24 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Peralatan Penelitian 3.1.1 Bahan Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Ternak Penelitian, Ternak yang digunakan yaitu Domba Garut betina umur 9-10 bulan sebanyak 20 ekor dengan bobot awal 15,72 ± 1,33 kg. Domba Garut yang dijadikan ternak penelitian berasal dari Unit Pengembangan Ternak Daerah Balai Pengembangan Pembibitan Ternak Domba Garut, Margawati. 2. Bahan Pakan Penyusun Ransum Penelitian Pakan yang diberikan terdiri atas Rumput Gajah dan Konsentrat dengan berbagai imbangan Protein dan TDN. Rumput Gajah yang diberikan berasal dari kebun rumput milik UPTD BPPT Domba Garut, Margawati, yang telah dicacah dengan panjang 5-7 cm dan dilayukan selama 1 malam. Konsentrat yang diberikan terdiri atas beberapa bahan pakan yaitu bungkil kedelai, bungkil kelapa, jagung, dedak, pollard, onggok, mineral mix, dan molasses. Jumlah pakan yang diberikan disesuikan dengan kebutuhan bahan kering bagi ternak percobaan yaitu sekitar 3-4% dari bobot badan (NRC, 2006). Kandungan zat makanan pada bahan pakan penyusun konsentrat dan hijauan disajikan dalam Tabel 1.
25 Tabel 1. Kandungan Zat Makanan Bahan Pakan Penelitian Bahan Pakan PK LK SK BETN Abu TDN Ca P ---------------------------------- % BK ------------------------------------ R. Gajah 1 9,10 2,30 33,10 40,00 15,40 55,00 0,53 0,29 B. Kedele 1 51,90 1,30 5,10 35,00 6,70 81,00 0,34 0,70 B. Kelapa 1 21,60 10,20 12,10 49,70 6,40 85,00 0,21 0,65 Jagung 1 10,30 4,70 2,50 79,80 2,00 86,00 0,30 0,26 Onggok 3 2,00 0,70 8,90 83,84 4,69 78,50 0,17 0,09 Dedak Padi 1 9,90 14,10 11,60 48,70 11,70 74,00 0,12 1,51 Polard 2 18,72 4,75 6,92 65,88 3,73 69,20 0,14 0,23 Molases 1 5,40 0,30 10,00 74,00 10,40 70,70 1,09 0,12 Mineral Mix 3 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 7,50 7,50 Keterangan: PK = Protein Kasar; LK = Lemak Kasar; SK = Serat Kasar; BETN = Bahan Ekstrak tanpa Nitrogen; TDN = Total Digestible Nutrient; Ca = Kalsium; P = Phospor. Sumber : 1) Hartadi, (1989) 2) Mukh Arifin, dkk (2005) 3) Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak FP UNS (2004) 3. Ransum Penelitian Susunan ransum yang digunakan untuk penelitian disesuaikan dengan imbangan protein kasar dan TDN yang digunakan dalam penelitian, susunan ransum penelitian disajikan dalam Tabel 2.
26 Tabel 2. Susunan Ransum Penelitian Nama Bahan Pakan T1 T2 T3 T4 -------------------------- % BK------------------------------ R. Gajah 60,00 40,00 60,00 40,00 B. Kedele 0,50 0,50 4,58 3,90 B. Kelapa 13,29 28,30 12,92 30,00 Jagung 0,50 0,50 0,50 0,50 Gaplek 0,50 15,79 0,50 9,17 Dedak Padi 9,65 0,50 8,73 0,50 Pollard 9,56 0,50 10,27 0,50 Molases 1,00 1,00 1,00 1,00 Mineral Mix 1,00 1,00 1,00 1,00 Onggok 3,99 11,91 0,50 13,43 Kandungan zat makanan ransum penelitian diambil dari hasil susunan ransum penelitian Tabel 2 yang disajikan dalam Tabel 3. Tabel 3. Kandungan Zat Makanan Ransum Penelitian Ransum Percobaan Fraksi Nutrien (Protein (%) : TDN (%)) 11:60 11:70 13:60 13:70 % BK.. Protein Kasar 11.00 11.00 13.00 13.00 Lemak Kasar 4.84 4.60 4.72 4.81 Serat Kasar 24.03 19.35 23.82 19.55 BETN 47.70 57.93 46.00 55.60 Abu 12.00 9.50 12.00 9.71 TDN 60.00 70.00 60.00 70.00 Kalsium 0.47 0.42 0.48 0.42 Fosfor 0.53 0.46 0.54 0.48
27 3.1.2 Peralatan Penelitian Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Kandang Penelitian Kandang penelitian yang digunakan adalah kandang individu dengan tipe kandang panggung dengan rata-rata temperatur 25 o C dan kelembaban 81%. Kandang penelitian berada di UPTD- BPPT Domba Garut, Margawati. Luas kandang sebesar 1,5 m x 0,75 m dengan material kayu dengan atap asbes, dan alas kandang dari kayu yang bercelah dengan model kandang panggung. Tipe kandang head to head dengan lebar alley kurang lebih 0,75 m. Tidak disediakan bak minum karena ternak domba mendapat asupan air cukup dari pakan saja. 2. Alat Pendukung a. Alat tulis, untuk mencatat data pada saat penelitian. b. Terpal, sebagai alas untuk mencampurkan bahan pakan yang jumlahnya sedikit ataupun bahan pakan cair dengan bahan pakan lainnya hingga homogen. c. Karung, sebagai tempat penyimpanan konsentrat ataupun hijauan dalam penelitian. d. Plastik, sebagai tempat menyimpan sisa pakan ataupun feses yang telah dikumpulkan. e. Label, untuk menandai dan memberi identitas pada plastik sisa pakan ataupun plastik feses serta cawan.
28 f. Timbangan, ada 4 timbangan yang digunakan yaitu timbangan gantung (Crane scale) untuk menimbang bobot badan domba, timbangan bayi untuk menimbang rumput, timbangan portable (bench scale) untuk menimbang bahan pakan, dan timbangan digital untuk menimbang sisa pakan dan feses. g. Celana domba, terbuat dari waring/jaring yang digunakan untuk menampung feses saat pelaksanaan koleksi feses. h. Ember, untuk menampung air tambahan pada pencampuran ransum pada konsentrat yang diberikan. Selain itu ember berguna untuk menampung feses pada saat koleksi. i. Saringan, untuk menyaring sisa pakan agar terpisah antara sisa konsentrat dan hijauan j. Termohigrometer, untuk mengetahui suhu dan kelembaban di kandang penelitian. k. Seperangkat alat untuk analisis PK dan LK (Proksimat) l. Mesin pencampur/mixer kapasitas 100 kg, untuk mencampurkan bahan pakan menjadi konsentrat yang homogen. m. Oven, untuk mengurangi kadar air dalam feses. n. Cawan, sebagai tempat menyimpan sampel saat analisis kadar air.
29 3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Tahap Persiapan 1. Persiapan Kandang Kandang beserta peralatan kandang yang diperlukan pada saat penelitian disiapkan. Kandang dan peralatan kandang dibersihkan, kandang diberi perlakuan sanitasi dengan penyemprotan desinfektan pada kandang dan peralatan kandang sebelum ternak memasuki kandang. Kandang individu diberi identitas dan catatan nomor perlakuan dan nomor ulangan serta nomor identitas recording domba yang tertera pada kalung identitas neck tag. Penempatan nomor perlakuan dan nomor ulangan disesuaikan dengan hasil pengacakan yang telah dilakukan sebelumnya. 2. Persiapan Ternak Domba betina dari UPTD-BPPTD Margawati Garut berumur 9-10 bulan dipilih berdasarkan catatan kelahirannya. Domba ditimbang dan dipilih 20 ekor domba yang memiliki bobot badan mendekati rata rata dengan standar deviasi kurang dari 15 %. Lalu ternak domba diberikan obat cacing satu persatu dan dimasukan ke kandang yang telah disesuaikan pengacakannya. 3. Persiapan Pakan a. Penyediaan Bahan Pakan Untuk Perlakuan Bahan pakan disediakan oleh pihak UPTD BPPTD Margawati, Garut. b. Penyusunan Formula Ransum Penelitian Imbangan PK dan TDN dihitung sesuai dengan angka yang diinginkan untuk setiap perlakuan, formulasi ransum dilakukan dengan menggunakan aplikasi
30 penyusunan ransum dalam bentuk Microsoft Excel yang dihitung berdasar bahan kering. Susunan ransum serta kandungan zat makanannya dapat dilihat pada Tabel 2. c. Pembuatan Konsentrat Penelitian Konsentrat dibuat dengan menggunakan mesin pencampur / mixer dengan kapasitas 100 kg. Pembuatan konsentrat dilakukan berdasarkan susunan ransum pada Tabel 2. Pencampuran bahan pakan menjadi konsentrat dilakukan di gudang pakan di UPTD BPPTDG Margawati, Garut. d. Adaptasi Pakan Proses adaptasi pakan dilakukan terhadap ternak selama 1 minggu. Adaptasi pakan dilakukan dengan cara memberikan konsentrat dan hijauan secara bertahap untuk membiasakan domba. 3.2.2 Tahap Perlakuan 1. Pemberian Ransum Percobaan Pemberian ransum dilakukan tiga kali dalam satu hari yaitu pemberian 1/3 rumput gajah pada pukul 06.00 WIB, pemberian konsentrat pada pukul 11.00 WIB, dan pemberian 2/3 rumput gajah pada pukul 16.30 WIB. Konsentrat yang diberikan ditambahkan air terlebih dahulu. Domba tidak diberikan air minum, karena kebutuhan air minum sudah terpenuhi dari ransum yang diberikan. 2. Menghitung Banyaknya Konsumsi Pakan Sisa pakan dikumpulkan pada pagi hari sebelum pemberian rumput, serta dilakukan pencatatan sisa pakan dan konsumsi pakan setiap hari setelah pemberian konsentrat. Konsumsi pakan dihitung dengan cara menghitung selisih antara jumlah pakan yang diberikan dengan sisa pakan dalam satu hari. Perhitungan dilakukan
31 selama 30 hari masa penelitian. Besar konsumsi pakan kemudian dikonversikan ke dalam berat kering. 3.2.3 Tahap Pengumpulan Data Pengumpulan data feses pada saat penelitian menggunakan metode koleksi total dan koleksi tanpa urine. Feses dikoleksi pada 1 minggu terakhir, hal ini dilakukan agar feses yang dikoleksi adalah benar-benar feses hasil dari pemberian pakan dengan pengaruh dari setiap perlakuan. Semua feses yang dikeluarkan oleh ternak selama 24 jam dikoleksi semuanya dan menunggu ternak defekasi sebelum tercampur dengan urine (untuk feses bebas urine), serta melakukan penyemprotan boraks 15% pada feses bebas urine untuk mengikat nitrogen dalam feses. Feses yang telah terkumpul ditimbang dan dimasukkan ke dalam plastik kemudian dilakukan pencatatan dan pemberian identitas pada setiap plastik, sehingga didapatkan berat feses segar selama 24 jam. Feses yang telah terkumpul kemudian diambil 10% setiap perlakuan dan ulangannya, kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari ataupun dikeringkan dalam oven hingga kadar airnya berkurang agar mengurangi kemungkinan tumbuhnya jamur. Pengumpulan feses dilakukan pagi hari pada pukul 05.30 WIB (sebelum pemberian rumput) dan sore hari pada pukul 15.30 WIB (sebelum pemberian rumput). Koleksi feses dilakukan selama 7 hari dan dilakukan kolektif atau menyatukan feses selama 7 hari tersebut sesuai perlakuan dan ulangannya sehingga didapatkan 20 sampel.
32 Setelah melakukan pengumpulan feses dan pengeringan feses, kemudian feses dibawa ke Laboratorium Nutrisi Ternak Ruminansia dan Kimia Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran, Kabupaten Sumedang untuk dilakukan analisis protein kasar dan lemak kasar. 3.2.4 Peubah yang Diamati Peubah yang diamati selama penelitian untuk mengetahui respon Domba Garut betina terhadap perlakuan yang diberikan yaitu, 1. Kecernaan PK (Protein Kasar), dihitung dengan cara seperti berikut, Kecernaan PK = Keterangan : PK Konsumsi PK Feses PK konsumsi x 100% PK Konsumsi PK Feses = % PK Ransum x Konsumsi BK ransum = % PK Feses x Jumlah feses yang dihasilkan (g) 2. Kecernaan LK (Lemak Kasar), dihitung dengan cara seperti berikut, Kecernaan LK = Keterangan : LK Konsumsi LK Feses LK konsumsi x 100% LK Konsumsi LK Feses = % LK Ransum x Konsumsi BK ransum = % LK Feses x Jumlah feses yang dihasilkan (g) 3.2.5 Rancangan Percobaan dan Analisis Statistik Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimental, dengan rancangan lingkungan rancangan acak lengkap (RAL) dengan jumlah perlakuan sebanyak empat perlakuan dengan lima ulangan. Perlakuan yang diuji adalah kombinasi antara kandungan protein kasar dengan energi yang dapat dicerna oleh Domba Garut betina, dengan susunan ransum setiap perlakuan sebagai berikut,
33 T1 : Ransum dengan protein kasar 11% + TDN 60% T2 : Ransum dengan protein kasar 11% + TDN 70% T3 : Ransum dengan protein kasar 13% + TDN 60% T4 : Ransum dengan protein kasar 13% + TDN 70% Model linier dari rancangan yang akan digunakan adalah : Y ij = μ + a i + ε ij Keterangan : Y ij μ a i ε ij = Respon terhadap perlakuan ke i ulangan ke j = Nilai rata-rata umum = Pengaruh perlakuan ke i = Pengaruh galat pada perlakuan ke i dan ulangan ke j i = Perlakuan ke i (1,2,3,4) j = Ulangan ke j (1,2,3,4,5) Asumsi : 1. ε ij menyebar normal dan bebas satu sama lain. 2. Nilai harapan dari ε ij = 0 atau (ε ij ) = 0. 3. Ragam pengaruh ε ij = σ 2 atau (ε ij ) 2 = σ 2 maka : ε ij NID (0, σ 2 ). 4. Pengaruh perlakuan bersifat tetap (fixed). Data yang didapatkan pada saat penelitian dianalisis menggunakan sidik ragam sebagai berikut,
34 Tabel 4. Analisis Sidik Ragam (Rancangan Acak Lengkap) Sumber Keragaman db JK KT Fhit Ftabel 0,05 Perlakuan t-1 = 3 JKP KTP KTP/KTG Galat t(r-1) = 16 JKG KTG Total rt 1 = 19 JKT Sumber : Gaspersz (1991) db : Derajat Bebas JK : Jumlah Kuadrat KT: Kuadrat Tengah Hipotesis yang akan diuji : H0 : Pengaruh perlakuan T1=T2=T3=T4 berarti tidak terdapat pengaruh perlakuan terhadap kecernaan protein kasar dan lemak kasar. H1 : Pengaruh perlakuan T1 T2 T3 T4 atau paling sedikit ada satu perlakuan yang berbeda terhadap kecernaan protein kasar dan lemak kasar. Kaidah Keputusan : 1. Jika Fhitung Ftabel, artinya perlakuan tidak berpengaruh nyata atau berbeda tidak nyata (non signifikan) atau terima H0 2. Jika Fhitung> Ftabel, artinya perlakuan berpengaruh nyata atau berbeda nyata (signifikan) atau tolak H0 yang artinya perlu dilakukan pengujian lanjut untuk mengetahui perbedaan diantara nilai tersebut. Untuk mengetahui pengaruh dari setiap perlakuan dilakukan uji lanjut yaitu dengan uji Duncan.
35 Uji Jarak Berganda Duncan : S x = KTG r LSRα = SSRα x Sx Kaidah Keputusan : Bila d LSRα = Berbeda tidak nyata. Bila d > LSRα = Berbeda nyata. d = adalah selisih dua beda nyata Keterangan : Sx : Standard error LSRα : Last Significant Range Test r : Ulangan SSRα : Studentized Significant Range KTG : Kuadrat Tengah Galat α : Selisih rata-rata perlakuan 2.2.6. Tata Letak Ternak Percobaan Penentuan kandang untuk masing masing ternak dilakukan secara acak dengan cara pengundian. Pengacakan (randomization), yaitu setiap unit percobaan diberi kesempatan yang sama untuk memperoleh perlakuan tertentu. Seluruh kandang penelitian diberikan nomor kandang dari 1-20, lalu dilakukan pengundian secara acak untuk nomor perlakuan dan ulangannya. Setelah dilakukan pengundian maka didapat nomor acak yang kemudian ditempelkan di kandang. Nomor acak dan tata letak dapat dilihat seperti pada Gambar 1.
36 T3 U1 T4 U1 T3 U2 T1 U1 T1 U2 T2 U1 T2 U2 T3 U3 T4 U2 T4 U3 T1 U3 T1 U4 T2 U3 T4 U4 T2 U4 T4 U5 T2 U5 T1 U5 T3 U5 T3 U4 Gambar 1. Tata Letak Pengacakan Perlakuan Ternak Keterangan : T = Perlakuan U = Ulangan T1 = Ransum dengan imbangan Protein dan TDN 11:60 T2 = Ransum dengan imbangan Protein dan TDN 11:70 T3 = Ransum dengan imbangan Protein dan TDN 13:60 T4 = Ransum dengan imbangan Protein dan TDN 13:70