BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI DESKRIPTIF PERSONAL HYGIENE: PERAWATAN RAMBUT PADA PASIEN RAWAT INAP DI RS. ROEMANI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pasien mulai dari pasien yang tidak mampu melakukan aktivitasnya secara

BAB 1 PENDAHULUAN. menurut WHO (1947) adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan tubuh yang bersih meminimalkan risiko terhadap kemungkinan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan penduduk lansia umur 60 tahun ke. atas di seluruh dunia sangat cepat, bahkan lebih cepat

6

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting

PEMBIASAAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE OLEH IBU KEPADA BALITA (USIA 3-5 TAHUN) DI KELURAHAN DERWATI

LAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang harus dicapai, untuk itu diperlukan upaya-upaya dalam mengatasi

BAB I PENDAHULUAN. dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual yang

Kebutuhan Personal Higiene. Purnama Anggi AKPER KESDAM IM BANDA ACEH

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Menjadi tua ditandai dengan adanya kemunduran biologis yang terlihat

I. PENDAHULUAN. Personal hygiene adalah cara perawatan diri manusia untuk memelihara

PEMBIASAAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE OLEH IBU KEPADA BALITA (USIA 3-5 TAHUN) DI KELURAHAN DERWATI

BAB I PENDAHULUAN. satu kebutuhan dasar manusia. Personal hygiene atau kebersihan diri

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta perkembangan. Jika

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Menua adalah proses menghilang kemampuan jaringan secara

BAB II KONSEP DASAR. memelihara kesehatan mereka karena kondisi fisik atau keadan emosi klien

BAB I PENDAHULUAN. & Wartonah, 2006). Pengertian lain personal hygiene menurut Departemen

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Dalam kehidupan

BAB II TINJAUAN TEORI A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan

PERSONAL HYGIENE PADA PENDERITA GANGGUAN JIWA DI POLI RSJ Dr. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG

SURAT PENGANTAR RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut definisi World Health Organization (WHO), kematian. negara atau daerah adalah kematian maternal (Prawirohardjo, 1999).

BAB I PENDAHULUAN. (Perry & Potter, 2005). Personal hygiene pada anak jalan jarang diperhatikan

DATA RESPONDEN. Laki-laki. Perempuan. 2. Berapakah usia Bapak/ Ibu/ Saudara saat ini : Tahun. 3. Apakah pendidikan tertinggi Bapak/ Ibu/ Saudara :

ALAT PENELITIAN. lain-lain, sebutkan. 4. suku : 5. tingkat pendidikan : tidak tamat SD tamat SD tamat SMP tamat SMA tamat perguruan tinggi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Banyaknya jumlah rumah sakit pada saat ini dapat menjadikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 : PENDAHULUAN. perilaku hidup bersih dan sehat. Pengembangan perilaku hidup bersih dan sehat

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PERAWATAN KEBERSIHAN DIRI (PERSONAL HYGIENE)

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan karena akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang

PEDOMAN WAWANCARA. I. Identitas Informan : 1. Nama : 2. Umur : 3. Suku : 4. Pendidikan : 5. Pendapatan :

BAB I PENDAHULUAN. termasuk debu, sampah dan bau. Masalah kebersihan di Indonesia selalu

BAB 1 : PENDAHULUAN. Pediculosis humanus capitis (kutu) adalah salah satu ektoparasit penghisap

BAB I PENDAHULUAN. tugas mendukung upaya penyembuhan penderita dalam waktu sesingkat mungkin dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur, salah satu agenda riset nasional bidang

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan anak usia sekolah dimulai dari rentang usia 6-12 tahun. Anak

BAB II TINJUAN PUSTAKA

GAMBARAN KINERJA PERAWAT DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN PERSONAL HYGIENE KLIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG

LAPORAN PENDAHULUAN KLIEN DENGAN KASUS DEFISIT PERAWATAN DIRI

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan lingkungan merupakan faktor penting dalam kehidupan sosial

Konsep Perawatan Tujuan Kebersihan Diri Meningkatkan drajat kesehatan seseorang Memelihara kebersihan diri seseorang Memperbaiki kebersihan diri yang

BAB I PENDAHULUAN. Kakimantan Tengah, Kalimantan selatan, Sulawesi Tengah, dan Gorontalo

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI. Jl. Pajajaran No. 109 Jagabaya II Bandar Lampung Telp. (0721) , Fax (0721)

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada lima isu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Notoadmodjo (2007) menyatakan bahwa perilaku merupakan perbuatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksi dan penyakit menular merupakan masalah yang masih dihadapi oleh negara-negara berkembang.

Lampiran 6 SUMMARY HUBUNGAN PERILAKU DENGAN HYGIENE PERORANGAN PADA ANAK SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan kesehatan salah satu bagian terpenting dalam

GAMBARAN PERSEPSI PASIEN TENTANG PELAKSANAAN PERAWAT DI RSUD UNGARAN SEMARANG TAHUN 2016 SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan zat gizi yang lebih banyak, sistem imun masih lemah sehingga lebih mudah terkena

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh nilai-nilai individu dan kebiasaan yang dapat. mempengaruhi kesehatan dan psikologis seseorang.

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelompok, umumnya murid-murid sekolah. Asrama biasanya merupakan sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN. Organization/WHO), sekitar 2,2 juta orang meninggal dunia setiap tahunnya

PERILAKU PERSONAL HYGIENE REMAJA PUTERI PADA SAAT MENSTRUASI PERSONAL HYGIENE BEHAVIOR FEMALE TEENAGER WHEN TO MENSTRUATING

BAB I PENDAHULUAN. sakit. Infeksi nosokomial/hospital acquired infection (HAI) adalah infeksi

I. PENDAHULUAN. serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan (Siregar, 2004). Penyakit

BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian pengetahuan

Jurnal Akses Pengabdian Indonesia Vol. 2 No PERSONAL HYGIENE PADA ANAK SD NEGERI MERJOSARI 3

BAB 1 PENDAHULUAN. kesadaran (Rampengan, 2007). Demam tifoid disebabkan oleh bakteri Salmonella

BAB I PENDAHULUAN. hidup sehat (healthy life style), tetapi hal ini dipengaruhi oleh faktor. seseorang akan mengatakan betapa enaknya hidup sehat.

HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE OLEH PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN IMOBILISASI DI RUMAH SAKIT JEMBER KLINIK

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh manusia. 1 HIV yang tidak. terkendali akan menyebabkan AIDS atau Acquired Immune Deficiency

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek utama dalam pemberian asuhan keperawatan adalah

BAB I PENDAHULUAN. penduduk lansia terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2025

BAB I PENDAHULUAN. menular maupun tidak menular (Musadad, Lubis, &Kasnodihardjo, 1993).

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan, dan keturunan. Berdasarkan ke empat faktor tersebut, di negara yang

HUBUNGAN TINGKAT EKONOMI DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE PADA USIA LANJUT DI DUSUN TANGKILAN BAMBANGLIPURO BANTUL YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di jaman modernisasi seperti sekarang ini Rumah Sakit harus mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit kulit banyak di jumpai di Indonesia, hal ini disebabkan karena

BAB II TINJAUAN TEORI. personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. dan kesehatan (Potter dan perry, 2006).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN TEORI. Menurut Tarwoto (2004) personal hygiene adalah suatu. untuk kesejahteraan fisik dan psikis.pemenuhan personal hygiene

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU MENCUCI TANGAN DENGAN BENAR PADA SISWA KELAS V SDIT AN-NIDA KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. investasi sumber daya manusia, serta memiliki konstribusi yang besar untuk

BAB I PENDAHULUAN. sehingga tidak menyebarkan kotoran dan tidak menularkan penyakit,langkahlangkah

PERILAKU PERSONAL HYGIENE PADA PEMULUNG DI TPA KEDAUNG WETAN TANGERANG

GAMBARAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA ANAK USIA SEKOLAH DI SD NEGERI SUROKARSAN II YOGYAKARTA

BAB V PEMBAHASAN. identifikasi kebutuhan dan syarat APD didapatkan bahwa instalasi laundry

PERSONAL HYGIENE DIRUMAH PADA PENDERITA STROKE DI DESA PEKUWON, KECAMATAN BANGSAL, KABUPATEN MOJOKERTO

BAB II PENGELOLAAN KASUS

HIGIENE PEKERJA DALAM PENENGANAN PANGAN

GAMBARAN PEMENUHAN PERSONAL HYGIENE LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA TERATAI PALEMBANG TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. mikroorganisme dapat terjadi melalui darah, udara baik droplet maupun airbone,

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSONAL HYGIENE,

keluarga. Disamping itu perawat juga dituntut untuk mencurahkan segala pengetahuan, pikiran dan perasaannya kepada pasien selama 24 jam serta

PERAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN PERSONAL HYGIENE MENURUT PERSEPSI PASIEN IMOBILISASI FISIK

Tindakan keperawatan (Implementasi)

KARAKTERISTIK PENGETAHUAN DAN PERILAKU PENJAMAH MAKANAN TENTANG HIGIENE DAN SANITASI DAN DAYA TERIMA MAKAN PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia perlu menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan diri agar sehat, tidak bau, tidak malu, tidak menyebarkan kotoran atau menularkan kuman penyakit bagi diri sendiri maupun orang lain. Ukuran kebersihan diri seseorang tergantung bagaimana orang tersebut secara fisik maupun psikologis mampu melakukan dan menampilkan perawatan pada dirinya (Perry & Poter, 2005). Kebersihan badan meliputi kebersihan diri sendiri, seperti mandi, menyikat gigi, mencuci tangan dan memakai pakaian yang bersih (Ambarwati & Sunarsih, 2011). Personal hygiene adalah perawatan diri dimana individu mempertahankan kesehatannya dan dipengaruhi oleh nilai serta keterampilan. Dalam dunia keperawatan personal hygiene merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus senantiasa terpenuhi. Personal hygiene termasuk ke dalam tindakan pencegahan primer yang spesifik, dan menjadi penting karena personal hygiene yang baik akan meminimalkan pintu masuk mikroorganisme yang ada dimana-mana dan pada akhirnya mencegah seseorang terkena penyakit. Personal hygiene yang tidak baik akan mempermudah terserang berbagai penyakit, seperti penyakit kulit, penyakit infeksi, penyakit mulut, dan penyakit saluran cerna atau bahkan dapat menghilangkan fungsi bagian tubuh tertentu (Hidayat & Uliyah, 2005). Personal hygiene sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan sehingga personal hygiene merupakan hal penting dan harus diperhatikan karena personal hygiene akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang (Tarwoto, 2004). Personal hygiene merupakan upaya individu dalam memelihara kebersihan diri yang meliputi mandi, kebersihan kulit, gigi, mulut, mata, hidung, telinga, rambut, kaki, kuku, dan genitalia (Effendy, 1997 dalam Pertiwi, 2008). Pada keadaan sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan memerlukan bantuan orang lain untuk melakukannya. Kondisi sakit atau 1

2 cedera akan menghambat kemampuan individu dalam melakukan personal hygiene. Hal ini tentunya berpengaruh pada tingkat kesehatan individu dimana individu akan semakin lemah dan jatuh sakit (Mubarak, 2008). Salah satu bentuk personal hygiene adalah perawatan rambut, dimana perawatan rambut ini dapat menjadi suatu indikator status kesehatan umum, perubahan hormonal, sress emosional fisik, penuaan, infeksi serta penyakit yang dapat mempengaruhi karakteristik rambut. Dampak perawatan rambut secara fisik dapat berupa penampilan dan kesejahteraan seseorang yang sering tergantung dari cara penampilan rambutnya, karena rambut merupakan bagian dari tubuh yang memiliki fungsi sebagai proteksi serta pengatur suhu, dan melalui rambut perubahan status kesehatan diri dapat diidentifikasi. Dampak lain dari perawatan ramubut adalah secara psikososial yang berakibat pada rasa nyaman, harga diri dan gangguan interaksi sosial (Ambarwati & Sunarsih, 2011). Kondisi pasien yang lemah sangat membutuhkan bantuan dari perawat sebagai profesi yang ditunjuk untuk memberikan bantuan kepada pasien selama proses perawatan di rumah sakit. Keperawatan dalam menjalankan pelayanan sebagai pelayanan keperawatan secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu upaya untuk membantu orang sakit maupun yang sehat dalam bentuk peningkatan, pengetahuan, kemampuan yang dimiliki sehingga seseorang dapat melakukan kegiatan secara mandiri tanpa bantuan dari orang lain. Rendahnya pengetahuan dan kemampuan pasien yang sakit dan sedang menjalani perawatan di rumah sakit dapat mengganggu proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia (Kusnanto, 2004). Penelitian yang dilakukan oleh Sulistiyowati dan Handayani (2012) tentang peran perawat dalam pelaksanaan personal hygiene menurut persepsi pasien imobilisasi fisik didapatkan bahwa sebanyak 77 responden (54,6 %) mengatakan baik dan sebanyak 64 responden (45,4 %) mengatakan buruk. Hasil ini menunjukkan bahwa sebenarnya masih ada 45,4% pasien yang memiliki personal higiene rendah akibat dari peran perawat masih kurang dalam pelaksanaan personal hygiene pada pasien.

3 Penelitian lain yang dilakukan oleh Damayanti (2010) yang meneliti tentang efektifitas tindakan personal hygiene terhadap tingkat kepuasan pasien imobilisasi di RS Mardi Rahayu Kudus menemukan bahwa ada perbedaan kepuasan yang signifikan sebelum dan setelah tindakan personal hygiene pada pasien imobilisasi. Hasil ini menunjukkan bahwa dengan pemberian bantuan perawatan personal hygiene maka pasien dapat merasakan kepuasan dan kenyamanan selama menjalani perawatan di rumah sakit. Studi pendahuluan yang dilakukan melalui observasi pada Bulan Maret 2013 tehadap 10 orang pasien imobilisasi di Ruang Umar dan Khatijah RS. Roemai yang telah menjalani perawatan lebih dari 3 hari semuanya ditemukan kondisi rambut bau, nampak kusut, kotor dan ditemukan ketombe. Berdasarkan keterangan pasien hal ini terjadi karena tidak ada bantuan dari perawat untuk melakukan perawatan terhadap rambut pasien. Berdasarkan hasil wawancara dengan 3 orang perawat menyebutkan bahwa perawatan rambut pada pasien dilakukan oleh perawat tidak berdasarkan SOP secara menyeluruh yang terutama untuk perawatan keseharian untuk menata dan menyisir rambut pasien yang biasanya dilakukan oleh pasien sendiri. Rendahnya personal hygiene khususnya perawatan rambut ini disebabkan rendahnya kesadaran tentang pentingnya perawatan rambut dan dianggap sebagai hal yang sepele. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana gambaran personal hygiene perawatan rambut pada pasien rawat inap di RS. Roemani Semarang. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Tujuan umum penelitian adalah mengetahui gambaran personal hygiene: perawatan rambut pada pasien rawat inap di RS. Roemani Semarang.

4 2. Tujuan khusus a. Mendiskripsikan frekuensi perawatan rambut pada pasien rawat inap di RS. Roemani Semarang. b. Mendeskripsikan jenis perawatan rambut pada pasien rawat inap di RS. Roemani Semarang. c. Mendeskripsikan dampak perawatan rambut pada pasien rawat inap di RS. Roemani Semarang d. Mendeskripsikan upaya perawat dalam perawatan rambut pada pasien rawat inap di RS. Roemani Semarang. D. Manfaat penelitian 1. Bagi Rumah Sakit Sebagai bahan masukan bagi Rumah Sakit terhadap gambaran personal hygiene yang ada di rumah sakit dalam upaya meningkatkan pemenuhan rasa nyaman bagi pasien yang di rawat inap di RS. 2. Bagi Perawat Sebagai acuan bagi perawat agar dapat meningkatkan pelayanan terutama dalam memenuhi rasa nyaman bagi pasien yang di rawat inap. 3. Bagi peneliti selanjutnya Sebagai acuan untuk peneliti selanjutnya yang melakukan penelitian sejenis sekaligus sebagai tambahan referensi. E. Bidang Ilmu Penelitian ini berkaitan dengan ilmu keperawatan khususnya bidang manajemen keperawatan. F. Originalitas Penelitian Tabel 1.1 Originalitas Penelitian Judul Nama Pengarang Desain Hasil Penelitian Peran perawat dalam pelaksanaan personal hygiene menurut Dina Sulistyowati dan Fitria Handayani Studi deskriptif Hasil analisis data penelitian sebanyak 77

5 persepsi pasien imobilisasi fisik The provision of patient personal hygiene in the intensive care unit: A descriptive exploratory study of bed-bathing practice Fiona M. Coyer, Judy O Sullivan, & Nicola Cadman Studi deskriptif responden (54,6 %) mengatakan baik dan sebanyak 64 responden (45,4 %) mengatakan buruk Hasil penelitian dapat mengidentifikasi variasi proses dan produk yang digunakan pada pasien berkaitan dengan praktek personal hygiene di ICU. Hasil penelitian. Zat-zat pembersih yang digunakan sebagian besar adalah ph seimbang atau sabun sabun cair dan air (n = 379, 71%). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Sulistiyowati dan Handayani adalah terletak pada pelaksanaan personal hygiene yang dilakukan oleh perawat terhadap pasien secara menyeluruh sementara dalam penelitian ini difokuskan pada perawatan rambut saja. Perbedaan penelitian ini dengan Fiona M. Coyer, Judy O Sullivan, & Nicola Cadman adalah terletak pada produk penunjang yang digunakan untuk perawatan personal hygiene sementara penelitian ini hanya pelaksanaan perawatan rambutnya saja.