PEMODELAN SEBARAN TUMPAHAN MINYAK DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA

dokumen-dokumen yang mirip
PEMETAAN ARUS DAN PASUT LAUT DENGAN METODE PEMODELAN HIDRODINAMIKA DAN PEMANFAATANNYA DALAM ANALISIS PERUBAHAN GARIS PANTAI TUGAS AKHIR

Simulasi Pola Arus Dua Dimensi Di Perairan Teluk Pelabuhan Ratu Pada Bulan September 2004

Pembuatan Alur Pelayaran dalam Rencana Pelabuhan Marina Pantai Boom, Banyuwangi

Simulasi pemodelan arus pasang surut di kolam Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta menggunakan perangkat lunak SMS 8.1 (Surface-water Modeling System 8.

STUDI PENENTUAN DRAFT DAN LEBAR IDEAL KAPAL TERHADAP ALUR PELAYARAN (Studi Kasus: Alur Pelayaran Barat Surabaya)

Studi Pola Sebaran Buangan panas PT. Pertamina Up V Balikpapan Di Perairan Kampung Baru, Teluk Balikpapan

Oleh. Muhammad Legi Prayoga

ANALISIS SEBARAN SEDIMEN DASAR AKIBAT PENGARUH ARUS SEJAJAR PANTAI (LONGSHORE CURRENT) DI PERAIRAN MAKASSAR

MODUL 2 PELATIHAN PROGRAM DHI MIKE MODUL HYDRODYNAMIC FLOW MODEL (HD) PROGRAM MAGISTER TEKNIK KELAUTAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

PEMODELAN TUMPPAHAN MINYAK DI PERAIRAN TELUK LAMPUNG Nur Fitriana Haryanto *),Indra Budi Prasetyawan *), Jarot Marwoto *)

PEMODELAN PERGERAKAN TUMPAHAN MINYAK PADA TITIK RAWAN KECELAKAAN PELAYARAN (STUDI KASUS : ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA)

ANALISA PENENTUAN POSISI HORISONTAL DI LAUT DENGAN MAPSOUNDER DAN AQUAMAP

Analisis Pola Sirkulasi Arus di Perairan Pantai Sungai Duri Kabupaten Bengkayang Kalimantan Barat Suandi a, Muh. Ishak Jumarang a *, Apriansyah b

Simulasi Arus dan Distribusi Sedimen secara 3 Dimensi di Pantai Selatan Jawa

Analisa Perubahan Kualitas Air Akibat Pembuangan Lumpur Sidoarjo Pada Muara Kali Porong

SIMULASI PENGARUH ANGIN TERHADAP SIRKULASI PERMUKAAN LAUT BERBASIS MODEL (Studi Kasus : Laut Jawa)

Analisa Resiko Tubrukan Kapal Tanker Secara Dinamik Pada Alur. Menggunakan Traffic Based Model. Oleh: Andrew Pradana Putra

Bulan Januari-Februari yang mencapai 80 persen. Tekanan udara rata-rata di kisaran angka 1010,0 Mbs hingga 1013,5 Mbs. Temperatur udara dari pantauan

Simulasi Arus dan Distribusi Sedimen secara 3 Dimensi di Pantai Selatan Jawa

(Studi Kasus : Kolam 1 Pelabuhan Tanjungpriok, Jakarta)

Untuk mengkaji perilaku sedimentasi di lokasi studi, maka dilakukanlah pemodelan

KARAKTERISTIK ARUS, SUHU DAN SALINITAS DI KEPULAUAN KARIMUNJAWA

Studi Perencanaan Alur Pelayaran Optimal Berdasarkan Hasil Pemodelan Software SMS-8.1 di Kolong Bandoeng, Belitung Timur

MODEL PREDIKSI GELOMBANG TERBANGKIT ANGIN DI PERAIRAN SEBELAH BARAT KOTA TARAKAN BERDASARKAN DATA VEKTOR ANGIN. Muhamad Roem, Ibrahim, Nur Alamsyah

Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya Indonesia Abstract.

STUDI KARAKTERISTIK POLA ARUS DI PERAIRAN SELAT LAMPA, KABUPATEN NATUNA, PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Online Jurnal of Natural Science, Vol.3(2): ISSN: Agustus Pemodelan Tumpahan Minyak di Teluk Lalong Kabupaten Banggai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perbandingan Akurasi Prediksi Pasang Surut Antara Metode Admiralty dan Metode Least Square

KAJIAN ARUS PERAIRAN PANTAI SEMARANG PENDEKATAN PEMODELAN NUMERIK TIGA DIMENSI DISERTASI

Pemodelan Perubahan Morfologi Pantai Akibat Pengaruh Submerged Breakwater Berjenjang

KAJIAN POLA ARUS DAN CO-RANGE PASANG SURUT DI TELUK BENETE SUMBAWA NUSA TENGGARAA BARAT

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016, Halaman Online di :

STUDI ARUS DAN SEBARAN SEDIMEN DASAR DI PERAIRAN PANTAI LARANGAN KABUPATEN TEGAL

Simulasi Pemodelan Arus Pasang Surut di Luar Kolam Pelabuhan Tanjung Priok Menggunakan Perangkat Lunak SMS 8.1

Evaluasi Pengukuran Angin dan Arus Laut Pada Data Sentinel-1, Data Bmkg, dan Data In-Situ (Studi Kasus: Perairan Tenggara Sumenep)

Studi Perancangan Sistem Kendali Lalu Lintas Kapal di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya Berdasarkan Aplikasi Sistem Pakar

EVALUASI PENGUKURAN ANGIN DAN ARUS LAUT PADA DATA SENTINEL-1, DATA BMKG, DAN DATA IN-SITU (Studi Kasus: Perairan Tenggara Sumenep)

SEBARAN SEDIMEN DI DALAM KOLAM PELABUHAN TANJUNG EMAS SEMARANG

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016, Halaman Online di :

Studi Pola Arus di Perairan Benteng Portugis, Kabupaten Jepara

Perencanaan Pelabuhan Penyeberangan Desa Buton, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah

STUDI PERBANDINGAN SIMULASI MODEL FLOW MODEL FM DAN ADCIRC TERHADAP POLA ARUS PASUT PERAIRAN TELUK LEMBAR LOMBOK

VARIASI GELOMBANG LAUTDI SELAT MAKASSAR BAGIAN SELATAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI PARAMETER OSEANOGRAFI DI PERAIRAN SELAT MADURA KABUPATEN BANGKALAN

Kata kunci : Arus Pasang Surut, Model Hidrodinamika, Pantai Takalar dan Pantai Makassar

PEMETAAN GELOMBANG LAUT DENGAN METODE PEMODELAN NUMERIK DAN PEMANFAATANNYA UNTUK MENGIDENTIFIKASI KERENTANAN WILAYAH PESISIR TERHADAP ABRASI

Pengujian Ketelitian Hasil Pengamatan Pasang Surut dengan Sensor Ultrasonik (Studi Kasus: Desa Ujung Alang, Kampung Laut, Cilacap)

THE ANALYSIS OF SAFETY LEVEL OF SHIP NAVIGATION IN MADURA STRAIT BY USING ENVIRONMENTAL STRESS MODEL

Departemen Teknik Geomatika, FTSLK-ITS Sukolilo, Surabaya 60111, Indonesia Abstrak

PROGRAM STUDI TEKNIK GEODESI DAN GEOMATIKA FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Bab

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman Online di :

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015, Halaman Online di :

PERMODELAN POLA ARUS LAUT DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE SMS 8.0 DAN 8.1 DI PERAIRAN CIREBON, JAWA BARAT

Analisa Perubahan Garis Pantai Akibat Kenaikan Muka Air Laut di Kawasan Pesisir Kabupaten Tuban

Oleh : Ida Ayu Rachmayanti, Yuwono, Danar Guruh. Program Studi Teknik Geomatika ITS Sukolilo, Surabaya

Penentuan Batas Pengelolaan Wilayah Laut Antara Provinsi Jawa Timur dan Provinsi Bali Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014

KAJIAN METEO-OSEANOGRAFI UNTUK OPERASIONAL PELAYARAN GRESIK-BAWEAN

STUDI POLA ARUS LAUT DI PERAIRAN PANTAI KABUPATEN ACEH TIMUR

3. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April Oktober 2011 meliputi

Sungai Musi mempunyai panjang ± 750 km

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STUDI POLA ARUS LAUT DI PERAIRAN TAPAKTUAN, ACEH SELATAN

Pemetaan Potensi Energi Angin di Perairan Indonesia Berdasarkan Data Satelit QuikScat dan WindSat

STUDI PENETAPAN DAERAH BAHAYA (DANGEROUS AREA) DI PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA BERDASARKAN AIS DATA

STUDI POLA ARUS DAN POTENSI ENERGI ARUS LAUT DI PERARIAN UJONG PANCU, ACEH BESAR

PERMODELAN SEBARAN SUHU, SEDIMEN, TSS DAN LOGAM

Mubarak., Edison., Fitria, S R 2014:8 (1)

Pemodelan Inundasi (Banjir Rob) di Pesisir Kota Semarang Dengan Menggunakan Model Hidrodinamika

Pemodelan Near Field Scouring Pada Jalur Pipa Bawah Laut SSWJ PT. PGN

Pengaruh Perubahan UU 32/2004 Menjadi UU 23/2014 Terhadap Luas Wilayah Bagi Hasil Kelautan Terminal Teluk Lamong antara

Surabaya adalah kota Pahlawan yang secara astronomis terletak diantara Lintang Selatan dan Bujur Timur. Wilayah kota Surabaya

POLA ANGIN DARAT DAN ANGIN LAUT DI TELUK BAYUR. Yosyea Oktaviandra 1*, Suratno 2

KAJIAN POTENSI ENERGI ARUS LAUT DI PERAIRAN SELAT ANTARA PULAU KANDANG BALAK DAN PULAU KANDANG LUNIK, SELAT SUNDA

Pola Arus di Perairan Paciran Jawa Timur pada Musim Peralihan Awal

STUDI POLA DAN KARATERISTIK ARUS LAUT DI PERAIRAN KALIWUNGU KENDAL JAWA TENGAH PADA MUSIM PERALIHAN I

BAB 4 ANALISIS PELAKSANAAN PERENCANAAN ALUR PELAYARAN

PELABUHAN CPO DI LUBUK GAUNG

KAJIAN POTENSI ARUS LAUT SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF PEMBANGKIT LISTRIK DI PERAIRAN SEKITAR JEMBATAN SURAMADU SELAT MADURA

Rancangan Peta Rute Evakuasi Bancana Tsunami Pantai Puger Jember

BAB IV SIMULASI MODEL TUMPAHAN MINYAK (MoTuM) RISK ANALYSIS FLOWCHART Bagan Alir Analisis Resiko

STUDI ARUS PADA PERAIRAN LAUT DI SEKITAR PLTU SUMURADEM KABUPATEN INDRAMAYU, PROVINSI JAWA BARAT

Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Jl. A. H. Nasution No. 264 Bandung

BAB II PEMUTAKHIRAN PETA LAUT

KAJIAN ASPEK TEKNIS DAN ASPEK EKONOMIS PROYEK PACKING PLANT PT. SEMEN INDONESIA DI BANJARMASIN

STUDI POLA ARUS DI PERAIRAN KHUSUS PERTAMINA PT. ARUN LHOKSEUMAWE - ACEH

Bab III METODOLOGI PENELITIAN. Diagram alur perhitungan struktur dermaga dan fasilitas

Transpor Sedimen Di Perairan Teluk Lampung

K : DIMAS CRISNALDI ERNAND DIMAS

Informasi Data Pokok Kota Surabaya Tahun 2012 BAB I GEOGRAFIS CHAPTER I GEOGRAPHICAL CONDITIONS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

ANALISIS DISTRIBUSI ARUS PERMUKAAN LAUT DI TELUK BONE PADA TAHUN

Aplikasi Software FLO-2D untuk Pembuatan Peta Genangan DAS Guring, Banjarmasin

Analisis Kekuatan Konstruksi Sekat Melintang Kapal Tanker dengan Metode Elemen Hingga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

MODEL SEDERHANA 2-DIMENSI ARAH PERGERAKAN SEDIMEN DI SUNGAI PORONG JAWA TIMUR SIMPLE MODEL OF TWO DIMENSIONAL SEDIMENT MOVEMENT IN PORONG RIVER

ANALISIS DATA ARUS DI PERAIRAN MUARA SUNGAI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN ANALYSIS OF FLOW DATA ON ESTUARINE BANYUASIN RIVER IN SOUTH SUMATERA

Studi Proses Cyclostationarity untuk Prediksi Tinggi Pasut

Transkripsi:

PEMODELAN SEBARAN TUMPAHAN MINYAK DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA Khomsin 1 and Muhammad Maulana Ardi 2 1,2 Departemen Teknik Geomatika, FTSLK-ITS, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya, 60111, Indonesia e-mail: 1 khomsin@geodesy.its.ac.id Abstrak Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS) didesain hanya untuk kapasitas 27 ribu pergerakan setiap tahunnya, akan tetapi kenyataannya terhitung setiap tahunnya 43 ribu pergerakan kapal. Dengan kondisi seperti ini akan mengakibatkan rawan terjadinya kecelakaan pelayaran dan juga bencana tumpahan minyak akibat bahan bakar kapal yang mengalami kecelakaan maupun dari muatan kapal yang tumpah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa titik rawan kecelakaan pelayaran dan pemodelan simulasi tumpahan minyak yang bersumber dari kapal yang mengalami kecelakaan. Hasil pemodelan tersebut menunjukkan bahwa kecepatan arus rata-rata tertinggi adalah 0,148 m/s pada tanggal 11 Januari tahun 2013 jam 20:00 yaitu pada angina muson barat. Pada musim angin barat, angina bergerak ke arah Pulau Madura. Pada angin musim timur, arus maksimal sebesar 0,136 m/s yang terjadi pada tanggal 12 Juli tahun 2014 jam 08:00. Sedangkan arah arus hasil simulasi pada musim angin timur sebagian besar mengarah ke utara Kabupate Gresik mengikuti arah arus laut jawa yang mengarah ke barat. Pemodelan pergerakan tumpahan minyak yang terjadi pada tahun 2013 pada musim angin barat menunjukkan bahwa setelah 24 jam terjadinya tumpahan minyak, area yang terdampak sebesar 2.054.548 m 2 dengan konsentrasi tumpahan maksimal sebesar 78,521 kg/m 3. dan pada musim angin timur terjadi pada tahun 2014 dengan luas sebesar 1.320.039 m 2 dengan konsentrasi tumpahan maksimal sebesar 32,906 kg/m 3. Kata Kunci : pemodelan, arus, tumpahan minyak, angin musim Abstract The West Surabaya Shipping Channel (APBS) is designed only for the capacity of 27,000 movements each year, but the fact is that every year 43 thousand ship movements occur. With such conditions will result in the occurrence of crash accidents and also the disaster of oil spills due to fuel aboard a crash or from a cargo ship that spilled. This study aims to analyze the crash-accident point and simulation model of oil spill which is sourced from the accident ship. The modeling results show that the highest mean current velocity is 0.148 m / s on January 11, 2013 at 8:00 pm in west monsoon. In the west monsoon, current moves towards Madura Island. In the east monsoon, a maximum current of 0.136 m/s occurred on July 12, 2014 at 08:00. While the direction of current simulation results in the east monsoon mostly leads to the North of Gresik following the direction of the Java ocean currents. The model of the oil spill movement occurring in 2013 on the west monsoon shows that after 24 hours of oil spills, the affected area of 2,054,548 m 2 with a maximum spill concentration of 78.521 kg/m 3 and in the east monsoon occurs in 2014 with an area of 1320.039 m 2 with a maximum spill concentration of 32.906 kg/m 3. Keywords : modeling, current, oil spills, monsoon PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki wilayah perairan seluas 3.257.483 km 2 dari luas wilayah total sebesar 5.180.053 km 2. Untuk menunjang kegiatan distribusi logistik yang merata terutama pada Sektor Minyak dan Gas (migas), Indonesia sangat bergantung kepada sarana transportasi lautnya. Salah satu pelabuhan yang sangat penting di Indonesia adalah Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Untuk memasuki Pelabuhan Tanjung Perak salah satu jalan masuknya adalah melalui Alur Pelayaran Barat Surabaya. Kondisi Alur Pelayaran Barat Surabaya memiliki kapasitas maksimum pergerakan kapal tiap tahunnya adalah sebanyak 27 ribu pergerakan 190

PEMODELAN SEBARAN TUMPAHAN MINYAK DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA kapal, namun pada kenyataannya pada tahun 2013 terhitung ada sebesar 43 ribu pergerakan (PT. PELINDO Marine Service, 2014). Dengan kondisi over kapasitas tersebut maka akan berdampak pada rawannya kecelakaan pelayaran pada Alur Pelayaran Barat Surabaya dan akan beresiko terjadinya bencana tumpahan minyak (oil spill) yang berasal dari bahan bakar kapal yang mengalami kecelakaan maupun dari muatan kapal yang tumpah. Ditambah lagi dengan kondisi Alur Pelayaran Barat Surabaya memiliki banyak bangkai kapal karam dan rintangan (obstruction) (PT. PELINDO Marine Service, 2014). Dampak dari tumpahan minyak terhadap lingkungan dapat sangat membahayakan oleh sebab itu diperlukan langkah antisipasi penanggulangan bencana tumpahan minyak (Great Australian Bight, 2015; Sulistyono, 2013). Beberapa kegiatan yang dilakukan adalah membuat simulasi pergerakan tumpahan minyak dari pemodelan hidrodinamika laut dan pengkajian karakteristik oseanografisnya sehingga diketahui arah, kecepatan pergerakan tumpahan minyak dan luasan area yang terdampak (Ivanov dan Zatyagalova, 2008; Rahadian, 2014). METODE Alur Pelayaran Barat Surabaya, merupakan perairan yang terletak di Selat Madura, yang memisahkan antara Kota Surabaya dan Pulau Madura (Gambar 1) 191 Gambar 1. Alur Pelayaran Barat Surabaya Data yang digunakan dalam penelitian adalah peta bathimetri, data pasang surut, kecepatan dan arah angin serta data karakteristik minyak yang ada di alur pelayaran barat surabaya. Datadata tersebut digunakan untuk pemodelan arus dan pergerakan tumpahan minyak dengan menggunakan software MIKE 21. HASIL DAN PEMBAHASAN Peta batimetri Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS) menunjukkan lebar APBS rata-rata selebar 200 meter dan kedalaman berkisar 10 20 meter. Dalam menentukan lokasi titik pemodelan yang akan digunakan sebagai titik sumber tumpahan, diperoleh dari analisa fitur laut dan fitur pelayaran pada APBS, pemilihan titik dipilih pada koordinat (688810,515; 9230151,942) dimana pada titik ini terdapat bangkai kapal karam, dengan alur pelayaran yang memiliki kedalaman lebih dari 10 meter selebar 200 meter dan berada dekat dengan percabangan alur pelayaran. Pasang surut yang digunakan untuk memprediksikan nilai pasang surut untuk input model (Parker, 2007; Poerbandono dan Djunarsyah, 2005) adalah data pasang surut selama 8 bulan, dari bulan April hingga bulan oktober pada tahun 2013, 2014, dan 2015. Dari hasil analisis pasang surut diperoleh nilai RMSE pasang surut tiap tahunnya secara berturut-turut adalah 0,069 m, 0,055 m dan 0,061 m. Pemodelan hidrodinamika menggunakan perangkat lunak Mike 21 Flow Model FM (Flexibel Mesh), Hydrodynamic and Oil Spill (MIKE by DHI, 2014). Pemodelan dilakukan di dua musim berbeda, musim angin barat dan musim angin timur tahun 2013, 2014 dan 2015 dilakukan pada bulan Januari dan Juli dimulai tiap tanggal 11 selaman 50 jam. Dari hasil pemodelan hidrodinamika, untuk musim angin barat, kecepatan arus rata-rata area model pada tahun 2013 memiliki kecepatan tertinggi sebesar 0,148 m/s dengan rata-rata kecepatan arus sebesar 0,090 m/s. Kecepatan arus rata-rata area model pada tahun 2014 memiliki kecepatan tertinggi sebesar 0,090 m/s dengan rata-rata kecepatan arus sebesar 0,044 m/s. Kecepatan arus rata-rata area model pada tahun 2015 memiliki kecepatan tertinggi

Geoid Vol 12, No. 2, 2017 (190-194) sebesar 0,075 m/s dengan rata-rata kecepatan arus 0,050 m/s. Gambar 2. Grafik Perbandingan Kecepatan Arus Musim Angin Barat Untuk musim angin timur, kecepatan arus ratarata area model pada tahun 2013 memiliki kecepatan tertinggi sebesar 0,103 m/s dengan rata-rata kecepata arus sebesar 0,055 m/s. Kecepatan arus area rata-rata model pada tahun 2014 memiliki kecepatan tertinggi sebesar 0,136 m/s dengan rata-rata kecepata arus sebesar 0,067 m/s. Kecepatan arus rata-rata area model pada tahun 2015 memiliki kecepatan tertinggi sebesar 0,098 m/s dengan rata-rata kecepatan arus sebesar 0,066 m/s. Untuk pemodelan tumpahan minyak, pemodelan dliakukan selama 48 jam pada tiap dua musim angin tahun 2012, 2013 dan 2015. Total tumpahan adalah sebesar 1.250 Ton yang bersumber dari muatan kapal tanker yang mengalami kecelakaan dengan tumpahan keluar dari lambung kapal selama 12 jam dengan masa jenis minyak 870 kg/m 3, viskositas 5 mm 2 /detik, dan kandungan air sebesar 500 mg/kg. Untuk karakteristik minyak lainnya, digunakan nilai default perangkat lunak. angin barat tahun 2013 tumpahan minyak mengalir ke arah ke timur laut, dengan luas tumpahan mencapai 2.053,645 m 2, konsentrasi minyak bervariasi dari 0 hingga 78,521 kg/m 3. Kecepatan penyebaran tumpahan minyak sebesar 15,468 mm 2 /detik. Gambar 4. Kondisi Tumpahan Minyak 24 Jam Paska Tumpahan Minyak 11 Januari 2013 Gambar 3. Grafik Perbandingan Kecepatan Arus Musim Angin Timur Secara garis besar, keadaan arus di perairan APBS bagian utara model dipengaruhi oleh arus perairan Laut Jawa yang merupakan perairan terbuka. Untuk keadan arus di perairan APBS bagian selatan model dipengaruhi oleh arus dari perairan selat madura. Dari hasil pemodelan hidrodinamika dan tumpahan minyak, pada musim angin barat arus perairan sebagian besar mengarah ke utara Pulau Madura (utara Kabupaten Bangkalan), pada musim angin timur arus perairan sebagian besar mengarah ke utara Pulau Jawa (utara Kabupaten Gresik). Pergerakan arus ini sejalan dengan pergeraka angin pada dua musim angin yaitu musim angin barat dan musim angin timur. angin barat tahun 2014, tumpahan minyak bergerak ke arah timur laut dengan luasan sebesar 458,838 m 2 dengan konsentrasi 0 hingga 83,261 kg/m 3. Kecepatan penyebaran tumpahan minyak sebesar 1,078 mm 2 /detik. Gambar 5. Kondisi Tumpahan Minyak 24 Jam Paska Tumpahan Minyak 11 Januari 2014 192

PEMODELAN SEBARAN TUMPAHAN MINYAK DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA angin barat tahun 2015 tumpahan minyak bergerak ke arah timur laut, luas tumpahan melebar hingga 962,001 m 2 dengan konsentrasi minyak tumpahan 0 hingga 133,090 kg/m 3. Kecepatan penyebaran tumpahan minyak sebesar 1,538 mm 2 /detik. Gambar 8. Kondisi Tumpahan Minyak 24 Jam Paska Tumpahan Minyak 11 Juli 2014 angin timur tahun 2015. tumpahan bergerak ke barat, dengan luas tumpahan sebesar 1.166,800 m 2, dengan konsentrasi tumpahan 0 hingga 82,733 kg/m 3. Kecepatan penyebaran tumpahan minyak sebesar 0,837 mm 2 /detik. Gambar 6. Kondisi Tumpahan Minyak 24 Jam Paska Tumpahan Minyak 11 Januari 2015 angin timur tahun 2013 tumpahan bergerak ke arah barat daya, dengan luas tumpahan minyak sebesar 1.146,254 m 2, dengan konsentrasi minyak dari 0 hingga 45,876 kg/m 3. Kecepatan penyebaran tumpahan minyak sebesar 4,551 mm 2 /detik. Gambar 7. Kondisi Tumpahan Minyak 24 Jam Paska Tumpahan Minyak 11 Juli 2013 angin timur tahun 2014 tumpahan minyak kembali dan mengarah ke barat daya dengan luas hingga 1.321,026 m 2, dengan konsentrasi minyak 0 hingga 32,906 kg/m 3. Kecepatan penyebaran tumpahan minyak sebesar 4,795 mm 2 /detik. Gambar 8. Kondisi Tumpahan Minyak 24 Jam Paska Tumpahan Minyak 11 Juli 2015 Dari hasil pemodelan didapatkan nilai luas tumpahan sebagai berikut: Tabel 1. Luas Tumpahan Minyak Hasil Pemodelan Luas Tumpahan (m 2 ) Tahun Jam Angin Musim Timur Angin Musim Barat 1 346 419 344 399 12 1 385 439 1 342 856 2013 24 2 054 548 1145457 36 1 649 199 1 360 210 48 1 880 254 1 325 232 1 211 535 270 991 12 412 266 1 528 177 2014 24 458 833 1 320 039 36 507 238 1 619 234 48 529 749 1 541 766 1 388 342 351 367 12 1 028 438 1 130 654 2015 24 961 997 1 129 988 36 1 406 818 1 277 846 48 143 6016 1 281 425 KESIMPULAN 1. Hasil pemodelan pada musim angin barat, kecepatan arus area model pada tahun 2013 memiliki kecepatan tertinggi sebesar 0,148 m/s 193

Geoid Vol 12, No. 2, 2017 (190-194) pada tanggal 11 Januari jam 20:00 dengan ratarata kecepatan arus sebesr 0,090 m/s. Arah arus pada musim angin barat sebagian besar mengarah ke timur ke utara Pulau Madura. 2. Hasil pemodelan pada musim angin timur, kecepatan arus area model pada tahun 2013 memiliki kecepatan tertinggi sebesar 0,103 m/s pada tanggal 11 Juli jam 03:00 dengan rata-rata kecepatan arus sebesar 0,055 m/s. Arah arus pada musim angin timur sebagian besar mengarah ke utara Pulau Jawa. 3. Luas tumpahan minyak setelah 24 jam paska tumpahan pada musim angin barat, paling luas terjadi pada tahun 2013 dengan luas sebesar 2.054.548 m 2 dan kecepatan penyebaran tumpahan minyak saat itu sebesar 15,489 mm 2 /detik. Konsentrasi tumpahan pada saat itu dari 0 hingga 78,521 kg/m 3. 4. Luas tumpahan minyak setelah 24 jam paska tumpahan pada musim angin timur, paling luas terjadi pada tahun 2014 dengan luas sebesar 1.320.039 m 2 dan kecepatan penyebaran tumpahan minyak saat itu sebesar 4,818 m 2 /detik. Tumpahan minyak bergerak menyebar ke utara dan timur dari sumber tumpahan minyak dengan konsentrasi tumpahan pada saat itu dari 0 hingga 32,906 kg/m 3. Parker, Bruce, B. (2007). Tide Analysis and Prediction. Maryland: NOAA. Poerbondono, & Djunarsjah, E. (2005). Survei Hidrografi. Bandung: PT. Refika Aditama. PT. PELINDO Marine Service. (2014, May 21). Overkapasitas, Rawan Kecelakaan Laut. Diambil kembali dari PT. PELINDO Marine Service: http://www.pt. PELINDOmarine.com/information/news/26 5.html. Diakses tanggal 1 Agustus 2016. Rahadian, A. C. (2014). Pemodelan Aliran Tumpahan Minyak Dalam Manajemen Perencanaan Penanggulangan Bencana Tumpahan Minyak. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Sulistyono. (2013). Dampak Tumpahan Minyak (Oil Spill) di Perairan Laut pada Kegiatan Industri Migas dan Metode Penangguangannya. Forum Teknologi Vol. 03 No. 1 Tahun 2013, 49-57. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada PT. PELINDO 3, Badan Informasi Geospasial dan BMKG Surabaya atas bantuan dan ketersediaannya memberikan data-data yang dibutuhkan dalam tugas akhir ini. DAFTAR PUSTAKA Great Australian Bight. 2015. Fate And Effects Oil SPill Modelling Assumptons, Parameters And Result. -: Great Australian Bight. Ivanov, A. Y., & Zatyagalova, V. V. (2008). A GIS Approach To Mapping Oil SPill In The Marine Environment. International Journal of Remote Sensing, Vol. 29, Issue 21, 6297-6316. MIKE by DHI. (2014). MIKE 21 & MIKE 3 Flow Model FM Hydrodynamic and Transport Module Scientific Documentation. Denmark: DHI. 194