BAB I PENDAHULUAN. Noviyanto, 2014

dokumen-dokumen yang mirip
2016 ANALISIS POLA MORAL SISWA SD,SMP,SMA,D AN UNIVERSITAS MENGENAI ISU SAINS GUNUNG MELETUS D ENGAN TES D ILEMA MORAL

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

I PENDAHULUAN. dan pembangunan pada umumnya yaitu ingin menciptakan manusia seutuhnya. Konsep

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya fenomena sosial yang terjadi dimasyarakat, khususnya kasus-kasus

STRATEGI IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS NILAI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMP NEGERI 3 MALANG

BAB I PENDAHULUAN. maka akan goncanglah keadaan masyarakat itu. diantara sifat beliau adalah benar, jujur, adil, dan dipercaya.

BAB I PENGANTAR Latar Belakang Masalah. Salah satu wacana yang menarik dalam studi globalisasi adalah hipotesis tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

BAB I PENDAHULUAN. prestasi akademik yang dicapai seseorang, akan tetapi harus di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan karakter dan jati diri bangsa merupakan cita-cita luhur yang harus

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari semua pembahasan yang telah dipaparkan maka melahirkan sebuah. kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan

Judul BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sejatinya adalah untuk membangun dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm. 6. 2

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah sedang giat menggalakkan pembangunan disegala bidang ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas, baik itu kualitas intelektual maupun kualitas mental. Suatu

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik. Oleh Karena itu, pendidikan secara terus-menerus. dipandang sebagai kebutuhan yang mendesak.

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pertumbuhan budi pekerti tiap-tiap manusia. Orang tua dapat menanamkan benih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. persesuaian dengan perkataan khalq yang berarti kejadian, serta erat hubunganya

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sosial budaya dimana dia hidup.

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. berilmu sebagaimana termaktub dalam Undang-undang RI No. 20 Tahun tentang Sistem pendidikan Nasional pada BAB 11 pasal 3 yang

BAB I PENDAHULUAN. Dari ketiga hal tersebut terlihat jelas bahwa untuk mewujudkan negara yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. generasi yang cerdas dan berkarakter. Demikian pula dengan pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. didik, sehingga menghasilkan peserta didik yang pintar tetapi tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang, sehingga setiap siswa memerlukan orang lain untuk berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. semata-mata untuk hari ini melainkan untuk masa depan.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan sebuah negara. Maka dari itu, jika ingin memajukan sebuah negara terlebih dahulu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berkembangnya zaman memberikan dampak yang besar bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

PENDAHULUAN. begitu pun keterkaitannya dengan Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul-Nya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter siswa. Pendidikan agama merupakan sarana transformasi pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda yang menjadi perhatian utama adalah masalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Dunia saat ini dilanda era informasi dan globalisasi, dimana pengaruh dari

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. maju mundurnya suatu bangsa terletak pada baik tidaknya karakter dan akhlak

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendidikan yang seluas-luasnya. Pendidikan dapat dimaknai sebagai

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kunci utama dalam terlaksananya

BAB I PENDAHULUAN. menempuh pendidikan yang lebih tinggi dari sebelumnya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda bangsa. Kondisi ini sangat memprihatinkan sekaligus menjadi

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Pengalaman-pengalaman yang didapat anak pada masa ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting bagi manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sebuah peradaban dalam suatu bangsa akan menurun apabila terjadi demoralisasi pada masyarakatnya. Banyak pakar, filusuf, yang mengatakan bahwa faktor moral (akhlak) adalah hal utama yang menjadi penyebab demoralisasi pada suatu bangsa. Indonesia saat ini sedang menghadapi ujian berat yang harus dihahadapi oleh seluruh elemen bangsa Indonesia, kualitas karakter bangsa indonesia sendiri pada saat ini telah mengalami kemerosotan khususnya generasi muda bangsa indonesia yang banyak sekali mengalami kemerosotan dalam segala hal. Hal tersebut ditandai dengan maraknya praktek KKN, terjadinya konflik, meningkatnya kriminalitas, dan menurunnya etos kerja bangsa indonesia. Lickona (1992: 7) menyatakan bahwa ada 10 (sepuluh) tanda-tanda zaman yang harus diwaspadai karena jika tanda-tanda ini sudah ada, maka itu berarti sebuah bangsa sedang mengalami kehancuran. Tanda-tanda tersebut adalah: Meningkatkatnya kekerasan di kalangan remaja, penggunaan bahasa dan kata-kata yang memburuk, pengaruh peer group yang kuat dalam tindak kekerasan, meningkatnya perilaku merusak diri, semakin kaburnya pedoman moral baik dan buruk, menurunnya etos kerja, semakin rendahnya rasa hormat kepada orang tua dan guru, rendahnya tanggung jawab individu dan warga negara, membudayanya ketidak jujuran, dan rasa saling curiga dan kebencian diantara sesama. Jika dicermati ke-sepuluh tanda-tanda yang disebutkan oleh Lickona seperti diatas telah terjadi dan dialami bangsa Indonesia. Hal tersebut mengindikasikan bahwa betapa pentingnya sebuah hubungan antara aspek moral (akhlak) dengan maju mundurnya sebuah bangsa.

2 Berdasarkan hal tersebut, keberhasilan suatu bangsa dalam memperoleh tujuannya tidak hanya ditentukan oleh melimpah ruahnya Sumber Daya Alam, tetapi sangat ditentukan oleh kualitas Sumber Daya Manusia-nya. Sebagaimana yang diungkapkan Ryan Bochlin (Megawangi, 2004: 98) meyatakan bahwa : Our succes of failure at instlling in our students those virtues, which are the backbone of good character, will determine their destinies-and that our nation. Hal tersebut dapat menjadi sebuah indikator bahwa kesuksesan atau kegagalan kita dalam menamkan nilai-nilai moral yang merupakan tulang punggung karakter mulia pada anak didik kita, akan menentukan nasib mereka di masa depan dan tentunya kepada nasib bangsa kita. stakeholder Pendidikan Karakter kini semakin kuat terdengar resonansinya, pendidikan semakin menyadari bahwa terjadinya demoralisasi yang dialami bangsa Indonesia menimbulkan dampak yang yang begitu besar pengaruhnya bagi kemajuan bangsa. Hal tersebut menjadikan pendidikan karakter sebagai sebuah solusi dalam memajukan kehidupan bangsa agar terhindar dan terlepas dari demoralisasi serta kemerosatan yang terjadi pada bangsa Indonesia. Setiap satuan pendidikan tentunya memiliki tujuan yang jelas dalam menjalankan sistem pendidikannya, baik itu lembaga pendidikan islam seperti pondok pesantren, maupun lembaga pendididkan umum, tentunya pada intinya memiliki tujuan yang sama yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa serta mengembangkan Manusia Indonesia seutuhnya, sebagaimana telah dimanatkan dalam Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemamapuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan anak bangsa,bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

3 mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (Pasal 3 UU RI No.20/2003) Mengacu pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dengan adanya tujuan pendidikan nasional ada sebuah keinginan serta rencana yang luhur dalam mewujudkan Manusia Indonesia yang berilmu, berakhlak dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dalam Agama Islam mengajarkan tentang bagaimana setiap manusia harus memiliki akhlak/karakter yang baik, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW sebagai berikut : Sesungguhnya aku (Muhammad) diutus ke muka bumi ini untuk menyempurnakan akhlak. Hal tersebut menegaskan betapa pentingnya mengenai akhlak (moral) yang harus dimiliki setiap orang. Pesantren sebagai satuan pendidikan keagamaan yang mengutamakan pembinaan akhlak/karakter kepada santrinya, hal ini memberikan kontribusi positif terhadap bangsa indonesia atas merosotnya kualitas karakter bangsa indonesia ditandai dengan maraknya praktek KKN, terjadinya konflik, meningkatnya kriminalitas, menurunnya etos kerja bangsa indonesia. Tidak hanya itu pesantren sebagai satuan pendidikan keagamaan tidak hanya mencetak seorang yang ahli dalam ilmu agama saja, tetapi juga pesantren mencetak generasi muda yang memiliki intelektual yang tinggi dalam hal pengetahuan, namun juga mencetak seorang santri yang ber-akhlakul karimah. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Dhofier ( 1982:51) sebagai berikut : Tujuan pendidikan pesantren adalah tidak semata-mata untuk memperkaya pikiran murid dengan pengetahuan semata,tetapi untuk meninggikan moral,melatih dan mempertinggi semangat menghargai nilai-nilai spiritual dan kemampuan kemanusiaan,mengajarkan sikap dan tingkah laku jujur bermoral,dan menyiapkan para murid untuk hidup sederhana dan bersih.

4 Pesantren sebagai lembaga pendidikan keagamaan banyak memberikan sumbangan terhadap bangsa indonesia serta memberikan nilai positif dalam pembentukan Manusia Indonesia yang Bernitelektual serta religius. Dengan demikian Pondok Pesantren selain mencetak generasi muda yang berintelektual, juga mencetak Manusia Indonesia yang religius. Sebagai sebuah satuan pendidikan yang bertujuan untuk membentuk santri yang berintelektual serta berakhlakul karimah, pondok pesantren juga berperan penting di masyarakat, membimbing masyarakat menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Begitu juga dengan Pondok Pesantren Darul Falah Cililin Kab.Bandung Barat yang tidak hanya mengembangkan pendidikan keagamaan semata, namun juga mengkombinasikan dengan berbagai keilmuan umum dalam sistem pendidikannya, serta ditambah dengan pembinaan karakter terhadap santrinya yang merupakan sebuah nilai tambah bagi Pondok Pesantren Darul Falah. Hal ini senada dengan tujuan dari pondok pesantren, yang tercantum dalam Peraturan Pemeerintah Republik Indonesia Nomor 55 Pasal 26 Tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan, yang meyatakan: Pesantren menyelenggarakan pendidikan dengan tujuan menanamkan keimanan dan ketakwaan kepada allah SWT, akhlak mulia, serta tradisi pesantren untuk mengembangkan kemampuan, penegetahuan, dan keterampilan peserta didik untuk mengembangkan kemampuan,pengetahuan, dan keterampilan, peserta didik untuk menjadi ahli ilmu agama islam (mutaffaqih fiddin) dan atau menjadi muslim yang memiliki keterampilan atau keahlian untuk membangun kehidupan yang islami di masyarakat. (Pasal 26 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55/PP/2007) Hal tersebut menunjukan bahwa pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan keagamaan islam menjadi salah satu lembaga pendidikan yang berjasa

5 dalam mencerdaskan kehidupan bangsa serta membantu mengembangkan Manusia Indonesia yang berkarakter dan ber-akhlakul karimah. Lebih lanjut untuk mempertegas dari tujuan pondok pesantren sendiri, Mastuhu (1994: 55) menyatakan bahwa: Tujuan Pondok Pondok Pesantren adalah menciptakan dan mengembangkan kepribadian muslim, yaitu kepribadian yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan, berakhlak mulia, bermanfaat bagi masyarakat, atau berkhidmat kepada masyarakat dengan jalan menjadi kawula atau abdi masyarakat tetap rasul, yaitu menjadi pelayan masyarakat sebagaimana kepribadian nabi muhammad (mengikuti sunnah Nabi, mampu berdiri sendiri, bebas dan teguh dalam kepribadian, menyebarkan agama atau menegakkan islam dan kejayaan ummat-ummat islam di tengah masyarakat (izzul islam wal muslimin), dan mencintai ilmu dalam rangka mengembangkan kepribadian Indonesia. Dengan demikian bahwa tujuan pondok pesantren memiliki tujuan yang mulia dalam sistem pendidikan pesantrennya, tidak semata-mata bertujuan menghasikan Manusia Indonesia yang religius semata, namun pondok pesantren mampu menghasikan manusia-manusia Indonesia yang cerdas, berilmu, berkarakter dan ber-akhlakul karimah, serta bermanfaat bagi bangsa. Satuan Pendididkan Keagamaan sepeerti pondok pesantren berjasa dalam memelihara semangat, tradisi, meningkatkan pengetahuan dan teknologi serta pembinaan karakter bagi bangsa Indonesia yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Darul Falah. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis melakukan penelitian dengan judul : PERAN PONDOK PESANTREN DALAM PEMBINAAN KARAKTER BERBASIS NILAI-NILAI ISLAM (Studi Deskriptif Analitis Dalam Pembinaan Akhlakul Karimah di Pondok Pesantren Darul Falah Cililin Kab. Bandung Barat). B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

6 Sebagaimana telah diuraikan dalam latar belakang masalah, maka penulis merumuskan masalah yaitu : Bagaimana peran Pondok Pesantren Darul Falah dalam melakukan pembinaan karakter terhadap santri. Melihat rumusan masalah tersebut begitu luas, maka penulis akan membatasi masalah penelitian sebagai berikut. 1. Unsur-unsur nilai karakter apa saja yang dikembangkan di Pondok Pesantren Darul Falah? 2. Bagaimana metode yang dikembangkan di Pondok Pesantren Darul Falah dalam pembinaan karakter berbasis nilai-nilai islam? 3. Bagaimana implementasi pembinaan karakter berbasis nilai-nilai islam yang dikembangkan di lingkungan Pondok Pesantren Darul Falah? 4. Bagaimana hasil perkembangan yang telah dicapai Pondok Pesantren Darul Falah dalam pelaksanaan pembinaan karakter berbasis nilai-nilai islam? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini, maka yang hendak dicapai dalam penelitian dibagi menjadi dua bagian sebagai berikut. 1. Tujuan Umum Sesuai dengan rumusan permasalahan, secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembinaan karakter yang dikembangkan di Pondok Pesantren Darul Falah yang berbasisikan nilai-nilai islam. 2. Tujuan Khusus

7 Adapun yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini yang dirumuskan sebagai berikut : a. Untuk mengetahui unsur-unsur nilai karakter yang dikembangkan di Pondok Pesantren Darul Falah. b. Untuk mengetahui metode yang dikembangkan Pondok Pesantren Darul Falah dalam pembinaan karakter berbasis nilai-nilai islam. c. Untuk mengetahui implementasi pembinaan karakter berbasis nilai-nilai islam yang dikembangkan di lingkungan Pondok Pesantren Darul Falah. d. Untuk mengetahui hasil perkembangan yang telah dicapai Pondok Pesantren Darul Falah dalam pelaksanaan pembinaan karakter berbasis nilai-nilai islam. D. Kegunaan / Manfaat Penelitian Secara umum penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis. 1. Manfaat teoritis Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu menggali, mengkaji mengenai peran Pondok Pesantren Darul Falah dalam pembinaan karakter berbasis nilainilai islam. 2. Manfaat Praktis a. Bagi penulis, dengan melakukan ini dapat memperluas khasanah keilmuan bagi penulis khususnya dalam konteks pembinaan karakter di pondok pesantren. b. Bagi peneliti lain, dengan melakukan penelitian ini dapat menimbulkan ketertarikan bagi peneliti lain sehingga peneliti dapat melakukan penelitian lebih mendalam khususnya dalam konteks pembinaan karakter di pondok pesantren.

8 c. Bagi objek yang diteliti, bagi objek yang diteliti yaitu Pondok Pesantren Darul Falah menjadi bahan evaluasi sehingga kedepannya mampu melakukan pembinaan karakter terhadap santrinya menjadi lebih baik lagi. E. Struktur Organisasi Skripsi Struktur organisasi skripsi berisi rincian tentang urutan penulisan dari setiap bab dan bagian bab skripsi mulai dari bab satu hingga bab terakhir. Skripsi ini terdiri atas lima bab, yang secara garis besar bisa dilihat dibawah ini. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian B. Identifikasi dan Perumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian E. Struktur Organisasi Skripsi BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Mengenai Pondok Pesantren B. Tinjauan Umum Mengenai Pembinaan C. Tinjauan Umum Mengenai Pembinaan Karakter D. Tinjauan Umum Mengenai Nilai Nilai Islam BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian B. Teknik Pengumpulan Data C. Lokasi dan Subjek Penelitian D. Definisi Operasional

9 E. Tahap Penelitian F. Validitas Data G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data BAB IV PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian B. Deskripsi Hasil Penelitian C. Pembahasan Hasil Penelitian BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan B. Saran