FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU

dokumen-dokumen yang mirip
Kata Kunci : Pelatihan, Motivasi, Dukungan Keluarga dan Masyarakat, Keaktifan Kader Posyandu

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SLAWI TAHUN 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER POS PELAYANAN TERPADU (POSYANDU)

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK KADER DALAM PENYULUHAN DI MEJA 4 PADA POSYANDU DI KELURAHAN NGALIYAN, KOTA SEMARANG

Kata Kunci : Posyandu, Kader Posyandu, Keaktifan.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAGARA KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DAN IMBALAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU DI KECAMATAN MODOINDING KABUPATEN MINAHASA SELATAN

MOTIVASI DAN PENGETAHUAN KADER MENINGKATKAN KEAKTIFAN KADER DALAM KEGIATAN POSYANDU ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU FACTORS RELATED TO THE PERFORMANCE CADRE IN POSYANDU

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

Sartika Zefanya Watugigir Esther Hutagaol Rina Kundre

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan terdepan. Posyandu dilaksanakan oleh masyarakat itu sendiri dan merupakan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Kata Kunci: Pengetahuan, Keaktifan, Perilaku Sehat.

ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN PELAKSANAAN TUGAS KADER DENGAN KINERJA POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANDANARAN SEMARANG TAHUN 2016.

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN, TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BELAWANG.

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

GAMBARAN PEMANFAATAN KMS OLEH KADER POSYANDU BALITA SEHAT DI DUSUN BEDOYO KIDUL,DESA BEDOYO, KECAMATAN PONJONG, KABUPATEN GUNUNGKIDUL, YOGYAKARTA

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

Anis Fitriyani 1, Nuke Devi Indrawati 1

**) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Jl Nakula I N Semarang ABSTRACT

Petronela Bahi ¹, Herawati ², Devillya Puspita Dewi ³. INTISARI

Serambi Saintia, Vol. II, No. 2, Oktober 2014 ISSN :

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM KELUARGA BERENCANA DI LINGKUNGAN IV KELURAHAN TELING ATAS KOTA MANADO

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG POSYANDU DENGAN PARTISIPASI KADER DALAM KEGIATAN POSYANDU PURNAMA DI WILAYAH PUSKESMAS RINGINARUM KABUPATEN KENDAL

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI DAN MP-ASI DENGAN PERTUMBUHAN BADUTA USIA 6-24 BULAN (Studi di Kelurahan Kestalan Kota Surakarta)

HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN SEIMBANG DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN BALITA DI POSYANDU LOTUS YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat survey analitik dengan rancangan cross sectionel study (studi potong lintang).

OLEH: S. HINDU MATHI NIM

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH MEMBUANG SAMPAH PADA TEMPATNYA DI SD GMIM 20 MANADO.

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

BAB IV HASIL PENELITIAN. Kluet Selatan Kabupaten Aceh Selatan dengan jumlah responden 40 0rang dimana

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMANFAATAN BUKU KESEHATAN IBU DAN ANAK BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL

Kata Kunci: Pendidikan, Pekerjaan, Dukungan Suami dan Keluarga, ASI Eksklusif.

GAMBARAN PELAYANAN KUNJUNGAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG

HUBUNGAN PENDIDIKAN IBU, UMUR DAN STATUS GIZI BAYI/ BALITA DENGAN KEPATUHAN IBU BERKUNJUNG KE POSYANDU

E-Jurnal Obstretika. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Makanan Bergizi Dengan Pemberian Makanan Pendamping Asi

ABSTRAK GAMBARAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN POSYANDU DI KELURAHAN SAMOJA KECAMATAN BATUNUNGGAL KOTA BANDUNG TAHUN 2007

HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN KADER DENGAN SIKAP KADER TENTANG POSYANDU BALITA DI DESA PENGKOK KEDAWUNG SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan bisa dijadikan

HUBUNGAN PELATIHAN DAN MOTIVASI DENGAN KEAKTIFAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TELUK TIRAM BANJARMASIN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KADER DALAM PELAKSANAAN POSYANDU DI KECAMATAN PURWOKERTO SELATAN KABUPATEN BANYUMAS

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN TINDAKAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN

Kata Kunci : Kelambu, Anti Nyamuk, Kebiasaan Keluar Malam, Malaria

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA KADER POSYANDU BALITA DI KELURAHAN BAWEN KECAMATAN BAWEN KABUPATEN SEMARANG ABSTRAK

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

KADER. Disusun J

Kata kunci : Malaria, penggunaan anti nyamuk, penggunaan kelambu, kebiasaan keluar malam

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

Kata Kunci : Tingkat Pendidikan, Pendapatan, Persepsi, Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan.

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN PELAYANAN POSYANDU DI DESA SIDOREJO GODEAN SLEMAN

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

Eskalila Suryati 1 ; Asfriyati 2 ; Maya Fitria 2 ABSTRACT

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MASASE FUNDUS UTERI TERHADAP PENGETAHUAN DAN INVOLUSI UTERUS PADA IBU POSTPARTUM DI RUMAH SAKIT ISLAM SAMARINDA

Keywords: hormonal contraceptive pills, hypertension, women in reproductive age.

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU KADER POSYANDU DALAM PELAYANAN MINIMAL PENIMBANGAN BALITA

HUBUNGAN PENGETAHUAN PEMANFAATAN BUKU KIA DENGAN KEMAMPUAN PERAWATAN BALITA PADA IBU BALITA DI POSYANDU LARAS LESTARI NOGOTIRTO SLEMAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BAYI TENTANG POSYANDU DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN IBU DAN BAYI DI POSYANDU

HUBUNGAN ANTARA BAURAN PEMASARAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN RAWAT INAP DI UPTD RUMAH SAKIT MATA PROVINSI SULAWESI UATARA

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS JASA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN MINAT PEMANFAATAN KEMBALI DI PUSKESMAS SONDER

HUBUNGAN KOMPENSASI DAN DISIPLIN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA TENAGA KEPERAWATAN DI RSJ. PROF. DR. V. L. RATUMBUYSANG MANADO

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI (FE) DI KECAMATAN TARERAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU BALITA MENIMBANG ANAKNYA KE POSYANDU

HUBUNGAN PERAN KADER POSYANDU DALAM MENINGKATKAN KESEHATAN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA TEGALTIRTO BERBAH SLEMAN ABSTRACT

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU YANG MEMILIKI BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 2 OKTOBER Joni Periade a,b*, Nurul Khairani b, Santoso Ujang Efendi b

Correlation Between Mother s Knowledge and Education On Use Of Contraceptive In Yukum Jaya Village Central Lampung In 2013

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 1 APRIL 2017

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ismawati tahun 2010 (dalam Ariyani dkk, 2012), posyandu

imunisasi, Gizi dan Penanggulangan diare (Zulkifli, 2003). Kegiatan posyandu penting untuk bayi dan balita, karena tidak terbatas hanya pemberian

BAB I PENDAHULUAN. Kader merupakan tenaga non kesehatan yang menjadi. penggerak dan pelaksana kegiatan Posyandu. Kader merupakan titik sentral dalam

Endah Retnani Wismaningsih Oktovina Rizky Indrasari Rully Andriani Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Balita BGM di Desa Karangpasar Wilayah Kerja Puskesmas Tegowanu

The Incidence Of Malaria Disease In Society At Health Center Work Area Kema Sub-District, Minahasa Utara Regency 2013

Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : TINA WIDIASTUTI J

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA KARANGJATI KABUPATEN SEMARANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN STATUS GIZI PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARENG

HUBUNGAN ANTARA PEKERJAAN DAN PENDIDIKAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP KEPATUHAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI DESA MOROREJO KALIWUNGU KABUPATEN KENDAL

Kata Kunci: Status Gizi Anak, Berat Badan Lahir, ASI Ekslusif.

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ISPA DENGAN PENANGANAN BALITA ISPA

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA POSYANDU LANSIA DI WILAYAH PUSKESMAS MIROTO SEMARANG

Kata Kunci : Pola Asuh Ibu, Status Gizi Anak Balita

Mamik R 1, Endang 1 1. Program Studi DIII Keperawatan STIKES Pemkab Jombang ABSTRAK

Hubungan Pengetahuan, Pendidikan, Paritas dengan Pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI KECAMATAN LANGOWAN BARAT KABUPATEN MINAHASA Syalom R Rolos*, Adisti A. Rumayar*, Febi K. Kolibu* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Keaktifan kader posyandu berperan penting dalam pelaksanaan kegiatan posyandu peran penting dalam dalam hal ini adalah, kader aktif dalam dalam pelaksanan posyandu bila kader tidak aktif maka pelaksanaan posyandu tidak lancar dan akibatnya status gizi, bayi dan balita tidak akan terdeteksi dengan jelas. Studi pendahuluan yang telah dilakukan yaitu kurangnya pengetahuan kader mengenai tugas dan fungsi seorang kader dan kurangnya dukungan dari keluarga kader. Banyak faktor yang menyebabkan kurangnya keaktifan kader, diantaranya pengetahuan dan dukungan keluarga. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan keaktifan kader posyandu di Kecamatan Langowan Barat. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat survei analitik dengan pendekatan cross sectional study. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Sampel dalam penelitian ini diambil total populasi yaitu berjumlah 75 kader. Uji statistik untuk menganalisis hubungan antara variabel bebas dan terikat yaitu dengan menggunakan Uji Chi Square, tingkat kepercayaan 95%, nilai α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan kader yang memiliki pengetahuan kurang baik dan aktif 12 (30,8%) kader dan yang memiliki pengetahuan kurang baik dan kurang aktif 27 (69,2%) kader. Dukungan keluarga dengan keaktifan kader posyandu diperoleh hasil keluarga kader yang tidak mendukung dan aktif 13 (33,3%) keluarga kader dan yang tidak mendukung dan kurang aktif 26 (66,7%). Kesimpulan dari penelitian ini yaitu terdapat hubungan antara pengetahuan dengan keaktifan kader posyandu (p= 0,000), dan terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan keaktifan kader posyandu (p= 0,003). Saran, lebih meningkatkan pengetahuan kader lewat memberikan pelatihan dan penyuluhan tentang posyandu. Kata Kunci :, Pengetahuan, Dukungan Keluarga Keaktifan Langowan Barat ABSTRACT Syalom R. Rolos. Factors related to the activeness of integrated health service post (Posyandu) cadres in West Langowan Sub-district of Minahasa Regency.An undergraduate thesis. Faculty of Public Health. Sam Ratulangi Universit. Supervisor I: Adisti A. Rumayar SKM, M.Kes, MPH, Supervisor II: dr. Febi. K. Kolibu MMRS. The activeness of Posyandu cadres plays an important role in the implementation of Posyandu activities. The important role in this case is, cadres actively organizing the Posyandu, if cadres are not active then the implementation of Posyandu will be halted and consequently nutritional status of baby and toddler will not be recorded properly. Result from previous study reveals that lack of cadres knowledge about their task and function and lack of support from their family are related to cadres activeness. The purpose of this study is to understand the factors associated with the activeness of Posyandu cadres in West Langowan Sub-district. The study was a quantitative research which is an analytic survey with cross sectional study approach. The study used questionnaire as research instrument. The sample in this study was taken from the total population (75 cadres). Statistical test was carried out to analyze the relationship between independent and dependent variable using Chi Square Test at 95% confidence level α = 0.05. The results showed that cadres with poor knowledge and active 12 (30.8%) cadres and those with poor knowledge and less active 27 (69.2%) cadres. The study also revealed that cadres from family background that is not supportive, as much as 13 (33.3%) are active cadres and 26 (66.7%) are less active cadres. From the study it can be conclude that there was relationship between knowledge and the activeness of Posyandu cadres (p = 0.000), and there was relation between family support and activeness of Posyandu cadres (p = 0.003). Suggestion, further increase cadres knowledge by training and counseling regarding Posyandu. Keywords: Cadre, family support, activeness, West Langowan.

PENDAHULUAN merupakan salah satu pelayanan kesehatan untuk memudahkan masyarakat untuk mengetahui atau memeriksakan kesehatan terutama pada ibu dan anak balita. Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat menurunkan angka kematian ibu dan bayi (Kemenkes RI, 2012). Tujuan umum Posyandu yaitu Menunjang percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Anak Dan Balita (AKABa ) di Indonesia melalui upaya pemberdayaan masyarakat. Posyandu Balita mempunyai tujuan utama yaitu Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Keluarga Berencana (KB), Imunisasi, Gizi, dan Pencegahan Penanggulangan Diare. Sasaran posyandu adalah seluruh masyarakat, yang terutama yaitu Bayi, Anak Balita, Ibu Nifas dan Ibu menyusui serta Pasangan Usia Subur (PUS). (Depkes RI, 2011) merupakan bagian dari masyarakat yang ditunjuk dari pemerintah desa untuk mau dan mampu bekerja bersama dalam kegiatan kemasyarakatan dengan secara sukarela. mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan posyandu balita, dan untuk itu kader-kader dilatih oleh tenaga kesehatan bahkan diberikan kepercayaan untuk menjadi pelopor dari peningkatan kesehatan masyarakat di unit desa, juga berperan penting sebagai pemberi informan kesehatan juga penggerak masyarakat untuk datang ke pelayanan kesehatan posyandu. (Kemenkes, 2012). mempunyai peranan yang sangat penting terutama dalam kegiatan posyandu balita, bila kader-kader tidak aktif maka pelaksanaan posyandu juga akan menjadi tidak baik dan tidak lancar dan akibatnya status gizi dan bayi atau balita tidak akan terdeteksi dengan jelas, maka akan mempengaruhi tingkat keberhasilan program posyandu khususnya dalam pemantauan tumbuh kembang balita. Peran aktif kader dalam kegiatan-kegiatan posyandu dapat mempengaruhi dan meningkatkan kualitas pelayanan yang baik (Legi dkk, 2015). Banyak faktor yang mempengaruhi keaktifan kader diantarannya pengetahuan tentang posyandu, pengetahuan kader tentang posyandu akan berpengaruh yang baik apabila kader posyandu aktif, berpartisipasi

dalam kegiatan-kegiatan, dan menunjang setiap penyelenggaraan posyandu sehingga akan mempengaruhi terlaksananya program kerja posyandu dan sasaran keberhasilan bisa dicapai. harus mengetahui apa yang berhubungan dengan posyandu, bila kader tidak mengetahui apa yang berhubungan dengan kegiatan posyandu maka keberhasilan program kerja posyandu tidak bisa dicapai. (Notoadmojo, 2007). Selain pengetahuan kader tentang posyandu, dukungan keluarga juga sebagai sikap yang berhubungan dimana, dukungan dari setiap anggota keluarga dapat meningkatkan hubungan yang baik dan saling mendukung. Dukungan keluarga sangat berarti bagi seorang kader untuk aktif dan kuat, memberikan bantuan dalam kegiatan posyandu semakin baik dukungan yang diberikan oleh keluarga maka dapat meningkatkan akan keaktifan kader dalam kegiatan posyandu. Dukungan dari keluarga kader sangat penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan di posyandu tanpa dukungan, dorongan partisipasi dari keluarga kader maka keberhasilan program kerja posyandu tidak bisa dicapai. (Friedman dkk, 2010). Presentasi kader aktif secara nasional adalah 69,2% dan angka drop-out kader sekitar 30,8% (Adisasmito, 2010). Penelitian oleh Hasanah (2014) memperoleh hasil kader yang berpengetahuan baik sekitar 40,7% dan kurang baik 69,8%. Haryanto dan dewi (2008) memperoleh hasil ada hubungan antara pengetahuan kader posyandu dengan keaktifan kader posyandu, dengan memperoleh hasil berpengetahuan baik 26,7% dan yang berpengetahuan kurang baik 73,3%. Hapsari (2015), hasil penelitian yang berpengetahuan baik 37,4% yang berpengetahuan kurang baik 62,6%. Harisman dan Dina (2012) memperoleh hasil yang berpengetahuan baik 63,6% yang kurang berpengetahuan baik 74,4% untuk hasil penelitian dukungan keluarga memperoleh hasil mendukung 28,0% dan yang tidak mendukung 72,0%. Legi, dkk (2015) keaktifan kader yang aktif 86,7% pengetahuan kader yang baik 96,6% dan dukungan keluarga yang baik memperoleh hasil 97,8%. Berdasarkan hasil penelitianpenelitian diatas dapat disimpulkan bahwa pada umumnya kurangnya pengetahuan bahkan dukungan dari keluarga, sehingga itu akan berpengaruh dalam kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan terutama posyandu balita. Pelaksanaan teknis kegiatan posyandu adalah tugas dari Puskesmas, termasuk di dalamnya pendampingan dan pembinaan kader saat kegiatan posyadu. Kecamatan Langowan Barat

hanya mempunyai satu Puskesmas yaitu Puskesmas Tumaratas dengan mempunyai 16 posyandu aktif, dengan jumlah kader posyandu di masingmasing desa 5 orang. Pelaksanaan kegiatan posyandu di desa masingmasing desa berlangsung 1 bulan 1 kali. Berdasarkan survei awal Puskesmas Tumaratas memiliki jumlah kader kesehatan adalah 90 kader,. Kurangnya pengetahuan mengenai tugas dan fungsi, bahkan dukungan dari masing-masing kader maka disebabkan ketidakaktifan kader pada saat kegiatan posyandu. Seorang kader yang memiliki pengetahuan yang baik bahkan perlunya dukungan dari keluarga tentang Posyandu akan menimbulkan kesadaran untuk aktif dalam posyandu. Maka dari itu peneliti tertarik untuk meneliti dengan mengambil judul Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan Keaktifan Posyandu Di Kecamatan Langowan Barat Kabupaten Minahasa. METODE PENELITIAN Desain penelitian ini adalah melakukan penelitian kuantitatif yang bersifat survei analitik dengan pendekatan cross sectional study. Tempat penelitian ini dilakukan di Kecamatan Langowan Barat Kabupaten Minahasa, pada bulan September- Oktober 2017. Populasi dalam penelitian ini yaitu semua kader posyandu yang ada di Kecamatan Langowan Barat berjumlah 90 kader. Sampel dalam penelitian ini adalah semua kader posyandu yang ada di Kecamatan Langowan Barat, yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, yaitu sebanyak 75 kader. Analisis data dalam penelitian ini memakai analisis univariate dan bivariate dengan menggunakan chi square dengan tingkat kemaknaan (α) sebesar 0,05 dan dikatakan memiliki hubungan yang bermakna jika nilai P < 0,05. HASIL DAN PEMBAHASAN Umur Responden Distribusi frekuensi responden kader posyandu berdasarkan umur dapat di lihat pada tabel 1 Tabel 1. Distribusi Umur Umur N (Orang) % 17-25 Tahun 2 2,7 26-45 Tahun 37 49,3 46-65 Tahun 33 44 > 65 Tahun 3 4 Total 75 100 Berdasarkan tabel 1, menunjukkan distribusi frekuensi karakteristik responden menurut umur yaitu yang berumur 26-45 tahun dengan jumlah 37 (49,3 %) responden. Distribusi frekuensi ressponden kader posyandu berdasarkan jenis kelamin

yaitu semua responden berjenis kelamin perempuan dengan jumlah 75 (100%) responden. Distribusi frekuensi responden kader posyandu berdasarkan tingkat pendidikan dapat di lihat pada tabel 2. Tabel 2. Tingkat Pendidikan Tingkat N (Orang) % Pendidikan SD 13 17,3 SMP 31 41,3 SMA 30 40,0 PT 1 1,3 Total 75 100,0 Berdasarkan tabel 2, menunjukkan distribusi frekuensi karakteristik responden menurut tingkat pendidikan yaitu SD 13 (17,3%) responden, SMA 30 (40%) responden, PT 1 (1,3%) responden, dan yang paling banyak yaitu SMP dengan jumlah 31 (41,3%) responden. Tingkat Pekerjaan Distribusi frekuensi responden kader posyandu berdasarkan tingkat pekerjaan dapat di lihat pada tabel 3. Tabel 3. Tingkat Pekerjaan Pekerjaan N (Orang) % IRT 68 90,7 PNS 1 1,3 Wiraswasta 6 8,0 Total 75 100,0 Berdasarakan tabel 3, menunjukkan distribusi frekuensi karakteristik responden menurut pekerjaan yaitu PNS 1 (1,3%) responden Wiraswasta 6 (8,0%) responden, dan yang paling banyak yaitu IRT atai ibu rumah tangga 68 (90,7%) responden. Distribusi frekuensi responden kader posyandu berdasarkan tingkat pengetahuan kader dapat di lihat pada tabel 4. Tabel 4. Tabel Distribusi Jawaban Responden Pengetahuan N (Orang) % Baik 36 48,0 Kurang Baik 39 52,0 Total 75 100,0 Berdasarkan tabel 4 menunjukkan hasil bahwa distribusi jawaban responden berdasarkan pengetahuan kader baik yaitu sebanyak 36 (48,0%) responden dan yang kurang baik sebanyak 39 (52,0%) responden. Tabel 5. Distribusi Jawaban Responden Dukungan N (Orang) % Keluarga Mendukung 36 48,0 Tidak Mendukung 39 52,0 Total 75 100,0 Berdasarkan tabel 5, menunjukkan hasil bahwa distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan dukungan keluarga yang mendukung yaitu sebanyak 36 (48,0%) responden dan

yang kurang mendukung sebanyak 39 (52,0%) responden. Distribusi frekuensi responden kader posyandu berdasarkan keaktifan kader posyandu dapat di lihat pada tabel 6. Tabel 6. Tabel Distribusi Jawaban Responden Keaktifan N (Orang) % Posyandu Aktif 38 50,7 Tidak Aktif 37 49.3 Total 75 100,0 Berdasarkan tabel 6, menunjukkan hasil bahwa distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan keaktifan kader posyandu yang aktif yaitu sebanyak 38 (50,7%) responden dan yang tidak aktif 37 (49.3%). Hasil menurut anlalisis bivariate Berdasarkan dari uji statistk chi square memperoleh hasil bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dengan keaktifan kader posyandu. Terdapat hubungan karena berdasarkan dari tingkat kemampuan pengetahuan kader. Jumlah kader posyandu yang memiliki pengetahuan baik lebih banyak aktif saat pelaksanaan kegiatan posyandu. Hal ini dikarenakan kader telah mampu melakukan penilaian terhadap objek misalnya dalam menentukan berat badan bayi/balita dengan menggunakan KMS. Hasil penelitian ini sama dengan yang dilakukan oleh Hasanah (2014) dengan judul Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keaktifan Dalam Kegiatan Posyandu, bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dengan keaktifan kader posyandu, hal ini karena sebagian besar kader tidak bekerja. Hasil penelitian juga sama dengan yang dilakukan oleh (Prang, 2013) dengan judul Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keaktifan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Tareran Kecamatan Tareran Kabupaten Minahasa Selatan, bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan kader dengan keaktifan kader, kader yang ada di sana memiliki motivasi yang baik walaupun berpengetahuan kurang. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Notoadmojo, 2007). Pengetahuan kader tentang posyandu akan berpengaruh yang baik apabila kader posyandu aktif, berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan dan menunjang setiap penyelenggaraan posyandu sehingga akan mempengaruhi terlaksananya program kerja posyandu dan sasaran keberhasilan bisa dicapai (Notoadmojo, 2007). Pengetahuan sangat mempengaruhi keaktifan kader posyandu, kader posyandu di kecamatan Langowan Barat

memiliki keaktifan yang baik, itu terlihat bahwa kader posyandu bertanggung jawab atas pekerjaan yang telah dibebankan kepada mereka contohnya yaitu datang ditempat pelaksanaan posyandu 1 jam sebelum posyandu dibuka, mempersiapakan segala properti yang akan digunakan bahkan juga ada sebagian kader yang melakukan tugasnya seperti melakukan penimbangan pada ibu hamil bayi, dan balita, walaupun pada umumnya pekerjaan mereka sebagai ibu rumah tangga, tetapi tugas dan pekerjaan sebagai kader tetap dijalankan. Berdasarkan dari uji statistk chi square memperoleh hasil bahwa terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan keaktifan kader posyandu. Terdapat hubungan karena berdasarkan dari tingkat kemampuan dari kader. Jumlah kader posyandu memiliki dukungan yang baik dan lebih banyak aktif saat pelaksanaan kegiatan posyandu hal ini dikarenakan kader mendapatkan dukungan yang baik dari keluarga. Hal ini dapat terlihat dari penilaian terhadap objek misalnya keluarga menghargai dan bangga menjadi seorang kader. Hasil penelitian ini sama dengan yang dilakukan oleh Mandagi (2014) dengan judul Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keaktifan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Talawaan Kabupaten Minahasa Utara, bahwa terdapat hubungan bermakana antara dukungan keluarga dengan keaktifan kader posyandu, dikatakan bermakna disebabkan kurangnya dukungan karena kurangnya penghargaan yang diberikan kepada kader. Hasil penelitian juga dari Harisman dan Dina (2012) dengan judul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Posyandu di Desa Mualag Kecamatan Kotabumi Selatan Kabupaten Lampung Utara, bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga dan keaktifan kader posyandu hal ini disebabkan juga karena kurangnya pemberian penghargaan kepada kaderkader yang ada dan kurangnya arahan dari petugas kesehatan dalam kegiatan posyandu. Menurut (Friedman dkk, 2010) Keluarga yang kuat, lebih aktif dalam memberikan bantuan baik secara langsung maupun tidak. Pengabdian dan dukungan dari setiap anggota keluarga adalah yang sangat penting. Dukungan keluarga sangat berarti bagi seorang kader dalam melaksanakan tugas di masyarakat dan aktif dalam kegiatan posyandu, semakin baik dukungan yang diberikan oleh keluarga maka dapat meningkatkan akan keaktifan kader dalam kegiatan-kegiatan posyandu. Dukungan anggota keluarga kader di kecamatan Langowan Barat, pada

umumnya memiliki keaktifan yang baik, bisa dikatakan baik karena anggota keluarga kader mendukung sebagai kader lewat membantu kebutuhankebutuhan pada saat bertugas sebagai kader, menghargai dan bangga menjadi seorang kader, yang hanya melakukan tugas dengan secara sukarela. Selain dari anggota keluarga, kader juga mendapat dukungan dari kepala desa, tokoh masyarakat, tokoh agama dan warga sekitar. KESIMPULAN Hasil penelitian yang telah dilakukan pada kader posyandu di Kecamatan Langowan Barat didapatkan, yaitu 1. Terdapat hubungan antara pengetahuan kader dengan keaktifan kader posyandu di Kecamatan Langowan Barat. 2. Terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan keaktifan kader posyandu di Kecamatan Langowan Barat. SARAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan saran yang diberikan yaitu 1. Untuk tenaga kesehatan yang mendampingi kader posyandu agar memberikan pelatihan dan penyuluhan tentang posyandu kepada kader, agar dapat meningkatkan pengetahuan kader dan terdoromg untuk lebih aktif. 2. Untuk pihak Puskesmas dan Pemerintah kecamatan dan desa dapat bekerja sama untuk memberikan dukungan baik tunjangan dan penghargaan atau membuat suatu acara kebersamaan untuk keluarga kader agar kader terdorong untuk lebih aktif dan dukungan dari anggota keluarga lebih mendukung untuk setiap kegiatan posyandu. 3. Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan acuan bagi peneliti yang lain untuk meneliti variabel lainnya yang berkaitan dengan keaktifan kader posyandu seperti pelatihan, motivasi, pendampingan dan pembinaan oleh tenaga kesehatan, sikap dan pendidikan kader untuk melihat apakah terdapat hubungan dengan keaktifan kader posyandu. DAFTAR PUSTAKA Adisasmito. 2010. Sistem Kesehatan. Jakarta: Binarupa Aksara. Danang A. 2011. Analisis Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika. Depkes RI. 2006. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu: Jakarta Desy A. 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Posyandu

Dalam Wilayah Kerja Puskesmas Pesuangan Siblang Krueng. Jurnal, STIKES : Aceh. Fitria M. 2010. Tanggapan Terhadap Kunjungan Masyarakat di Posyandu serta Faktor-faktor yang Berhubungan di Puskesmas Jatimulya Kacamatan selatan kabupaten Bekasi. Jurnal, : Bekasi Friedman, dkk. 2010. Keperawatan Keluarga Riset Teori dan Praktik. Edisi Kelima. Jakarta: EGC. Handoko R. 2013. Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Rohima Press. Hapsari. 2015. Faktor-faktor Yang Berhubungan dengan Keaktifan Posyandu di Wilayah Kerja Slawi. Jurnal, Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro. Semarang: Alumni FK UNDINUS. Harisman D. 2012. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Posyandu di Desa Mualag Kecamatan Kotabumi Selatan Kabupaten Lampung. Jurnal FKM Universitas Malahayati. Lampung: Dinkes Lampung Utara. Hasanah R. 2014. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Keaktifan Dalam Kegiatan Posyandu. Jurnal Kesmas: Semarang. Kemenkes RI. 2011. Promosi Kesehatan Tentang Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Jakarta: Kemenkes RI. Kemenkes RI. 2012. Promosi Kesehatan Tentang Buku Syandu. Jakarta: Bakti Hasada. Mandagi M. 2014. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Keaktifan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Talawaan Kabupaten Minahasa Utara. Jurnal, FKM UNSRAT: Manado. Notoadmojo S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Notoadmojo S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: PT Rineka Cipta. Notoadmojo S. 2012. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Nonce L, dkk. 2015. Faktor Yang Berhubungan Dengan Keaktifan Posyandu di Wilayah Kerja Ranotana Weru. Jurnal, Gizi Poltekkes: Manado. Nonce L, dkk. 2015. Faktor Yang Berhubungan Dengan Keaktifan Posyandu di Wilayah

Kerja Ranotana Weru. Jurnal, Vol 7 No 2 hal 430: Manado. Rewanti P. 2013. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Keaktifan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Tareran Kec Minahasa Selatan. Skripsi. Manado: FKM UNSRAT. Siagiana S. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan ke 30: PT Bumi Akara. Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.