Jurnal As-Salam, 2(1) Januari - April 2018

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS APLIKASI PEMBERIAN UPAH TANPA KONTRAK DI UD. SAMUDERA PRATAMA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bernegara. Islam telah mengaturnya sedemikian rupa sehingga

BAB 12 MEKANISME PASAR DALAM ISLAM

BAB IV TINJAUAN HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP TINDAK PIDANA PENGEDARAN SEDIAAN FARMASI TANPA IZIN EDAR

Kewajiban berdakwah. Dalil Kewajiban Dakwah

BAB IV PENENTUAN HARGA TEMBAKAU DI PAMEKASAN. 1. Analisis Penentuan Harga Tembakau di Pamekasan

BAB IV. A. Pandangan Hukum Pidana Islam Terhadap Sanksi Hukuman Kumulatif. Dari Seluruh Putusan yang dijatuhkan oleh Hakim, menunjukkan bahwa

BAB IV. asusila di Kotamadya Daerah Tingkat II Surabaya. kegiatan maupun praktik asusila, baik yang dilakukan di jalan-jalan yang

BAB I PENDAHULUAN. sendi kehidupan manusia termasuk masalah ekonomi. Kegiatan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Pasar sejatinya adalah wahana jual beli antara pedagang dengan pembeli, yang

BAB I PENDAHULUAN Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 1.

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PERSYARATAN TEKNIS DAN SANKSI HUKUM MODIFIKASI KENDARAAN BERMOTOR YANG

Pendidikan Agama Islam

BAB IV ANALISIS. A. Batasan Usia dan Hukuman Penjara Bagi Anak Menurut Ulama NU. Khairuddin Tahmid., Moh Bahruddin, Yusuf Baihaqi, Ihya Ulumuddin,

BAB IV. A. Pertimbangan Hakim Pengadilan Negeri Meulaboh dalam Putusan No. 131/Pid.B/2013/PN.MBO tentang Tindak Pidana Pembakaran Lahan.

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN CUTI BERSYARAT DI RUTAN MEDAENG MENURUT UU NO. 12 TENTANG PEMASYARAKATAN

DAFTAR TERJEMAH No Halaman BAB Terjemah

LAMPIRAN TERJEMAHAN. No Hal Bab Terjemahan Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. 2007, h Johan Arifin, Fiqih Perlindungan Konsumen, Semarang: Rasail,

Islam memiliki tatanan sosial yang paripurna untuk menjaga seluruh lapisan masyarakat.

BAB IV ANALISIS FIKIH MURĀFA A<T TENTANG KEKUATAN PEMBUKTIAN SAKSIVERBALISAN MENURUT PUTUSAN NOMOR 2822/PID.B/2012/PN.SBY.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBULATAN TIMBANGAN PADA PT. TIKI JALUR NUGRAHA EKAKURIR DI JALAN KARIMUN JAWA SURABAYA

BAB IV ANALISIS. A. Pelaksanaan Akad Tabarru Pada PT. Asuransi Takaful Keluarga

Prosiding Keuangan dan Perbankan Syariah ISSN:

Surat Untuk Kaum Muslimin

BAB I PENDAHULUAN. berpedoman penuh pada Al-Qur an dan As-Sunnah. Hukum-hukum yang melandasi

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI EMAS DI TOKO EMAS ARJUNA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. harga ayam di pasaran maka kebutuhan penduduk Puruk Cahu terhadap

PERLINDUNGAN KONSUMEN PENGGUNAAN ALAT UKUR,TAKAR, TIMBANGAN DAN PERLENGKAPANNYA (UTTP) PASAR PANAM PEKANBARU

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN STANDARISASI TIMBANGAN DIGITAL TERHADAP JUAL BELI BAHAN POKOK DENGAN TIMBANGAN DIGITAL

Oleh: Abu Muhtadi. Mewujudkan Swasembada

BAB IV PERBANDINGAN PERLINDUNGAN HUKUM KONSUMEN DALAM TRANSAKSI JUAL BELI ONLINE MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 8

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN HAKIM PENGADILAN NEGERI LAMONGAN DALAM PERKARA TINDAK PIDANA PEMERASAN YANG DILAKUKAN OLEH ANAK


BAB II GAMBARAN UMUM KISAH-KISAH DALAM AL-QUR AN. Quraish Shihab berpendapat bahwa al-qur an secara harfiyah berarti bacaan

BAB IV PENUTUP. Setelah melalui uraian teori dan analisis, maka dalam penelitian diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Adapun firman Allah tentang jual beli terdapat dalam QS. An-Nisa ayat 29

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan usaha untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Bagaimana cara kita menemukan kembali jejak-jejak kebenaran akan sejarah,

Standar Kompetensi : 3. Membiasakan perilaku terpuji.

BAB I PENDAHULUAN. Abdurrahman, Masalah Perwakafan Tanah Milik dan Tanah Wakaf di Negara Kita, Alumni, Bandung, 2000, hlm. 2. 2

BAB I PENDAHULUAN. Hukum Islam merupakan sekumpulan atau undang-undang yang mengatur perilaku

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah

BAB IV ANALISIS TENTANG SANKSI PIDANA ATAS PENGEDARAN MAKANAN TIDAK LAYAK KONSUMSI

BAB IV TINJAUAN HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN HAKIM NOMOR :191/PID.B/2016/PN.PDG

3 Wasiat Agung Rasulullah

KONSEP RIBA SESI III ACHMAD ZAKY

TUGAS KITA SEBAGAI HAMBA ALLAH & UMMAT NABI. Tugas sebagai hamba ialah beribadah. QS 51. Adzariyat 56:

BAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga,

BAB IV. Pengawasan merupakan suatu kegiatan yang ditujukan untuk. menjamin agar penyelenggaraan kegiatan sesuai dengan rencana.

Pendidikan Anak Dimulai dari Rumah

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SANKSI PIDANA PELANGGARAN HAK PEMEGANG PATEN MENURUT UU NO. 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMIMPIN. 1) Mengetahui atau mengepalai, 2) Memenangkan paling banyak, 3)

BAB IV. pembiayaan-pembiayaan pada nasabah. Prinsip-prinsip tersebut diperlukan

QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG MAISIR (PERJUDIAN) BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HASANAH DAN SAYYI AH SECARA UMUM. sebanyak 160 ayat dalam 48 surat, sedangkan kata سیي ھ yang

FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL Nomor: 55/DSN-MUI/V/2007 Tentang PEMBIAYAAN REKENING KORAN SYARIAH MUSYARAKAH

Rukun wakalah ada tiga: pertama, dua pihak yang berakad yaitu pihak yang mewakilkan (al-mu wakkil ) dan pihak yang mewakili ( alwakîl

BAB IV ANALISIS DATA. dan juru masak, walaupun mereka tidak secara langsung melakukan. secara langsung maupun tidak langsung.

BAB IV ANALISIS Mekanisme PAW Anggota DPR/DPRD Menurut UU RI No 27 Tahun 2009 dalam Persepektif Fiqh Siyasah

BAB I PENDAHULUAN. dan keadaan, mengangkat dan menghilangkan segala beban umat. Hukum

Oleh: Hafidz Abdurrahman

PERANAN PEMERINTAH DALAM MENGAWASI TAKARAN DAN TIMBANGAN: Perspektif Ekonomi Islam

BAB I PENDAHULUAN. Development Bank (IDB) tahun 1974 oleh Organisasi Konferensi Islam (OKI).

KOPERASI SIMPAN PINJAM

Tafsir Muqaddimah Anggaran Dasar & Kepribadian Muhammadiyah

BAB I PENDAHULUAN. dikehidupan masyarakat, karena berdagang merupakan suatu penghasilan masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. R. Soetarno, Psikologi Sosial, (Kanisius: Yogyakarta), 1993, hlm. 16.

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG HARTA DALAM PERKAWINAN ISLAM. harta kerabat yang dikuasai, maupun harta perorangan yang berasal dari harta

BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA HUKUM ISLAM DAN UU NO 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PEMBULATAN HARGA

Ji a>lah menurut masyarakat Desa Ngrandulor Kecamatan Peterongan

PERSATUAN DAN KERUKUNAN

BAB I PENDAHULUAN. barang menurut spesifikasi yang telah disepakati dan menjualnya pada. ditangguhkan sampai waktu yang akan datang.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF TERHADAP PEMALSUAN MEREK SEPATU DI KELURAHAN BLIMBINGSARI SOOKO MOJOKERTO

BAB IV ANALISA MEKANISME VERIFIKASI CALON ANGGOTA LEGISLATIF PDI-PERJUANGAN PEMKOT PASURUAN PADA PEMILU TAHUN 2009.

Bolehkah istri diperlakukan sebagai properti, seperti yang diakui oleh Manohara?

BAB I PENDAHULUAN. terdapat sandaran nilai ibadah di dalamnya. 1

BAB I PENDAHULUAN. transaksi atas suatu barang atau kumpulan barang tertentu. (Wikipedia)

BAB I PENDAHULUAN. Berdagang adalah salah satu jenis usaha yang dilakukan oleh seseorang

BAB IV\ ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PENGUPAHAN PEMOLONG CABE DI DESA BENGKAK KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI

LAMPIRAN TERJEMAH. No Bab Surah/Hadis Terjemah. 1 I QS. al-baqarah: 132 Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan

BAB IV. A. Mekanisme Penundaan Waktu Penyerahan Barang Dengan Akad Jual Beli. beli pesanan di beberapa toko di DTC Wonokromo Surabaya dikarenakan

Kewajiban Menunaikan Amanah

Assalamu alaikum wr. wb.

A. Analisis Terhadap Putusan Hakim Kekerasan seksual pada anak, yaitu dalam bentuk pencabulan

BAB IV. A. Analisis Terhadap Bentuk-Bentuk Perlindungan Konsumen Dalam Mas}lahah

Ikutilah Sunnah dan Jauhilah Bid'ah

BAB I PENDAHULUAN. mempermudah proses transaksi jual beli. Harga juga berpengaruh dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak, masa peralihan

-1- QANUN ACEH NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PEMBINAAN DAN PERLINDUNGAN AQIDAH

E٤٨٤ J٤٧٧ W F : :

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT telah menjadikan manusia saling berinteraksi antara satu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK SYARI AT ISLAM FUNGSINYA SEBAGAI KONTROL SOSIAL

BAB III PEMAAFAN BAGI PELAKU TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN DALAM KEADAAN MABUK. A. Alasan Obyektif Pemaafan bagi Pelaku Tindak Pidana Pembunuhan

PT PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE KONSEP SYARIAH

DAKWAH AMAR MA RUF NAHYI MUNKAR DAN JIHAD. Presented By : Saepul Anwar, M.Ag.

ADAB AMAR MAARUF DAN NAHI MUNKAR

BAB V PENUTUP. Pada bagian terakhir ini penulis berusaha untuk menyimpulkan dari

BAB I PENDAHULUAN. hidup dalam masyarakat dan saling membutuhkan satu sama lain. 2 Firman

BAB I PENDAHULUAN. transaksi jual beli barang atau jasa. Menurut ilmu ekonomi, pasar berkaitan

Transkripsi:

Jurnal As-Salam Vol.2(1). 2018:28-35 Ihsan Harun Jurnal As-Salam, 2(1) Januari - April 2018 (Print ISSN 2528-1402, Online ISSN 2549-5593) PERANAN PEMERINTAH DALAM MENGAWASI PASAR PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM STAIN Gajah Putih Takengon, Aceh Tengah, Aceh Email: mhadir.aby@gmail.com Abstrak. Pasar adalah tepat bertemunya penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi atas barang dan jasa. Pasar berperan penting dalam menggerakkan roda kehidupan ekonomi masyarakat di suatu daerah. Sejatinya pasar merupakan elemen ekonimi yang dapat mewujudkan kemaslahatan dan kesejahteraan bagi kehidupan manusia. Namun kemaslahatan ini bisa menjadi bencana dan mendatangkan permasalahan jika perdagangan yang terjadi dipasar dilakukan tanpa mengikuti aturan. Pasar dan perdagangan yang terjadi didalamnya yang tujun dasarnya adalah untuk mencari keuntungan sesuai aturan, sewaktu-waktu dapat diselewengkan oleh oknum pelaku ekonomi dengan tujuan mendapatkan keuntungan lebih. Jika diperhatikan lebih jauh pada pasar-pasar tradisional khususnya banyak ditemukan praktek penyelewengan dan kecurangan dalam mengukur, menakar atau menimbang barang. Pemandangan lainnya yang menghiasi pasar adalah tata kelola pasar yang sangat tidak rapi dan terkesan semberautan. Untuk berjualan dan mendapatkan keuntungan lebih, banyak dari para pedagang yang menggunakan trotoar jalan atau bahkan sebagian badan jalan untuk berjualan. Ada juga yang memarkirkan kendaraan roda dua dan roda empat untuk berjualan disepanjang jalan-jalan pasar yang sangat menyulitkan para pembeli dan menyebabkan kemacetan panjang. Hal ini seharusnya tidak terjadijika pemerintah menjalankan peran dan tugasnya dalam mengawasi pasar sesuai dengan aturan dan ketentuan yang ada. Kata kunci: Pemerintah, Alhisbah, perdagangan.. Pendahuluan Kegiatan Perdagangan memiliki peran yang sangat pnting dalam kehidupan manusia. Sektor perdagangan dianggap cukup menjanjikan dalam meningkatkan kesejahteraan kehidupan manusia. Pasar adalah salah satu tempat setrategis untuk bertemunya penjual dan pembeli guna melakukan transaksi jual beli. Pasar dan perdagangan yang terjadi didalamnya yang tujun dasarnya adalah untuk mencari keuntungan dengan cara dan aturan main yang telah ditetapkan, sewaktu-waktu dapat diselewengkan oleh oknum pelaku ekonomi dengan tujuan mendapatkan keuntungan lebih. Di pasar-pasar tradisional banyak ditemukan pedagang yang melakukan kecurangan dalam mengukur, menakar dan menimbang barang. Kecurangan yang dilakukan baik dalam penggunaan alat-alat ayang tidak layak lagi maupun bermain dalam isi atau berat takaran. Berat barang yang seharusnya 1kg terdiri dari 10 ons, ternyata setelah ditimbang kembali ternyata hanya 9 ons. Hal ini sedah menjadi pengalaman keseharian dipasar tradisional. Disisi lain, Islam telah memberikan aturan tentang masalah takaran dan timbangan. Dalam Alquran disebutkan secara tegas perintah untuk menyempurnakan takaran dan timbangan secara benar, perintah ini juga dibarengi dengan ancaman bagi orang yang melakukan kecurangan. Terdapat perintah yang menyatakan bahwa setiap 71

muslim harus menyempurnakan takaran dan timbangan secar adil dan sempurna. Hal ini ditegaskan oleh Allah dalam Alquran surat Al-An am: 152. Artinya: Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada sesorang melainkan sekedar kesanggupannya. dan apabila kamu berkata, Maka hendaklah kamu Berlaku adil, Kendatipun ia adalah kerabatmu 1, dan penuhilah janji Allah 2. yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat. Menyempurnakan takaran dan timbangan dalam ayat ini hukumnya adalah wajib. Maka menyempurnakan takaran dan timbangan merupakan ketentuan yang wajib dipenuhi oleh setiap individu. Ketika nabi datang ke Madinah, ia mendapati penduduk madinah curang dalam takaran dan timbangan, pada saat itulah Allah menurunkan ayat yang mengancam keras pelaku kecurangan dalam takaran dan timbanagan. Ancaman ini terdapat dalam Alquran surat Al-Muthaffifin: 1-3. Artijnya: (1) Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang. 3 (2) Yaitu orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi, (3) dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi. Dalam ekonomi Islam, urusan takaran dan timbangan bukan hanya menjadi urusan individu seseorang atau lebih, akan tetapi menjdi urusan negara. Pemerintah mempunyai tugas dan wewenang dalam mengatur dan mengawasi pasar yang salah 1 Maksudnya mengatakan yang sebenarnya meskipun merugikan Kerabat sendiri. 2 Maksudnya penuhilah segala perintah-perintah-nya. 3 Yang dimaksud dengan orang-orang yang curang di sini ialah orang-orang yang curang dalam menakar dan menimbang. 72

satunya urusan takaran dan timbangan sebagai bentuk antisipasi terjadinya kecurangan. Lembaga yang bertugas dalam pengawasan ini adalah lembaga Al-Hisba. 4 Pengertian, Tugas dan Wewenang Al-hisbah Al-hisbah adalah masdar dari kata حسب - يحسب yang berarti menghitung atau mengira. Hisbah juga memiliki pengertian upah, balasan dan pahala yang diharpkan dari Alla SWT. Disamping itu hisbah juga berarti pengaturan yang baik. Secara terminologi Ibnu Taimiyah mendefenisikan hisbah merupakan lembaga yang mempunyai wewenang untuk menegakkan amar ma ruf nahi munkar yang bukan termasuk wewenang umara (penguasa), qada dan wilyah almadzalim. Sedangkan Almawardi mendefenisikan hisbah sebagai lembaga yang berwenang menjalan amar ma ruf nahi munkar. 5 Ibnu Khaldun menyatakan bahwa hisbah merupakan institusi keagamaan yang termasuk bagian dari amar ma ruf dan nahi munkar yang merupakan kewajiban bagi seluruh persoalan kaum muslimin. 6 Defenisi ini sangatlah umum dan mencakup semua aspek kehidupan sosial ekonomi dan agama. Namun defenisi yang lebih spesifik dikemukakan oleh Rafiq Yunus Almisri: Hisbah adalah petugas yang bertugas mengawasi pasar serta tingkah laku masyarakat. Dalam kamus al-hadi ila lughah alarabiyah dikemukakan, bahwa al-hisbah adalah tugas yang dilakukan oleh negara untuk memastikan bahwa rakyat melakukan perintah dan menjauhi larangan syara yang berkaitan dengan takaran dan timbang yang benar dan mengawasi jalannya jual beli untuk menghilangkan tipuan dan sejenisnya. Berdasarkan definisi ini setidaknya ada tiga poin penting terkait al-hisbah sebagai lembaga yang mewakili pemerintah dalam menjalankan tugas dan wewenangnya sebagai pengawas pasar. 7 1). Al-hisbah adalah institusi atau lembaga yang secara khusus dibentuk oleh pemerintah; 2). Tugas utama al-hisbah adalah al-amru bi al-ma ruf dan an-nahyu anil al-munkar; 3). Tugas khusus al-hisbah adalah mengawasi berbagai kegiatan ekonomi dipasar, menjaga mekanisme pasar agar berjalan normal dan tidak terdistorsi serta melakukan tindakan korektif ketika terjadi distorsi pasar. Hisbah disyariatkan dalam Islam berdasarkan isyarat yang terdapat dalam Al- Qur an surat Ali-Imran ayat 104: 4 Alhisbah adalah petugas yang berwenang mengawasi pasar serta tingkah laku masyarakat. Dalam bahasa lain Al-Hisbah adalah tugas yang dilakukan oleh negara untuk memastikan bahwa rakyat melakukan perintah dan menjauhi larangan syara berkaitan dengan takaran dan timbangan yang benar serta mengawasi jalannya jual beli untuk menghilangkan tipuan dan sejensnya. Petugas Al-Hisbah dinamakan dengan Muhtasib atau Shahib al-suq (Pengawas Pasar). 5 Abdul Azim Islahi, Ekonomi Consepts Of Ibnu Taimiyah, (London : The Islamic Foundation, 1824), h.187. 6 Abdurrahman Ibnu Khaldun, Muqaddimah, (t.t, Dar al-fikri, t.th). 7 Rozalinda, Ekonomi Islam Teori dan Aplikasinya Pada Aktivitas Ekonomi, (PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta, 2014), h. 176. 73

Artinya: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar 8 dan merekalah orang-orang yang beruntung. Sesuai dengan definisi hisbah di atas maka amar ma ruf nahi munkar merupakan tugas utama dari institusi hisbah. Al-hisbah adalah institusi keagamaan yang sangat penting dalam lintasan sejarah Ekonomi Islam. Pada dasarnya al-hisbah ini sudah ada pada masa Nabi Saw. Rasulullah sebagai kepala Negara yang berperan sebagai kepala muhtasib pertama dalam Islam. Rasulullah SAW secara langsung melakukan inspeksi ke pasar-pasar untuk mengecek harga dan mekanisme pasar. Rasulullah SAW ketika masih hidup beliau langsung menanggani segala sesuatu yang berkaitan dengan al-amr bi al alma ruf wa nahy an al munkar, seperti kasus Zubair ibn Awwan yang enggan memberikan minum kepada laki laki Anshar pada waktu musim kemarau. Kemudian, Rasul menegurnya dan memerintahkan agar Zubair memberikan air minum kepada laki laki tersebut 9. Dalam riwayat lain diceritakan bahwa Rasulullah berjalan kepasar-pasar dan enghampiri penjual makanan dan measukkan tangannya kedalam tumpikan makanan tersebut. Beliau terkejut saat endapati tangannya basah. Saat itu Nabi secara langsung menegur pedagang tersebut dan berkata; mengapa engkau tidak meletakkan makanan yang basah di atas sehingga orang dapat melihatnya, tidak termasuk kepada golonganku siapa yang elakukan penipuan 10. Peristiwa ini enunjukkan bahwa lembaga al-hisbah telah ada pada masa Rasulullah SAW dalam pelaksanaan pengawasan pasar. Al-Hisbah merupakan pelaksanaan dari amru bi al-ma ruf wa nahyu an al munkar 11 dan mendamaikan manusia yang berselisih. Lembaga ini juga bertugas mengawasi takaran dan timbangan, mengawasi pasar dari kecurangan dan tipuan. Dengan demikian lembaga ini bertugas memberikan pertolongan kepada orang yang tidak mampu menuntut haknya dan menyelesaikan perselisihan yang terjadi diantara manusia serta mengajak kepada kebaikan. Untuk mengembangkan perdagangan dan industri lembaga al-hisbah memiliki peran yang sangat penting. Tugas al-hisbah ada dua macam: Pertama, tugas utamanya adalah melakukan pengawasan umum yang berkaitan dengan pelaksanaan kebajikan. Kedua, khusus berkaitan dengan kegiatan pasar, pengawasan secara umum. Pengawas dilakukan atas berbagai hal seperti perindustrian dan perdagangan berkaitan dengan administratif dan pemeliharaan kualitas dan standar produk. Al-hisbah secara rutin melakukan pengecekan atas ukuran, takaran dan tibangan, kualitas barang, menjaga jual beli yang jujur dan menjaga agar selalu stabil. 12 Dalam perjalanan sejarah institusi al-hisbah terus mengalami perubahan dan modifikasi sesuai dengan perkembangan yang terjadi dalam masyarakat. Pada mulanya, 8 Ma'ruf: segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah; sedangkan Munkar ialah segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-nya. 9 Rozalinda, Ekonomi Islam Teori dan Aplikasinya Pada Aktivitas Ekonomi, (PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta, 2014), h. 178. 10 Muslim Ibnu al-hajjaj Abu al-husain al-khusairi Al-Naisaburi, Shahih Muslim, (Beirut: Dar Ihya al- Turats al-arabi, t.t),hal.69. 11 Taqiyuddin Ibnu Taiiyah, al-hisbah fi al-islam, (Riyadh: Mansyurat al-muassasah al-sa idiyah, t.t), hal.46. 12 Rozalinda, Ekonomi Islam Teori dan Aplikasinya Pada Aktivitas Ekonomi, (PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta, 2014), h. 179. 74

lembaga ini merupakan institusi keagamaan yang mempunyai tugas yang sangat umum yakni melakukan amar ma ruf nahy munkar. Muhtasib mempunyai wewenang memerintahkan orang untuk melaksanakan shalat jum at melarang orang memukul anaknya dengan keras, menjaga kebersihan dijalan dan di pasar, melarang minum minuman keras, berzina, dan lain-lain. Ini berarti tugas al-hisbah menyangkut masalah moral dan keagamaan masyarakat. Baru pada abad ke-8 institusi ini hanya bertugas mengawasi masalah sosial ekonomi. Istitusi al-hisbah pada dasarnya mempunyai beberapa fungsi, sebagai berikut : 1. Fungsi ekonomi Al-hisbah adalah sebuah institusi ekonomi yang berfungsi melakukan pengawasan terhadap kegiatan ekonomi dipasar, seperti pengawasan harga, takaran dan timbangan, praktik jual beli terlarang dan lain-lain. Institusi ini juga berfungsi meningkatkan produktivitas dan pendapatan. Secara khusus ada beberapa fungsi ekonomi: a. Memastikan tercukupinya kebutuhan bahan pokok, muhtasib harus selalu mengecek ketersediaan barang-barang kebutuhan pokok. b. Pengawasan terhadap industri, tugas utama muhtasib adalah mengawasi standarisasi produk. c. Pengawas terhadap jasa, muhtasib mempunyai wewenang untuk mengecek apakah seorang dokter, ahli bedah, dan sebagainya telah melaksanakan tugasnya secara baik atau belum. 13 d. Pengawasan atas perdagangan, muhtasib harus mengawasi pasar secara umum, mengawasi takaran, timbangan dan ukuran, serta kualitas produk. Muhtasib juga berwenang mengawasi barang barang yang masuk ke pasar dan bongkar muat di pasar, dalam mengawasi aktivitas pasar muhtasib terdiri dari: a. Pengawasan harga, ukuran, takaran dan timbangan. b. Mengawasi jual beli terlarang. c. Pengawasan praktik riba, maysir dan gharar. d. Mengawasi standar kemahalan, kesehatan, dan kebersihan suatu komoditas. e. Pengaturan pasar. f. Mengatasi persengketaan dan ketidakadilan antara sesama pedagang dan antara pedagang dengan pembeli baik menyangk ututang-piutang, maupun harga. g. Melakukan intervensi pasar. h. Melakukan intervensi pasar dan harga. 2. Fungsi Sosial Fungsi sosial institusi al-hisbah adalah mewujudkan keadilan sosial dan keadian distributif dalam masyarakat. Lewat tugasnya memberikan informasi kepada para pedagang dan konsumen, memberikan kesempatan yang sama kepada setiap orang dan menghilangkan penguasaan sepihak terhadap jalur produksi dan distribusi di pasar. 13 Abdul Azhim Islahi, Consepts of Ibnu Tayiyah, (London: The Islamic Foundation, 1824), hal.187. 75

3. Fungsi Moral Institusi al-hisbah adalah lembaga pengawas berlangsungnya moral dan akhlak Islami dalam berbagai interaksi dan prilaku konsumen dan produsen di pasar. Tugasnya adalah mewujudkan perekonomian yang bermoral yang berlandaskan pada Al-Qur an dan sunnah. Muhtasib boleh menjatuhkan hukuman terhadap berbagai pelanggaran kejahatan yang terjadi di pasar. Hukumnya dijatuhkan adalah hukuman ta zir 14. Dalam pelaksanaan hukuman muhtasib harus memperhatikan sesuainya hukuman tersebut dengan maqashid syar iah. Muhtasib harus mempertimbangkan bahwa dengan hukuman tersebut pelaku pelanggaran bisa jera dan tidak mengulanginya lagi. Oleh sebab itu, muhtasib bebas meilih hukuman yang akan dijatuhkan terhadap pelaku pelanggaran mulai dari hukuman yang paling ringan sapai hukuman yang paling berat, mulai dari peberian peringatan, ajakan, ancaman, celaan, pukulan dan hukuan penjara. 15 Analisis Terhadap Peran Peerintah Dalam Mengawasi Pasar Pelaksanaan tugas pemerintah dalam mengawasi jalannya aktivitas pasar memegang peranan yang sangat penting untuk terciptanya tertip pasar, tertib harga, tertib takaran dan tibangan serta tata kelola pasar sehingga menjadikan pasar sebagai tempat yang benar-benar ideal dan nyaman untuk melakukan kegiatan jual beli. Kondisi ini merupakan kondisi yang sangat didambakan oleh semua pihak. Masyarakat selaku konsumen menginginkan adanya keadilan dalam transaksi jual beli, pemerintah selaku pelaksana tugas pengawasan terhadap pasar menginginkan adanya kepatuhan pedagang dalam melaksanakan ketentuan dan peraturan yang berkaitan dengan takaran dan timbangan, tata kelola pasar dan lain-lain. Sehingga tugas pemerintah dalam melakukan pengawasan terhadap pasar dapat dicapai. Pengawasan pemerintah terhadap pasar dalam hal ketepatan takaran dan tibangan yang dilaksanakan melalui Direktorat Metrologi atau Balai Metrologi Perdagangan berperan penting untuk memberikan pelayanan dalam bidang kemetrologian kepada masyarakat luas sehingga akan tercipta tertib ukur. Apabila diperhatikan, dilihat dan dicerati, tugas Balai Metrologi legal sebagai lebaga yang ditugaskan Negara yaitu Menteri Perindustrian dan Perdagangan untuk elakukan tugas sebagai berikut: 1) Mengelola standar ukuran dalam bentuk pemeriksan alat-alat Ukur, Takaran, Timbangan dan Peralatannya (UTTP). 2) Pengawasan dan penyuluhan kemetrologian. 3) Pengawasan terhadap Barang Dalam Kemasan (BDKT), mempunyai tugas dan wewenang yang hapir sama dengan al-hisbah yang ada dalam Islam dengan tugas utama adalah amar ma ruf dan nahi unkar, mengawasi pasar, mencegah terjadinya kecurangan serta mengawasi takaran dan tibangan. Tugas dan wewenang Badan Metrologi Legal perspektif ekonomi Islam dapat dilihat dari beberapa aspek: Pertama, dari segi pengelolaan terhadap standar ukur. Metrologi legal sebagai lebaga pemerintah yang memiliki kesamaan tugas dengan al-hisbah yang ada dalam konsep Islam, yaitu elakukan pengawasan terhadap takaran dan timbangan. 14 Hukuan Ta zir adalah huku yang tidak ditentukan jenis, kadar dan julah oleh syara, tetapi diserahkan sepenuhnya kepada hakim untuk enetapkan hukuan yang sesuai bagi pelaku pelanggaran. 15 Taqiyuddin Ibnu Taiiyah, al-hisbah fi al-islam,...hal, 89. 76

Kedua, Dari segi pengawasan dan penyuluhan kemetrologian, tugas pengawasan dan penyuluhan kemetrologian merupakan tugas yang dilakukan dalam upaya mencegah terjadinya tindakan penyelewengan peakaian alat ukur takar dan tibangan yang dipakai oleh pedagang yang membawa kecurangan dan penipuan dalam takaran dan tibangan. Hal ini sejalan dengan tugas yang dijalankan oleh lembaga al-hisbah pada zaman Rasulullah SAW, yaitu melakukan pengawasan terhadap pasar, mencegah terjadinya kecurangan dalam takaran dan tibangan, penibunan barang dan amar ma ruf dan nahi munkar. Kesimpulan Kegiatan Perdagangan memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Sektor perdagangan dianggap cukup menjanjikan dalam meningkatkan kesejahteraan kehidupan manusia. Pasar adalah salah satu tempat setrategis untuk bertemunya penjual dan pembeli guna melakukan transaksi jual beli. Pasar dan perdagangan yang terjadi didalamnya yang tujun dasarnya adalah untuk mencari keuntungan dengan cara dan aturan main yang telah ditetapkan, sewaktu-waktu dapat diselewengkan oleh oknum pelaku ekonomi dengan tujuan mendapatkan keuntungan lebih. Islam telah memberikan aturan tentang masalah takaran dan timbangan. Dalam Alquran disebutkan secara tegas perintah untuk menyempurnakan takaran dan timbangan secara benar, perintah ini juga dibarengi dengan ancaman bagi orang yang melakukan kecurangan. Terdapat perintah yang menyatakan bahwa setiap muslim harus menyempurnakan takaran dan timbangan secara adil dan sempurna. Dalam ekonomi Islam, urusan takaran dan timbangan bukan hanya menjadi urusan individu seseorang atau lebih, akan tetapi menjadi urusan negara. Pemerintah mempunyai tugas dan wewenang dalam mengatur dan mengawasi pasar yang salah satunya urusan takaran dan timbangan sebagai bentuk antisipasi terjadinya kecurangan. Lembaga yang bertugas dalam pengawasan ini adalah lembaga al-hisbah. Dewasa ini Pemerintah melalui Direktorat Metrologi atau Balai Metrologi Departemen Perdagangan mempunyai tugas dan wewenang memberikan pelayanan dan penyuluhan dalam bidang kemetrologian kepada asyarakat sehingga akan tercipta tertib ukur, takar dan tibangan dalam teransaksi perdagangan. Dilihat dari segi pengelolaan terhadap standar ukur, Badan Metrologi Legal sebagai perpanjangan tangan dari pemerintah memiliki tugas dan wewenang yang sama dengan al-hisbah yang ada dalam konsep ekonomi Islam, yaitu mengawasi takaran dan timbangan. Dilihat dari segi penyuluhan kemetrologian yang dilakukan oleh Balai Metrologi terdapat perbedaan dengan al-hisbah yang ada dizaman Rasulullah SAW. Tugas al-hisbah dalam menegakkan amar ma ruf dan nahi munkar menyentuh sampai kepada moral dan perilaku baik para pelaku pasar yang terdiri dari masyarakat, penjual dan pembeli. Al-hisbah berkewajiban mencegah terjadinya penipuan dan kecurangan yang dapat merugikan konsumen dari segi kualitas barang maupun cara dan perilaku para pedagang dalam menakar dan menimbang barang dagangan. Sedangkan Balai Metrologi hanya menyentuh keabsahan dan kebenaran alat ukur, takar dan tibangan yang dipakai para pedagang, tidak merambah pada perilaku dan cara pedagang dalam menggunakan alat-alat tersebut. Semestiya pemerintah juga mengambil peran sampai kepada ranah moral para pedagang, bukan hanya sebatas keabsahan alat ukur, namun juga menyentuh masalah moral para pedadang. Pengawasan pemerintah terhadap kualitas 77

barang, cara menimbang, tata kelola pasar yang dipertegas dengan pemberian hukuman kepada pedagang yang melakukan kecurangan dan tidak mematuhi ketentuan yang telah ditetapkan. Daftar Pustaka Abdul Azim Islahi. Ekonomi Consepts Of Ibnu Taimiyah. London : The Islamic Foundation, 1824. Abdul Aziz Dahlan. Ensiklopedi Isla. Jakarta: PT. Ichtiar Van Hoeke. 1984. Abdurrahman Ibnu Khaldun.Muqaddimah, t.t, Dar al-fikri, t.th. Muslim Ibnu al-hajjaj Abu al-husain al-khusairi Al-Naisaburi. Shahih Muslim. Beirut: Dar Ihya al-turats al-arabi, t.t. Rozalinda, Ekonomi Islam Teori dan Aplikasinya Pada Aktivitas Ekonomi. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta, 2014. Taqiyuddin Ibnu Taiiyah. al-hisbah fi al-islam. Riyadh: Mansyurat al-muassasah al- Sa idiyah, t.t 78