TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I KEUANGAN OJK. Pasar Modal. Kegiatan. Notaris. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 288) PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 67/POJK.04/2017 TENTANG NOTARIS YANG MELAKUKAN KEGIATAN DI PASAR MODAL I. UMUM Notaris yang melakukan kegiatan di pasar modal adalah notaris sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang mengenai jabatan notaris yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan dan berwenang membuat akta autentik yang dipersyaratkan dalam peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal. Kegiatan Notaris di pasar modal antara lain membuat perubahan anggaran dasar dalam rangka penawaran umum emiten atau perusahaan publik, pembuatan berita acara atau keputusan rapat umum pemegang saham, pembuatan kontrak investasi kolektif dan/atau pembuatan kontrak dan perjanjian lain di pasar modal. Berdasarkan kegiatan tersebut, peran Notaris di pasar modal sangat penting, sehingga sebagai salah satu profesi penunjang pasar modal, Notaris dituntut untuk bersikap independen, serta senantiasa meningkatkan kompetensi dan profesionalisme dalam menjalankan kegiatan atau jabatannya. Hal ini bertujuan agar Notaris dapat memenuhi kebutuhan pengguna jasa dan mengemban kepercayaan publik khususnya di sektor pasar modal dan pada umumnya di sektor jasa keuangan. Untuk tetap menjaga dan meningkatkan hal tersebut, Notaris dituntut untuk mengikuti program Pendidikan Profesional Berkelanjutan dan melaporkan kegiatan yang dilakukan di sektor pasar modal maupun perubahan atas data dan informasi terkait Notaris kepada Otoritas Jasa Keuangan. Hal ini sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar
-2- Modal dan Undang-Undang Nomor 21 tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, perlu menyempurnakan peraturan mengenai Notaris yang melakukan kegiatan di pasar modal dengan maksud untuk mendukung pembinaan, pengaturan, dan pengawasan oleh Otoritas Jasa Keuangan serta kesetaraan terhadap pengaturan profesi penunjang pasar modal lainnya guna mewujudkan terciptanya kegiatan pasar modal yang teratur, wajar, dan efisien serta melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3 Huruf a Huruf b Huruf d Huruf c Huruf e Huruf f Huruf g Penentuan materi dan jumlah satuan kredit profesi dari penyelenggaraan Pendidikan Profesi serta penyampaian data rekapitulasi peserta Pendidikan Profesi dilakukan berdasarkan koordinasi antara Organisasi Notaris dan Otoritas Jasa Keuangan.
-3- No.6156 Huruf h Huruf i Yang dimaksud dengan Otoritas Jasa Keuangan termasuk juga Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan sebelum beralihnya fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan dan pengawasan kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar Modal dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ke Otoritas Jasa Keuangan berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan. Pasal 4 Pasal 5 Huruf a Huruf b Huruf c Huruf d Huruf e Huruf f Huruf g Angka 1 Angka 2 Angka 3 Angka 4 Yang dimaksud dengan Otoritas Jasa Keuangan termasuk juga Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
-4- sebelum beralihnya fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan dan pengawasan kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar Modal dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ke Otoritas Jasa Keuangan berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan. Pasal 6 Permintaan dokumen tambahan oleh Otoritas Jasa Keuangan dilakukan dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan mengenai jabatan notaris. Pasal 7 Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10 Pasal 11 Ayat (1) Perhitungan masa berlaku surat tanda terdaftar profesi penunjang pasar modal selama 5 (lima) tahun dimaksud telah termasuk masa Notaris tidak menjalankan kegiatan di pasar modal untuk sementara waktu (cuti) sebagaimana dimaksud pada Pasal 22. Ayat (2) Yang dimaksud dengan seluruh kewajiban berdasarkan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan dan/atau keputusan Otoritas Jasa Keuangan yang belum dipenuhi, antara lain:
-5- No.6156 1. kewajiban pembayaran denda atas sanksi administratif yang belum dipenuhi; 2. kewajiban pemenuhan Pendidikan Profesional Berkelanjutan; dan/atau 3. kewajiban pembayaran pungutan. Ayat (3) Pasal 12 Pasal 13 Pasal 14 Pasal 15 Pasal 16 Pasal 17 Ayat (1) Huruf a Huruf b Huruf c Penentuan materi dan jumlah satuan kredit profesi dari penyelenggaraan Pendidikan Profesional Berkelanjutan serta penyampaian data rekapitulasi peserta Pendidikan Profesional Berkelanjutan dilakukan berdasarkan koordinasi antara Organisasi Notaris dan Otoritas Jasa Keuangan.
-6- Huruf d Kegiatan yang dilaporkan pada Laporan Berkala Kegiatan Notaris adalah hanya kegiatan yang dilakukan di bidang pasar modal. Dalam hal pada tahun pelaporan tidak terdapat kegiatan di bidang pasar modal, dalam Laporan Berkala Kegiatan Notaris dijelaskan bahwa Notaris tidak mempunyai kegiatan di bidang pasar modal pada tahun tersebut. Huruf e Huruf f Ayat (2) Ayat (3) Ayat (4) Ayat (5) Dalam hal tanggal 15 Januari yang merupakan batas waktu penyampaian Laporan Berkala Kegiatan Notaris jatuh pada hari Sabtu, Notaris wajib menyampaikan laporan dimaksud paling lambat pada 1 (satu) hari kerja berikutnya, yaitu hari Senin. Dalam hal Notaris menyampaikan Laporan Berkala Kegiatan Notaris melewati batas waktu hari kerja berikutnya tersebut, yaitu hari Senin, misalnya disampaikan pada hari Rabu, penghitungan keterlambatan penyampaian laporan dihitung sejak hari Selasa. Dengan demikian, Notaris mengalami keterlambatan penyampaian Laporan Berkala Kegiatan Notaris selama 2 (dua) hari. Ayat (6) Ayat (7) Pasal 18
-7- No.6156 Pasal 19 Pasal 20 Pasal 21 Pasal 22 Ayat (1) Ayat (2) Ayat (3) Ayat (4) Ayat (5) Sebagai contoh: Notaris A telah mengajukan permohonan cuti kepada Otoritas Jasa Keuangan selama 3 (tiga) tahun dari tanggal 1 Juni 2016 hingga tanggal 1 Juni 2019. Apabila Notaris A ingin memperpanjang masa cuti selama satu tahun menjadi hingga tanggal 1 Juni 2020, Notaris A harus menyampaikan surat pemberitahuan kepada Otoritas Jasa Keuangan paling lambat tanggal 18 Mei 2019 (10 hari kerja sebelum tanggal 1 Juni 2019). Ayat (6) Sebagai contoh: Notaris A telah mengajukan permohonan cuti kepada Otoritas Jasa Keuangan selama 3 (tiga) tahun dari tanggal 1 Juni 2016 hingga tanggal 1 Juni 2019. Apabila Notaris A ingin memperpendek masa cuti sebelum tanggal 1 Juni 2019 menjadi tanggal 1 Juni 2018, Notaris A harus menyampaikan surat pemberitahuan kepada Otoritas Jasa Keuangan paling lambat tanggal 18 Mei 2018 (10 hari kerja
-8- sebelum tanggal 1 Juni 2018). Ayat (7) Ayat (8) Pasal 23 Pasal 24 Pasal 25 Cukup jelas Pasal 26 Pasal 27 Pasal 28 Pasal 29 Pasal 30 Pasal 31 Pasal 32
-9- No.6156 Pasal 33 Ayat (1) Ayat (2) Ayat (3) Ayat (4) Ayat (5) Ayat (6) Notaris A mendapatkan surat tanda terdaftar profesi penunjang pasar modal pada bulan Januari 2015. Surat tanda terdaftar profesi penunjang pasar modal berlaku sampai dengan bulan Januari 2020. Pada bulan Agustus 2018, Notaris A diangkat sebagai Pejabat Negara dan menyampaikan pemberitahuan mengenai pengangkatan atau penetapan sebagai Pejabat Negara kepada Otoritas Jasa Keuangan yang selanjutnya dinyatakan nonaktif sementara oleh Otoritas Jasa Keuangan ketika sisa masa berlaku surat tanda terdaftar profesi penunjang pasar modal masih 1 tahun 5 bulan. Notaris A tidak lagi menjadi pejabat Negara pada bulan Agustus 2023 dan mengajukan permohonan aktif kembali pada bulan September 2023 (kurang dari 90 (sembilan puluh) hari sejak Notaris A tidak lagi menjabat sebagai Pejabat Negara). Otoritas Jasa Keuangan akan menyampaikan surat tanda terdaftar profesi penunjang pasar modal baru kepada Notaris A dengan masa berlaku sampai dengan Februari 2025. Ayat (7) Pasal 34
-10- Pasal 35 Pasal 36 Pasal 37 Pasal 38 Pasal 39 Pasal 40 Pasal 41 Pasal 42 Pasal 43 Pasal 44 Huruf a Huruf b Yang dimaksud dengan seluruh kewajiban berdasarkan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan dan/atau keputusan Otoritas Jasa Keuangan yang belum dipenuhi, antara lain: 1. kewajiban pembayaran denda atas sanksi administratif yang belum dipenuhi; dan/atau 2. kewajiban pembayaran pungutan.
-11- No.6156 Pasal 45 Pasal 46 Cukup jelas Pasal 47 Pasal 48 Pasal 49