BAB I PENDAHULUAN. salah satu barometer kondisi perekonomian suatu negara. Banyak sekali informasi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Pasar modal juga telah membawa manfaat positif untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan dunia usaha terhadap permodalan saat ini cenderung menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kegiatan ekonomi, terutama di negara yang menganut sistem

BAB I PENDAHULUAN. biasanya ditandai dengan adanya kenaikan tingkat pendapatan masyarakat. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal di suatu Negara bisa menjadi acuan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara berkembang yang menganut sistem ekonomi pasar. Keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. adanya sumber-sumber yang dapat menghasilkan keuntungan. Untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. saham yang meningkat menggambarkan bahwa nilai perusahaan meningkat atau

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengalami perbaikan. Hal tersebut dikarenakan perekonomian merupakan

BAB I PENDAHULUAN. tercatat sahamnya oleh BEI yaitu, industri real estate and property. Investasi

BAB I PENDAHULUAN. dana. Tempat penawaran penjualan efek ini dilaksanakan berdasarkan satu

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi Indonesia pada tahun 2015 meningkat sekitar 5,8 persen.

BAB I PENDAHULIAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar modal pada hakekatnya adalah pasar yang tidak berbeda jauh dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bersumber dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana ke berbagai sektor yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia mengalami perkembangan yang pesat dari periode ke

II. TINJAUAN PUSTAKA. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak

BAB I PENDAHULUAN. panjang diantara berbagai alternatif lainnya bagi perusahaan, termasuk di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang produktif guna mengembangkan pertumbuhan jangka panjang.

BAB I PENDAHULUAN. yang luar biasa secara global. Krisis ini tentunya berdampak negatif bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Pergerakan harga saham industri farmasi di Bursa Efek Indonesia mulai

BAB I PENDAHULUAN. yang efektif untuk mempercepat pembangunan suatu negara. Dalam era

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dapat memilih alternatif investasi pada berbagai sekuritas yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara dikarenakan pasar modal menjalankan fungsi ekonomi sekaligus

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan penerimaan devisa. Di Negara yang sedang berkembang usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. mengelola seluruh asetnya dengan baik sehingga akan mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan yang semakin pesat. Dengan adanya perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. menjual saham, sehingga bursa saham terjun bebas. para ahli ekonomi menilai kecil kemungkinan krisis ini menjelma menjadi krisis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam perekonomian modern dan era globalisasi saat ini pasar modal di suatu

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kegiatan ekspansi perusahaan, pengembangan perusahaan, penambahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1) Ni Luh Putu Ari Cintya Devi dan Luh Komang Sudjarni (2012)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Harga saham mencerminkan nilai dari suatu perusahaan. Jika perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sub sektor telekomunikasi di Indonesia mengalami peningkatan meskipun

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang memiliki tingkat return dan risiko yang tinggi. Saham merupakan

BAB I PENDAHULUAN. maupun yang berskala kecil, ataupun bersifat profit motif maupun non-profit motif

BAB I PENDAHULUAN. (investor) dengan orang yang membutuhkan modal. Pasar modal memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan investasi di pasar modal juga semakin kuat.

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan bisnisnya agar tetap berjalan, salah satunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:111). investasi dalam bentuk saham. Saham (stock atau share) adalah tanda

BAB I PENDAHULUAN. dipandang sebagai salah satu sarana efektif untuk mempercepat pembangunan. menjadi cerminan dinamika ekonomi suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan dari kenaikan harga saham atau pembayaran sejumlah dividen oleh

BAB I PENDAHULUAN. negara tentunya memerlukan dana, salah satu altenatif yang dapat digunakan

BAB 1. Pasar modal adalah bagian dari pasar financial dan tempat bertemunya investor dan

BAB I PENDAHULUAN. kalangan menengah kebawah hingga kalangan menengah keatas. Selain

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan. Meskipun saham memungkinkan para pemodal untuk. perubahan-perubahan yang terjadi. Baik pengaruh eksternal maupun

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

BAB 1 PENDAHULUAN. yang akan melakukan investasi pada perusahaan yang menurutnya baik dan

ANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN

BAB I UKDW. saham. Pengukuran kinerja keuangan perusahaan diperlukan untuk menentukan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan yang semakin berkembang banyak sekali

BAB 1 PENDAHULUAN. utama berinvestasi di pasar modal adalah untuk menerima dividen, dan capital

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Darmadji dan Fakhrudin (2012:1)

BAB I PENDAHULUAN. berbagai jenis tabungan di bank, digunakan untuk modal usaha sendiri maupun

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan perusahaan-perusahaan saling bersaing untuk dapat menyesuaikan

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Hal ini disebabkan semakin banyaknya perusahaan yang berdiri dan

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian di Indonesia mengalami krisis moneter yang sempat

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal. Dengan adanya pasar modal para investor dapat melakukan

BAB I PENDAHULUAN. dipakai oleh perusahaan-perusahaan di negara lain.

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat bisnis. Tujuan semua investasi dalam berbagai bidang dan jenis

BAB I PENDAHULUAN. risiko (Robin Wiguna dan Anastasia Sri Mendari, 2008:130). Besar kecilnya

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi suatu negara. Hal ini dikarenakan pasar modal mempunyai fungsi

BAB I PENDAHULUAN. satunya dengan berinvestasi pada pasar modal. Kegiatan investasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. penjualan efek ini dilaksanakan berdasarkan satu lembaga resmi yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan banyaknya perusahaan real estate dan properti yang go

BAB I PENDAHULUAN. (Tandelilin, 2010:31). Salah satu bidang investasi yang cukup menarik namun

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam memenuhi kebutuhan giji harian, perusahaan-perusahan tersebut yaitu

BAB I PENDAHULUAN. terjadi demi memperoleh keunggulan kompetitif dari perusahaan lain. Salah satu

BAB II LANDASAN TEORI. kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi pada saat ini pertumbuhan perekonomian berkembang pesat

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh pada sektor riil di tingkat lokal, karena kekuatan akumulasi modal

I. PENDAHULUAN. pasif dan investor aktif. Investor pasif menganggap bahwa pasar modal adalah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan baik skala kecil maupun besar senantiasa berhadapan

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995: Pasar Modal

BAB I PENDAHULUAN. ekspansi bisnis dengan berbagai cara agar investor mendapatkan keuntungan yang

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan investasi di pasar modal. sebagai pemilik modal (investor) kepada perusahaan yang listed di pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perusahaan di Indonesia yang semakin lama semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. disiapkan guna memperdagangkan saham-saham, obligasi-obligasi dan jenis

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peranan yang cukup besar bagi perekonomian suatu

EKA YULIANA B

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan investasi jangka panjang suatu perusahaan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Harga saham merupakan salah satu indikator minat dari calon investor

BAB I PENDAHULUAN. kompleks setiap waktunya, menyebabkan pasar modal dan industri sekuritas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. modal dan menawarkan sahamnya di masyarakat/publik (go public). Perusahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi adalah kegiatan untuk menanam modal pada satu asset

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan investasi atas aktiva keuangan dewasa ini telah

ANALISIS FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM PADA PT. ASTRA AGRO LESTARI, TBK UNTUK PERIODE

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. dimana pertumbuhan tersebut sejalan dengan era globalisasi ekonomi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. investasinya tersebut akan mampu memberikan tingkat pengembalian (rate of return)

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bahwa disamping perbankan, pasar modal sudah menjadi alternatif sebuah

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi, pasar modal membawa peranan yang cukup penting dalam kegiatan perekonomian, bahkan pasar modal juga dapat dipandang sebagai salah satu barometer kondisi perekonomian suatu negara. Banyak sekali informasi yang dapat diperoleh dari pasar modal oleh para pemodal (investor), baik informasi yang tersedia di publik maupun informasi pribadi. Pasar modal berperan sebagai sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi (Jogiyanto, 2003: 11). Pasar modal juga telah membawa manfaat positif untuk perkembangan perekonomian nasional yang mana sektor pemerintah dan sektor swasta merupakan ujung tombak pembentuk perekonomian nasional, untuk meningkatkan laju pertumbuhan di segala bidang dan mendorong perusahaanperusahaan untuk lebih berkembang sesuai dengan usahanya masing-masing. Disamping perkembangan pasar modal yang telah dijelaskan diatas, investasi di sektor publik memiliki risiko yang cukup tinggi oleh karena itu investasi yang dilakukan harus didasari pertimbangan yang rasional setelah sebelumnya memperoleh berbagai informasi yang sangat diperlukan untuk pengambilan keputusan, investor hanya bisa menentukan berapa tingkat keuntungan (expected return) yang diinginkan dan seberapa jauh kemungkinan hasil yang sebenarnya terjadi akan menyimpang dari hasil yang diharapkan. 1

Semakin tinggi risiko suatu kesempatan investasi, maka semakin tinggi pula tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh investor. Perusahaan yang masuk ke pasar modal adalah perusahaan-perusahaan besar dan kredibel di negara yang bersangkutan, sehingga bila terjadi penurunan kinerja pasar modal bisa dikatakan telah terjadi pula penurunan kinerja di sektor riil baik dalam segi saham maupun obligasi. (Jogiyanto, 2000 :150). Harga saham merupakan tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseorangan terbatas yang wujud sahamnya adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut porsi kepemilikannya ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut. (Darmadji dan Fakhruddin, 2001:5 ) Beberapa faktor analisis yang dapat mempengaruhi harga saham yaitu antara lain adalah analisis fundamental, analisis tekhnikal baik yang bersifat sosial, ekonomi dan politik. Meskipun terdapat banyak analisis lain yang secara psikologis mempengaruhi terhadap kekuatan pasar, akan tetapi analisis yang bersifat fundamental merupakan faktor utama bagi pasar untuk menentukan harga pasar perusahaan. Karena analisis fundamental memberikan gambaran yang jelas yang bersifat analisis terhadap prestasi manajemen perusahaan dalam mengelola perusahaan yang menjadi tanggung jawabnya. Dengan demikian maka kebutuhan informasi yang lengkap itulah bisa dianalisis bagaimana sebenarnya kondisi usaha tersebut analisis yang bisa digunakan bisa berbagai macam anlisis diantaranya rasio keuangan, rasio ini sangat penting gunanya untuk melakukan analisis terhadap kondisi keuangan 2

perusahaan. Salah satu rasio keuangan yang sering digunakan adalah rasio provitabilitas dengan pendekatan Earning Per Share (EPS) dan Return On Asset (ROA) (Fahmi, 2006:55) Earning Per Share (EPS) yaitu rasio yang menunjukan berapa besar keuntungan (laba) yang diperoleh investor atau pemegang saham per lembar sahamnya. Semakin tinggi nilai EPS tentu saja menggembirakan pemegang saham karena semakin tinggi pula laba yang disediakan untuk pemegang saham. Pada dasarnya Earning Per Share (EPS) atau laba per lembar saham, dinilai dapat mengukur kemampuan setiap lembar saham dalam menciptakan laba dalam satu periode pelaporan keuangan, yaitu Earning Per Share (EPS) diperoleh dari laba bersih yang dibagi dengan jumlah saham yang beredar. Earning Per Share (EPS) yang tinggi menandakan bahwa perusahaan tersebut mampu memberikan keuntungan yang lebih besar kepada para pemegang saham (investor) hal ini akan berpengaruh pada kenaikan harga saham. (Tjiptono Darmadji dan Hendy M,2001). Robin Wiguna dan Anastasia Sri Mendari mengemukakan dalam penelitiannya tahun 2008 bahwa Earning Per Share dan Tingkat Suku Bunga SBI mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham, dimana Earning Per Share merupakan rasio yang dapat menunjukan berapa besar keuntungan (laba) yang diperoleh investor atau pemegang saham per lembar sahamnya. Return On Asset (ROA) menurut Arifin (2002:65) merupakan profitabilitas suatu perusahaan yang dapat diukur dengan menghubungkan antara keuntungan atau laba yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan dengan kekayaan atau aset yang dimiliki untuk menghasilkan keuntungan perusahaan. 3

Pengukuran kinerja keuangan perusahaan dengan ROA menunjukkan kemampuan atas modal yang di investasikan dalam keseluruhan aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba. Return On Asset (ROA) adalah rasio keutungan bersih setelah pajak untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian dari asset yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Return On Asset (ROA) juga sering disebut sebagai rentabilitas ekonomi yang merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Rasio ini mengukur tingkat pengembalian investasi yang telah dilakukan perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva yang dimilikinya. Semakin tinggi ROA semakin tinggi pula kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan, semakin tinggi keuntungan yang dihasilkan maka perusahaan akan menjadikan investor tertarik akan nilai saham yang ada. Mukhtarudin dan Desmon King Romalo dalam penelitiannya mengemukakan bahwa tahun 2007 tentang ROA, ROE, ROI, DER dan BV yaitu secara bersama-sama mempengaruhi harga saham properti. Pada tahun 2008 Indeks harga saham gabungan (IHSG) sepekan belakangan menampakkan penurunan. Penurunan ini berpengaruh terhadap harga saham telekomunikasi. Pengamat pasar modal Felix Sindhunata mengatakan, sentimen eksternal tersebut terkait perkembangan krisis keuangan global yang bermula dari gagal bayar kredit perumahan di Amerika Serikat. "Sampai akhir tahun kemungkinan tidak ada pertumbuhan saham (telekomunikasi) yang luar biasa," ujarnya, saat dihubungi di Jakarta, Senin (10/11/2008). Sejak 2 Januari 4

2008 hingga kemarin, harga saham lima perusahaan telekomunikasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) rata-rata menurun. Penurunan yang terjadi, menurut Felix membuktikan adanya sentimen eksternal lebih berperan ketimbang faktor fundamental emiten yang terkait perkembangan krisis keuangan global yang bermula dari gagal bayar kredit perumahan di Amerika Serikat. (Meutia Rahmi /Sindo/ade) Fenomen penurunan harga saham diatas berimbas pada perusahaan sektor telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), berikut adalah datanya. Tabel 1.1 Data Earning Per Share (EPS) dan Harga Saham lima perusahaan selular pada sektor telekomunikasi Tahun 2007-2008 Emiten Tahun EPS Tahun Harga Saham 2008 5,19 2009 147 BTEL 2007 7,65 2008 51 2009 345,70 2010 5400 ISAT 2008 375,79 2009 4725 2008-58,82 2009 50 FREN 2007 2,49 2008 50 2008-2,00 2009 1930 EXCL 2007 35,00 2008 920 2008 537,73 2009 9450 TLKM 2007 644,08 2008 6900 (sumber : laporan keuangan, data diolah dan www.yahoofinance.com) Data diatas menunjukkan besaran earning per share (EPS) dan harga saham yang tiap tahunya mengalami perubahan, kenaikan atau peningkatan harga saham dikarenakan perusahaan mengalami peningkatan laba yang disebabkan 5

oleh keefektifitasan perusahaan dalam memanajemen keuangan perusahaannya sehingga kemungkinan bermasalah semakin kecil. Berdasarkan pada tabel diatas pada tahun 2008 harga saham mengalami penurunan drastis mulai dari BTEL, ISAT, FREN, EXCL, TLKM, penurunan harga saham pada tahun 2008 dikarenakan krisis keuangan global maka hal ini berimbas pada penurunan harga saham. Pada tahun 2009 harga saham ISAT mengalami penurunan harga saham dan FREN mengalami kestabilan harga saham yang diikuti dengan penurunan earning per share, namun berbeda dengan BTEL, EXCL, TLKM yang harga sahamnya meningkat tetapi dengan meningkatnya harga saham tidak dibarengi dengan kenaikan nilai earning per share nya yang ada hanya terlihat penurunan earning per share (EPS) pada tahun 2008, BTEL, EXCL, TLKM yang masingmasing sebesar 7,65 menjadi 5,19, 35 menjadi -2, 644,08 menjadi 537,73 sehingga investor tidak tertarik dalam berinvestasi karena perusahaan dinilai memiliki earning per share (EPS) menurun yang mencerminkan apresiasi pasar dalam memberi nilai atau harga saham perusahaan dalam menghasilkan laba yang menurun, sehingga nilai return on asset (ROA) menurun. Pada fenomena yang terjadi pada tahun 2008 dan 2009 bertentangan dengan teori yang ada, dimana menurut dimana menurut (Tjiptono Darmadji dan Hendy M, 2006:195) menyatakan bahwa setiap perusahaan harus memperbaiki kinerja dalam mengelola modal saham yang di investasikan dalam keseluruhan aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba yang sangat besar, karena para investor berasumsi bahwa semakin tinggi EPS maka semakin tinggi pula 6

kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan, dimana semakin tinggi keuntungan yang dihasilkan perusahaan akan menjadikan investor tertarik akan nilai saham. Berdasarkan latar belakang dan fenomena yang telah dijelaskan diatas maka penulis tertarik untuk mengambil penelitian dengan judul Pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Return On Asset (ROA) terhadap Harga Saham pada Perusahaan Selular di Sektor Telekomunikasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian dan fenomena yang terjadi dan telah dikemukakan diatas maka penulis mengidentifikasikan masalah yang akan diteliti antara lain sebagai berikut : 1. Harga saham mengalami penurunan drastis mulai dari BTEL, ISAT, FREN, EXCL, dan TLKM penurunan harga saham pada tahun 2008 dikarenakan krisis keuangan global maka hal ini berimbas pada penurunan harga saham, tetapi penurunan harga saham dari ke lima perusahaan sektor telekomunikasi tidak dibarengi dengan meningkatnya nilai earning per share (EPS). 2. Fenomena pada tahun 2007 dan 2008 bertentangan degan teori yang ada, dimana menurut teori jika EPS meningkat maka harga saham akan semakin mahal atau tinggi, begitupun dengan teori ROA yang menyatakan 7

bahwa apabila ROA tinggi maka harga saham juga akan tinggi, namun pada tabel diatas bahwa EPS dan harga saham menunjukkan kebalikan dari teori tersebut. 1.2.2 Rumusan Masalah Berdasarkan pengidentifikasian masalah yang telah diuraikan diatas, maka Perumusan masalah yang peneliti kemukakan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana laba per lembar saham (EPS) pada sektor telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Bagaimana pengembalian aktiva (ROA) pada sektor telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3. Bagaimana harga saham pada sektor telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 4. Bagaimana pengaruh laba per lembar saham (EPS) terhadap harga saham pada sektor telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 5. Bagaimana pengaruh pengembalian aktiva (ROA) terhadap harga saham pada sektor telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 8

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Return On Asset (ROA) terhadap harga saham pada perusahaan selular di sektor telekomunikasi. Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui laba per lembar saham (EPS) pada sektor telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Mengetahui pengembalian aktiva (ROA) pada sektor telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3. Mengetahui harga saham pada sektor telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 4. Mengetahui pengaruh laba per lembar saham (EPS) terhadap harga saham pada sektor telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 5. Mengetahui pengaruh pengembalian aktiva (ROA) terhadap harga saham pada sektor telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 9

1.4 Kegunaan Penelitian Peneliti melalui penelitian ini berharap dapat memberikan kegunaan sebagai berikut : 1. Kegunaan Secara Operasional a. Bagi sektor telekomunikasi Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang laba per lembar saham (EPS) dan pengembalian aktiva (ROA) sehingga dapat digunakan dalam pengambilan keputusan dengan pendapatan perusahaan. b. Bagi Para Investor Saham Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan bagi para investor yang akan berinvestasi di perusahaan lain 2. Kegunaan Secara Akademis a. Bagi pengembangan ilmu akuntansi sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya agar dapat diteliti kembali pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Return On Asset (ROA) terhadap harga saham suatu perusahaan dikemudian hari. b. Bagi civitas akademika, sebagai sarana aplikasian ilmu pengetahuan yang telah diperoleh peneliti di bangku kuliah diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Return On Asset (ROA) terhadap harga saham, sekaligus sebagai usulan penelitian yang menjadi pemenuhan syarat untuk mata kuliah skripsi. 10

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.5.1 Lokasi Penelitian Lokasi dari penelitian yang dilakukan peneliti adalah pada Bursa efek Indonesia (BEI) dengan mengambil data-data sekunder yang terdapat pada situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) www.idx.co.id yang beralamat di Jalan Jendral Sudirman Kav.27, Jakarta 12920 Telp (021) 5237899, 5237999 Fax (021) 523724. 1.5.2 Waktu Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, peneliti membuat jadwal penelitian yang di mulai dengan tahap persiapan sampai ke tahap akhir yaitu pelaporan hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut : No I II Prosedur Tahap Persiapan: 1.Membuat outline dan Proposal Usulan penelitian 2.Pengambilan formulir dan penyusunan UP 3.Menentukan tempat penelitian Tahap Pelaksanaan: 1.membuat outline dan Proposal UP 2.Meminta surat pengantar keperusahaan 3.Penelitian di perusahaan 4.Penyusunan UP dan bimbingan UP 5.Seminar sidang UP 6.Revisi UP setelah seminar sidang UP 7.Bimbingan Skripsi. 8.pendaftaran sidang skripsi. 9. Sidang skripsi. Tabel 1.2 Jadwal Penelitian Bulan Feb Maret Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt 2012 11

III Tahap akhir: 1.Revisi setelah sidang skripsi. 2.Penggandaan Skripsi. 3.Wisuda. 12