BAB I PENDAHULUAN. berhala yang dianggap suci oleh seluruh bangsa Arab. Oleh karena itu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. melakukan penelitian pembelajaran di kelas dalam rangka perbaikan mutu

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan dewasa ini bukan hanya untuk memenuhi target kurikulum semata, namun menuntut adanya pemahaman kepada

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan UPI (2009:171) mengemukakan

Keywords: Teams Games Tournament (TGT), visual media, social science

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Pembaharuan

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN:

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan bakat serta kepribadian mereka. Pendidikan membuat manusia

BAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan. Menurut Suharjo (2006: 1), pendidikan memainkan peranan. emosi, pengetahuan dan pengalaman peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan bangsa, mulai dari pembangunan gedung-gedung,

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DENGAN MULTIMEDIA DALAM PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS V SDN 6 PANJER TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yang menjelaskan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PUBLIKASI ILMIAH DYAH LUSIANA A54F ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Dimana

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha untuk merubah suatu bangsa ke arah yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. Peneliti menjelaskan di dalam bab ini tentang: latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dikatakan berjalan baik apabila mampu berperan secara proporsif,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang hidupnya. Proses belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang di

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan setiap individu menjadi warga negara yang berkepribadian

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. perlu dalam perkembangan zaman untuk menghadapi permasalahan-permasalah yang

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Salah satu masalah yang sering dihadapi pendidikan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Yusi Rosidah, 2013 PENGARUH METODE TEAMS GAMES TOURNAMENT TERHADAPA PARTISIPASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung sesuai dengan harapan. Untuk mengatasi keadaan tersebut guru harus

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan menuntut tersedianya sumber daya manusia yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik agar peserta didik mendapatkan pengalaman belajar dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting karena menjadi salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Cindy Noor Indah putri, 2014

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tiara Dara Lugina, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Hal ini tertuang dalam Undang- undang Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Menurut Nurhadi (2004: 112), pembelajaran kooperatif adalah pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Pada era globalisasi, dituntut suatu mutu lulusan yang disiapkan

BAB I PENDAHULUAN. Esa, berakhlak mulia, sehat Jasmani dan Rohani, berilmu, cakap, kreatif,

PENINGKATAN KREATIVITAS BERMAIN MUSIK ANSAMBEL. Erlin Sofiyanti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan inovasi dalam bidang pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil. Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran serta dapat

BAB I PENDAHULUAN. menuntut manusia untuk selalu berpikir dan mencari hal-hal baru.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. berada di Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan. Melalui berbagai pendekatan pembelajaran matematika

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang amat penting dalam suatu negara

SKRIPSI. Oleh Rustiamah NIM

Jurnal Paradigma, Volume 10, Nomor 1, Januari 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah memiliki peranan dan tanggung jawab yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pengetahuan dan keterampilan menjadi tanggung jawab satuan

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah amanat dari Allah SWT dan sudah seharusnya orang tua. mendampingi dan mengawali perkembangan anak, sehingga anak dapat

BAB I PENDAHULUAN. nasional, pasal 1 ayat (1) dikemukakan bahwa :

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI TEKNIK TGT PADA SISWA KELAS VII MTs. AL HIDAYAH WONOREJO, PASURUAN

BAB I PENDAHULUAN. lambatnya pembangunan bangsa sangat tergantung pada pendidikan. Oleh karena. sangat luas terhadap pembangunan di sektor lainnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, maka dari itu tidaklah heran jika pendidikan saat ini adalah sebuah

BAB I PENDAHULUAN. sertifikasi untuk meningkatkan kemampuan profesional pendidik, kebijakan baik kurikulum maupun standar pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. V SDN 02 Jatiharjo, Jatipuro, Karanganyar. 1. Nilai ulangan Formatif banyak yang kurang memenuhi KKM.

2016 PENERAPAN TEKNIK MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SAINS SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang mendukung perkembangan tersebut adalah pendidikan. pembelajaran, sumber-sumber belajar dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. persoalan pendidikan bangsa pada saat ini adalah mengenai kompetensi mengajar

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PKN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DI SEKOLAH DASAR. Oleh. Ramadhani

I. PENDAHULUAN. Pendidikan dilakukan secara terencana dalam mewujudkan proses pembelajaran agar

ARTIKEL. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh : Nur Aeni Ratna Dewi

I. PENDAHULUAN. kehidupan sehingga diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal.

PENDAHULUAN. Terjadinya perubahan paradigma dalam metode belajar mengajar yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah kebudayaan Islam merupakan ilmu pengetahuan yang berkenaan dengan kronologi berbagai peristiwa pada zaman perdaban kebudayaan Islam. Pelajaran sejarah kebudayaan Islam diajarkan pada jenjang sekolah salah satunya jenjang sekolah dasar. Salah satu materi yang dipelajari yaitu materi tentang mengenal dakwah Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya. Di Mekah terdapat para pengabdi ka`bah dan pengurus berhala yang dianggap suci oleh seluruh bangsa Arab. Oleh karena itu berdakwah untuk menyiarkan agama Islam sangat sulit dilakukan di Mekah. Banyak sekali orang yang menghalangi dakwah tersebut. Nabi Muhammad SAW mulai berdakwah setelah medapat wahyu surah al mudatsir ayat 1-7, dengan adanya halangan yang begitu besar Nabi melakukan dakwah Islam untuk pertama kalinya hanya kepada orang-orang terdekat saja yaitu keluarga dan sahabat-sahabat beliau. Mengingat pentingnya manfaat dari mempelajari materi tersebut, siswa diharapkan mampu mempelajari materi SKI dengan baik. Sebagaimana tujuan pendidikan nasional yang termuat dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pendidikan pasal 3 menyebutkan, bahwa: 1 1 Tim Redaksi Fokusmedia, Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung: Fokusmedia, 2006), Hal.5 1

2 Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mencapai tujuan diatas, guru memiliki peranan yang penting dalam proses pembelajaran. Guru yang mampu mengarahkan dan menyampaikan materi kepada siswa dan siswa mampu memahaminya dengan baik. Tidak hanya dalam jangka waktu pendek namun juga dalam jangka waktu yang lama dan mampu menerapkan ilmu yang telah diperoleh dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana hasil wawancara dan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti bahwa siswa kurang adanya minat dalam mempelajari pelajaran SKI materi mengenal dakwah Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya. Siswa terlihat kurang aktif saat pembelajaran dan kurang adanya ketertarikan pada materi yang sedang dipelajari. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu: 1. Selama pembelajaran berlangsung bersifat teacher centered yaitu pembelajaran yang hanya berpusat pada guru.

3 2. Kurang adanya bukti kongkrit yang dapat dimengerti oleh siswa terutama saat mempelajari dakwah Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya sehingga siswa kurang berminat dengan materi yang diajarkan. 2 Hasil angket minat siswa pra siklus menunjukkan adanya minat yang sedang pada mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam. Bila dihitung secara keseluruhan, minat siswa terhadap pembelajaran SKI mencapai 11,11% dengan kriteria rendah. Berdasarkan hasil angket minat belajar yang menunjukkan minat siswa yang tergolong sedang terhadap sejarah kebudayaan Islam, maka sangat besar kesempatan untuk mengoptimalkan kemampuan siswa untuk mencapai tujuan yang maksimal. Untuk memberikan nilai akhir pada angket penerapan strategi TGT dalam minat belajar. Hasil dari angket siswa siklus I 27,77%, hal tersebut masuk dalam kategori sedang. Dengan demikian, minat siswa pada siklus I adalah sedang dan itu perlu ditingkatkan. Sedangkan pada hasil angket siklus II, siswa merespon dengan baik ketika guru memberikan apersepsi dan siswa juga menyimak. Dalam berkelompok, siswa kurang aktif dalam menyelesaikan sebuah soal yang diberikan guru dan didominasi oleh siswa yang pandai saja. Dengan demikian pada saat pembelajaran mengenal dakwah Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya, siswa merasa kurang tertarik dan bersemangat dalam proses belajar mengajar tersebut. Hasil dari angket atau respon siswa siklus II berjumlah 88,88%, hal tersebut masuk dalam kategori sangat tinggi. Dari hasil diatas, dapat diketahui prosentase pada angket minat siswa kategori 2 Hasil wawancara dengan Nurul Ilmi atus sholichah, 28 Oktober 2015, SDI Plus Al Azhar.

4 tinggi dan sangat tinggi siklus I menuju pada siklus II telah mengalami peningkatan dengan selisih 61,11%. Dari 18 siswa yang terdiri dari 7 siswa perempuan dan 11 siswa laki-laki kelas IV SDI Plus Al Azhar Plus Mojokerto hanya 27,77% kriteria sedang siswa yang berminat untuk mempelajari mata pelajaran SKI tentang dakwah Nabi Muhammad SAW yaitu pada kompetensi dasar menjelaskan dakwah Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya. Hasil wawancara terkait masalah pada saat siswa masih belum memahami materi pembelajaran yang telah di jelaskan, jadi kebanyakan dari siswa masih banyak yang merasa kebingungan. Faktor yang mempengaruhi pada saat menjelaskan materi dengan suara yang tidak keras, maka siswa kurang konsentrasi saat materi dijelaskan. Meninjau berbagai pertimbangan diatas untuk meningkatkan minat belajar siswa dalam mempelajari SKI, peneliti berupaya memberikan alternatif yang cocok yaitu menggunakan strategi TGT (Teams Games Tournament) berbantuan media audio visual. Dikarenakan dengan menggunakan strategi TGT (Teams Games Tournament) berbantuan media audio visual siswa mampu aktif dan ikut terlibat langsung dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan melalui media audio visual yang berupa tayangan video dakwah Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya siswa akan merasa tertarik untuk mempelajari sejarah kebudayaan Islam dan siswa lebih fokus pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Strategi ini sesuai dengan karakter siswa pada tingkat dasar dan memiliki dimensi kegembiraan seperi permainan. Siswa akan dibagi menjadi beberapa kelompok untuk

5 berlomba-lomba untuk mendapatkan skor terbanyak. Kelompok dengan skor terbanyak akan diberi reward atau penghargaan. Siswa dapat melihat dan terlibat dalam proses belajar yang dipelajari agar siswa lebih aktif pada saat kegiatan pembelajaran. Berdasarkan uraian diatas, peneliti melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul PENERAPAN STRATEGI TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS IV SDI PLUS AL AZHAR MOJOKERTO. B. Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang masalah sebagaimana disebutkan diatas timbulah permasalahan yang jika di rumuskan berkisar pada pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimana penerapan strategi TGT berbantuan media audio visual pada mata pelajaran SKI materi mengenal dakwah Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya? 2. Bagaimana peningkatan minat belajar siswa kelas IV SDI Al Azhar Plus Mojokerto setelah digunakan strategi TGT?

6 C. Tindakan yang Dipilih Tindakan yang dipilih untuk mengatasi permasalahan rendahnya minat dalam mempelajari mata pelajaran SKI materi mengenal dakwah Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya, dengan menerapkan strategi TGT (Teams Games Tournament) berbantuan media audio visual pada siswa kelas IV SDI Al Azhar Plus Mojokerto. Penelitan ini dilakukan dengan 2 siklus yang setiap siklusnya terdiri dari perencanaan ( planning), pelaksanaan tindakan (acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecting). Kesesuaian Strategi TGT dengan karakteristik siswa kelas IV SDI Al Azhar Plus Mojokerto yaitu TGT memiliki dimensi kegembiraan yang diperoleh dari penggunaan permaianan. Teman satu tim akan saling membantu dalam mempersiapkan diri untuk permainan dengan mempelajari lembar kegiatan dan menjelaskan masalah-masalah satu sama lain, tetapi sewaktu siswa sedang bermain dalam game temannya tidak boleh membantu, memastikan telah terjadi tanggung jawab individual. Karakteristik mereka senang bermain dan lebih suka bergembira/riang. Mereka belajar dengan cara mengikuti atau berinisiatif dari apa yang temannya/orang lain dapat. Dari adanya strategi TGT siswa menjadi senang bekerja dalam kelompok, dari pergaulannya dengan kelompok sebaya, anak belajar dalam aspek-aspek yang penting dalam proses sosialilsasi seperti: belajar memenuhi aturan-aturan kelompok, belajar setia kawan, belajar tidak tergantung pada diterimanya dilingkungan, belajar bertanggung jawab, belajar bersaing dengan orang secara sehat.

7 Kesesuaian strategi TGT dengan materi pelajaran SKI yaitu mata pelajaran SKI selain mengkaji sejarah yang bersangkutan dengan aspek pengetahuan, maka ia juga mengajarkan aspek sikap, misalnya tentang berbagai usaha yang dilakukan para khalifah dalam bidang ilmu pengetahuan dan seni, sehingga siswa mampu mencontoh tentang kegigihan cara menuntut ilmu dan mengembangkannya sehingga bermanfaat bagi umat. D. Tujuan Penelitian Penelitian ini pada pokoknya untuk menentukan jawaban di atas masalah-masalah yang telah di kemukakan pada rumusan masalah tersebut. Dengan demikian tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui penerapan strategi TGT berbantuan media audio visual dalam meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran SKI materi mengenal dakwah Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya. 2. Untuk mengetahui peningkatan minat belajar siswa kelas IV SDI Al Azhar Plus Mojokerto pada mata pelajaran SKI materi tentang mengenal dakwah Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya setelah menggunakan strategi TGT.

8 E. Lingkup Penelitian Pada kali ini peneliti membatasi ruang lingkup penelitian pada mata pelajaran sejarah kebudayaan islam kelas IV B di SDI Al Azhar Plus Mojokerto seperti berikut: 1. Materi Mengenal dakwah Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya KD : Menjelaskan dakwah Nabi Muhammad SAW beserta para sahabatnya Indikator : Mampu menjelaskan cara dakwah Nabi Muhammad SAW beserta para sahabatnya 2. Peranan strategi TGT ( Teams Games Tournament) Berbantuan Media Audio Visual. Teams Games Tournaments (TGT) pada mulanya dikembangkan oleh David DeVries dan Keith Edwards. Dalam TGT, para siswa dikelompokkan dalam tim belajar yang terdiri atas empat orang yang homogen. Guru menyampaikan pelajaran, lalu siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasai pelajaran. TGT memiliki dimensi kegembiraan yang diperoleh dari penggunaan permainan. Teman satu tim akan saling membantu dalam mempersiapkan diri untuk permainan dengan mempelajari lembar kegiatan dan menjelaskan masalah-masalah satu sama lain, tetapi sewaktu siswa sedang bermain dalam game temannya tidak boleh membantu, memastikan telah terjadi tanggung jawab individual.

9 Permainan TGT berupa pertanyaan-pertanyaan yang ditulis pada kartu-kartu yang diberi angka. Tiap-tiap siswa akan mengambil sebuah kartu dan berusaha untuk menjawab pertanyaan yang sesuai dengan angka yang tertera. Turnamen ini memungkinkan bagi siswa untuk menyumbangkan skor-skor maksimal buat kelompoknya. Turnamen ini juga dapat digunakan sebagai review materi pelajaran. Dalam Implementasinya secara teknis Slavin mengemukakan empat langkah utama dalam pembelajaran dengan teknik TGT yang merupakan siklus regular dari aktivitas pembelajaran, sebagai berikut: Step 1 : Pengajaran, pada tahap ini guru menyampaikan materi pelajaran. Step 2 : Belajar Tim, para siswa mengerjakan lembar kegiatan dalam tim mereka untuk menguasai materi. Step 3 : Turnamen, para siswa memainkan game akademik dalam kemampuan yang homogen. Step 4 : Rekognisi Tim, skor tim dihitung berdasarkan skor turnamen anggota tim dan tim tersebut akan direkognisi apabila mereka berhasil melampaui kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. 3. Minat belajar yang diperoleh siswa pada materi sejarah kebudayaan Islam.

10 Minat belajar merupakan kecenderungan seseorang yang berasal dari luar maupun dalam sanubari yang mendorongnya untuk merasa tertarik terhadap suatu hal sehingga mengarahkan perbuatannya kepada suatu hal tersebut dan menimbulkan perasaan senang. Menurut Dinar Barokah, beberapa indikator siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi hal ini dapat dikenali melalui proses belajar dikelas maupun dirumah yaitu: a. Perasaan Senang b. Ketertarikan Siswa c. Keterlibatan Siswa d. Bahan Pelajaran dan Sikap Guru yang Menarik e. Manfaat dan Fungsi Mata Pelajaran 3 F. Signifikansi Penelitian Ditinjau dari segi penggunaannya, penelitian ini memiliki manfaat secara umum dan khusus: 1. Manfaat secara umum a. Kegiatan dalam pembelajaran SKI di SDI Al Azhar Plus Mojokerto menjadi lebih menyenangkan dan menarik. b. Ditemukan strategi pembelajaran baru yang tepat dan inovatif, yang dapat digunakan untuk guru ketika mengajar. 2. Manfaat secara khusus 3 Dinar Barokah, http://pedoman-skripsi.blogspot.com/201/07/indikatorminatbelajar.html. Pada tanggal 13 Januari 2016, jam 12.25 WIB.

11 a. Bagi peserta didik, lebih mudah menerima dan memahami materi yang disampaikan oleh guru. Dan dapat meningkatkan keaktifan siswa untuk lebih aktif dan berpartisipasi dalam berlangsungnya proses pembelajaran. b. Bagi guru, mendapat variasi strategi baru dalam pelaksanaan pembelajaran nantinya dapat diterapkan sehingga siswa menjadi lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran. c. Bagi penulis, penulis mendapatkan pengetahuan dan wawasan lebih dalam menulis karya ilmiah serta landasan yang kuat dalam mengajarkan mata pelajaran SKI materi mengenal dakwah Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya.