BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

pembelajaran berbahasa dan kegiatan berbahasa dalam kehidupan sehari-hari karena antara satu dengan yang lainnya memiliki keterkaitan yang erat.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

tanya jawab, pemberian tugas, atau diskusi kelompok) dan kemudian siswa merespon/memberi tanggapan terhadap stimulus tersebut. Pembelajaran harus

mengembangkan seluruh aspek pribadi peserta didik secara utuh.

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia sedang mendapat perhatian dari pemerintah. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

PROBLEMATIKA PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DAN ALTERNATIF PEMECAHANNYA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

BAB I PENDAHULUAN alinea ke 4 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kunci penting dalam abad ke 21 ini. Oleh karena itu, siswa perlu dipersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. belajar mengajar merupakan kegiatan utama dalam proses pendidikan di sekolah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang maju adalah bangsa yang mampu menunjukan tingkat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap

Rata-rata UN SMP/Sederajat

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan salah satu upaya untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. kognitifnya. Costa (1988) mengkategorikan proses pembelajaran menjadi tiga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya Probing Question

BAB I PENDAHULUAN. penguasaan matematika yang kuat sejak dini (BNSP, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan utama dalam proses pendidikan di sekolah adalah kegiatan belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Almiati SMK Negeri 8 Semarang. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 1).

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berpartisipasi aktif, memberikan ruang gerak yang cukup bagi prakarsa,

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Vita Rosmiati, 2013

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Hasim Bisri, 2016

BAB I PENDAHULUAN. Padahal metode ceramah memiliki banyak kekurangan. Hal ini sejalan dengan pendapat Sanjaya (2006:145),

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ahmad Wahyudi, 2015

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. hingga saat ini. Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup yang terus

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menghadapi tantangan era globalisasi, diperlukan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan untuk membuat dirinya berguna di

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu upaya untuk menciptakan manusia- manusia

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. hidup manusia sebagai makhluk sosial. Pembelajaran kooperatif merupakan. semua mencapai hasil belajar yang tinggi.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan pemerintah melalui kegiatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

dengan memberi tekanan dalam proses pembelajaran itu sendiri. Guru harus mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas biasanya masih berfokus

BAB I PENDAHULUAN. Negara yang baik, yang diharapkan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari, baik

A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendididkan mempunyai peranan penting karena melalui sebuah pendidikan bisa membentuk sebuah karakter anak, dan dengan pendidikan pun seseorang bisa mengembangkan potensinya di dalam pendidikan. Maka bisa dibilang bahwa dunia pendidkan bisa dibilang penting untuk kebelangsungan hidup manusia. Dimana melalui dunia pendidikan manusia diharapkan dapat memberikan hal positif dalam kehidupannya untuk kedepanya. Menurut undang-undang no. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan menjelaskan sebagai berikut : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan sarana belajar dan proses pembelajaran agar perserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Menurut Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Bab IV Pasal 19bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologi peserta didik. Hal ini menunjukan bahwa pengalaman belajar harus berorientasi pada aktivitas peserta didik. Pada masa saat ini dalam proses pembelajaran peran guru bukanlah yang menjadi mendominasi melainkan membingbing dan juga mengarahkan peserta didik untuk aktif dalam proses pembelajaran agar memperoleh pemahamannya berdasarkan segala informasi yang diperoleh oleh peserta didik dari pengalaman yang di dapat di lingkungannya. Proses pembelajaran di sekolah pada saat ini masih terfokus pada guru, sedangkan peserta didik masih saja belum aktif dalam mengikuti pelajaran yang berlangsung, secara umum keaktifan peserta didik dalam pembelajaran masih tergolong rendah bahkan kurang, hal ini terlihat dari tidak banyak bertanya pada 1

pembelajaran, peserta didik hanya mendengarkan, mencatat dan menjawab pertanyaan bila guru member pertanyaan, peserta didik di dalam kelas pada saat pembelajaran akan berlangsung masih kurang dengan persiapannya, rebut jika diberikan tugas, dan peserta didik hanya diam saja ketika ditanya apakah materi yang diajarkan dapat dipahami atau tidak oleh siswa. Ekonomi merupakan ilmu tentang prilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang bervariasi dan berkembang dengan sumber daya yang ada. Melalui pembelajaran ekonomi ini peserta didik akan mendapatkan pengetahuan dan bekal yang cukup ketika mereka terjun ke dalam masyarakat ekonomi, sehingga dapat memehcahkan masalah-masalah ekonomi yang akan dihadapinya dimasa yang akan datang. Kenyataannya di SMA Pasundan 2 Bandung masih banyak peserta didik yang kurang meminati mata pelajaran ekonomi ini, seperti di kelas MIPA 4 masih banyak peserta didik yang hanya diam dan memperhatikan saja tanpa memperhatikan atau ikut aktif dalam dalam proses pembelajaran hanya beberapa peserta didik saja yang bertanya dan juga ikut aktif dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran yang sering digunakan pun adalah model pembelajaran yang monoton, penggunaan metode diskusi pun belum mampu melibatkan setiap siswanya ke dalam kegiatan pembelajaran secara aktif, efektif dan menyenangkan bagi peserta didik. Hanya beberapa siswa tertentu saja yang terlibata dalam proses diskusi. Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti di SMA Pasundan 2 Bandung kelas X MIPA 4 didapatkan persentase jumlah siswa yang aktif pada tabel berikut: Tabel 1.1 Persentase Keaktifan Kelas X MIPA 4 Pada Mata Pelajaran Ekonomi No Keaktifan PesertaDidik Frekuensi Persentase (orang) (%) 1 Aktif bertanya 4 10% 2 Mengungkapkan pendapat/ide 2 5% 3 Aktif menjawab pertanyaan guru 5 12,5% 4 Siswa yang pasif 29 72,5% Jumlah 40 100% Sumber : Hasil Pra Penelitian Diolah 2

3 Dari tabel diatas terlihat bahwa siswa masih kurang aktif dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran ekonomi. Hal ini terlihat dari proses pembelajaran hanya ada 4 peserta didik yang aktif bertanya kepada guru, dan hanya ada 2 peserta didik yang berani mengemukakan pendapat saat guru memberikan suatu permasalahan. Selain itu, siswa yang aktif menjawab pertanyaan dari guru hanya ada 5 peserta didik. Melihat dari permasalahan diatas maka pemilihan model pembelajaran dan variasi model pembelajaran yang dilakukan itu perlu untuk mengatasi masalah proses belajar dan kemandirian belajar peserta didik. Model pembelajaran akan coba diterapkan untuk mendorang peserta didik lebih aktif dalam pembelajaran sehingga bisa menghasilkan pembelajaran yang lebih efektif agar peserta didik lebih bisa memahami pada proses pembelajaran tersebut.model pembelajaran kooperatif adalah model yang mengharuskan peserta didiknya bekerja sama dalam proses pembelajaran agar peserta didik bias lebih aktif. Salah satu model pembelajaran Kooperatif adalah tipe Think Pair Share (TPS) merupakan teknik sederhana yang mempunyai keuntungan dapat mengoptimalkan partisipasi peserta didik dalam mengeluarkan pendapat, dan meningkatkan pengetahuan. Peserta didik meningkatkan daya pikir (thinking) terlebih dahulu, sebelum masuk ke dalam kelompok berpasangan (pariing), kemudian di bagi ke dalam kelompok (sharing). Pada tipe TPS setiap peserta didik saling berbagi ide, pemikiran atau informasi yang mereka ketahui tentang permasalahan yang diberikan oleh guru, dan bersama-sama mencari solusinya. Hal ini dapat membuat peserta didik memecahkan permasalahan dan menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, serta meningkatkan pemahaman peserta didik. Maka di dalam think pair share dapat memberi peserta didik lebih banyak waktu berpikir, untuk merespon dan saling bantu dibandingkan melakukan kegiatan diluar pembelajaran. Berdasarkan uraian diatas, penulis merasa tertarik untuk mengangkat permasalahan tersebut menjadi bahan penelitian dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Terhadap Keaktifan

4 Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Ekonomi Dikelas X MIPA 4 SMA Pasundan 2 Bandung (sub pokok bahasan manajemen) Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Peserta didik dalam proses pembelajaran masih pasif. 2. Guru dalam melakukan pembelajaran lebih dominan menggunakan metode ceramah (teacher center). 3. Penggunaan strategi pembelajaran yang masih belum optimal. 4. Kurangnya rasa ingin tau peserta didik. Rumusan Masalah Untuk memudahkan penelitian diperlukan rumusan yang jelas, adapun rumusan masalah dalam penelitian ini: 1. Bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS) pada mata pelajaran ekonomi di kelas X MIPA 4 SMA Pasundan 2 Bandung? 2. Bagaimana keaktifan belajar peserta didik pada mata pelajaran ekonomi di kelas X MIPA SMA Pasundan 2 Bandung? 3. Berapa besar pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS) terhadap keaktifan peserta didik pada mata pelajaran ekonomi di kelas X MIPA 4 SMA Pasundan 2 Bandung? Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat, maka peneliti ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS) pada mata pelajaran ekonomi kelas X di SMA Pasundan 2 Bandung. 2. Untuk mengetehaui sejauh mana keaktifan belajar peserta didik pada mata pembelajaran ekonomi kelas X di SMA Pasundan 2 Bandung.

5 3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS) peserta didik pada mata pelajaran ekonomi kelas X di SMA Pasundan 2 Bandung. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis maupun manfaat praktis: 1. Manfaat teoritis Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran bagi dunia pendidikan mengenai pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS) terhadap keaktifan pembelajaran peserta didik dan hasil penelitian dapat memberi kekuatan baru untuk mendukung teori yang telah ada. 2. Manfaat dari segi kebijakan Manfaat dari segi kebijkan, memberikan arahan bagi peserta didik dalam mengumpulkan informasi saat belajar mata pelajaran ekonomi tidak hanya dari buku dan guru saja, melaikan dari teman mereka bisa mendapatkan informasi, model pembelajaran kooperatif tipe think paer share bertujuan agar peserta didik bisa berbagi informasi satu dengan yang lainnya sesuai dengan pengalaman yg pernah mereka alami dalam kehidupan sehari-hari. 3. Manfaat praktis Bagi siswa Untuk membantu siswa dalam menyelesaikan soal dan membantu siswa dalam memahami materi pelajaran ekonomi dengan mudah. Serta dapat meningkatkan kemandirian belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi. Bagi guru Sebagai bahan masukan dalam menyusun dan mengembangkan modelmodel pembelajaran yang lebih bervariasi dan efektif sehingga siswa lebih memahami materi yang diajarkan dan dapat melatih kemandirian belajar siswa.

6 Bagi sekolah Sebagai bahan referensi dalam pengembangan dan pembinaan siswa sekolah dan memberi motivasi untuk peningkatan mutu proses maupun mutu hasil pembelajaran ekonomi disekolah. Bagi peneliti Sebagai bekal pengalaman ketika nanti terjun dalam bidang pendidikan, serta sebagai penambah pengetahuan tentang berbagai model-model pembelajaran terutama model pembelajaran discovery learning. 4. Manfaat dari segi isu dan aksi sosial Manfaat dari segi isu dan aksi sosial, memberikan informasi kepada semua pihak mengenai model pembelajaran kooperatif tipe think paer share pada anak SMA, sehingga bisa menjadi bahan masukan untuk lembagalembaga formal maupun non formal mengenalkan dan mempelajari model pembelajaran kooperatif. Definisi Operasional Definisi operasional secara tidak langsung dapat didefinisikan sebagai alat pengambil data yang cocok digunakan atau mengacu pada bagaimana mengukur suatu variabel. Supaya tidak terjadi perbedaan pemahaman tentang istilah-istilah yang digunakan, maka beberapa istilah perlu didefi nisikan secara operasional. Berikut ini istilah-istilah yang ada dalam penelitian ini: 1. Pengaruh Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Untuk Pelajar (2011, hlm. 550) mengatakan, pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dan sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. 2. Model pembelajaran Zarkasyi (2015, hlm. 37) mengatakan, model pembelajaran adalah pola interaksi antara siswa dan guru di dalam kelas yang terdiri dari strategi, pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas.

7 3. Pembelajaran cooperative learning Komalasari (2014, hlm. 62) mengatakan pembelajaran kooperatif adalah suatu strategi pembelajaran di mana siswa belajar dan bekerja dalam kelompokkelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 2 sampai 5 orang, dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen. 4. Think pair share (TPS) Aris Shoimin (2014, hlm. 208) mengatakan Think Pair Share adalah suatu model pembelajaran kooperatif yang memberi siswa waktu untuk berpikir dan merespons serta saling bantu satu sama lain. Model ini memperkenalkan ide waktu berpikir atau ide yang menjadi faktor kuat dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam merespons pertanyaan. Pembelajaran kooperatif model Think Pair Share ini relative lebih sederhana karena tidak menyita waktu yang lama untuk mengatur waktu tempat duduk atau mengelompokkan siswa. Pembelajaran imi melatih siswa untuk berani berependapat dan menghargai pendapat teman. 5. Keaktifan belajar Sudjana (2010, hlm. 20) adalah Proses kegiatan belajar mengajar yang subjek didiknya terlibat intelektual dan emosional sehingga betul-betul berperan dan berpartisispasi aktif dalam melakukan kegiatan belajar. Memperhatikan pengertian di atas, maka dimaksud dengan Pengaruh Model Pembelajaran Cooperatif Learning Tipe Think Pair Share Terhadap Keaktifan Pembelajaran Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di Kelas X MIPA 4 SMA Pasundan 2 Bandung (sub pokok bahasan manajemen kelas X) pada penelitian ini adalah daya yang ada atau timbul dari pola interaksi antara siswa dan guru dalam pembelajaran yang mengutamakan kerja sama untuk mencapai tujuan pembelajaran yang menyebabkan siswa terlibat intelektual dan emosional sehingga dapat berperan aktif dalam suatu pembelajaran. Sistematika Skripsi Adapun sistematika dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

8 BAB I Pendahuluan Menurut buku panduan penulisan karya tulis ilmiah (2017, hlm. 22) Pendahuluan bermaksud mengantarkan pembaca ke dalam pembahasan suatu masalah. Esensi dari bagian pendahuluan adalah pernyataan tentang masalah penelitian. a. Latar Belakang Masalah Menurut buku panduan karya tulis ilmiah (2017, hlm. 23) Bagian ini memaparkan konteks penelitian yang dilakukan. Peneliti harus dapat memberikan latar belakang mengenai topik atau isu yang di angkat dalam penelitian secara menarik sesuai dengan perkembangan situasi dan kondisi terkini. b. Identifikasi Masalah Menurut buku panduan karya tulis ilmiah (2017, hlm. 23) Tujuan identifikasi masalah yaitu agar peneliti mendapatkan sejumlah masalah yang berhubungan dengan judul penelitian yang ditunjukan oleh data empirik c. Rumusan Masalah Menurut buku panduan karya tulis ilmiah (2017, hlm. 23) Rumusan masalah merupakan pertanyaan umum tentang konsep atau fenomena spesifik yang di teliti d. Tujuan penelitian Menurut buku panduan karya tulis ilmiah (2017, hlm. 24) Rumusan tujuan peneitian memperlihatkan pernyataan hasil yang ingin dicapai peneliti setelah melakukan penelitian. Perumusan tujuan penelitian berkaitan dengan pernyataan rumusan masalah. e. Manfaat Penelitian Menurut buku panduan karya tulis ilmiah (2017, hlm. 24) Manfaat penelitian berfungsi untuk menegaskan kegunaan penelitan yang dapat diraih setelah penelitian berlangsung. f. Definisi Operasional

Menurut buku panduan karya tulis ilmiah (2017, hlm.25) Definisi operasional mengemukakan hal-hal sebagai berikut: Pembatasan dari istilah-istilah yang diberlakukan dalam penelitian sehingga tercipta makna tunggal terhadap pemahaman permasalahan. Penyimpulan terhadap pembatasan istilah dalam penelitian yang memperlihatkan makna penelitian sehingga mempermudah peneliti dalam memfokuskan pembahasan masalah. g. Sistematika Skripsi Menurut buku panduan karya tulis ilmiah (2017, hlm. 25) Bagian ini memuat sistematika penulisan skripsi, yang menggambarkan kandungan setiap bab, urutan penulisan, serta hubungan antara satu bab dengan bab yang lainya dalam sebuah kerangka utuh skripsi. Bab II Kajian Teori dan Kerangka Pemikiran Menurut buku panduan karya tulis ilmiah (2017, hlm. 25) menjelaskan tentang bab II kajian teori dan kerangka pemikiran sebagai berikut: Kajian teori berisi deskripsi teoretis yang memfokuskan kepada hasil kajian atas teori, konsep, kebijakan, peraturan yang ditunjang oleh hasil penelitian terdahulu yang sesuai dengan masalah penelitian. Melalui kajian teori peneliti merumuskan definisi konsep dan definisi operasional variabel. Kajian teori di lanjutkan dengan perumusan kerangka pemikiran yang menjelaskan keterkaitan dari variabel-variabel yang terlibat dalam penelitian. Bab III Metode Penelitian Menurut buku panduan karya tulis ilmiah (2017, hlm. 27) Bab ini menjelaskan secara sistematis dan terperinci langkah-langkah dan cara yang digunakan dalam menjawab permasalahan dan meperoleh simpulan. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Menurut buku panduan karya tulis ilmiah (2017, hlm. 30) Bab ini menyampaikan dua hal utama, yakni (1) temuan penelitian berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dengan berbagai kemungkinan bentuknya sesuai 9

10 dengan urutan rumusan permasalahan penelitian, dan (2) pembahasan temuan penelitian untuk menjawab pertayaan penelitian yang telah dirumuskan. Bab V Simpulan dan Saran Menurut buku panduan karya tuliis ilmiah (2017, hlm. 32) menjelaskan tentang bab v simpulan dan saran sebagai berikut: a. Simpulan Simpulan merupakan uraian yang menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap analisi hasil penelitian. Simpulan harus enjawab rumusan masalah atau pernyataan peneitian. Oleh karena itu, pada bagian simpulan disajikan pemaknaan peneliti terhadap semua hasil dan temuan penelitian. Penulisan simpulan dapat dilakukan dengan menggnakan salah satu cara dari dua cara berikut, yaitu simpulan butir demi butir, atau dengan cara uraian padat. Untuk memudahkan penulisan simpulan, peneliti dapat merumuskannya sebanyak butir-butir rumusan masalah atau pertanyaan penelitian. b. Saran Saran merupakan rekomendasi yang ditujukan kepada para pembuat kebijakan, pengguna, atau kepada peneliti berikutnya yang berminat untuk melakukan penelitian selanjutnya, dan kepada pemecah masalah dilapangan atau follow up dari hasil penelitian.