BAB I PENDAHULUAN. keuangannya untuk tetap menjaga kepercayaan dari nasabahnya. Hal ini

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. syariah. 2 Perkembangan perbankan syariah di Indonesia pasca. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh alternatif dalam menggunakan jasa-jasa perbankan yang

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah memberikan layanan bebas bunga kepada para nasabahnya.

2015 DAMPAK SPIN OFF TERHADAP KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bank Umum Syariah (BUS) Nasional di Indonesia dengan tahun amatan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan dan juga berfungsi sebagai Financial Intermediaries antara pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pemberian layanan syariah dapat ditempuh melalui pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. bank itu sendiri berasal dari kata banque dalam bahasa prancis dan banco dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia semakin diramaikan dengan berdirinya bank-bank

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Unit Usaha Syariah (UUS) yang terdaftar di Bank Indonesia sampai dengan tahun

BAB III DESKRIPSI DAN OBJEK PENELITIAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bank memiliki peran yang sangat penting dalam masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bunga baik tabungan, deposito, pinjaman, dll.

BAB I PENDAHULUAN. keuangan sehari-harinya. Bank dijadikan sebagai tempat untuk melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduknya beragama

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, bank syariah telah muncul semenjak awal tahun 1990-an dengan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi pada saat ini. Bank berfungsi sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. dengan metode pendekatan syariah Islam yang dapat menjadi alternatif bagi masyarakat,

PENDAHULUAN. ketentuan Pasal 1 Ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatakan bahwa Negara

Bab I Pendahuluan Latar Belakang

2015 PENGARUH PEMBIAYAAN BAGI HASIL TERHADAP PROFITABILITAS

BAB I PENDAHULUAN. Islamic Banking atau juga disebut dengan interest-free banking. Peristilahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bergerak pada bidang keuangan. Pengertian Bank menurut Undang-undang

2015 PENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH TERHADAP PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan prinsip Islam, yaitu aturan perjanjian (akad) antara bank dengan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup

No. 15/ 8/DPbS Jakarta, 27 Maret 2013 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karolina, 2014 Pengaruh Kecukupan Modal Terhadap Profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN. triwulan I dan II 2012, dimana ekonomi tumbuh secara berturut turut sebesar

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Bank dalam pasal 1 ayat (2) UU No. 10 tahun 1998 tentang perubahan UU

BAB I PENDAHULUAN. pada kegiatan ekonomi baik di negara maju maupun negara berkembang. Negara

BAB I PENDAHULUAN. hanya menghimpun dana atau hanya menyalurkan dana dan atau kedua-duanya

BAB III PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

SNAPSHOT PERBANKAN SYARIAH INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN. pemerintah yang terdaftar di Bank Indonesia pada tahun dengan

I. PENDAHULUAN. pada dua alasan utama yaitu adanya pandangan bahwa bunga (interest) pada bank

Yth. 1. Direksi Bank Umum Syariah; 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah, di tempat.

BAB I PENDAHULUAN. di dalam perekonomian suatu Negara sebagai perantara lembaga keuangan. Bank dalam pasal 1

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Sejarah Berdirinya Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kondisi perekonomian yang terus berkembang, bank sebagai. lembaga keuangan yang berfungsi sebagai Financial Intermediary atau

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, banyak bank konvensional yang bermasalah akibat negative spread,

Daftar Kode Tujuan Bank di Indonesia

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah sebuah lembaga keuangan yang menjadi perantara untuk

2015 PENGARUH KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dan menyalurkan dana kepada masyarakat yang membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan Unit Usaha Syariah (UUS) yang dilahirkan oleh perbankan

III. METODOLOGI PENELITIAN. untuk membandingkan suatu kondisi dengan kondisi lainnya, pada penelitian ini yang

ANALISIS KINERJA BANK SYARIAH DI INDONESIA (Studi Empiris Bank Umum Syariah)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Nama Bank Total Asset (triliun) Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. sistem perbankan yang lebih adil. Dengan berlandaskan pada Undang-undang

Daftar Kode Tujuan Bank di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan keuangan syariah. Namun demikian, hingga saat ini market share

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti memilih Bank Umum Konvensional (BUK)

BAB I PENDAHULUAN. berarti dalam meningkatkan kesejahteraan bangsa dan negara, baik peranannya

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang signifikan dual system antara sistem konvensional dan sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

NO. NAME OF BANK / COMPANY CODE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah melalui Undang-Undang Nomor 21 tahun 2008 tentang. Perbankan Syariah telah mewajibkan Bank Umum Konvensional (BUK) untuk

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi, yang bertugas menghimpun dana dari masyarakat dan

Nusa Tenggara Timur Luar Negeri Banten Kepulauan Riau Sumatera Selatan Jambi. Nusa Tenggara Barat Jawa Tengah Sumatera Utara.

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (Financial Intermediary) antara pihak yang memiliki dana dan pihak

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan kemudahan untuk mendirikan bank, cukup dengan setor modal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. sumber dana internal dan eksternal perusahaan. Sumber dana internal, artinya,

BAB 1 PENDAHULUAN. proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. prinsip bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing). Sebagai bagian dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1992, perbankan Indonesia menjadi maju dengan munculnya

BAB III PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

2016 EFFECT OF OPERATING CASH FLOW TO PROFIT GROWTH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masyarakat di negara maju dan berkembang sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. usahanya. Menurut Undang-undang RI No. 10 Tahun 1998 tanggal 10 November

TATA CARA PEMBAYARAN BIAYA TES KOMPETENSI DASAR PTB-STMKG-2017

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan yang berfungsi menghimpun dana

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1. Kinerja (LDR) Bank Umum Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting di dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. bentuk kredit. Bank menjual jasa keuangan bagi seluruh lapisan masyarakat, baik

BAB I PENDAHULUAN. tentang perbankan, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

BAB 1 PENDAHULUAN. hasil baru dipraktekan dalam perekonomian di Indonesia. Antara sistem

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam pembangunan nasional yang berfungsi sebagai financial. pihak-pihak yang memerlukan dana (Mahardian, 2008).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Sri Pujiyanti Dr. Ir. E. Susi Suhendra, MS Universitas Gunadarma

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian di situs resmi BI ( dan situs resmi masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian perbankan secara umum menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998

I. Pendahuluan. optimal dalam industri perbankan nasional. Paska terbitnya Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. syariah Indonesia adalah tercapainya market share sebesar 5%. Namun hingga

I. PENDAHULUAN. Industri perbankan masih mendominasi aset sektor keuangan. Penguasaan aset

Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa thitung sebesar berada pada

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurunnya kapasitas permintaan dan produksi di sektor riil berpotensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Objek Studi

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. dimana kegiatan utamanya adalah menerima simpanan giro, tabungan, dan

BAB I PENDAHULUAN. serta cara dan proses dalam melaksanakan usahanya. Sementara defenisi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Bank merupakan salah satu lembaga keuangan dalam sebuah perekonomian Negara, yang berfungsi sebagai penunjang kelancaran pembayaran, pelaksana kebijakan moneter, dan sebagai sarana untuk mencapai stabilitas keuangan Negara dengan prinsip kepercayaan dari para nasabahnya.oleh karenanya maka sebuah Bank harus menjaga kesehatan keuangannya untuk tetap menjaga kepercayaan dari nasabahnya. Hal ini senada dengan apa yang diungkapkan oleh Kasmir (2008:) bahwa Bank adalah Lembaga Keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut kemasyarakat serta memberikan jasa bank lainnya. Salah satu indikator dari kesehatan suatu Bank adalah dapat dilihat dari laporan keuangannya.laporan keuangan ini merupakan sebuah prestasi sejarah yang dibuat oleh pihak manajemen dalam memberikan informasi kepada nasabahnya, dan juga dapat digunakan sebagai dasar untuk sebuah proyeksi dan pramalan dalam pengambilan sebuah kebijakan di masa yang akan datang. Dari laporan keuangan tersebut tentu dapat kita hitung berapa rasio keuangan yang lazim untuk sebagai dasar bentuk penilaian terhadap

tingkat kesehatan Bank tersebut. Dengan melakukan analisis analisis rasio keuangan tersebut maka dapat kita lihat seberapa sehat kinerja dari Bank tersebut. Karena penurunan sebuah kinerja akan berakibat buruk untuk perbankan tersebut. Setelah diberlakukannya undang undang No. 2 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah mengatur secara khusus mengenai Perbankan Syariah, baik secara kelembagaan maupun kegiatan usaha. Beberapa lembaga hukum baru telah diperkenalkan dalam UU No. 2 Tahun 2008 ini, yakni menyangkut pemisahan (Spin Off) UUS baik secara sukarela maupun wajib dan komite Perbankan Syariah. Hal ini dapat dipertegas dalam pasal 68 ayat UU No. 2 Tahun 2008 terkait dengan peraturan lembaga baru yaitu Spin Off maka BUK yang memiliki UUS yang nilai Assetnya telah mencapai paling sedikit 50% dari nilai Asset Bank induknya, atau 5 tahun sejak berlakunya undang undang ini, maka BUK dimaksud wajib melakukan Spin Off (pemisahan) UUS tersebut menjadi BUS. (pasal 68 ayat UU No. 2 tahun 2008). Perkembangan jumlah BUS terus mengalami sebuah peningkatan. Seakan menjadi sebuah trend, dengan semakin banyak UUS yang melakukan Spin Off untuk menjadi BUS. Selain melihat pasar Perbankan Syariah yang semakin besar, dan juga besarnya sebuah keinginan untuk memajukan Perbankan Syariah itu sendiri, lebih fleksibel, efisien dan independen dalam menjalankan manajemen diri. Jumlah BUS yang terus meningkat ini 2

merupakan sebuah dampak dari semakin kondusifnya berbagai peraturan terkait tentang perizinan pembukaan Bank Syariah.Dari data Bank Indonesia (BI) tercatat Asset Perbankan Syariah per oktober 203 meningkat menjadi Rp 229,5 triliun. Bila di total dengan Asset Bank Perkreditan Rakyat ( BPR ) Syariah, maka AssetPerbankan Syariah mencapai Rp 235, triliun. (www.kemenkeu.go.id) Tabel. Jumlah perkembangan BUS dan UUS Per Mei 205 Jaringan Kantor Individual Perbankan Syariah Mei 205 (Individual Islamic Banking Network May 205) Kelompok Bank KPO/KC KCP/UPS KK HOO/BO SBO/SSU CO Bank Umum Syariah 450.482 20 85 26 PT. Bank Muamalat Indonesia 03 2 9 6 PT. Bank Victoria Syariah 3 52 205 Bank BRISyariah 0 4 B.P.D. Jawa Barat Banten Syariah 9 56 5 Bank BNI Syariah 67 65 7 6 Bank Syariah Mandiri 37 50 65 7 Bank Syariah Mega Indonesia 35 257 8 Bank Panin Syariah 8 5 9 PT. Bank Syariah Bukopin 2 7 4 0 PT. BCA Syariah 9 6 PT. Maybank Syariah Indonesia 3

2 PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah 26 4 Unit Usaha Syariah 43 40 44 3 PT Bank Danamon Indonesia Tbk 25 20 4 PT Bank Permata Tbk 2 5 PT Bank Internasional Indonesia Tbk 7 6 PT Bank Cimb Niaga, Tbk 7 7 PT Bank OCBC Nisp, Tbk 8 8 PT BPD DkI 3 9 BPD Yogyakarta 2 20 PT Bank Pembangunan Daerah Jawa 6 Tengah 4 2 PT BPD Jawa Timur 3 7 22 PT BPD Jambi 23 PT Bank Bpd Aceh 2 5 24 PT Bpd Sumatera Utara 5 7 25 BPD Sumatera Barat 3 6 26 PT Bank Pembangunan Daerah Riau 2 3 27 PT BPD Sumatera Selatan Dan Bangka 3 Belitung 28 PT BPD Kalimantan Selatan 2 8 29 PT BPD Kalimantan Barat 2 30 BPD Kalimantan Timur 2 3 3 PT BPD Sulawesi Selatan Dan Sulawesi 3 Barat 32 PT BPD Nusa Tenggara Barat 2 6 33 PT Bank Sinarmas 28 34 PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. 2 20 6 5 4 5 4 0 4

7 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah 90 88 "" = data tidak tersedia TOTAL 683.622 433 *) Angkaangka sementara Keterangan: KP = Kantor Pusat UUS = Unit Usaha Syariah KPO = Kantor Pusat Operasional KC = Kantor Cabang KCP/UPS = Kantor Cabang Pembantu/ Unit Pelayanan Syariah KK = Kantor Kas Tidak termasuk Layanan Syariah Sumber : www.ojk.go.id Pengelolaan Bank Umum Syariah di harapkan mampu meningkatkan perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia karena pengelolaan BUS lebih fokus dari pada UUS. Dengan adanya kebijakan pemerintah dalam Perbankan Syariah yaitu di berlakukannya UU No 2 tahun 2008 tentang di bolehkannya BUK yang mempunyai UUS dapat melakukan pemisahan dari Bank Induknya untuk menjadi BUS, hal ini akan semakin membantu perkembangan Perbankan Syariah semakin cepat. Tetapi kebijakan Spin Off tidak selamanya dapat berjalan dengan mulus, ada BUS yang mampu menghadapi masa pemindahan tanpa adanya kendala tetapi ada juga yang BUS yang justru banyak mengalami kendala ketika menjadi BUS. Melihat adanya fenomena tersebut maka menurut Ketua Umum Asosiasi Bank Syariah Seluruh Indonesia (Asbisindo) Achmad Riawan Amin 5

tahun 20, mengatakan, bahwa Spin Off Perbankan Syariah dari UUS menjadi BUS seakanakan dipaksakan sehingga yang terjadi banyak manajemen Bank Syariah baru sulit untuk mengembangkan diri.ia memandang, seharusnya Spin Off dilakukan ketika nasabah suatu Bank dengan perbandingan 50 : 50, dengan demikian dilakukannya Spin Off merupakan alternatif UUS bisa mandiri. Tapi yang terjadi di Indonesia tidak demikian, Spin Off dilakukan hanya berdasarkan informasi dari Bank Indonesia bahwa potensi industri perbankan sangat cerah. Menurut pengamat ekonomi Syariah, Aviliani menegaskan, sejak awal ia tak setuju dengan kebijakan Spin Off UUS menjadi BUS, ketika modal yang dimiliki oleh Bank Syariah tersebut masih kecil. Aviliani menyarankan bahwa Spin Off dilakukan ketika Bank Syariah itu modalnya sangat besar. Menurutnya saat ini BUS baru sangat sulit mengembangkan diri karena modalnya sangat kecil, apalagi mereka dituntut oleh pihak pemegang saham yang harus profit dan effisien (www.zonaekis.com). Selain beberapa praktisi yang tidak setuju terkait kebijakan Spin Off maka ada juga yang berpendapat setuju dengan kebijakan tersebut.karena bahwa dengan Spin Off maka itu akan sangat membantu perkembangan BankSyariah semakin cepat. Selain itu juga dengan Spin Offmaka BUS mampu lebih mudah dalam hal mengatur dan mengelola keuangan UUS untuk dapat menghilangkan akan keraguan keraguan terhadap pengelolaan Bank 6

induknya yaitu Bank konvensional, diantara dari Perbankan Syariah yang memisahkan diri dari UUS adalah BankSyariah Bukopin, Bank Bjb Syariah, Bank BRI Syariah, Bank BNI Syariah dan Bank Panin Syariah. BankSyariah Bukopin merupakan salah satu BUS yang kepemilikan sahamnya masih sebagian besar di pegang oleh Bank induknya sebesar 70 %, sehingga Bank Bukopin tbk pada tahun 205 ini berani untukmenyuntikkan dana segar senilai Rp00 miliar untuk memperkuat modal BSB (BankSyariah Bukopin) setelah tahun lalu menggelontorkan dana hingga Rp200 miliar(www.gainscope.co.id). Pendirian Bank Bjb Syariah diawali dengan pembentukan Divisi/Unit Usaha Syariah oleh PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. pada tanggal 20 Mei 2000, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Jawa Barat yang mulai tumbuh keinginannya untuk menggunakan jasa Perbankan Syariah pada saat itu. Pada tanggal 3 Juli 202, berdasarkan akta nomor 27 perihal Pelaksanaan Putusan RUPS Lainnya Tahun 202, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk dan PT Banten Global Development menambahkan model disetor sehingga total modal PT Bank Jabar Banten Syariah menjadi sebesar Rp 609.000.000.000, (enam ratus sembilan milyar rupiah), dengan komposisi PT Bank Pembangunan Daerah 7

Jawa Barat dan Banten, Tbk sebesar Rp 595.000.000.000, (lima ratus sembilan puluh lima milyar rupiah) dan PT Banten Global Development sebesar Rp 4.000.000.000, (empat belas milyar rupiah) (www.bjbsyariah.co.id ). Berdasarkan uraian fenomena di atas penyusun ingin melakukan analisis untuk mengetahui kinerja keuangan dengan menggunkan penghitungan Rasio Earning dan Rasio Likuiditas, sehingga setelah melakukan analisis ini dapat diketahui bagaimana perbedaan tingkat kinerja keuangan sebelum dan sesudah Spin Off.selanjutnya penelitian ini dibuat dalam bentuk skripsi dengan judul ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANKSYARIAH SEBELUM dan SESUDAH SPIN OFF BERDASARKAN EARNING dan LIKUIDITAS B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas maka yang menjadi identifikasi dalam masalah ini adalah pemisahan (Spin Off) dimana Unit Usaha Syariah ketika ingin melakukan pemisahan (Spin Off) dari Bank induknya maka setidaknya memiliki 50 persen nilai Asset dari Bank induknya agar ketika menjadi Bank Umum Syariah tidak mengalami kendala dalam hal Modal sekaligus Likuiditasnya dan untuk memperjelas arah penelitian ini 8

maka dapat dirumuskan pokok masalahan dalam penelitian ini sebagai berikut :. Bagaimana Perbandingan kinerja keuangan pada BankSyariah sebelum dan sesudah melakukan Spin Off berdasarkan Earning yang diukur dengan Rasio NOM (Net Opration Margin), ROA (Return Of Asset) dan REO (Rasio Efisiensi kegiatan Operasional)? 2. Bagaimana Perbandingan kinerja keuangan pada Bank Syariah sebelum dan sesudah melakukan Spin Off berdasarkan Likuiditas yang diukur dengan Rasio FDR (Financing to Deposito Ratio)? C. Tujuan penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah. Membandingkan kinerja keuangan pada BankSyariah sebelum dan sesudah melakukan Spin Off berdasarkan Earning yang diukur dengan Rasio NOM (Net Opration Margin), ROA (Return Of Asset) dan REO (Rasio Efisiensi kegiatan Operasional) 2. Membandingkan kinerja keuangan pada Bank Syariah sebelum dan sesudah melakukan Spin Off berdasarkan Likuiditas yang diukur dengan Rasio FDR (Financing to Deposito Ratio) 9

D. Kegunaan penelitian. Secara ilmiah Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah pengetahuan khususnya di bidang Perbankan Syariah dan menjadi masukan sebagai bahan untuk penelitian selanjutnya. 2. Secara praktis Hasil penelitian ini di harapkan agar dapat menjadi bahan pertimbangan utama bagi para kreditur dalam mengambil keputusan untuk menarik piutangnya, menambah piutang untuk mengatasi masalah tersebut.atau mengambil kebijakan lainnya.bagi investor hasil penelitian ini dapat menjadi bahan dalam menentukan sikap terhadap sekuritas yang dimiliki pada perusahaan yang dimana dia berinvestasi dan bagi pihak Bank penelitian ini di harapkan dapat menjadi masukan dan bahan reverensi dalam melakukan evaluasi kinerja Perbankan Syariah. 0