ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT IBU DALAM PELAKSANAAN PROGRAM LIMA IMUNISASI DASAR LENGKAP DI WILAYAH PUSKESMAS BANGETAYU KOTA SEMARANG

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP KEPATUHAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI DESA MOROREJO KALIWUNGU KABUPATEN KENDAL

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. Bayi adalah anak usia 0-2 bulan (Nursalam, 2013). Masa bayi ditandai dengan

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN AKSES SARANA KESEHATAN TERHADAP PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B (0-7 HARI) DI PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN

Zakiyah,et al, Hubungan antara Peran Petugas Kesehatan dengan Cakupan Imunisasi per Antigen...

Romy Wahyuny*, Linda Fadila**

FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BENDO KABUPATEN MAGETAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI USIA 9-11 BULAN DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN MRANGGEN DEMAK

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI DI PUSKESMAS PEMBANTU BATUPLAT

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BENDO KABUPATEN MAGETAN

BAB I PENDAHULUAN. tidak sedikit yang berujung pada kematian bayi (Achmadi, 2016). harus menyelesaikan jadwal imunisasi (Kemenkes RI, 2010).

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN : SURVEI KELENGKAPAN IMUNISASI PADA BAYI UMUR 1-12 BULAN DI DESA PANCUR MAYONG JEPARA INTISARI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEPATUHAN IBU TERHADAP PEMBERIAN IMUNISASI DASAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan anak masih menjadi fokus perhatian masyarakat dunia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Imunisasi merupakan hal yang wajib diberikan pada bayi usia 0-9

BAB I PENDAHULUAN. tombak pelayanan kesehatan masyarakat di pedesaan/kecamatan. pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama (Kemenkes, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem kesehatan nasional (Budioro. B, 2010). Dalam lingkup pelayanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN, DUKUNGAN KELUARGA DAN PERAN TENAGA

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan bebas dari penyakit cacar oleh WHO sejak tahun 1974.

BAB I PENDAHULUAN. melawan serangan penyakit berbahaya (Anonim, 2010). Imunisasi adalah alat yang terbukti untuk mengendalikan dan

PENGARUH DUKUNGAN MASYARAKAT BAGI KELUARGA TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA DALAM PROGRAM IMUNISASI DASAR DI KELURAHAN DAYEUH LUHUR

Gambaran Pemberian Imunisasi Dasar Pada Bayi Usia 0-12 Bulan

BAB I PENDAHULUAN. dalam upaya menurunkan angka kematian bayi dan balita. Imunisasi merupakan

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI BCG PADA BAYI DI DESA TARAMAN KECAMATAN SIDOHARJO SRAGEN

ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP STATUS IMUNISASI DASAR BALITA DI PUSKESMAS KARANGAMPEL KOTA INDRAMAYU

Anis Fitriyani 1, Nuke Devi Indrawati 1

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI USIA 9-11 BULAN DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN MRANGGEN DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. ditimbulkannya akan berkurang (Cahyono, 2010). Vaksin yang pertama kali dibuat adalah vaksin cacar (smallpox).

FACTORS RELATED TO THE ACTION GIVING WOMEN INFANT IMMUNIZATION OF WORKING IN THE PUBLIC HEALTH DISTRICT BAJENG BAJENG DISTRICT GOWA.

Kata Kunci: Pengetahuan, KIPI

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN KETEPATAN WAKTU MELAKUKAN IMUNISASI PADA BAYI DI BPS SRI MARTUTI, PIYUNGAN, BANTUL, YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan Milenium atau lebih dikenal dengan istilah Millenium Development

ABSTRAK. Lidia Anestesia Iskandar,2009,Pembimbing I:Donny Pangemanan,drg.,SKM. Pembimbing II:Dani,dr.,M.Kes.

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PENDIDIKAN DAN INFORMASI IBU DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA ANAK 1-5 TAHUN DI PUSKESMAS TITUE KABUPATEN PIDIE

Hubungan Pengetahuan Ibu Yang Memiliki Anak Umur Bulan Dengan Pemberian Imunisasi Dasar

BAB 1 : PENDAHULUAN. dalam Sustainable Development Goals (SDG S). Tujuan ke ketiga SDGs adalah

BAB I PENDAHULUAN. terpajan pada antigen yang serupa tidak terjadi penyakit. Imunisasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbaikan kualitas manusia di suatu negara dijabarkan secara internasional

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN MOTIVASI IBU UNTUK MEMBERIKAN IMUNISASI KEPADA BAYI DI PUSKESMAS BAWEN KECAMATAN BAWEN

BAB I PENDAHULUAN. Demikian pula dari segi ekonomi dikatakan bahwa pencegahan adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap status gizi anak. upaya kesehatan masyarakat lainnya.

HUBUNGAN KUALITAS VAKSIN DAN STATUS IMUN PENJAMU DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN IMUNISASI DI PUSKESMAS PEMBINA PALEMBANG TAHUN 2016

HUBUNGAN MOTIVASI DAN PERAN KELUARGA DENGAN TINDAKAN MENDAPATKAN IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI DI

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK KADER DALAM PENYULUHAN DI MEJA 4 PADA POSYANDU DI KELURAHAN NGALIYAN, KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. 1

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Batita, anak usia sekolah, dan wanita usia subur (WUS). Imunisasi lanjutan

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 2 juta disebabkan oleh penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan tentang imunisasi sangat penting untuk ibu, terutama ibu

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2)

BAB I PENDAHULUAN. meninggal karena penyakit yang sebenarnya masih dapat dicegah. Hal ini

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, USIA DAN PEKERJAAN IBU DENGAN STATUS IMUNISASI DASAR BAYI DI DESA JAPANAN KECAMATAN CAWAS KABUPATEN KLATEN TAHUN 2012

BAB I. Pendahuluan. keharmonisan hubungan suami isteri. Tanpa anak, hidup terasa kurang lengkap

KEPATUHAN IBU BALITA BERKUNJUNG KE POSYANDU DI DESA KARANGREJO KECAMATAN WONOSALAM KABUPATEN DEMAK

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pencapaian derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari capaian indikator

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, USIA DAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JATINEGARA TAHUN 2015

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN STATUS IMUNISASI PADA BAYI DI DESA SEMOWO KECAMATAN PABELAN KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. tujuan utama dari pemberian vaksinasi. Pada hakekatnya kekebalan tubuh

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DPT-HB DI PUSKESMAS ALALAK SELATAN BANJARMASIN TAHUN 2012

Muhammadiyah Semarang ABSTRAK ABSTRACT

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI USIA 1 TAHUN DI PUSKESMAS DEPOK I SLEMAN YOGYAKARTA

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009 ini masih jauh lebih baik dibandingkan dengan 20 tahun

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai ciri khas yang berbeda-berbeda. Pertumbuhan balita akan

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN

TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS PLERET

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR BAYI DI KELURAHAN JATIREJO GUNUNG PATI DAN DI KELURAHAN KRAPYAK SEMARANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR BALITA DI DESA BALEGONDO KECAMATAN NGARIBOYO KABUPATEN MAGETAN

GAMBARAN PELAYANAN KUNJUNGAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG

Hubungan Karakteristik Ibu dan Jarak Pelayanan Kesehatan Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar di Puskesmas Dulukapa

PENGARUH REAKSI IMUNISASI DPT/HB TERHADAP SIKAP DAN PERILAKU IBU DALAM PELAKSANAAN IMUNISASI DPT/HB DI KOTA SEMARANG

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dan Status Ekonomi dengan Kelengkapan Imunisasi Wajib pada Anak Usia 0-12 Bulan di Puskesmas Kampung Sawah

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Sikap dan Perilaku Ibu Terhadap Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi di Desa Penatih Dangin Puri

DWI AGUNG RIYANTO* ABSTRAK

Eskalila Suryati 1 ; Asfriyati 2 ; Maya Fitria 2 ABSTRACT

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GODEAN II SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Asi Ekslusif Di Desa Rambah Samo Kecamatan Rambah Samo I Kabupaten Rokan Hulu

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN PELAYANAN POSYANDU DI DESA SIDOREJO GODEAN SLEMAN

HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU IBU BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MOKOAU TAHUN 2015

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI HEPATITIS B-0 DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B-0 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PADANG ALAI TAHUN 2015

Sagacious Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Sosial Vol. 3 No. 2 Januari-Juni 2017

PENDIDIKAN, PEKERJAAN, DAN UMUR IBU DENGAN KEIKUTSERTAAN POSYANDU (D/S) Beatric Maria Dwi Jayanti Baga

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KETIDAKLENGKAPAN IMUNISASI DASAR BAYI DI POSYANDU SUMBERSARI KOTA MALANG ABSTRAK

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mempersiapkannya diperlukan anak-anak Indonesia yang sehat baik fisik

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 2 OKTOBER Joni Periade a,b*, Nurul Khairani b, Santoso Ujang Efendi b

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan seutuhnya untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat dicegah dengan imunisasi, yakni masing-masing 3 juta orang atau setiap 10

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

Transkripsi:

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT IBU DALAM PELAKSANAAN PROGRAM LIMA IMUNISASI DASAR LENGKAP DI WILAYAH PUSKESMAS BANGETAYU KOTA SEMARANG Endang Susilowati 1 1 Prodi D3 Kebidanan Fakultas Kedokteran Unissula Email:esusilowati27@gmail.com Abstrak Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) pada bayi, merupakan suatu keharusan. Hasil survei Riskesdas tahun 2013 didapatkan data cakupan imunisasi HB-0 (79,1%), BCG (87,6%), DPT-HB-3 (75,6%), Polio-4 (77,0%), dan imunisasi campak (82,1%). Cakupan imunisasi lengkap di Jawa Tengah pada tahun 2013 mengalami penurunan. Jumlah sasaran bayi pada tahun 2013 adalah 575.011 menurun dibanding tahun 2012 sebanyak 592.712. Dampak dari cakupan imunisasi yang rendah yaitu cukup tingginya proporsi kematian bayi yang disebabkan karena tetanus neonatorum (TN) di Indonesia, meningkatnya angka morbiditas dan mortalitas. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi minat ibu dalam pelaksanaan program lima imunisasi dasar lengkap di Wilayah Puskesmas Bangetayu Kota Semarang, Jenis penelitian yang digunakan adalah explanatory research, adapun pendekatannya menggunakan rancangan cross sectional. Hasil analisis dengan chi square diperoleh hasil signifikansi p value = 0,000 pada karakteristik umur, pendidikan dan pengetahuan, karena p value < 0,05 maka secara statistik ada hubungan yang signifikan antara umur, pendidikan dan pengetahuan ibu dengan minat ibu dalam pelaksanaan lima imunisasi dasar lengkap. Kata Kunci : Minat ; Lima Imunisasi Dasar Lengkap THE AFFECTING FACTORS OF INTEREST OF MOTHERS TO IMPLEMENT FIVE BASIC IMMUNIZATIONS PROGRAM IN BANGETAYU PUBLIC HEALTH CENTER, SEMARANG DISTRICT Abstract In the immunization program, the provision of Complete Basic Immunization in infants is a must. The result of Riskesdas survey in 2013 revealed immunization coverage of HB-0 was 79,1%, BCG was 87,6%, DPT-HB-3 was 75,6%, Polio-4 was 77,0%, and measles immunization was 82.1%. The coverage of complete immunization in Central Java in 2013 has decreased. The number of targeted infants in 2013 was 575,011, decreased from 592,712 in 2012. The impact of low immunization coverage was the high proportion of infant deaths due to Tetanus Neonatorum (TN) in Indonesia, morbidity and mortality rates among infants also increase. The purpose of this research was to know factors that influence interest of mothers to implement five basic immunization program in Bangetayu Public Health Center, Semarang District. The research type is explanatory research with cross sectional design. The result of analysis with chi square showed p value = 0,000 on the characteristics of age, education and knowledge. As p value <0,05, therefore there is a significant correlation between age, education and mother knowledge with interest of mother to implement five complete basic immunization. Keywords: Interest; Five Basic Immunizations Program 27

Pendahuluan Imunisasi sebagai salah satu pencegahan upaya preventif yang berdampak positif terhadap kesehatan masyarakat harus dilaksanakan secara terus-menerus, menyeluruh, dan sesuai standar sehingga mampu memutus mata rantai penularan penyakit serta menimbulkan/ meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit (Depkes RI, 2005). Indonesia memiliki cakupan imunisasi lengkap pada tahun 2013 meliputi BCG (105,7%), DPT1+HB1 (99,93), DPT3+HB3 (98,82%), Polio 3 (110,9%) dan Campak (101,6%). Hal ini mengalami peningkatan bila dibanding tahun 2011 dengan BCG (99,0%), DPT1+HB1 (99,07%), DPT3+HB3 (102,08%), Poli o 3 (94.0%) dan Campak (97,85%) ( Kemenkes RI, 2014). Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013 cakupan pemberian imunisasi lengkap sebesar 59,2%, imunisasi tidak lengkap sebesar 32,1%, dan tidak pernah diimunisasi sebesar 8,7%. Salah satu upaya meningkatkan cakupan imunisasi rutin adalah melalui pelayanan imunisasi yang dilaksanakan oleh bidan, sesuai dengan kewenangannya. Cakupan imunisasi lengkap di Jawa Tengah pada tahun 2013 mengalami penurunan. Jumlah sasaran bayi pada tahun 2013 adalah 575.011 menurun dibanding tahun 2012 sebanyak 592.712. Sedangkan cakupan masing-masing jenis imunisasi tahun 2013 adalah sebagai berikut BCG (100,65%), DPT1+HB1 (99,93), DPT3+HB3 (99,76%), Polio 3 (100,69%) dan Campak (98,24%). Hal ini mengalami peningkatan bila dibanding tahun 2011 dengan BCG (98,0%), DPT1+HB1 (97,0%), DPT3+HB3 (95,7%), Polio 3 (94.0%) dan Campak (93,6%) (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2013). Cakupan imunisasi lengkap di Semarang pada tahun 2013 mengalami penurunan dari tahun 2012 masing-masing jenis imunisasi adalah sebagai berikut BCG (117,5%), DPT1+HB1 (119,8%), DPT3+HB3 (121,3%), Polio 3 (120%) dan (121,9%) (Profil Kesehatan Kota Semarang, 2013). Campak Dampak dari cakupan imunisasi yang rendah yaitu cukup tingginya proporsi kematian bayi yang disebabkan karena tetanus neonatorum (TN) di Indonesia (Marimbi, 2010, hal: 111), meningkatnya angka morbiditas dan mortalitas (Proverawati & Andhini, 2010. Hal: 5). Upaya dalam mencapai target imunisasi dasar lengkap pada bayi antara lain: semua Puskesmas membuat Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) imunisasi secara rutin (bulanan, tribulanan), dilakukan pelaksanaan sweeping atau kunjungan rumah untuk melengkapi status imunisasi pada daerah-daerah yang cakupan imunisasinya masih rendah dan memberikan informasi pada sebagian kecil orang tua yang menolak anaknya untuk diimunisasi dikarenakan keyakinan/kepercayaan agama, dan lain-lain (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2012). 28

Oleh karena itu minat merupakan aspek psikis yang dimiliki seseorang yang menimbulkan rasa suka atau tertarik terhadap sesuatu. Minat juga mempunyai hubungan yang erat dengan dorongan dalam diri individu yang kemudian menimbulkan keinginan untuk berpartisipasi atau terlibat pada suatu yan diminatinya. Seseorang yang berminat pada suatu objek maka akan merasa senang bila berkecimpung didalam objek tersebut sehingga cenderung akan memperhatikan terhadap objek. (Djaali, 2007). Cakupan LIL di 2 Puskesmas yaitu Puskesmas Genuk dan Bangetayu tidak ada yang mencapai 100% pada tahun 2013 dan 2014. Kisaran 78-90 % pada tahun 2013 dan 76-93% tahun 2014 di Puskesmas Genuk dimana prosentase paling rendah adalah imunisasi Campak. Sedangkan di Puskesmas Bangetayu kisaran 46-82 % tahun 2013 dan 48-79% pada tahun 2014 terendah adalah imunisasi HB0. Tinjauan Teoritis A. Minat 1. Pengertian Minat sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam (Syah, 2013) 2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Minat a. Usia b. Kesehatan c. Status Ekonomi d. Pendidikan e. Perubahan Dalam Nilai f. Pengetahuan g. Sikap Keluarga 3. Alat Ukur Minat Menurut Makmun (2012) alat ukur kepribadian yang berkenaan dengan minat (interest) dapat dijabarkan menjadi enam minat yaitu : a. Teoritis ( theoritical) ditandai dengan minatnya dominan untuk menemukan kebenaran dengan pendekatan empiris, kritis, rasional dan intelektual. b. Ekonomis (economical) ditandai dengan minat yang mengutamakan nilai kegunaan dan kepraktisan. 29

c. Estetis ( aesthetical) ditandai dengan menempatkan nilai tertinggi pada bentuk keharmonisan, serasi dan simetris. d. Sosial (social) ditandai dengan mengutamakan nilai kebersamaan, kemanfaatan dan kebaikan sesama manusia, solidaritas dan filantropis. e. Politis (political) ditandai dengan minat yang dominan untuk kepentingan pengaruh dan kekuatan pribadi dan ketenaran dirinya. f. Religius (religious) sangat berkepentingan dengan kenyataan kesatuan pengalaman secara keseluruhan dalam kaitannya dengan alam semesta dan Maha Pencipta. 4. Pengukuran Minat Minat diukur dengan menggunakan kuesioner atau dengan menggunakan wawancara. Dalam TRA ( Theory of Reasoned Action). Minat merupakan bagian dari intense sehingga belum nampak kegiatannya dan tidak dapat dilakukan observasi secara langsung. Adapun hasil pengukuran minat ada 3 (Nursalam, 2008): a. Rendah jika seseorang tidak menginginkan objek minat, dan jika dari 100% pertanyaan, jawaban yang dijawab benar 0-33%. b. Sedang jika seseorang menginginkan objek minat akan tetapi dalam waktu segera dan jika dari 100% pertanyaan, jawaban yang dijawab benar 34-66%. c. Baik jika seseorang sangat menginginkan objek minat dalam waktu segera dan jika dari 100% pertanyaan yang dijawab benar 67-10%. B. Imunisasi 1. Pengertian Imunisasi adalah usaha untuk memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti, untuk mencegah timbulnya penyakit tertentu (Hidayat, 2007. Hal: 60). Imunisasi ialah pemberian vaksin kepada seseorang untuk melindunginya dari beberapa penyakit tertentu. (Marimbi, 2010. Hal: 110). 2. Tujuan Program imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan kepada bayi agar dapat mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang disebabkan oleh penyakit yang sering berjangkit. 30

3. Manfaat a. Untuk anak: mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, dan kemungkinan cacat atau kematian b. Untuk keluarga: menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila anak sakit. Mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua yakin bahwa anaknya akan menjalani masa kanak-kanak yang nyaman c. Untuk negara: memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan negara (Marimbi, 2010. Hal: 112). 4. Imunisasi yang wajib diberikan a. Imunisasi BCG (Bacillus Celmette-Geurin) b. Imunisasi DPT (Difteri, Pertusis, dan Tetanus) c. Imunisasi Hepatitis B d. Imunisasi Polio e. Imunisasi Campak Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah explanatory research, pendekatannya menggunakan rancangan cross sectional, Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh ibu menyusui yang mempunyai bayi usia 0-12 bulan di Wilayah Puskesmas Banget Ayu yang berjumlah 81 orang sedangkan Teknik sampling dengan metode accidental sampling, dimana sampel dikumpulkan sampai memenuhi besar sampel sejumlah 50 sampel dengan rumus Solvin. Penelitian dilaksanakan di Wilayah Puskesmas Banget Ayu Kota Semarang sejak bulan September sampai dengan Desember 2016. Instrument yang digunakan yaitu kuesioner. Untuk mengetahui adanya korelasi, analisa data dengan menggunakan rumus Rank Spearman. Hasil Penelitian Karakteristik usia Responden 44 % dalam kategori Remaja awal, 44% Dewasa awal dan 12 % Dewasa Akhir, karakteristik berdasarkan pendidikan mayoritas responden mempunyai tingkat pendidikan SMP yaitu 38 %, paritas mayoritas responden dalam kategori multigravida yaitu 40%, sedangkan berdasarkan pengetahuan mayoritas responden mempunyai pengetahuan baik yaitu 50%. 31

Tabel 1 Tabel Silang Umur dengan Minat Ibu Dalam Pelaksanaan Lima Imunisasi Dasar Lengkap DiWilayah Puskesmas Bangetayu Usia Minat Minat % Tidak Minat % Jumlah Remaja Akhir 5 10 17 34 22 Dewasa Awal 17 34 5 10 22 Dewasa Akhir 6 12 0 0 6 Jumlah 28 56 22 44 50 p Value 0.000 Tabel 2 Tabel Silang Pendidikan dengan Minat Ibu Dalam Pelaksanaan Lima Imunisasi Dasar Lengkap DiWilayah Puskesmas Bangetayu Pendidikan Minat Minat % Tidak Minat % Jumlah SD 2 4 11 22 13 SMP 11 22 8 16 19 SMA 9 18 3 6 12 PT 6 12 0 0 6 Jumlah 28 56 22 44 50 p Value 0.000 Tabel 3 Tabel Silang Paritas dengan Minat Ibu Dalam Pelaksanaan Lima Imunisasi Dasar Lengkap DiWilayah Puskesmas Bangetayu Pendidikan Minat Minat % Tidak Minat % Jumlah Primigravida 6 12 6 12 12 Multigravida 13 26 7 14 20 Grandemulti 9 18 9 18 18 Jumlah 28 56 22 44 50 p Value 0.853 Tabel 4 Tabel Silang Pengetahuan dengan Minat Ibu Dalam Pelaksanaan Lima munisasi Dasar Lengkap DiWilayah Puskesmas Bangetayu Pengetahuan Minat Minat % Tidak Minat % Jumlah Baik 22 44 3 6 25 Cukup 6 12 7 14 13 Kurang 0 0 12 24 12 Jumlah 28 56 22 44 50 p Value 0.000 Berdasarkan Tabel diatas dapat diketahui bahwa 17 (34%) responden dalam kategori dewasa awal mempunyai minat dalam pelaksanaan lima imunisasi dasar lengkap, sedangkan yang tidak mempunyai minat mayoritas dalam kategori usia remaja akhir yaitu sebanyak 17 (34%), tingkat pendidikan SMP mempunyai minat yang baik yaitu 11 (22%), sedangkan sebanyak 11 (22%) 32

pendidikannya SD dan tidak minat, responden yang dalam kategori multigravida mempunyai minat yang baik yaitu 13 (26%) dan 9 (18%) responden dengan kategori grandemulti tidak minat, kategori ibu dengan pengetahuan baik mempunyai minat yang baik pula yaitu 22 (44%), sedangkan kategori ibu dengan pengetahuan kurang juga mempunyai minat yang kurang juga yaitu 12 (24%). Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang mempunyai minat dalam pelaksanaan lima imunisasi dasar lengkap termasuk dalam kategori dewasa awal, tingkat pendidikan SMP, dan pengetahuan yang baik, hal ini sesuai dengan hasil analisis dimana chi square p value = 0,000, karena p value < 0,05 maka secara statistik ada hubungan yang signifikan antara dua variabel. Usia sangat berkaitan dengan minat karena minat seseorang akan berubah seiring dengan bertambahnya kedewasaan seseorang. Dalam masa dewasa seseorang cenderung diwarnai oleh minat yang berorientasi masa depan Hurlock, (2002). Umur memengaruhi seseorang dalam bersikap dimana seseorang yang lebih dewasa akan lebih matang dalam berfikir. Ibu bayi dengan pendidikan menengah pertama dan sekolah dasar sebenarnya masih termasuk dalam kategori pendidikan dasar. Dimana seorang ibu yang berpendidikan dasar biasanya memiliki akses untuk mendapatkan informasi yang lebih sedikit sehingga akan memengaruhi pula terhadap perubahan minat dibandingkan dengan ibu yang berpendidikan menengah keatas atau yang lebih tinggi. Tetapi tidak bisa kita pungkiri bahwa dengan semakin berkembangnya ilmu dan teknologi yang bisa dijangkau oleh siapa saja, maka ibu yang tidak berpendidikan juga bisa mencari informasi melalui media sosial, sehingga dengan hal tersebut bisa merubah minat dan perilaku ibu. Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang makin baik minat seseorang terhadap pengetahuan yang baru. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan mempengaruhi perkembangan minat seseorang nilai-nilai yang baru. Sesuai dengan penelitian Latifah, (2010) yang menyatakan ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar dengan pemberian imunisasi dasar. Dari hasil perhitungan x² didapatkan koefisien cotingency 0.243 yang menunjukkan besarnya hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan pemberian imunisasi dasar pada balita. Minat akan timbul dari sesuatu yang telah diketahui dan kita dapat mengetahui sesuatu melalui belajar. 33

Hurlock (2002). Semakin tinggi pengetahuan seseorang tentang kesehatan maka semakin baik minat seseorang terhadap kesehatan. Hasil penelitian Dewi (2013) juga menyatakan Adanya hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu dengan pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi di kelurahan Parupuk Tabing Kota Padang. Kesimpulan Ada hubungan yang signifikan antara umur, pendidikan ibu, pengetahuan ibu dengan minat ibu dalam pelaksanaan lima imunisasi dasar lengkap. Saran Bagi masyarakat agar membawa bayi ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan imunisasi lengkap dan berkunjung ke Puskesmas atau Posyandu untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan terutama kesehatan yang berkaitan dengan bayi. Bagi petugas kesehatan dapat mensosialisasikan ke masyarakat tentang program imunisasi dasar lengkap dan memberikan leaflet tentang lima imunisasi dasar lengkap kepada ibu yang mempunyai bayi serta memasang poster lima imunisasi dasar lengkap di Posyandu. Bagi peneliti selanjutnya lebih inovatif dalam melakukan penelitian, lebih mendalam tentang imunisasi pada bayi, tidak sebatas pada faktor minat saja. Daftar Pustaka A.Alimul Hidayat. (2007). Metode Penelitian Kebidanan Dan Tehnik Analisis Data. Surabaya: Salemba. Abin Syamsuddin Makmun dan Yunus. (2012). Psikologi Pendidikan. PT Rosda Karya Remaja. Bandung. Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013. Jakarta. Dewi.P.A.dkk (2013). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap pada Bayi di Kelurahan Parupuk Tabing Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya Kota Padang Tahun 2013. http://jurnal.fk.unand.ac.id Dinkes, Prov, Jateng. (2013). Profil Kesehatan Kota Semarang. Semarang. Dinkes, Prov, Jateng. (2013). Profil Kesehatan Jawa Tengah. Semarang. Kemenkes, RI. (2014). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakarta. 34

Latifah Ulfatul. (2010). Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Dengan Pemberian Imunisasi Dasar Pada Anak Balita Di Kelurahan Pesurungan Kidul Kota Tegal. (Journal Research Midwifery Politeknik, 2014 - ejournal.poltektegal.ac.id). Marimbi. (2010). Tumbuh Kembang, Status Gizi dan Imunisasi Dasar pada Balita. Yogyakarta : Nuha Medika. Notoatmodjo,Soekidjo. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta.Nursalam. (2008). Konsep dan penerapan metodologi penelitian keperawatan. Jakarta. Proverawati,A dan Andhini,D.S.C. (2010). Imunisasi dan Vaksinasi. Yogyakarta : Nuha Medika. 35