

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3888) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4412); 2. Undang-Undang No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059); 3. 4. 5. 6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5501); Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 165 Tahun 2014 tentang Penataan Tugas dan Fungsi Kabinet Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 339); 7. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara 2 (Lembaran

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); 8. 9. 10. 11. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2015 tentang Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 17); Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pedoman Penataan Tatalaksana (Business Process); Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 35 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 649); Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P. 18/MENLHK-II/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Berita Negara Republik Indonesia tahun 2015 Nomor 713); 12. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutnan Nomor P. 13/Menlhk/Setjen/OTL.0/1/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengendalian Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 209); 13. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P. 84/Menlhk- Setjen/Kum.1/11/2016 tentang Program Kampung Iklim (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1700); 14. 15. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor: 32/MenLHK/Setjen/Kum.1/3/2016 tentang Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 583); Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor: P.65/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2017 tentang 3 Pemetaan

Pemetaan Proses Bisnis Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1911); 16. 17. 18. 19. 20. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor: P.70/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2017 tentang Tata Cara Pelaksanaan Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation, Role of Conservation, Sustainable Management of Forest and Enhancement of Forest Carbon Stocks (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 161); Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor: P.71/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2017 tentang Penyelenggaraan Sistem Registri Nasional Pengendalian Perubahan Iklim (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 211); Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor: P.72/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2017 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengukuran, Pelaporan dan Verifikasi Aksi dan Sumberdaya Pengendalian Perubahan Iklim (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 162); Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor: P.73/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2017 tentang Pedoman Penyelenggaraan dan Pelaporan Inventarisasi Gas Rumah Kaca Nasional (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 163); Peraturan Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim Nomor: P.1/PPI/SET/KUM.I/2/2017 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Kampung Iklim; MEMUTUSKAN : 4

MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGENDALIAN PERUBAHAN IKLIM TENTANG PETA LINTAS FUNGSI LHK 07 PENGENDALIAN PERUBAHAN IKLIM. KESATU KEDUA : : Peta Lintas Fungsi LHK 07 Pengendalian Perubahan Iklim sebagaimana tercantum dalam Lampiran I dan Lampiran II keputusan ini. Peta Lintas Fungsi LHK 07 Pengendalian Perubahan Iklim dalam Amar KESATU merupakan acuan bagi unit kerja dalam rangka membangun dan menetapkan tata laksana (business process) di lingkup Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim. KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal : Plt. DIREKTUR JENDERAL, Dr. Ir. Agus Justianto, M.Sc. NIP. 19630807 198803 1 001 Salinan Keputusan ini disampaikan kepada Yth: 1. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 2. Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 3. Inspektur Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 4. Para Direktur Jenderal Lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 5. Sekretaris Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim. 6. Para Direktur Lingkup Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim. LAMPIRAN I LAMPIRAN I : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGENDALIAN PERUBAHAN IKLIM TENTANG PETA LINTAS FUNGSI LHK 07 PENGENDALIAN PERUBAHAN IKLIM. NOMOR : SK.6/PPI/SET/KUM.1/3/2018 5

TANGGAL : 13 Maret 2018 PROSES PENGENDALIAN PERUBAHAN IKLIM KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN A. Nama Organisasi Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. B. Tugas Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian perubahan iklim. C. Fungsi Dalam melaksankan tugas, Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim menyelenggarakan fungsi : a. Perumusan kebijakan dibidang penyelengaraan mitigasi, adaptasi, penurunan emisi gas rumah kaca, penurunan dan penghapusan bahan perusak ozon, mobilisasi sumber daya, inventarisasi gas rumah kaca, monitoring, pelaporan dan verifikasi perubahan iklim serta pengendalian kebakaran hutan dan lahan; b. Pelaksanaan kebijakan dibidang penyelenggaraan mitigasi, adaptasi, penurunan emisi gas rumah kaca, penurunan dan penghapusan bahan perusak ozon, mobilisasi sumberdaya, inventarisasi gas rumah kaca, monitoring, pelaporan dan verifikasi perubahan iklim serta pengendalian kebakaran hutan dan lahan; c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria dibidang penyelenggaraan mitigasi, adaptasi, penurunan emisi gas rumah kaca, penurunan dan penghapusan bahan perusak ozon, mobilisasi sumberdaya, inventarisasi gas rumah kaca, monitoring, pelaporan dan verifikasi perubahan iklim serta pengendalian perubahan iklim dan lahan; d. Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan mitigasi, adaptasi, penurunan emisi gas rumah kaca, penurunan dan penghapusan bahan perusak ozon, mobilisasi sumber daya, inventarisasi gas rumah kaca, monitoring, pelaporan dan verifikasi perubahan iklim serta pengendalian kebakaran hutan dan lahan; e. Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanan urusan penyelenggaraan mitigasi, adaptasi, penurunan e. Pelaksanaan emisi gas rumah kaca, penurunan dan penghapusan bahan perusak ozon, mobilisasi sumber daya, inventarisasi gas rumah kaca, monitoring, 6

pelaporan dan verifikasi perubahan iklim serta pengendalian kebakaran hutan dan lahan di daerah; f. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan mitigasi, adaptasi, penurunan emisi gas rumah kaca, penurunan dan penghapusan bahan perusak ozon, mobilisasi sumber daya, inventarisasi gas rumah kaca, monitoring, pelaporan dan verifikasi perubahan iklim serta pengendalian kebakaran hutan dan lahan; g. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim; dan h. Pelaksanaan National Focal Point for United Nations Framework Convention on Climate Change (NFP for UNFCCC); i. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri. D. Uraian Proses Bisnis Level 1 (L1) Proses Bisnis Level 1 terdiri atas: 1. Proses Bisnis Inti terdiri dari: a. Proses Adaptasi Perubahan Iklim; b. Proses Mitigasi Perubahan Iklim; c. Proses Inventarisasi Gas Rumah Kaca dan Monitoring, Pelaporan dan Verifikasi (IGRK dan MPV); d. Proses Mobilisasi Sumberdaya Sektoral dan Regional; e. Proses Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan. 2. Proses Bisnis Pendukung adalah Proses Penatakelolaan Pemerintahan yang baik Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim. E. Deskripsi Proses Bisnis Inti Level 1 (L1) Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim memiliki 5 (lima) Proses Bisnis Inti yang meliputi: Proses Bisnis Adaptasi Perubahan Iklim, Proses Bisnis Mitigasi Perubahan Iklim, Proses Bisnis Inventarisasi Gas Rumah Kaca dan Monitoring, Pelaporan dan Verifikasi (IGRK dan MPV), Proses Bisnis Mobilisasi Sumberdaya Sektoral dan Regional, Proses Bisnis Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan. Dalam melaksanakan fungsinya, kelima proses ini berhubungan dengan Eselon I lain, yaitu: Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan, Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3, Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan, Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Direktorat Jenderal Pengendalian DAS dan Hutan Lindung, Direktorat Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari, Direktorat Jenderal Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem, Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan DAS Lingkungan. Selain dari internal Kementerian Lingkungan Hidup dan 7

Kehutanan, Proses Bisnis Pengendalian Perubahan Iklim juga bekerjasama dengan Masyarakat/NGO, Perguruan Tinggi/Tim Pakar, K/L/D terkait, dan Dunia Usaha. Selain kelima Proses Bisnis Inti tersebut, Pengendalian Perubahan Iklim juga memiliki Proses Bisnis Pendukung, yaitu Proses Bisnis Penatakelolaan Pemerintah pada Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim. 1. Proses Adaptasi Perubahan Iklim Proses Adaptasi Perubahan Iklim meliputi penyiapan perumusan kebijakan, penyiapan koordinasi dan sinkronisasi kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan evaluasi pemberian bimbingan teknis, supervisi atas pelaksanaan urusan di daerah di bidang identifikasi dan analisis kerentanan resiko dan dampak perubahan iklim, perencanaan adaptasi perubahan iklim, dan adaptasi ekosistem alami serta ekosistem buatan, dan penyiapan pelaksanaan kebijakan adaptasi ekosistem alami dan ekosistem buatan, serta pelaksanaan administrasi Direktorat. Proses ini terdiri dari 2 (dua) sub-proses, yaitu sub-proses adaptasi perubahan iklim, dan sub-proses program kampung iklim (proklim). Sub-proses adaptasi perubahan iklim mendapatkan masukan utama berupa data tentang potensi desa dari Badan Pusat Statistik, peta administrasi desa nasional dari Badan Pusat Statistik, peta rupa bumi dari Badan Informasi Geospasial, data peluang hujan ekstrim, data terkait yang berasal dari Kementerian/Lembaga lain dan Pemerintah Daerah yang bersumber dari K/L/D terkait. Masukan tersebut digunakan dalam proses adaptasi perubahan iklim melalui kontrol kualitas data, identifikasi dan analisis kerentanan, risiko dan dampak perubahan iklim, penampilan data dengan SIDIK, peningkatan kapasitas, pembuatan kajian kerentanan daerah, penyusunan rencana adaptasi, implementasi rencana adaptasi ekosistem buatan, fasilitasi penerapan proklim, implementasi rencana adaptasi ekosistem alami. Keluaran dari proses adaptasi perubahan iklim adalah data indeks kerentanan yang dapat diakses secara online yakni SIDIK (sistem informasi data indeks kerentanan), fasilitasi perencanaan adaptasi perubahan iklim daerah, hasil penilaian proklim, dan aksi adaptasi berbasis ekosistem. Penanggung jawab proses adaptasi perubahan iklim adaptasi adalah Direktur Adaptasi Perubahan Iklim. 8

Sub-proses program kampung iklim (proklim) ini mendapatkan masukan utama berupa data pengusulan proklim dari masyarakat dan Pemerintah Daerah, yang terdiri dari dunia usaha, perguruan tinggi, lembaga penelitian dan pengembangan, organisasi masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, serta mitra pembangunan, data pengusulan proklim yang telah dimasukan kedalam data base, data pengusulan proklim yang telah diverifikasi di lapangan, hasil penilaian proklim. Tahapan proses proklim adalah melakukan sosialisasi, melakukan pembinaann teknis bersama Pemerintah Daerah dan Balai PPI KHL, memvalidasi usulan penerima penghargaan proklim melalui Sistem Registri Nasional (SRN), melakukan pemutahkhiran database proklim, virifikasi lapang dan melakukan penilaian. Keluaran dari proses proklim adalah Hasil Penilaian Proklim dan dilaporkan kepada Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim. Penanggung jawab proses adaptasi perubahan iklim adalah Direktur Adaptasi Perubahan Iklim. 2. Proses Mitigasi Perubahan Iklim Proses Mitigasi Perubahan Iklim meliputi perumusan kebijakan, koordinasi dan sinkronisasi kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, pemberian bimbingan teknis dan evaluasi pemberian bimbingan teknis, supervisi atas pelaksanaan urusan di bidang mitigasi, perangkat mitigasi, pemantauan pelaksanaan mitigasi, REDD+, dan pengendalian bahan perusak ozon, dan pelaksanaan kebijakan pengendalian bahan perusak ozon, serta pelaksanaan administrasi Direktorat. Proses ini terdiri dari 2 (dua) sub-proses, yaitu: sub-proses mitigasi perubahan iklim, dan sub-proses penurunan konsumsi bahan perusak ozon. Sub-proses mitigasi perubahan iklim mendapat masukan utama berupa data tentang rencana aksi penurunan emisi GRK seluruh sektor, sinkronisasi rencana aksi mitigasi perubahan iklim, yang bersumber dari K/L/D terkait, Perguruan Tinggi/NGO, Eselon I KLHK terkait, eselon II Ditjen PPI, Balai PPI dan Karhutla, dan data Renstra Ditjen PPI. Masukan tersebut digunakan dalam sub-proses mitigasi perubahan iklim melalui penyusunan perencanaan mitigasi perubahan iklim, yang kemudian dilanjutkan prosesnya membuat persetujuan dokumen sebagai arahan perencanaan mitigasi perubahan iklim, menyusun regulasi implementasi persetujuan mitigasi 9

perubahan iklim, penyusunan kebijakan dan perangkat sektor energi, industri, pertanian, kehutanan (termasuk REDD+), dan limbah terkait upaya mitigasi perubahan iklim, pelaksanaan mitigasi perubahan iklim sektor kehutanan dan limbah, pemantauan pelaksanaan mitigasi perubahan iklim sektor kehutanan dan limbah, pelaksanaan mitigasi perubahan iklim sektor energy, industry, dan pertanian, pemantauan pelaksanaan mitigasi perubahan iklim sektor energy, industry, dan pertanian, review target tahunan penurunan emisi GRK seluruh sektor. Keluaran dari sub-proses mitigasi perubahan iklim adalah dokumen perencanaan aksi mitigasi perubahan iklim, dokumen kebijakan dan perangkat masing-masing sektor, dokumen pelaksanaan aksi mitigasi perubahan iklim sektor kehutanan dan limbah yang prioritas, laporan hasil pemantauan pelaksanaan mitigasi perubahan iklim sektor kehutanan dan limbah, laporan hasil review pelaksanaan mitigasi perubahan iklim sektor energi, industri, kehutanan, limbah, dan pertanian. Penanggung jawab sub-proses mitigasi perubahan iklim adalah Direktur Mitigasi Perubahan Iklim. Sub-proses penurunan konsumsi bahan perusak ozon mendapat masukan utama dalam rapat koordinasi penetapan alokasi import BPO nasional dengan K/L/D terkait, dan Eselon II Ditjen PPI terkait. Masukan tersebut digunakan dalam sub-proses penurunan konsumsi bahan perusak ozon melalui penetapan alokasi import BPO, yang kemudian dilanjutkan dengan penerbitan surat rekondasi import BPO, penerbitan surat izin import, import BPO, penggunan BPO, menyampaikan data realisasi import, perhitungan data konsumsi BPO, pembuatan laporan konsumsi BPO Indonesia, pengesahan laporan konsumsi BPO, penyampaian laporan konsumsi BPO, peningkatan kapasitas alih teknologi penggunaana BPO, pemantauan penggunaan BPO. Keluaran dari sub-proses penurunan konsumsi bahan perusak ozon adalah alokasi impor BPO nasional untuk tiap importir, surat rekomendasi impor BPO, laporan konsumsi impor BPO di Indonesia, laporan alih teknologi oleh perusahaan manufaktur/refrigerasi, dokumen penyerahan barang hibah, laporan pemantauan. Penanggung jawab sub-proses penurunan konsumsi bahan perusak ozon adalah Direktur Mitigasi Perubahan Iklim. 3. Proses 10

3. Proses IGRK dan MPV Proses IGRK dan MPV meliputi penyiapan perumusan kebijakan, penyiapan koordinasi dan sinkronisasi kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, pemberian bimbingan teknis dan evaluasi pemberian bimbingan teknis, supervisi atas pelaksanaan urusan di daerah di bidang inventarisasi gas rumah kaca sektor berbasis lahan, inventarisasi gas rumah kaca sektor berbasis non lahan, monitoring, pelaporan, dan verifikasi aksi mitigasi pemerintah dan non pemerintah, monitoring, pelaporan, dan verifikasi aksi mekanisme pasar, dan registri dan pengelolaan data, dan penyiapan pelaksanaan kebijakan inventarisasi gas rumah kaca, monitoring, pelaporan, dan verifikasi aksi mitigasi perubahan iklim, serta pelaksanaan administrasi Direktorat. Proses ini terdiri dari 3 (tiga) sub-proses, yaitu: sub-proses inventarisasi gas rumah kaca, sub-proses verifikasi capaian aksi mitigasi, dan sub-proses penyusunan dokumen komunikasi nasional (natcom/bur). Sub-proses inventarisasi gas rumah kaca mendapat masukan utama berupa Perpres16/2015 yang bersumber dari Menteri LHK, Renstra Ditjen PPI dari Dirjen PPI, dan data aktivitas emisi GRK dari SIGN SMART. Masukan tersebut digunakan dalam sub-proses inventarisasi gas rumah kaca melalui pengumpulan dan analisa data aktivitas dan factor emisi, penghitungan IGRK, pembahasan hasil IGRK, evaluasi hasuil IGRK, laporan IGRK, dan pengesahan laporan IGRK. Keluaran dari sub-proses inventarisasi gas rumah kaca adalah laporan inventarisasi IGRK 5 sektor. Penangung jawab sub-proses inventarisasi gas rumah kaca adalah Direktur Inventarisasi Gas Rumah Kaca dan MPV. Sub-proses verifikasi capaian aksi mitigasi mendapat masukan utama berupa data dan informasi tentang capaian aksi mitigasi 5 sektor yang berasal dari K/L terkait, dan Direktorat Mitigasi Perubahan Iklim. Masukan tersebut digunakan dalam sub-proses verifikasi capaian aksi mitigasi melalui verifikasi capaian aksi mitigasi, penyusunan laporan verifikasi, pengesahan laporan verifikasi. Keluaran dari sub-proses verifikasi capaian aksi mitigasi adalah laporan verifikasi aksi mitigasi 5 sektor. Penangung jawab sub-proses verifikasi capaian aksi mitigasi adalah Direktur Inventarisasi Gas Rumah Kaca dan MPV. Sub-proses 11

Sub-proses penyusunan dokumen komunikasi nasional (natcom/bur) mendapat masukan utama berupa data dan informasi tentang hasil inventarisasi dan verifikasi 5 sektor yang berasal dari eselon II lingkup Ditjen PPI terkait. Masukan tersebut digunakan dalam sub-proses penyusunan dokumen komunikasi nasional (natcom/bur) melalui penyusunan draf natcom/bur, pembahasan dan FGD, finalisasi natcom/bur, submisi ke UNFCCC oleh Dirjen PPI selaku NFP. Keluaran dari sub-proses penyusunan dokumen komunikasi nasional (natcom/bur) adalah dokumen komunikasi nasional. Penangung jawab sub-proses penyusunan dokumen komunikasi nasional (natcom/bur) adalah Direktur Inventarisasi Gas Rumah Kaca dan MPV. 4. Proses Mobilisasi Sumberdaya Sektoral dan Regional Proses Mobilisasi Sumberdaya Sektoral dan Regional meliputi penyiapan perumusan kebijakan, penyiapan pelaksanaan kebijakan, penyiapan koordinasi dan sinkronisasi kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, pemberian bimbingan teknis dan evaluasi pemberian bimbingan teknis, supervisi atas pelaksanaan urusan di bidang sumber daya pendanaan, peningkatan kapasitas dan teknologi rendah karbon dan fasilitasi perundingan perubahan iklim, penyelenggara sekretariat National Focal Point for United Nations Framework Convention on Climate Change (NFP for UNFCCC), dan pelaksanaan administrasi Direktorat. Proses ini terdiri dari 4 (empat) sub-proses, yaitu: sub-proses penilaian proposal pendanaan perubahan iklim, sub-proses penyusunan kriteria teknis informasi teknologi karbon, sub-proses kerjasama peningkatan kapasitas terkait perubahan iklim, dan sub-proses fasilitasi perundingan perubahan iklim. Sub-proses penilaian proposal pendanaan perubahan iklim mendapat masukan utama berupa pengajuan proposal yang berasal dari masyarakat/swasta. Masukan tersebut digunakan dalam sub-proses penilaian proposal pendanaan perubahan iklim melalui penerimaan proposal, penelaahan proposal, pembahasan proposal, penyusunan hasil penilaian, menerima hasil penerimaan dan member arahan, penyusunan rekomendasi, penggunaan hasil rekomendasi teknis pendanaan perubahan iklim. Keluaran dari sub-proses penilaian proposal pendanaan perubahan iklim adalah rekomendasi teknis pendanaan perubahan iklim. Penanggung 12

Penangung jawab sub-proses penilaian proposal pendanaan perubahan iklim adalah Direktur Mobilisasi Sumber Daya Sektoral dan Regional. Sub-proses penyusunan kriteria teknis informasi teknologi karbon mendapat masukan utama berupa data tentang renstra KLHK untuk menentukan kebijakan sector prioritas KLHK untuk pemberian rekomendasi, peraturan pemerintah terkait UMKM, hasil penelitian terkait efisiensi energi dan limbah yang berasal dari K/L terkait, Perguruan Tinggi, Eselon I KLHK terkait. Masukan tersebut digunakan dalam sub-proses penyusunan kriteria teknis informasi teknologi karbon melalui penyusunan kajian kebijakan terkait UMKM sektor energy dan limbah, pemberian rekomendasi, penyusunan kriteria penilaian, penyusunan kriteria teknis, konsultasi publik, pengesahan kriteria teknis. Keluaran dari sub-proses penyusunan kriteria teknis informasi teknologi karbon adalah kriteria teknis untuk penurunan emisi GRK. Penangung jawab sub-proses penyusunan kriteria teknis informasi teknologi karbon adalah Direktur Mobilisasi Sumber Daya Sektoral dan Regional. Sub-proses kerjasama peningkatan kapasitas terkait perubahan iklim mendapat masukan utama berupa perkembangan hasil penelitian terkait perubahan iklim, data tenaga ahli, yang berasal dari BLU. Data kebutuhan peningkatan kapasitas yang berasal dari K/L terkait, masyarakat/lsm, BP2SDM, dan Balai PPIKHL. Masukan tersebut digunakan dalam sub-proses kerjasama peningkatan kapasitas terkait perubahan iklim melalui penyusunan program peningkatan kapasitas, penyusunan konsep kerjasama peningkatan kapasitas PPI, pembahasan konsep kerjasama. Keluaran dari sub-proses kerjasama peningkatan kapasitas terkait perubahan iklim adalah kerjasama peningkatan kapasitas perubahan iklim. Penangung jawab sub-proses kerjasama peningkatan kapasitas terkait perubahan iklim adalah Direktur Mobilisasi Sumber Daya Sektoral dan Regional. Sub-proses fasilitasi perundingan perubahan iklim mendapat masukan utama berupa informasi tentang notifikasi agenda perundingan permintaan submisi yang berasal dari secretariat UNFCCC. Masukan 13

Masukan tersebut digunakan dalam sub-proses fasilitasi perundingan perubahan iklim melalui pengumpulan bahan (stocktaking) dalam rangka penyusunan draft kertas posisi dan submisi, pembahasan bahan sebagai tindak lanjut stocktaking, penyiapan/penyusunan draft kertas posisi/submisi, formulasi/penyusunan kertas posisi/submisi. Keluaran dari sub-proses fasilitasi perundingan perubahan iklim adalah pedoman DELRI, dokumen kertas posisi, submisi pemerintah Indonesia, laporan hasil perundingan DELRI. Penangung jawab sub-proses fasilitasi perundingan perubahan iklim adalah Direktur Mobilisasi Sumber Daya Sektoral dan Regional. 5. Proses Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Proses Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan meliputi penyiapan perumusan kebijakan, penyiapan pelaksanaan kebijakan, penyiapan koordinasi dan sinkronisasi kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, pemberian bimbingan teknis dan evaluasi pemberian bimbingan teknis, supervisi atas pelaksanaan urusan di daerah di bidang perencanaan dan evalusi, pencegahan, penanggulangan, sistem kemitraan dan Masyarakat Peduli Api, tenaga dan sarana prasarana pengendalian kebakaran hutan dan lahan, dan pelaksanaan administrasi Direktorat. Proses pengendalian kebakaran hutan dan lahan mendapat masukan utama berupa data dan informasi tentang SIPONGI yang berasal dari Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan. Masukan tersebut digunakan dalam proses pengendalian kebakaran hutan dan lahan melalui menyusun perencanaan dalkarhutla yang kemudian dilanjutkan prosesnya melakukan pencegahan dalkarhutla, melaksanakan kegiatan keteknikan, melaksanakan usaha peningkatan kesadaran para pihak, melaksanakan sistem peringatan dan deteksi dini, melaksanakan sistem kemitraan dan MPA, melaksanakan peningkatan kapaasitas dalkarhutla, penguatan sarpras dalkarhutla, pemadaman karhutla. Keluaran dari proses pengendalian kebakaran hutan dan lahan adalah dokumen, penurunan hotspot dan luas karhutla, juknis, fisik peralatan, dukungan pemadaman. Penangung jawab proses pengendalian kebakaran hutan dan lahan adalah Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan. F. Deskripsi 14

F. Deskripsi Bisnis Proses Pendukung Level 1 (L1) Proses penatakelolaan pemerintah pada Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim berupa dukungan pelayanan teknis dan administratif meliputi semua unsur satuan kerja di lingkungan Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim. Dukungan pelayanan teknis meliputi kegiatan-kegiatan penyusunan rencana, program, dan anggaran, serta evaluasi dan pelaporan. Sedangkan dukungan pelayanan administratif meliputi kegiatankegiatan pelaksanaan urusan administrasi keuangan dan pengelolaan barang milik negara, pelaksanaan urusan kepegawaian, organisasi dan tata laksana, penyiapan koordinasi teknis penyusunan peraturan perundang-undangan, tata usaha, dan rumah tangga seluruh satuan kerja pada Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim. Penanggung jawab proses penatakelolaan pemerintah pada Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim adalah Sekretaris Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim. Plt. DIREKTUR JENDERAL, Dr. Ir. Agus Justianto, M.Sc. NIP. 19630807 198803 1 001 15

PROSES PERENCANAAN DAN PENGAWASAN PROSES PENDUKUNG PROSES UTAMA LAMPIRAN II : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGENDALIAN PERUBAHAN IKLIM TENTANG PETA LINTAS FUNGSI LHK 07 PENGENDALIAN PERUBAHAN IKLIM NOMOR : TANGGAL : PETA PROSES BISNIS (L0) KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN LHK-01 PLANOLOGI KEHUTANAN DAN TATA LINGKUNGAN LHK-02 KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM LHK-03 PENGENDALIAN DAS DAN HUTAN LINDUNG LHK-04 PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI LHK-05 PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN MASYARAKAT / LSM / PT / SWASTA / ASOSIASI/ MITRA INTERNASIONAL LHK-06 PENGELOLAAN SAMPAH, B3 DAN LIMBAH B3 LHK.07 PENGENDALIAN PERUBAHAN IKLIM LHK-08 PENGELOLAAN PERHUTANAN SOSIAL DAN KEMITERAAN LINGKUNGAN LHK.09 PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN DAN KEHUTANAN LHK-10 PENGEMBANGAN PENYULUHAN DAN SDM LHK-11 PENELITAN PENGEMBANGAN DAN INOVASI LHK-12. ADMINISTRASI DAN PENATAAN KEPEGAWAIAN LHK-13 KETATAUSAHAAN, KERUMAHTANGGA AN DAN PENGELOLAAN PERLENGKAPAN LHK-14 PENYIARAN DAN PENYEBARLUASAN INFORMASI LHK-15 PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI PEMDA LHK.16 PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN LHK.17 PENGENDALIAN PEMBANGUNAN EKOREGION LHK.18 PENYUSUNAN KEBIJAKAN STRATEGIS LHK.19 PENGEMBANGAN KETEKNIKAN LHK.20 STANDARISASI PENGELOLAAN LHK LHK-21 TELAAHAN KEBIJAKAN PERUNDANG UNDANGAN LHK-22 PENGELOLAAN KERJASAMA LUAR NEGERI LHK-23 PENGELOLAAN ADMINISTRASI KEUANGAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA LHK-24 PENATAAN ORGANISASI DAN BISNIS PROSES LHK.25 PENGELOLAAN KINERJA DAN ANGGARAN LHK.26 PENGAWASAN DAN PENINGKATAN AKUNTABILITAS APARATUR 16

LHK-01 PKTL LHK-06 PSLB3 LHK-07.01 ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM LHK-07.02 MITIGASI PERUBAHAN IKLIM MASYARAKAT/ NGO LHK-05 PPKL LHK-07.03 LHK-07.04 PERGURUAN TINGGI / TIM PAKAR LHK-09 GAKUM INVENTARISASI GAS RUMAH KACA SERTA MONITORING, PELAPORAN DAN VERIFIKASI MOBILISASI SUMBER DAYA SEKTORAL DAN REGIONAL LHK-03 PDAS HL K/L/D TERKAIT LHK-07.05 LHK-04 PHPL LHK-02 KSDAE PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DU LHK-08 PSKL DUKUNGAN UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT) DUKUNGAN SEKRETARIAT PROGRAM PENDUKUNG LHK-10 S/D LHK-23 PROGRAM PERENCANAAN LHK 24 S/D LHK 26 17

ESELON I TERKAIT K/L/ TERKAIT DAN PEMERINTAH DAERAH BALAI PPI DAN MASYARAKAT Tim Pakar KARHUTLA DIREKTORAT ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DIREKTORAT LINGKUP DITJEN PPI DIREKTORAT ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM LHK-07.01. CFM 01 ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM Phase Penampilan Data dengan SIDIK Fasilitasi penerapan Proklim Sesuai? Sesuai? Kontrol kualitas data ya Identifikasi dan analisis kerentanan, risiko dan dampak perubahan iklim Peningkatan kapasitas Monitoring Implementasi Rencana Adaptasi tidak ya Penyusunan Bahan Kebijakan Adaptasi Perubahan Iklim tidak Penyediaan Data Pembuatan kajian kerentanan daerah Penyusunan Rencana adaptasi Implementasi rencana adaptasi ekosistem buatan Implementasi rencana adaptasi ekosistem alami 18

PELAKSANA PROKLIM Balai LSM/PT/ SWASTA Pakar PPI PKHL Pemda Dit. API Dit. MPI Dit. IGRK Dirjen PPI Menteri KLHK DIREKTORAT ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM LHK-07.01.CFM.02 ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (PROKLIM) Phase P.84/MENLHK-SETJEN/ Penetapan apresiasi nominasi Proklim P.1 /PPI/SET/KUM.1/2/2017 Penentuan bentuk apresiasi LHK-07.03.CFM.01 INVENTARISASI GAS RUMAH KACA National communication dan SRN LHK-07.02.CFM.01 Pengumpulan Data dan Informasi terkait Mitigasi LHK- 07.01.CFM.01 API VALIDASI USULAN Valid? Ya Pemutakhiran database Penilaian Verifikasi lapang Sosialisasi Pembinaan Proklim Tidak Pengusulan Proklim Dukungan eksternal Penerapan proklim 19

PT/NGO ES I TERKAIT ES 2 PPI TERKAIT K/L/D TERKAIT DIT MPI Balai PPI dan Karhutla DITJEN PPI MENTERI LHK DIREKTORAT MITIGASI PERUBAHAN IKLIM LHK-07.02.CFM.01 MITIGASI PERUBAHAN IKLIM Phase Mandat Perpres 16 Tahun 2015 tentang KLHK dan Permen LHK 18 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja KLHK (KLHK sebagai National Focal Point) Menerima Rancangan Regulasi Implementasi Mitigasi Perubahan Iklim Pengesahan laporan penurunan emisi GRK nasional Ya Penyusunan Renstra Ditjen PPI Persetujuan dokumen sebagai arahan perencanaan mitigasi perubahan iklim Setuju? Menyampaikan laporan penurunan emisi GRK Penyampaian Kepada UNFCCC Pelaksanaan mitigasi perubahan iklim sektor kehutanan dan limbah Pemantauan pelaksanaan mitigasi perubahan iklim sektor kehutanan dan limbah Review target Tahunan penurunan emisi GRK seluruh Sektor ya Penyusunan perencanaan Mitigasi Perubahan Iklim tidak Penyusunan kebijakan dan perangkat sektor energi, industri, pertanian, kehutanan (termasuk REDD+), dan limbah terkait upaya mitigasi perubahan iklim Pelaksanaan mitigasi perubahan iklim sektor energi, industri, dan pertanian pemantauan dari sektor energi, industri dan pertanian LHK-07.03 CFM 02 VERIFIKASI CAPAIAN AKSI MITIGASI tidak Diterima? 20

PENGGUNA BPO IMPORTIR BALAI PPI ESELON II PPI TERKAIT K/L/D TERKAIT DIT MPI TIM PAKAR DITJEN PPI MENTERI LHK DIREKTORAT MITIGASI PERUBAHAN IKLIM LHK-07.02.CFM.02 PENURUNAN KONSUMSI BAHAN PERUSAK OZON Phase PENYAMPAIAN LAPORAN KONSUMSI BPO PENETAPAN ALOKASI IMPORT BPO PENGESAHAN LAPORAN KONSUMSI BPO PENERBITAN SURAT REKOMENDASI IMPORT BPO PERHITUNGAN DATA KONSUMSI BPO PEMBUATAN LAPORAN KONSUMSI BPO INDONESIA PENINGKATAN KAPASITAS ALIH TEKNOLOGI PENGGUNAAN BPO PEMANTAUAN PENGGUNAAN BPO KOORDINASI PENETAPAN ALOKASI IMPORT BPO NASIONAL PENERBITAN SURAT IZIN IMPORT IMPORT BPO MENYAMPAIKAN DATA REALISASI IMPORT PENGGUNAAN BPO 21

Pakar/Ahli/ Perguruan Tinggi Eselon I terkait K/L terkait Dit. IGRK-MPV DIRJEN PPI MENTERI-LHK Dit Mitigasi Dit.Adaptasi DIREKTORAT INVENTARISASI GAS RUMAH KACA DAN MONITORING PELAPORAN DAN VERIFIKASI LHK-07.03.CFM.01. INVENTARISASI GAS RUMAH KACA Phase LHK-07.01.CFM.02 Adaptasi Perubahan Iklim LHK-07.02.CFM.01 Mitigasi Perubahan Iklim Perpres 16/2015 Mandat Ditjen PPI sebagai NFP Renstra Ditjen PPI Pengesahan Laporan IGRK Laporan IGRK LHK-07.03.CFM.03 Penyusunan Dokumen Komunikasi Nasional (NATCOM / BUR) Pengumpulan dan Analisis Data aktifitas dan faktor Emisi Penghitungan IGRK Sesuai Pembahasan Hasil IGRK Evaluasi Hasil IGRK Tidak Sesuai 22

K/L TERKAIT DIT. MITIGASI ESELON I TERKAIT DIT.IGRK-MPV DIRJEN PPI MENTERI-LHK DIREKTORAT INVENTARISASI GAS RUMAH KACA DAN MONITORING PELAPORAN DAN VERIFIKASI LHK-07.03.CFM.02 VERIFIKASI CAPAIAN AKSI MITIGASI Phase PERPRES 16/2015 MANDAT DITJEN PPI PENETAPAN PENETAPAN RENSTRA DITJEN PPI TIDAK SESUAI PENGESAHAN LAPORAN VERIFIKASI VERIFIKASI CAPAIAN AKSI SESUAI? SESUAI PENYUSUNAN LAPORAN VERIFIKASI LHK-07.02.CFM.03 PENYUSUNAN DOKUMEN KOMUNIKASI NATIONAL (NATCOM/BUR) LHK-07.02.CFM.01 MITGASI PENGUMPULAN DATA 23

Dit. Adaptasi UNFCCC Pakar/Ahli Dit. Mitigasi Dit. IGRK-MPV Dirjen PPI Menteri-LHK DIREKTORAT INVENTARISASI GAS RUMAH KACA DAN MONITORING PELAPORAN DAN VERIFIKASI LHK-07.03.CFM.03. Penyusunan Dokumen Komunikasi National (NatCom/BUR) Phase Dit. Mobilisasi Eselon 2 Terkait sesuai kode LHK-07.03.CFM.01 Inventarisasi GRK LHK-07.01.CFM.01 Adaptasi Perubahan Iklim LHK-07.02.CFM.01 Mitigasi Perubahan Iklim LHK-07.04.CFM.01 Penyusunan kriteria teknologi informasi Teknologi karbon LHK-07.04.CFM.02 Penyusunan Proposal Pendanaan Perubahan Iklim LHK-07.04.CFM.03 Kerjasama peningkatan kapasitas terkait perubahan iklim Perpres 16/2015 Renstra Ditjen PPI Penyusunan Draf Natcom/ BUR Mandat Ditjen PPI sebagai NFP Pembahasan dan FGD Finalisasi Natcom/BUR Penetapan Menteri Submisi ke UNFCCC Oleh Direjn PPI Selaku NFP Evaluasi (ICA/TA) ya Selesai tidak 24

ESELON I TERKAIT PT K/L DIT MOBILISASI BLU UKM MENTERI DIREKTORAT MOBILISASI SUMBER DAYA SEKTORAL DAN REGIONAL LHK-07.04.CFM.01 PENYUSUNAN KRITERIA TEKNIS INFORMASI TEKNOLOGI KARBON Phase RENSTRA TIDAK REKOMENDASI SETUJU YA KONSULTASI PUBLIK PEMANFAAT PENYUSUNAN KAJIAN KEBIJAKAN TERKAIT UMKM SEKTOR ENERGI DAN LIMBAH PENYUSUNAN KRITERIA PENILAIAN PENYUSUNAN KRITERIA TEKNIS YA SETUJU TIDAK SETUJU? YA PENGESAHAN KRITERIA TEKNIS TIDAK MASUKAN DATA 25

MASYARAKAT / SWASTA K/L TERKAIT BLU DIT MOBILISASI DIRJEN PPI ES I LINGKUP KLHK MENTERI DIREKTORAT MOBILISASI SUMBER DAYA SEKTORAL DAN REGIONAL LHK-07.04.CFM.02 PENILIAIAN PROPOSAL PENDANAAN PERUBAHAN IKLIM Phase MENERIMA HASIL PENILAIAN DAN MEMBERI ARAHAN PENERIMAAN PROPOSAL SETUJU PENYUSUNAN REKOMENDASI PENELAAHAN PROPOSAL PEMBAHASAN PROPOSAL PENYUSUNAN HASIL PENILAIAN PENERIMAAN PROPOSAL PENGGUNAAN HASIL REKOMENDASI TEKNIS PENDANAAN PERUBAHAN IKLIM PENGAJUAN PROPOSAL 26

BALAI PPI DAN MASYARAKAT/ LSM BP2SDM K/L TERKAIT DIT MOBILISASI ES II TERKAIT PPI DIRJEN PPI BLI DIREKTORAT MOBILISASI SUMBER DAYA SEKTORAL DAN REGIONAL LHK-07.04.CFM.03 KERJASAMA PENINGKATAN KAPASITAS TERKAIT PERUBAHAN IKLIM Phase PENYEDIAAN HASIL PENELITIAN DAN DATA TENAGA AHLI TIDAK SETUJU SETUJU TIDAK YA PENYUSUNAN PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS PENYUSUNAN KONSEP KERJA SAMA PENINGKATN KAPASITAS PPI YA KERJASAMA PENINGKATAN KAPASITAS PERUBAHAN IKLIM PELAKSANAAN PENINGKATAN KAPASITAS PEMBAHASAN KONSEP KERJASAMA PENYEDIAAN DATA KEBUTUHAN PENINGKATAN KAPASITAS 27

SEKRETARIAT UNFCCC DIREKTORAT MOBILISASI SUMBERDAYA SEKTORAL DAN REGIONAL DIREKTUR JENDERAL PPI ESELON II LINGKUP DITJEN PPI ESELON I DAN II LINGKUP KLHK KEMENTERIAN/ LEMBAGA TERKAIT LEMBAGA/MITRA INTERNASIONAL PEMBAHASAN BAHAN SEBAGAI TINDAK LANJUT STOCKTAKING FORMULASI/PENYUSUNAN KERTAS POSISI/SUBMISI LEMBAGA PENELITIAN/ PERGURUAN TINGGI FASILITASI PERUNDINGAN DELEGASI REPUBLIK INDONESIA TINDAK LANJUT DALAM KONTEKS NASIONAL LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT/ CSO MENTERI LHK DIREKTORAT MOBILISASI SUMBER DAYA SEKTORAL DAN REGIONAL LHK-07.04.CFM.04 FASILITASI PERUNDINGAN PERUBAHAN IKLIM Phase SETUJU YA PENYAMPAIAN LAPORAN DELEGASI REPUBLIK INDONESIA TIDAK KERTAS POSISI SUBMISI TIDAK PENGUMPULAN BAHAN (STOCKTAKING) DALAM RANGKA PENYUSUNAN DRAFT KERTAS POSISI DAN SUBMISI PENYIAPAN / PENYUSUNAN DRAFT KERTAS POSISI DAN SUBMISI PERSETUJUAN NATIONAL FOCAL POINT PENYAMPAIAN SUBMISI INDONESIA NOTIFIKASI, AGENDA PERUNDINGAN, PERMINTAAN SUBMISI 28

INSPEKTORAT K/L/D Dit. PKHL Esselon I Terkait BALAI PPI KHL/DAOPS Masyarakat Setditjen PPI Gakkum Menteri LHK Terkait Pencegahan DALKARHUTLA DIREKTORAT PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN LHK-07.05.CFM.01 PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN Peraturan Menteri LHK No. 32 Tahun 2016 LHK.09.03 Pencegahan dan Pengamanan hutan Melaksanakan Kegiatan Keteknikan Meningkatakan kesadaran para pihak Melaksanakan Sistem Peringatan dan Deteksi Dini Sistem Kemitraan dan MPA Peningkatan Kapasitas Dalkarhutla Penguatan Sarpras Dalkarhutla Pemadaman KARHUTLA Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Perencanaan DALKARHUTLA Persiapan Pemadaman Melaksanakan Dukungan Pemadaman Penanganan Dampak Pasca Kebakaran Monitoring dan Pengawasan Renstra Renja/RKP Data SIPONGI RKAKL Evaluasi dan Pelaporan Dalkarhutla Kebijakan terkait Dalkarhutla Plt. DIREKTUR JENDERAL, Dr. Ir. Agus Justianto, M.Sc. NIP. 19630807 198803 1 001 29