UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

dokumen-dokumen yang mirip
Kata Kunci : Group Investigation, pemahaman konsep kegiatan ekonomi. 1) Mahasiswa Program Studi PGSD FKIP UNS 2,3) Dosen Program Studi PGSD FKIP UNS

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SDN Paulan, Colomadu. Karanganyar Tahun Ajaran 2012/2013) SKRIPSI. Oleh : Aldila Kurniati K

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBASIS EKSPERIMEN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Wahyu Eko Saputro 1), Siti Istiyati 2), Peduk Rintayati 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PRODUKSI, KOMUNIKASI, DAN TRANSPORTASI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONCEPT SENTENCE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

PENERAPAN METODE TALKING STICK DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MASA PENJAJAHAN JEPANG DI INDONESIA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE HYPNOTEACHING

PENERAPAN TEKNIK LEARNING CELL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MENGENAL SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN

MODEL KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PERBANDINGAN SKALA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS- ACHIEVMENT DIVISIONS (STAD)

PENERAPAN MODEL MEANS ENDS ANALYSIS (MEA) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITAMATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERISTIWA ALAM MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI TEKNIK EXAMPLES NON EXAMPLES

PENERAPAN METODE BAMBOO DANCING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAUR AIR

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MENGENAL AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL WORD SQUARE

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFE) PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR BUMI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI

3

Uni Harnika 1), Chumdari 2), Hasan Mahfud 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Selamet Riyadi 449 Surakarta 1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ARTIKULASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN USAHA KONFEKSI

PENERAPAN MODEL TGT UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAUR AIR

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP CAHAYA DAN SIFATNYA DENGAN MODEL KOOPERATIVE TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DALAM MATEMATIKA MELALUI METODE NUMBER SENSE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PECAHAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP IPS MATERI PENJAJAHAN BELANDA.

UPAYA MENINGKATKAN PENERAPAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL THE POWER OF TWO

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MENGHARGAI KEPUTUSAN BERSAMA DALAM PEMBELAJARAN PKN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AKSARA JAWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

Kata Kunci: Pemahaman Konsep, SAVI, IPS. Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS 2, 3) Dosen Prodi PGSD FKIP UNS

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERGERAKAN NASIONAL

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA SEKOLAH DASAR

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP LEMBAGA-LEMBAGA PEMERINTAHAN PUSAT MENGGUNAKAN METODE SNOWBALL DRILLING

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MENGHARGAI KEPUTUSAN BERSAMA DALAM PEMBELAJARAN PKN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI MODEL LEARNING CYCLE (PEMBELAJARAN BERSIKLUS) PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA DAN MENULIS AKSARA JAWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENDEKATAN PRAGMATIK

Kata Kunci: pemahaman konsep, perjuangan pada masa penjajahan Belanda, model Concept Attainment, film dokumenter penjajahan.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN ISI BACAAN

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MASALAH SOSIAL MELALUI STRATEGI LEARNING CELL

PENERAPAN METODE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP LUAS BANGUN DATAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD. Sutanti, Siti Istiyati, Djaelani

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIETY (SETS) UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH PADA PEMBELAJARAN IPA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING LEARNING (PSL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH BANGUN DATAR PADA SISWA SEKOLAH DASAR

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA SEKILAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM READING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGAPRESIASI CERITA PENDEK

PENGGUNAAN METODE DRILL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEGAK BERSAMBUNG

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PAIRED STORYTELLING

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENGGUNAAN TEKNIK TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI METODE EXAMPLES NON EXAMPLES

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG JENIS- JENIS TANAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) BERBASIS EKSPERIMEN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PECAHAN DENGAN METODE PROBLEM SOLVING LEARNING (PSL)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN

PENGGUNAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING (BERMAIN PERAN) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP KEGIATAN JUAL BELI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INSIDE OUTSIDE CIRCLE UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KEGIATAN EKONOMI MASYARAKAT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROTATING TRIO EXCHANGE (RTE) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYATAKAN LAMBANG BILANGAN ROMAWI

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI

MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE DENGAN MEDIA FLASH CARD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN STRATEGI KWL (KNOW - WANT TO KNOW - LEARNED) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN DRAMA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW II

1) Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS 2), 3), Dosen Prodi PGSD FKIP UNS

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA MAGNET MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PBL (PROBLEM BASED LERANING) PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN PENDEKATAN SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, DAN INTELEKTUAL (SAVI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT SIFAT CAHAYA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENERAPKAN PENGGUNAAN ENERGI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA MAGNET MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SUMBER ENERGI MELALUI METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR STUDY

KALAM CENDEKIA, Volume 5, Nomor 2.1, hlm

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA

Keywords: TAI (Team Assisted Individualization), increase, math, learning outcomes

Kata kunci: cooperative script, peningkatan, IPS

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KENAMPAKAN ALAM DALAM PELAJARAN IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT

PENERAPAN METODE GUIDED NOTE TAKING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PROKLAMASI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN SQ3R ( SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, REVIEW

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Kata Kunci: keterampilan berbicara, model Problem Based Learning (PBL). 1) Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS 2,3) Dosen Prodi PGSD FKIP UNS

PENERAPAN METODE GROUP INVESTIGATION DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS V SDN 3 DOROWATI TAHUN AJARAN 2014/2015

PENGGUNAAN MEDIA BENDA MANIPULATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN BILANGAN PECAHAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAUR AIR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIATY (SETS)

PENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SUMBER DAYA ALAM (SDA) DALAM IPA DENGAN MENERAPKAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT)

PENGGUNAAN MEDIA KIT BERBASIS SEQIP UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA

PENERAPAN MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP UANG PADA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR

Transkripsi:

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION Aldila Kurniati 1), Retno Winarni 2), MG. Dwijiastuti 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jl. Slamet Riyadi No. 449, Surakarta 57126 e-mail : aldila_kurniati@yahoo.co.id Abstract :The purpose of this research was to improve the understanding of fighting against the colonialism concept using cooperative learning type Group Investigation model. This research was a classroom action research which carried out in two cycles. Each cycle consisted of planning, action, observation, and reflection. The data collection technique used in this research was observation, interviews, documentation, and test. Data validation technique used in this research were data triangulation and method triangulation. For analyzing data used interactive analysis model that conducted three component, that are data reduction, data display, and drawing conclution or verification. The conclution of this research was cooperative learning type Group Investigation model could be improved the students understanding of fighting against the colonialism. Abstrak : Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman konsep perjuangan melawan penjajahan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation. Penelitian ini merupakan tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes. Teknik validasi data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi data dan triangulasi metode. Untuk menganalisis data menggunakan teknik analisis interaktif, dengan komponen yaitu : reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa materi perjuangan melawan penjajahan. Kata Kunci : model pembelajaran, Group Investigation, pemahaman konsep perjuangan melawan penjajahan Sekolah dasar merupakan sebuah dasar yang dapat memberikan bekal bagi siswa dari berbagai aspek. Taufik, Mikarsa, dan Prianto (2011:1.7) menyatakan, pendidikan sekolah dasar merupakan suatu proses yang bukan hanya memberi bekal kemampuan intelektual dasar dalam membaca, menulis dan berhitung saja, melainkan juga proses mengembangkan kemampuan dasar peserta didik secara optimal dalam aspek intelektual, sosial, dan personal. Pendidikan sekolah dasar mempunyai cakupan yang luas, tidak hanya aspek kognitif namun juga aspek afektif dan psikomotor yang sangat diperlukan ketika seorang siswa terjun langsung ke masyarakat. Aspek afektif dapat terasah secara tidak langsung melalui berbagai pembelajaran yang mengacu pada pembentukan sikap dan pembentukan karakter yang baik, sebagai bekal dalam memasuki kehidupan sosial yang sesungguhnya. Salah satu pembelajaran yang memenuhi kriteria tersebut adalah pembelajaran IPS. Pembelajaran IPS merupakan salah satu pembelajaran yang dapat menjembatani siswa agar dapat masuk dan berinteraksi dengan mudah dalam kehidupan sosial, karena pembelajaran IPS berkaitan langsung dengan kehidupan sosial. Kosasih (dalam Solihatin dan Raharjo 2008:15) mengemukakan, tujuan pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk dapat mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan lingkungannya, serta berbagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Tujuan tersebut akan dapat terwujud ketika tercipta sebuah pembelajaran yang berkualitas, yaitu sebuah pembelajaran yang tidak hanya terbatas pada penyampaian materi di kelas tetapi juga penerapan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pembelajaran yang berkualitas, guru dituntut untuk menciptakan pembelajaran yang menarik, kondusif, dan mampu mengaktifkan siswa sebagai subjek utama pembelajaran atau student centered. Pembelajaran yang berkualitas tersebut dapat dicapai salah satunya dengan menerapkan model pembelajaran yang inovatif dan menarik. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas V SDN Paulan, diketahui bahwa dalam kegiatan pembelajaran guru masih menggunakan metode yang konvensional, se- 1) Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS 2,3) Dosen Prodi FKIP UNS

perti ceramah, pemberian tugas, dan sesekali tanya jawab. Guru belum menggunakan model pembelajaran atau metode mengajar yang inovatif dan menarik sehingga menyebabkan pemahaman konsep siswa dalam mata pelajaran IPS rendah, khususnya pada materi perjuangan melawan penjajahan. Hal ini terlihat dari tes awal yang dilakukan, dari 17 siswa hanya 6 siswa atau 35,30% yang mendapatkan nilai di atas KKM (70). Sedangkan 11 siswa atau 64,70% mendapatkan nilai di bawah KKM (70). Salah satu upaya untuk mengatasi rendahnya pemahaman konsep siswa pada materi perjuangan melawan penjajahan adalah dengan menggunakan model pembelajaran inovatif. Salah satu model pembelajaran inovatif adalah pembelajaran kooperatif. Eggen dan Kauchak (dalam Trianto 2010:58) menyebutkan, pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. Model pembelajaran kooperatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation. Zingaro (2008) menyatakan, in GI, students form interest groups within to plan and implement an investigation, and synthesize the findings into a group presentation for the class. Yang artinya, dalam GI siswa membentuk kelompok dalam merencanakan dan melaksanakan penyelidikan, kemudian mensintesis hasil temuan ke dalam presentasi kelompok kepada seluruh kelas. Siswa dilibatkan sejak tahap perencanaan, baik dalam menentukan topik, memilih topik, maupun cara untuk mempelajarinya. Selanjutnya siswa melakukan investigasi secara berkelompok. Asma (2006:62) menyatakan bahwa, sebagai bagian dari investigasi, siswa mencari dan menemukan informasi dari berbagai sumber. Sumber-sumber informasi tersebut memberikan banyak kontribusi atau sumbangan positif bagi siswa baik berupa gagasan, ide, dan opini mengenai topik yang akan didiskusikan. Informasi yang didapatkan kemudian disintesis dalam bentuk presentasi yang disampaikan kepada seluruh kelas. Slavin (2005) menyatakan bahwa dalam Group Investigation siswa bekerja dalam enam tahap yaitu siswa mengidentifikasi topik dan mengatur siswa ke dalam kelompok-kelompok yang dibuat berdasarkan ketertarikan siswa dan bersifat heterogen, selanjutnya siswa merencanakan tugas yang akan dipelajari yang berkaitan dengan topik, siswa melaksanakan investigasi dari berbagai sumber, siswa menyiapkan laporan hasil diskusi dan presentasi yang menarik, selanjutnya siswa mempresentasikan laporan hasil diskusi kepada seluruh kelas, dan terakhir evaluasi dengan cara saling memberikan umpan balik. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, dapat dirumuskan permasalahan yaitu : pertama, apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran pemahaman konsep perjuangan melawan penjajahan pada siswa kelas V SDN Paulan, Colomadu, Karanganyar tahun ajaran 2012/2013? Kedua, apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dapat meningkatkan kualitas hasil pembelajaran pemahaman konsep perjuangan melawan penjajahan pada siswa kelas V SDN Paulan, Colomadu, Karanganyar tahun ajaran 2012/2013? Tujuan dari penelitian ini adalah : pertama, untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran pemahaman konsep perjuangan melawan penjajahan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation pada siswa kelas V SDN Paulan, Colomadu, Karanganyar tahun ajaran 2012/2013. Kedua untuk meningkatkan kualitas hasil pembelajaran pemahaman konsep perjuangan melawan penjajahan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation pada siswa kelas V SDN Paulan, Colomadu, Karanganyar tahun ajaran 2012/2013. METODE Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Paulan, Colomadu, Karanganyar. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan selama 5 bulan yaitu mulai bulan Januari 2013 sampai Mei 2013. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Paulan, Colomadu, Karanganyar tahun ajaran 2012/2013 yang seluruhnya berjumlah 17 siswa, terdiri dari 10

siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan. Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari sumber data primer yaitu siswa kelas V SDN Paulan tahun ajaran 2012/2013, guru kelas V SDN Paulan, dan dari observer sendiri. Sedangkan sumber data sekunder yaitu dokumen dan arsip berupa silabus dan data nilai pemahaman konsep siswa materi perjuangan melawan penjajahan. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti yaitu observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes. Untuk validitas data dalam penelitian ini, digunakan triangulasi data dan triangulasi metode. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis interaktif, yang terdiri dari tiga komponen yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Prosedur dalam penelitian ini terdiri dari 2 siklus yang masing-masing siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. HASIL Berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan tes yang dilakukan pada pratindakan dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep siswa pada materi perjuangan melawan penjajahan masih rendah. Hal ini terlihat dari banyaknya siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM (70). Hasil tes awal atau pratindakan menunjukkan bahwa dari 17 siswa hanya 6 siswa a- tau 35,30% saja yang mendapatkan nilai 70, sedangkan 11 siswa atau 64,70% nilainya masih di bawah KKM. Nilai rata-rata pada kondisi pratindakan adalah 50,64. Lebih rinci distribusi frekuensi data nilai pemahaman konsep pada kondisi pratindakan dapat disajikan dalam Tabel 1 di bawah ini. Tabel 1. Distribusi Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Pratindakan No Interval Frekuensi Persentase (fi) 1 25-35 2 11,76% 2 36-46 8 47,06% 3 47-57 1 5,88% 4 58-68 0 0% 5 69-79 6 35,30% Nilai rata-rata = 50,64 Tingkat ketuntasan = 35,30% Berdasarkan hasil tersebut maka perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan pemahaman konsep perjuangan melawan penjajahan. Upaya meningkatkan pemahaman konsep siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dilakukan pada siklus I. Hasil tes menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pemahaman konsep siswa. Terlihat dari peningkatan persentase ketuntasan menjadi 70,58% atau 11 siswa yang mendapatkan nilai 70. Nilai rata-rata secara klasikal pada siklus I ini mengalami peningkatan menjadi 70,82. Distribusi frekuensi data nilai pemahaman konsep pada kondisi siklus I dapat disajikan pada Tabel 2 di bawah ini. Tabel 2. Distribusi Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Siklus I No Interval Frekuensi (fi) Persentase 1 55-60 4 23,52% 2 61-66 1 5,88% 3 67-72 5 29,42% 4 73-78 1 5,88% 5 79-84 6 35,30% Nilai rata-rata = 70,82 Tingkat ketuntasan = 70,58% Selain nilai pemahaman konsep siswa, aktivitas siswa juga meningkat. Aktivitas siswa yang diamati meliputi tiga aspek yaitu keaktifan siswa, ketertarikan belajar, dan perhatian terhadap pembelajaran. Pada siklus I, aktivitas siswa yang mendapat nilai D (kurang) sebanyak 6 siswa atau 35,29%. Aktivitas siswa yang mendapatkan nilai B dan C masingmasing ada 2 siswa atau 11,76%. Sedangkan yang mendapatkan nilai A ada 7 siswa atau 41,17%. Hasil pengamatan aktivitas siswa dapat dilihat dalam Tabel 3 di bawah ini. Tabel 3. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I No Kategori Frekuensi Persentase 1 A (Sangat Baik) 7 41,17% 2 B (Baik) 2 11,76% 3 C (Cukup) 2 11,76% 4 D (Kurang) 6 35,29%

Tindakan pada siklus II dilaksanakan dengan perbaikan-perbaikan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Siklus II juga menunjukkan terjadi peningkatan nilai pemahaman konsep siswa. Persentase ketuntasan pada siklus II sebesar 94,11% atau 16 siswa yang nilainya di atas KKM (70). Nilai ratarata secara klasikal juga meningkat menjadi 83,11. Persentase ketuntasan pada siklus II telah mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan yaitu 80%. Sehingga penelitian berhenti pada siklus II. Secara rinci, distribusi frekuensi data nilai pemahaman konsep siklus II dapat disajikan dalam Tabel 4 di bawah ini. Tabel 4. Distribusi Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Siklus II No Interval Frekuensi (fi) Persentase 1 66-71 3 17,65% 2 72-77 3 17,65% 3 78-83 2 11,76% 4 84-89 2 11,76% 5 90-95 7 41,18% Nilai rata-rata = 83,11 Tingkat ketuntasan = 94,11% Selain nilai pemahaman konsep siswa yang lebih meningkat dari siklus I, aktivitas siswa juga meningkat. Aktivitas siswa pada siklus II meningkat cukup baik dari siklus I. Siswa yang mendapatkan nilai A meningkat menjadi 8 siswa atau 47,05%. Sedangkan yang mendapatkan nilai D masih 1 siswa atau 5,88%. Lebih rinci dapat dilihat di Tabel 5 di bawah ini. Tabel 5. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II No Kategori Frekuensi Persentase 1 A (Sangat Baik) 8 47,05% 2 B (Baik) 6 35,29% 3 C (Cukup) 2 11,76% 4 D (Kurang) 1 5,88% PEMBAHASAN Hasil penelitian yang telah dilaksanakan dalam dua siklus menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pemahaman konsep perjuangan melawan penjajahan pada siswa kelas V SDN Paulan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation. Pada kondisi awal atau sebelum penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation terlihat bahwa pemahaman konsep siswa masih rendah. Siswa belum dapat memahami dengan baik materi perjuangan melawan penjajahan karena proses pembelajaran yang telah dilaksanakan oleh guru belum didukung dengan penggunaan model pembelajaran yang inovatif. Setelah dilaksanakan tes pratindakan diketahui bahwa persentase ketuntasan siswa adalah 35,30%. Aktivitas siswa secara umum masih rendah, terbukti dari hasil pengamatan yang dilakukan, siswa masih cenderung pasif dan belum bisa memaksimalkan pembelajaran. Setelah dilaksanakan tindakan, pada a- khir siklus I terjadi peningkatan persentase ketuntasan klasikal menjadi 70,58%. Pemahaman konsep siswa meningkat setelah dilakukan inovasi dalam kegiatan pembelajaran yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation. Aktivitas siswa pada siklus I juga meningkat, melalui kegiatan pengamatan yang mengacu pada lembar pengamatan aktivitas siswa, terdapat 7 siswa yang mendapat nilai A, yang artinya aktivitas siswa dalam kelas sudah sangat baik. Namun, ada 6 siswa yang mendapat nilai D, yang berarti masih kurang dalam berbagai aspek. Hal ini menyebabkan rata-rata aktivitas siswa di dalam kelas adalah B. Setelah dilakukan tindakan pada siklus II, nilai pemahaman konsep siswa meningkat cukup baik dengan persentase ketuntasan klasikal 94,11% atau 16 siswa. Aktivitas siswa juga lebih meningkat, terlihat dari siswa yang mendapatkan nilai A ada 8 siswa, yang mendapat nilai B ada 6 siswa, yang mendapat nilai C ada 2 siswa, dan yang mendapat nilai D ada 1 siswa. Hasil rata-rata dari aktivitas siswa adalah nilai A atau sudah sangat baik. Berdasarkan analisis data perbandingan hasil antar siklus, dapat diketahui bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation terbukti dapat meningkatkan pemahaman konsep materi perjuangan melawan penjajahan pada siswa kelas V SDN Paulan, Colomadu, Karanganyar tahun ajaran

2012/2013. Hal ini didukung dengan pendapat Riadi (2012) bahwa dalam Group Investigation, siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil yang menuntun dan mendorong siswa dalam keterlibatan belajar. Pembelajaran secara berkelompok lebih mengasah kemampuan intelektual siswa dibandingkan siswa belajar secara individual. Dengan memaksimalkan pembelajaran secara berkelompok, siswa lebih mudah menerima materi dan memahami konsep-konsep yang diajarkan sehingga nilai pemahaman konsep siswa meningkat. Selain nilai pemahaman konsep siswa yang meningkat, aktivitas siswa juga meningkat. Hal ini diperkuat dengan pendapat Kurniajanti (2012) mengenai kelebihan Group Investigation yaitu mampu melatih siswa menumbuhkan kemampuan berpikir mandiri, keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai akhir pembelajaran, dan membuat siswa merasa senang dan menikmati proses belajarnya. Melalui proses investigasi yang dilakukan bersama teman sekelompoknya, siswa lebih mandiri dan merasa mempunyai tanggung jawab terhadap kelompok. Selain itu, pembelajaran yang melibatkan siswa sejak awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran membuat ketertarikan belajar siswa lebih tinggi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa salah satu upaya untuk meningkatkan pemahaman konsep perjuangan melawan penjajahan pada siswa kelas V SD Negeri Paulan, Colomadu, Karanganyar tahun ajaran 2012/2013 adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam dua siklus dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dalam pembelajaran IPS materi perjuangan melawan penjajahan pada siswa kelas V SD Negeri Paulan, Colomadu, Karanganyar dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep siswa pada materi perjuangan melawan penjajahan meningkat. Peningkatan tersebut terbukti dengan ketuntasan klasikal pada kondisi pratindakan sebesar 35,30% dengan nilai rata-rata sebesar 50,64. Pada siklus I ketuntasan klasikal meningkat menjadi 70,58% dengan nilai rata-rata 70,82. Pada siklus II naik menjadi 94,11% dengan nilai rata-rata 83,11. DAFTAR PUSTAKA Asma, Nur. (2006). Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Kurnianjanti. (2012). Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation. http://kurniajanti.wordpress.com/2012/12/30/model-pembelajaran-kooperatif-tipegroup-investigation-gi/. (Diakses tanggal 15 Mei 2013). Riadi, M. (2012). Model Pembelajaran Group Investigation. http://www.kajianpustaka.com/2012/10/model-pembelajaran-groupinvestigation.html#ixzz2k7zsoknf. (Diakses pada 6 Februari 2013). Slavin, R.E. (2005). Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik. Bandung: Nusa Media. Solihatin, E. & Raharjo. 2008. Cooperative Learning: Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta:Bumi Aksara. Taufiq, A. Mikarsa, H. L. Prianto, P. L. (2011). Pendidikan Anak di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Trianto. (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media. Zingaro, D. (2008). Group Investigation : Theory and Practice. Ontario Institute for Studies in Education. 1.