BAB I PENDAHULUAN. dijelaskan secara jelas pada uraian berikutnya.

dokumen-dokumen yang mirip
STRATEGI IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS NILAI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMP NEGERI 3 MALANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan secara umum bertujuan untuk membentuk generasi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalani hidup dan kehidupan, sebab pendidikan bertujuan untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan Ini Memuat : A. Latar Belakang, B. Fokus Penelitian,C. Rumusan

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Dalam pelaksanaannya, proses pendidikan membutuhkan kesiapan,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses

BAB I PENDAHULUAN. peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I ini, akan memaparkan beberapa sub judul yang akan digunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pertumbuhan budi pekerti tiap-tiap manusia. Orang tua dapat menanamkan benih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kunci utama dalam terlaksananya

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.

PEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Menurut Djamarah (2000: 22) Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. membangun banyak ditentukan oleh kemajuan pendidikan. secara alamiah melalui pemaknaan individu terhadap pengalaman-pengalamannya

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. sekarang merupakan persoalan yang penting. Krisis moral ini bukan lagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Sely Lamtiur, 2014 Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki agar dapat hidup bermasyarakat dan memaknai hidupnya dengan nilai-nilai pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Dunia saat ini dilanda era informasi dan globalisasi, dimana pengaruh dari

BAB I PENDAHULUAN. didik. Tujuan yang diharapkan dalam pendidikan tertuang dalam Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

BAB I PENDAHULUAN. BAB II pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bab 2 pasal 3 UU Sisdiknas berisi pernyataan sebagaimana tercantum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting bagi manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. belajar kepada siswa melalui proses pembelajaran yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha membina kepribadian dan kemajuan manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. didik, sehingga menghasilkan peserta didik yang pintar tetapi tidak

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik. Oleh Karena itu, pendidikan secara terus-menerus. dipandang sebagai kebutuhan yang mendesak.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. urgensinya belum dimaksimalkan seperti zaman modernisasi sekarang. Undang-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan matematika dapat diartikan sebagai suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peningkatan sumber daya manusia diupayakan melalui pendidikan baik

BAB I PENDAHULUAN. persesuaian dengan perkataan khalq yang berarti kejadian, serta erat hubunganya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi mengakibatkan kaburnya batas-batas antar negara baik

BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7.

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan perubahan di segala bidang kehidupan. Kemajuan ini tentu

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar dasar dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang menentukan berkembangnya suatu Negara ialah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dilahirkan manusia-manusia yang berkualitas yang akan membangun dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat memperoleh ilmu pengetahuan serta keterampilan yang berguna untuk masa

BAB I PENDAHULUAN. yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. sebelumnya. Pengetahuan ini dapat juga disebut sebagai pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm. 6. 2

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Pada hakikatnya pendidikan adalah sarana untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah beragam, antara lain: kurikulum 2013 hanya akan memberi beban

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan. Pendidikan adalah usaha alternatif yang bersifat preventif dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan upaya mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN. Dari ketiga hal tersebut terlihat jelas bahwa untuk mewujudkan negara yang

PENDIDIKAN KARAKTER CERDAS FORMAT KELOMPOK (PKC - KO) DALAM MEMBENTUK KARAKTER PENERUS BANGSA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas beberapa subbab sebagai berikut, latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, pembatasan masalah, dan penegasaan istilah. Dalam bab ini akan menjelaskan alasan mendasar mengapa perlunya pengambilan judul dalam penelitian, penjelasan beberapa subbab akan dijelaskan secara jelas pada uraian berikutnya. 1.1 Latar Belakang Mahasiswa adalah seseorang yang menuntut ilmu di perguruan tinggi. Di dalam dunia pendidikan, status mahasiswa adalah status tertinggi seorang murid di dunia pendidikan. Seseorang yang belajar di bangku perkuliahan dengan mengambil jurusan yang disenangi sekaligus jurusan yang di dalamnya ada kemungkinan besar untuk mengembangkan bakatnya. Semakin tinggi mahasiswa dalam menuntut ilmu di perguruan tinggi akan semakin linier dan spesifik terhadap ilmu pengetahuan yang digelutinya. Mahasiswa dapat didefinisikan sebagai individu yang sedang menuntut ilmu ditingkatperguruan tinggi, baik negeri maupun swastaatau lembaga lain yang setingkat dengan perguruan tinggi. Mahasiswa dinilai memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi, kecerdasan dalam berfikir dan kerencanaan dalam bertindak. Berfikir kritis dan bertindak dengan cepat dan tepat merupakan sifat yang cenderung melekat pada diri setiap mahasiswa, yang merupakan prinsip saling melengkapi (Siswoyo, 2007 : 121). 1

Pergaulan yang salah mengakibatkan seseorang melakukan hal-hal yang negatif dan menurunnya tingkat belajar seseorang, terutama pada kalangan mahasiswa. Dimana pada masa ini seseorang melihat dunia luar yang sangat berbagai macam. Hal ini juga dapat merusak moral seseorang karena telah melakukan perbuatan yang negatif. Upaya perbaikan moral dilakukan dengan cara pengevaluasian terhadap moral itu sendiri, baik dari segi diri orang itu sendiri maupun proses seseorang melakukan perbuatan baik. Salah satu upaya perbaikan kualitas pendidikan adalah dengan munculnya gagasan pentingnya pendidikan karakter dalam dunia pendidikan agar tiap generasi bangsa khususnya peserta didik menjadi generasi yang berkarakter. Generasi yang berkarakter adalah generasi yang berakhlak dan berbudi pekerti. Apabila suatu bangsa tidak berkarakter maka bangsa tersebut adalah bangsa yang tidak berakhlak atau tidak memiliki standar norma dan perilaku yang baik. Pendidikan karakter juga bisa diartikan sebagai pendidikan akhlak, nilai, budi pekerti, moral, etika, dan lain sebagainya. Pendidikan karakter sendiri sudah tercermin dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang berbunyi Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Dalam Undang-Undang Sikdiknas tersebut karakter yang 2

paling utama dibangun adalah peserta didik daoat menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kesadaran peserta didik untuk menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dapat dijadikan sebagai temeng agar peserta didik tetap berpedoman pada jalan yang lurus serta terhindar dari pengaruh perbuatan yang negatif dan tidak terpuji. Terlebih selanjutnya diperkuat dengan pengembangan karakter berakhlak mulia yang dapat melakukan kepribadian peserta didik. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia merupakan karakter dasar. Masih terdapat karakter selanjutnya seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Sisdiknas yaitu sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Pendidikan karakter dipercayai mampu menjadi senjata ampuh untuh meredam permasalahan dalam dunia pendidikan, khsuusnya menyangkut pribadi peserta didik. Pendidikan karakter sendiri sudah jelas terintegrasi dalam kurikulum dan tentunya di dala setiap mata pelajaran. Seperti yang kita ketahui mata pelajaran yang mengembangkan karakter bangsa adalah Pendidikan Kewarganegaraan (PPKn), Pendidikan Agama dan Ilmu Pengetahuan Sosial. Salah satu mata pelajaran yang cukup materi tentang pendidikan karakter adalah pendidikan kewarganegaraan. Pendidikan kewarganegaraan dinilai sebagai wahan yang tepat untuk pendidikan karakter, sebab jelas negara Indonesia menempatkan Pnacasila sebagai Ideologi negara yang di dalamnya terdapat nilai-nilai adat istiadat kebudayaan serta nilai religius yang terdapat dalam pandangan hidup masyarakat umumnya. Oleh karena itu perilaku setiap individu warga negara tidak 3

boleh terlepas dari keimanan dan ketakwaannya sesuai dengan agama yang dianutnya serta akhlak dan budaya kewarganegaraannya dala konteks masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia yang Berbhineka Tungga Ika. Dengan demikian, maka mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan dipandang relevan untuk pengembangan nilai-nilai pendidikan karakter. Kesenjangan antara harapan dan kenyataan tidak sama, harapan yang diinginkan adalah memperoleh prestasi belajar yang baik serta menuntut ilmu dengan baik. Pada kenyatannya tidak dapat dilakukan karena terpengaruh oleh lingkungan dan teman sebaya. Kesenjangan yang sangat jauh antara harapan dengan kenyataan terbukti bahwa tidak dapat terpenuhi harapan yang diinginkan. Hal ini dapat membuat prestasi dan semangat belajar sangat menurun serta tidak ada tekat untuk meningkatkan prestai dan semangat belajar, sehingga menuntut Ilmu pengetahuan sangat diremehkan dan tidak dijadikan prioritas pertama. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan masalah yang terdapat pada latar belakang di atas, maka selanjutnya peneliti merinci pokok permasalahan lebih lanjut dalam beberapa indikator permasalahan sebagai berikut: 1.2.1 Bagaimana fenomena pergaulan bebas di kalangan mahasiswa dalam perspektif pendidikan karakter? 1.2.2 Faktor-faktor apa yang mendukung pergaulan bebas di kalangan mahasiswa dalam perspektif pendidikan karakter? 1.2.3 Bagaimana dampak pergaulan bebas di kalangan mahasiswa dalam perspektif pendidikan karakter? 4

1.3 Tujuan Penelitian Penelitian mengenai ini memiliki tujuan sebagai berikut: 1.3.1 Mendeskripsikan fenomena pergaulan bebas di kalangan mahasiswa dalam perspektif pendidikan karakter. 1.3.2 Menganalisis faktor pendukung pergaulan bebas di kalangan mahasiswa dalam perspektif pendidikan karakter. 1.3.3 menjelaskan dampak pergaulan bebas di kalangan mahasiswa dalam perspektif pendidikan karakter. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang cukup signifikan terhadap banyak pihak antara lain: 1.4.1 Manfaat Teoritis: a. Hasil dari penelitian ini dapat memberikan sumbangsih pemikiran untuk pengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) terutama berkaitan dengan pendidikan karakter. b. Dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran dalam rangka penyempurnaan konsep maupun implementasi praktik pendidikan sebagai upaya yang strategis dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia. 1.4.2 Manfaat Praktis: Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat diantaranya sebagai berikut: a. Peneliti 5

1. Memperluas serta memberikan tambahan ilmu pengetahuan tentang penerapan ilmu yang didapat selama perkuliahan serta menambah wacana ilmu pengetahuan pendidikan karakter dan pergaulan bebas di kalangan mahasiswa. 2. Memberikan motivasi untuk memperkaya serta mendalami pengetahuan tentang pendidikan karakter dan dapat dijadikan sebagai bahan untuk melatih dan mengasah watak serta perilaku sekaligus pembelajara diri apabila di masa mendatang menjadi seorang guru. 3. Penelitian sekaligus penulisan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana S1 PKn. b. Masyarakat 1. Menciptakan lingkungan yang baik, berakhlak, berbudi pekerti sehingga masyarakat yang ada di lingkungan tersebut bebas terhindar dari perbuatan tercela. c. Dinas terkait 1. Sebagai pengetahuan dan memberikan kebijakan yang tegas apabila mahasiswa telah terbukti melakukan perbuatan tercela. 2. Meningkatkan pendidikan yang berbasis karakter kepada mahasiswa agar dalam bersikap dengan baik diluar atau didalam lingkungan kampus sehingga mahasiswa dapat berakhlak baik serta tidak mencemarkan nama baik dirinya sendiri, keluarga ataupun kampus. 6

1.5 Penegasan Istilah Penegasan istilah dalam hal ini bertujuan agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam menginterpretasikan istilah-istilah yang terdapat dalam judul skripsi, maka perlu diberikan penegasan istilah sebagai berikut: a. Fenomena Fenomena dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu hal-hal yang dapat disaksikan dengan panca indera dan dapat diterangkan serta dinilai secara ilmiah seperti fenomena alam. Kata Fenomena juga diartikan sebagai keadaan yang sebenarnya dari suatu urusan atau perkara, keadaan atau kondisi khusus yg berhubungan dengan seseorang atau suatu hal, soal atau perkara. Fenomena adalah sesuatu yang ada dalam kehidupan nyata dan dapat dirasakan oleh makhluk hidup. b. Pergaulan Bebas Pergaulan bebas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terbagi menjadi 2 kata yaitu pergaulan dan bebas, pergaulan bebas berarti kehidupan bergaul dan bebas berarti tidak terkait atau terbatas oleh aturan. Pengertian pergaulan bebas menurut tokoh Gunarsa (2004 : 50) mengatakan, Pergaulan bebas berarti pergaulan yang luas antara pemuda dan pemudi, tidak terlalu menekankan pengelompokkan yang kompak antara dua orang saja, akan tetapi antara banyak muda-mudi. Pergaulan bebas adalah suatu kumpulan yang terdiri para remaja yang membentuk grup atau golongan yang membentuk tujuan yang sama dalam suatu hal apapun yang akan dilakukan. 7

c. Mahasiswa Mahasiswa dalam Kamus Bahasa Indonesia (KBI), mahasiswa didefinisikan sebagai orang yang belajar di Perguruan Tinggi (Kamus Bahasa Indonesia). Menurut Siswoyo (2007: 121) mahasiswa dapat didefinisikan sebagai individu yang sedang menuntut ilmu ditingkat perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta atau lembaga lain yang setingkat dengan perguruan tinggi. Mahasiswa adalah tingkatan pendidikan yang paling tinggi dikalangan pelajar yang mampu bersikap kritis terhadap suatu hal apapun dan mandiri dalam proses belajar mengajar. d. Pendidikan Karakter Pendidikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah hal atau perbuatan, cara dan lain sebagainya mendidik. Menurut Fitri (2012 : 19), karakter adalah berkaitan dengan sesuatu yang melekat di dala diri setiap individu. Pendidikan karakter merupakan suatu sistem penanaman nilainilai, sikap, perilaku, budi pekerti, tabiat, dan akhlak kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut menjadi pedoman dalam setiap aktivitas yang mereka lakukan sehari-hari. 8

1.6 Batasan Masalah a. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil di Desa Landungsari, Malang. Penelitian di Desa Landungsasi dilakukan karena disignyalir banyak terjadi pergaulan bebas dikalangan mahasiswa. Pergaulan bebas disebabkan adanya keingintahuan pada diri sendiri untuk mencoba hal yang baru, terpengaruhnya pada teman atau lingkungan karena faktor tersebut penyebab terjadinya pergaulan bebas. Di Desa Landungsari banyak tempat kos yang bebas atau tanpa aturan dan penjaga kos sehingga penghuni kos bebas melakukan perbuatan yang diinginkanya tanpa memperdulikan akibat yang akan didapatkannya. b. Karakter Penelitian ini menggunakan dua nilai karakter yaitu religius dan rasa ingin tahu. Religius merupakan sikap yang memegang teguh perintah agamanya dan menjauhi larangan agamanya, saling menjaga kerukunan dan kesatuan antar berbeda pemeluk agama dan keyakinan. Rasa ingin tahu merupakan suatu sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui apa yang dipelajarinya secara lebih mendalam dan meluas dalam berbagai aspek terkait. 9