BAB I PENDAHULUAN. ialah komunikasi melalui tanda (sign) yang mempunyai makna dan arti yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. film memiliki realitas yang kuat salah satunya menceritakan tentang realitas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Film merupakan salah satu media yang berfungsi menghibur penonton

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. hal yang dikomunikasikan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan pendekatan deskriptif interpretatif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menimbulkan perhatian pada makna tambahan (connotative) dan arti

BAB I PENDAHULUAN. film memiliki realitas tersendiri yang memiliki dampak yang dapat membuat

BAB I PENDAHULUAN. bentuk atau gambar. Bentuk logo bisa berupa nama, angka, gambar ataupun

BAB I PENDAHULUAN. selalu berinovasi dan memenuhi perkembangan kebutuhan konsumen tersebut. Bukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, seni, lukisan, dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian pada film animasi Barbie The Princess And The Popstar ini

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan hal yang paling mendasar dan paling penting dalam interaksi sosial. Manusia berkomunikasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. video klip musik Lady Gaga Alejandro dan Applause. Produk media

BAB 1 PENDAHULUAN. film memiliki realitas yang kuat salah satunya menceritakan tentang realitas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

13Ilmu. semiotika. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Analisis semiotik, pisau analis semiotik, metode semiotika, semiotika dan komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. saat itu dalam berbagai bentuk film-film ini akhirnya memiliki bekas nyata di benak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. lagi pendekatan yang mencoba berebut nafas yaitu pendekatan Post

BAB I PENDAHULUAN. berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi dan khidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. editing, dan skenario yang ada sehingga membuat penonton terpesona. 1

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Film merupakan salah satu produk media massa yang selalu berkembang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Televisi merupakan salah satu media massa yangcukup populer di tengah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Film sebagai salah satu atribut media massa dan menjadi sarana

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dewasa ini penyimpangan sosial di Indonesia marak terjadi dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia merupakan mahkluk hidup yang tidak dapat hidup tanpa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat

BAB I PENDAHULUAN. juga disebut dengan istilah sekar, sebab tembang memang berasal dari kata

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN\ sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti. 1. Penelitian deskriptif yang ditujukan untuk: 2

BAB I PENDAHULUAN. khalayak melalui sebuah media cerita (Wibowo, 2006: 196). Banyak film

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kabar, menonton berita, mendengarkan radio, mengakses berita melalui internet.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian deskriptif, dimana

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai alat komunikator yang efektif. Film dengan kemampuan daya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISIS DATA. Film sebagai salah bentuk komunikasi massa yang digunakan. untuk menyampaikan pesan yang terkandung didalamnya.

BAB I PENDAHULUAN. pengaruhnya dapat menjangkau seluruh segmen sosial masyarakat. Film tidak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek kajian dalam penelitian ini adalah topeng dari grup band Slipknot.

BAB IV ANALISIS DATA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertipe deskriptif dengan menggunakan pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. Media cetak dan elekronik merupakan hasil perkembangan teknologi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma didefinisikan bermacam-macam, tergantung pada sudut

dalam arti penelitian merupakan saran untuk pengembangan ilmu ilmu yang mempelajari metode-metode penelitian 49. Metodologi berasal

BAB III METODE PENELITIAN. Barthes. Sebagai sebuah penelitian deskriptif, penelitian ini hanya memaparkan situasi atau

BAB I PENDAHULUAN. massa terutama televisi, telah menjadi media penyebaran nilai-nilai dan sangat

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah gambar hidup yang sering disebut movie. Film secara kolektif sering

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. (komunikator) mampu membuat pemakna pesan berpola tingkah dan berpikir seperti

BAB I PENDAHULUAN. Film dalam perspektif praktik sosial maupun komunikasi massa, tidak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, media kampanye

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media televisi merupakan media massa yang sering digunakan sebagai media

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan karya seni kreatif yang menjadikan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya zaman ilmu komunikasi dan teknologi dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini beranjak untuk memahami kontruksi nasionalisme dalam film,

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikomunikasikan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. hanya merupakan media hiburan yang luar biasa, tetapi film juga memberikan

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai wacana kritik sosial yang berkaitan dengan fenomena kemiskinan yang

BAB I PENDAHULUAN. perorangan, kelompok ataupun organisasi tidak mungkin dapat terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide,

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari kata Italia caricare yang berarti memberi muatan atau melebihlebihkan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media elektronik televisi merupakan bagian dari perkembangan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis terhadap film Air Terjun Pengantin

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV ANALISIS DATA. Dalam tahap ini, peneliti mulai menerapkan proses representasi yaitu

Universitas Sumatera Utara

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Pandangan konstruktivis memelihat realitas sebagai hasil konstruksi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, kodrat manusia menjadi tua seolah bisa dihindari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada awalnya film merupakan hanya sebagai tiruan mekanis dari realita atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. The Great queen Seondeok dan kemudian melihat relasi antara teks tersebut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian baik yang mencakup objek penelitian, metode penelitian, dan hasil

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. atau nonlapangan yang menggunakan pendekatan paradigma kritis dan jenis

BAB I PENDAHULUAN. Iklan pada hakikatnya adalah aktivitas menjual pesan (selling message) dengan

BAB I PENDAHULUAN. seolah-olah hasrat mengkonsumsi lebih diutamakan. Perilaku. kehidupan dalam tatanan sosial masyarakat.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan informasi pada era globalisasi pada zaman ini sangat begitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. daya cipta dari beberapa cabang seni sekaligus. 1 Gambar bergerak adalah bentuk

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dalam penyampaian pesan. Salah satu media audio visual yaitu film.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Khalayak pada zaman modern ini mendapat informasi dan hiburan di

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam reaksi oleh lingkungan sekitarnya. Hal itu terjadi karena lesbian

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB III METODE PENELITIAN. pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Esensinya tiap mahkluk hidup ialah berkomunikasi. Dan komunikasi bukan yang hal yang tabu lagi dikehidupan kita, ada berbagai cara tiap-tiap individu untuk mengungkapkan dan mengekspresikan komunikasinya. Tak ada batas ataupun jarak yang dapat memisahkan kita dari komunikasi, namun banyak ilmu ataupun bidang yang terkait dengan komunikasi. Contoh dalam skripsi ini ialah komunikasi melalui tanda (sign) yang mempunyai makna dan arti yang tertera pada film yang diteliti. Film salah satu jembatan ekspresif yang unik dan kreatif untuk mengungkapkan perasaan atau isi benak individu tersebut. Menariknya sebuah film tersebut, mampu dengan mudah diterima dan dipahami oleh khalayak mengenai isi dari arti yang terkandung. Mengapa demikian, karena konten (isi) nya berupa audio dan visual. Film pun mempunyai potensi yang sangat besar dalam mempengaruhi khalayak yang dikemas secara apik dan menarik, karena film dapat memberikan sensasi dan estetika fotografis. Komunikasi adalah prasyarat kehidupan manusia karena tanpa komunikasi, interaksi antar manusia, baik secara perorangan, kelompok maupun organisasi tidak akan mungkin dapat terjadi. Dua orang dikatakan melakukan interaksi apabila masing-masing melakukan aksi dan reaksi. Aksi dan reaksi antar manusia inilah yang dalam ilmu komunikasi biasa disebut dengan tindakan komunikasi. Tindakan komunikasi dapat dilakukan dalam berbagai cara, baik secara verbal (dalam bentuk kata-kata, baik lisan atau tulisan) ataupun nonverbal (tidak dalam bentuk kata-kata, misalnya gestura, sikap, tingkah laku, gambar- 1

gambar, dan bentuk-bentuk lainnya yang mengandung makna atau arti). Komunikasi juga dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Komunikasi tidak langsung adalah tindakan komunikasi yang dilakukan tidak secara perorangan tetapi melalui medium atau alat-alat perantara tertentu. Misalnya penyampaian informasi melalui surat kabar, majalah, radio, TV dan yang marak digunakan khalayak sekarang ini ialah berkomunikasi melalui dunia maya atau yang bisa kita sebut dengan internet (Fajar, 2009: 12). Komunikasi merupakan salah satu fungsi kehidupan manusia yang sangat fundamental. Fungsi komunikasi adalah untuk menyampaikan apa yang ada di dalam benak pikirannya atau perasaan hatinya kepada orang lain baik secara langsung ataupun tidak langsung. Komunikasi mempunyai arti penting dan banyak kegunaannya di dalam kehidupan manusia. Komunikasi bisa terjadi dalam berbagai konteks kehidupan manusia, mulai dari kegiatan yang bersifat individual, dua orang atau lebih, kelompok, keluarga, organisasi, atau melalui media. Dan tergambar pula, tindakan komunikasi yang dilakukan secara verbal, non-verbal, langsung dan tidak langsung. Komunikan dapat mengartikan sebuah pesan atau informasi yang disampaikan oleh komunikator bahwa pesan atau informasi tersebut bisa berupa simbol atau tanda. Tanda (sign) adalah sebuah stimulus yang menandakan kehadiran dari suatu hal. Sebagai contoh, tanda yang ditumbulkan oleh alam yang kemudian diketahui oleh manusia melalui pengalamannya; misalnya, kalau langit sudah mendung menandakan akan turun hujan, tertawa tanda untuk kebahagiaan, dan yang sering kita jumpai ialah (traffic light) rambu lalulintas, ketika berwarna merah menandakan berhenti, kuning untuk berhati-hati dan hijau untuk jalan. 2

Hubungan sederhana ini disebut pemaknaan (signification). Anda akan berjalan pelan ketika melihat sebuah tanda konstruksi oranye karena adanya pemaknaan. Dan sebaliknya simbol digunkan dengan cara yang lebih kompleks dengan membuat seseorang untuk berpikir tentang sesuatu yang terpisah dari kehadirannya. Sebuah simbol adalah sebuah instrument pemikiran. Simbol adalah konseptualisasi manusia tentang suatu hal; sebuah simbol ada untuk menunjukkan sesuatu dan mengandung arti atau makna (Littlejohn, Foss, 2009: 154). Menelusuri lebih dalam mengenai simbol-simbol, salah satu tokoh semiotika yaitu Roland Barthes mengembangakan teorinya dalam ilmu semiologi dan mitologi. Ia berpendapat bahwa semiologi hendak mempelajari bagaimana kemanusiaaan (humanity) memaknai hal-hal (things). Memaknai, berarti bahwa objek-objek tidak hanya membawa informasi, dalam hal mana objek objek itu hendak berkomunikasi, tetapi juga mengkonstitusi sistem terstruktur dari tanda. Teori semiotika Barthes hampir secara harafiah diturunkan dari teori bahasa menurut de Saussure. Roland Barthes mengungkapkan bahwa bahasa merupakan sebuah sistem tanda yang mencerminkan asumsi-asumsi dari masyarakat tertentu dalam waktu tertentu. Bila Saussure hanya menekankan pada penandaan dalam tataran denotatif, maka Barthes menyempurnakan semiologi Saussure dengan mengembangkan sistem penandaan pada tingkat konotatif. Denotasi merupakan makna yang sebenar-benarnya, yang disepakati bersama secara sosial, yang rujukannya pada realitas. Sedangkan, konotasi merupakan tanda yang penandaanya mempunyai keterbukaan makna atau makna yang implisit, tidak langsung, dan tidak pasti artinya terbuka kemungkinan terhadap penafsiran- 3

penafsiran baru. Dalam kerangka Barthes, konotasi identik dengan operasi ideologi, yang disebutnya sebagai mitos dan berfungsi untuk mengungkapkan dan memberikan pembenaran bagi nilai-nilai dominan yang berlaku dalam suatu periode tertentu. Mitos dalam pandangan Barthes berbeda dengan konsep mitos dalam arti umum. Barthes mengemukakan mitos adalah bahasa, maka mitos adalah sebuah sistem komunikasi dan mitos adalah sebuah pesan (Vera, 2014: 26-28). Dalam penyampaian pesan yang dikomunikasikan juga tidak terbatas hanya antara beberapa individu, namun dapat disampaikan kepada khalayak umum yang disebut komunikasi massa. Komunikasi massa memiliki pesan bersifat umum dan universal dan tersebar secara global nasional dan internasional, dan diketahui oleh khalayak banyak. Media massa hanya sebagai alat pemberi, penyalur, penghubung, dan jembatan bagi khalayak dalam jumlah yang sangat besar. Pendapat De Vito dalam bukunya yang berjudul: Communicology: An introduction to the Study of Communication. Komunikasi massa adalah komunikasi yang ditunjukkan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang mengkonsumsi, membaca atau semua orang yang menonton televisi, ini berarti bahwa khalayak itu besar dan pada umummnya agak sukar didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio atau visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya: televisi, radio, surat kabar, majalah, film, internet, buku dan pita. 4

Kekuatan dan kemampuan film bisa disebut sebagai seni kompleks dan media komunikasi unik yang berpotensi mempengaruhi khalayak secara global atau dapat menjangkau seluruh segmen atau lapisan sosial masyarakat. Film tidak hanya merupakan media hiburan yang luar biasa, tetapi film juga dapat memberikan semacam rasa kehadiran dan kedekatan dengan suatu dunia yang tidak tertandingi dengan tempat lain, dunia yang tidak terbayangkan. Film dapat memberikan kemampuannya menciptakan sensasi gambar dan suara sinema yang didukung jenis film yang dipenuhi struktur plot yang penuh keterkejutan dan ketegangan dalam imajinasi yang sangat kuat dengan format layar lebar. Menonton film membawa penonton keluar dari kehidupan mereka sehari-hari dan serasa berada di dunia yang berbeda. Penonton seolah akan tenggelam ke dalam kehidupan karakter fiksi, pikiran mereka pun mulai mengembangkan opini tentang kejadian-kejadian bersejarah dalam film, dan terus terpikat oleh kombinasi warna, cahaya dan suara yang artistik. Film mengikat penonton secara emosional dan memiliki kekuatan dan kehebatan yang besar dari segi estetika, beberapa orang mengkritik film sebagai semacam hiburan untuk pelarian diri. Tetapi ada juga yang memujinya sebagai bentuk seni imajinatif yang mengizinkan orang untuk sadar akan mimpi dan fantasi mereka. Film memiliki banyak genre, salah satunya dalam skripsi ini ialah film animasi. Animasi merupakan cikal bakal dari sebuah goresan yang menggunakan tangan, sebuah animasi dimaknai merupakan hasil sebuah seni rupa (Vera, 2014: 91). Dalam sebuah film notabennya adalah sebuah gambar bergerak menampilkan visualisasi dan audio memunculkan beberapa simbol pesan pada adegan setiap scenennya. Film animasi dianggap sebagai film kalangan anak-anak namun film 5

animasi kini makin digandrungi oleh orang-orang dewasa, dan bahkan orang yang mempunyai usia lanjut, karena dari segi cerita tidak lagi seperti film yang sudah bisa dijajarkan dengan genre lainnya. Kemajuan teknologi memiliki peran yang sangat penting bagi dunia perfilman. Film animasi misalnya, teknologi yang maju memberikan efek pada kualitas gambar animasi terlihat lebih hidup dan nyata. Perkembangan teknologi pun memiliki peran penting dan mendukung semakin diminatinya film bergenre animasi tersebut. Dewasa ini film animasi menjadi media hiburan yang menyenangkan bagi masyarakat luas dan menjadi media yang disenangi semua kalangan untuk mendapatakan ilmu dan wawasan. Tetapi disisi lain film juga bisa memberikan suatu ancaman atau wabah untuk menyebarkan gagasan ide bahkan propaganda untuk mempengaruhi nilai-nilai budaya kepada masyarakat. Cerita dan pesan yang terkandung dalam film Minions juga tak luput menjadi senjata dan virus untuk menyebarkan gagasan ide dan propaganda. Propaganda biasanya digunakan oleh beberapa kumpulan atau organisasi tertentu dengan tujuan dan harapan untuk suatu kepentingan yaitu menanamkan ideologi atau kepercayaan mereka. Tujuan utama para propagandis adalah untuk mengubah cara orang bertindak dan membiarkan mereka meyakini bahwa tidak ada paksaan dalan tindakan mereka, bahwa hasil adaptasi mereka-pendapat meyakini mereka-adalah milik mereka sendiri. Untuk melakukan hal tersebut, propagandis harus terlebih dahulu mengubah cara pandang masyarakat terhadap diri mereka sendiri dan kehidupan sosial mereka. Berbagai macam teknik komunikasi digunakan untuk menuntun dan mengubah keyakinan mereka tersebut. Media-media untuk melaksanakan komunikasi tersebut yaitu media cetak, yang mencakup, surat kabar, majalah, 6

buku, pamphlet, brisur dan sebagainya. Sedangkan, media elektronik, seperti radio, televisi, film, slide, video, internet dan lain-lain (Baran, Davis, 2010: 95). Tujuan mereka adalah untuk menguasai dunia menjadi satu tatanan dunia yang baru disebut a new world order. Selain itu tujuan mereka juga ingin menghapus dan mengadudomba umat beragama yang mereka anggap bahwa agama yang kita anut selama ini memperbudak manusia (sesat). Organisasi illuminati ini juga dikatikan dengan organisasi Freemason, karena keduanya memiliki tujuan yang hampir sama. Dengan membuat situasi dunia yang tidak stabil serta membuat manusia berada di dalam kebimbangan sehingga Illuminati dan Feemason mengarahkan umat manusia kepada pemujaan mereka kepada Lucifer. Texe Marrs (2014) dalam buku Codex Magica, komentar Eliphas Levi, ia mengakui bahwa setan dan Lucifer adalah satu dan sama. Levi memuji setan atau Lucifer sebagai malaikat memimpin cahaya kebenaran. Kabalistis bukan hanya bahwa Lucifer bersifat ketuhanan, ia terintegrasi ke dalam dan menyatu dalam pikiran orang-orang yang membentuk elit Illuminati. Fakta ini yang membuat peneliti tertarik mengangkat film Minions untuk diteliti. Dalam penelitian ini tidak hanya untuk mencari tahu arti darin simbolsimbol Illuminati, tetapi juga makna, pesan dan maksud dari simbol tersebut sebagai pesan propaganda Illuminati. Dalam meneliti penelitian ini, peneliti menggunakan analisis semiotika Roland Barthes dengan pendekatan kualitatif interpretatif untuk menginterpretasikan tanda-tanda yang terdapat dalam film ini. Penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang PROPAGANDA ILLUMINATI DALAM FILM ANIMASI (ANALISIS SEMIOTIKA PADA FILM MINIONS KARYA PIERRE COFFIN (2015)). 7

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut. Makna tanda apakah yang terdapat dalam film Minions (2015) karya Pierre Coffin yang merepresentasikan propaganda Illuminati? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk mengungkap propaganda Illuminati dalam film Minions serta bagaimana organisasi ini melakukannya. Hal ini amat penting karena saat ini film sudah menjadi media populer yang dapat menarik banyak orang. Film juga dapat menjadi sarana yang ampuh untuk memasukkan, memasarkan, dan memasyarakatkan nilai-nilai ideologi dan gagasan baru. 1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Akademis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi mahasiswa jurusan ilmu komunikasi atau jurusan lainnya, terutama yang tertarik dengan kajian semiotika Roland Barthes dan hal mengenai Illuminati. 1.4.2 Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian representasi propaganda illuminati yang ada di dalam sebuah film sehingga dapat memberikan pengetahuan bagi masyarakat tentang propaganda yang dilakukan organisasi Illuminati. 8