Kebijakan Daerah harus disusun secara arif dan berkualitas:

dokumen-dokumen yang mirip
Proses Perencanaan dan Penganggaran Daerah. Syukriy Abdullah

PECAPP. Proses Perencanaan dan. Penganggaran Daerah. Syukriy Abdullah. A-PDF Watermark DEMO: Purchase from to remove the watermark

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Mekanisme Pengalokasian Anggaran APBA Badan Pengelolaan Keuangan Aceh 2017

Siklus Anggaran Siklus Pengelolaan Keuangan Negara Siklus Akuntansi. tedi last 09/17

Pengelolaan Keuangan Daerah

ALUR PERENCANAAN PROGRAM & PENGANGGARAN

Siklus Pengelolaan Keuangan Negara Siklus Anggaran Siklus Akuntansi. tedi last 09/16

Pengelolaan Keuangan Daerah & APBD

STRATEGI PENGANGGARAN KEGIATAN TIM TERPADU DAN RENCANA AKSI PENANGANAN KONFLIK SOSIAL

PENGANGGARAN SEKTOR PUBLIK

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016

PENATAAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH (LITBANG DAERAH) DAN DEWAN RISET DAERAH (DRD) DALAM KERANGKA SISTEM INOVASI NASIONAL

KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

PERANAN KEMENTERIAN KEUANGAN DALAM ALOKASI ANGGARAN PEMERINTAH DAERAH GUNA MENDUKUNG INPRES NOMOR 12 TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR BALI TANGGAL 25 MEI 2015 NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI BALI TAHUN 2016

PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN, PENGANGGARAN, DAN EVALUASI PEMBANGUNAN. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Timur

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN GRESIK TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BUPATI PANDEGLANG PROVINSI BANTEN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BUPATI MALUKU TENGGARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR 2 TAHUN 2007

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG POKOK - POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah Direktorat Perencanaan Pembangunan Daerah

ADMINISTRASI KEUANGAN NEGARA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BAGAN ALIR SIKLUS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

RKPD Kabupaten OKU Selatan Tahun 2016 Halaman I. 1

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

PEMERINTAH KABUPATEN TASIKMALAYA BAB I PENDAHULUAN

NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 26 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 542 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan tahunan yang disusun untuk menjamin keterkaitan dan

PENGUATAN FUNGSI KELITBANGAN DI DAERAH DALAM MENDUKUNG PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

Lab. Politik dan Tata Pemerintahan, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya. 4. Prinsip APBD 5. Struktur APBD

MINAHASA UTARA Agustus PKDSP - FEB Universitas Brawijaya Malang. Ali Mujib, S.Kom. MM

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO SERI C

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 10 TAHUN 2006

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH KOTA PARIAMAN TAHUN 2014

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah (Jangka Panjang dan Menengah) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA TASIKMALAYA,

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 02 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN I LATAR BELAKANG

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR LAMPIRAN NOMOR : 40 TAHUN 2012 LAMPIRAN TANGGAL : 30 MEI 2012

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

DisampaikanOleh : DR. MUH. MARWAN, M.Si DIRJEN BINA BANGDA. 1. Manajemen Perubahan. 4. Penataan Ketatalaksanaan. 6. Penguatan Pengawasan

PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 02 TAHUN 2009 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUTON UTARA NOMOR 1 TAHUN 2015 SISTEM PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

GUBERNUR SUMATERA BARAT

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH MENURUT UU NOMOR 25/2004 DAN UU NOMOR 32/2004. Prof. Dr. SADU WASISTIONO, MS

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TAHUN : 2006 NOMOR : 07

PEMERINTAH KABUPATEN BREBES

WALIKOTA MALANG PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 65 TAHUN TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

RENCANA KERJA SKPD JANGAN ASAL JADI

PENDAHULUAN BAB I 1.1. LATAR BELAKANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DisampaikanOleh: Ir. Agustenno Siburian, M.Si Kasubdit Perencanaan dan Evaluasi Wilayah III

MEMUTUSKAN : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN

DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

Oleh : Benfrizs C Reynolds Malau,SE. Bappeda Kab. Mamberamo Raya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

RENCANA KERJA (RENJA)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

Transkripsi:

2 Daerah mempunyai hak, wewenang, dan kewajiban mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakatnya. Otonomi Daerah dilaksanakan menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masy. Prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip NKRI. Daerah diberi Perda/ kewenangan Perkada/ merumuskan, Kep.KDH menetapkan dan melaks. kebijakan secara mandiri Kebijakan Daerah harus disusun secara arif dan berkualitas: Dorong pembangunan daerah dan tingkatkan kesejahteraan masyarakat. Minimalisir ekses negatif. Tidak bertentangan dengan per-uu-an yang lebih tinggi.

3 Untuk melaksanakan fungsi penunjang urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah di Provinsi dan Kabupaten/Kota, dibentuk Badan. Salah satunya meliputi Badan yang melaksanakan fungsi penelitian dan pengembangan. Badan Litbang Daerah ( BALITBANGDA )

4 KEMENDAGRI PENGUATAN BADAN LITBANG KEMENDAGRI KERJASAMA BADAN LITBANG K/L LITBANG (PROV/KAB/KOTA) BINWAS (FASILITASI/PENGUATAN), MELALUI: DUKUNGAN REGULASI 1. UU 18/2002 2. UU 23/2014 3. UU 12/2011 4. PP 18/2016 5. PP 12/2017 PENGUATAN SDM 1. PERMENPAN-RB 26/2016 2. PERKA LIPI 2/2014 PROGRAM & KEGIATAN 1.PB MENDAGRI & MENRISTEK 03 & 36/ 2012 2.PERMENDAGRI 17/2016 3.PP INOVDA

6

7 TUGAS: melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah provinsi/kab/kota sesuai dengan ketentuan peraturan peruuan. FUNGSI: a. penyusunan kebijakan teknis penelitian dan pengembangan; b. penyusunan perencanaan program dan anggaran Litbang; c. pelaksanaan penelitian dan pengembangan; d. pelaksanaan pengkajian kebijakan lingkup urusan pemerintahan daerah; e. fasilitasi dan pelaksanaan inovasi daerah; f. pemantauan, evaluasi dan pelaporan atas pelaksanaan Litbang; g. koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan Litbang; h. pelaksanaan administrasi penelitian dan pengembangan; dan i. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah.

8 UU No.23/2014 tentang Pemerintahan Daerah: Balitbangda sebagai fungsi penunjang urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah di bidang litbang (Pasal 219). agar pelaksanaan kelitbangan lebih terkonsentrasi dan berdayaguna. Balitbangda sebagai pelaksana teknis yang membantu Kepala Daerah dalam mengkoordinasikan pelaksanaan inovasi guna peningkatan daya saing daerah Bab XXI (Pasal 386 390) PP No.18 Tahun 2016 tentang Organisasi Perangkat Daerah pada Pasal 67 mengatur type organisasi Badan Daerah Provinsi dan Pasal 85 mengatur type organisasi Badan Daerah Kab/Kota.. Balitbangda menjadi unsur perangkat daerah yang secara strategis mengawal pelaksanaan pembinaan dan pengawasan di daerah.

9 Sebagai think tank yang kritis untuk menyikapi dinamika dan permasalahan yang berkembang di daerah; Sebagai lembaga profesional yang bersifat akademis dalam organisasi Pemda; Sebagai perangkat daerah yang fleksibel dan universal dapat memasuki ruang kerja lintas sektor/urusan. Identifikasi permasalahan yang bersifat aktual dan prediktif untuk jangka menengah/panjang. Berikan pertimbangan teknis untuk pengambilan langkah dan kebijakan strategis jangka pendek/segera.

10 Peran awal input penyusunan kebijakan Peran antara katalisator pencapaian sasaran Peran akhir evaluasi kebijakan/program

12 ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN Arah kebijakan Strategis Jangka Menengah Pembangunan daerah Visi dan Misi RPJMD ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KELITBANGAN DAERAH Arah Kebijakan Strategi Kebijakan ARAH PROGRAM PRIORITAS KELITBANGAN DAERAH Bid. Tata Kelola Pemerintahan Dan Pelayanan Publik Bid. Sosial dan Kemasyarakatan Bid. Ekonomi dan Pembangunan Daerah Bid. Inovasi dan Pengemb. IPTEK

13 Kebijakan kelitbangan Pemerintahan Daerah diarahkan untuk: 1 2 3 Mendorong peningkatan kualitas dan pemantapan regulasi/kebijakan penyelenggaraan pemerintahan daerah; Mendorong penguatan dan penciptaan inovasi dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah; Meningkatkan kualitas tata kelola dan penguatan kapasitas internal Balitbangda; dan

14 1 Mendorong peningkatan kualitas dan pemantapan regulasi/kebijakan penyelenggaraan pemerintahan daerah melalui antara lain: Penyiapan landasan regulasi/kebijakan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah, khususnya berkenaan dengan program legislasi daerah (Prolegda) yang menjadi kebutuhan perangkat daerah; Evaluasi dan penyiapan rekomendasi atas pelaksanaan regulasi/kebijakan dalam rangka efektifitas dan optimalisasi penyelenggaraan pemerintahan daerah, serta meminimalisir Perda bermasalah ; Pelaksanaan kegiatan kelitbangan yang berorientasi pada peningkatan pelayanan dan daya saing daerah, serta dukungan pencapaian prioritas daerah; Penyiapan kerangka kebijakan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah yang berorientasi jangka panjang.

15 2 Mendorong penguatan dan penciptaan inovasi dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah melalui antara lain: Pembinaan dan penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) guna menumbuhkembangkan suasana yang kondusif bagi terciptanya inovasi di daerah; Fasilitasi dan implementasi kebijakan dan program inovasi di daerah yang bersumber dari hasil invensi dan difusi; dan Evaluasi, pelaporan, dan penilaian atas pelaksanaan inovasi di daerah.

16 3 Meningkatkan kualitas tata kelola dan penguatan kapasitas internal Balitbangda melalui antara lain: Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM kelitbangan, khususnya pemenuhan kebutuhan Jabfung Peneliti secara bertahap; Peningkatan kualitas dan sinergitas program kelitbangan dengan melibatkan para pemangku kepentingan; Peningkatan dan implementasi kerjasama dalam pelaksanaan kelitbangan; Diseminasi dan publikasi hasil-hasil kelitbangan; dan Peningkatan fasilitas pendukung kelitbangan (website, jurnal, perpustakaan, aplikasi kelitbangan, dll).

18 dilakukan menurut kaidah dan metode ilmiah secara sistematis, untuk memperoleh informasi, data, yang berkaitan dengan pembuktian kebenaran suatu asumsi dan/atau hipotesis. penelitian terapan yang bertujuan memecahkan permasalahan yang sedang berkembang untuk mencapai tujuan jangka menengah/panjang. meningkatkan fungsi, manfaat, dan aplikasi ilmu pengetahuan yang telah ada, atau menghasilkan teknologi baru. desain dan rancang bangun untuk menghasilkan nilai, produk, dan/atau proses produksi dengan mempertimbangkan keterpaduan sudut pandang dan/atau konteks teknikal, fungsional, bisnis, sosial budaya, dan estetika. pemanfaatan hasil litbang yang telah ada ke dalam kegiatan perekayasaan, inovasi, serta difusi teknologi. uji operasional atas suatu produk kebijakan, model, atau sistem kerekayasaan yang telah melalui proses penerapan, guna modifikasi dan penyempurnaan. proses penilaian yang sistematis melalui pengumpulan, analisis dan interpretasi informasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan kebijakan/program (menggunakan kriteria/model tertentu). TERKAIT PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAHAN DAERAH

19 NO JENIS KELUARAN 1 Penelitian Rekomendasi 2 Pengkajian a. Strategis b. Aktual c. Kompetitif 3 Pengembangan 4 Perekayasaan 5 Penerapan 6 Pengoperasian 7 Evaluasi Kebijakan Rekomendasi Naskah Akademis dan Ranc. Regulasi Pemodelan Kebijakan/Program Pedoman Umum/Teknis Pelaksanaan Model Kebijakan/Program Uji coba Model Kebijakan/Program pada daerah percontohan Penerapan Model Kebijakan/Program secara lebih luas/menyeluruh dan pendampingan Rekomendasi Lanjut dengan perbaikan Dicabut/ Diberhentikan BERORIENTASI PADA KUALITAS HASIL, OUTCOME, DAN MENDUKUNG INOVASI

20 1 2

21 3 4

22 Masukan Pemangku Kepentingan K/L ATAU STAKEHOLDER PERANGKAT DAERAH LEMBAGA LITBANG TERKAIT Masukan Lingkup Internal INVENTARISASI DAN PENJARINGAN PROGRAM Isu Aktual dan Permasalahan Rapat TKPMP DRAF PROGRAM KERJA KELITBANGAN Sidang MP PROGRAM KERJA KELITBANGAN

23

24 1 2

25 1 2 3

26

1 27

28 2 3

Proses Perencanaan Pengangaran 29 RPJPD Mekanisme Perencanaan Tahunan RPJMD Renstra-SKPD Ranc. Awal RKPD Ranc. Awal Renja-SKPD Ranc. Akhir RKPD RKPD Ranc. RKPD Forum SKPD Musrenbang Kabupaten Renja-SKPD Musrenbang Desa/Kel. Musrenbang Kecamatan Penganggaran

Sinkronisasi Perencanaan dan Penganggaran Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah RPJP Nasional Pedoman Pedoma n Renstra KL RPJM Nasional Pedoma n Musrenbangnas Dijabarkan Diacu Renja - KL RKP Pedoma n Pedoman RKA- KL RAPBN Keppres Rincian APBN APBN Pemerintah Pusat Diacu Diacu Diselaraskan melalui Musrenbang RPJP Daerah Pedoman Pedoman RPJM Daerah Renstra SKPD Dijabarkan Musrenbangda Pedoman RKP Daerah Diacu Renja - SKPD Pedoman Pedoma n RAPBD RKA - SKPD APBD Kep KDH tentang Rincian APBD Pemerintah Daerah UU NO. 25/2004 UU NO. 17/2003

Siklus Pengelolaan Keuangan Daerah Perencanaan Pelaksanaan Penatausahaan Pertggjawaban Pemeriksaan RPJMD RKPD KUA PPAS Rancangan DPA-SKPD Verifikasi Penatausahaan Pendapatan Bendahara penerimaan wajib menyetor penerimaannya ke rekening kas umum daerah selambatlambatnya 1 hari kerja Disusun Sesuai SAP Nota Kesepakatan Pedoman Penyusunan RKA-SKPD RKA-SKPD DPA-SKPD Pelaksanaan APBD Pendapatan Belanja Pembiayaan Penatausahaan Belanja Penerbitan SPM-UP, SPM- GU, SPM-TU dan SPM-LS oleh Kepala SKPD Penerbitan SP2D oleh PPKD Penatausahaan Pembiayaan Dilakukan oleh PPKD Laporan Keuangan Pemerintah Daerah LRA Neraca Lap. Arus Kas CaLK Laporan Keuangan diperiksa oleh BPK RAPBD Evaluasi Raperda APBD oleh Gubernur/ Mendagri Laporan Realisasi Semester Pertama Pengelolaan Kekayaan dan Kewajiban Kas, Piutang, Investasi, Persediaan, Dana Cadangan, Aset Tetap, Utang Raperda Pertanggungjawaban APBD APBD Perubahan APBD Akuntansi Keuangan Daerah

Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA SKPD) berdasarkan Pedoman Penyusunan RKA-SKPD Kepala SKPD menyusun Pendekatan penyusunan 1. Kerangka pengeluaran jangka menengah daerah 2. Penganggaran terpadu 3. Penganggaran berdasarkan prestasi kerja RKA- SKPD dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi program dan kegiatan SKPD serta anggaran yang diperlukan untuk melaksanakannya memuat rencana pendapatan, belanja untuk masing-masing program dan kegiatan menurut fungsi untuk tahun yang direncanakan, dirinci sampai dengan rincian objek pendapatan, belanja, dan pembiayaan, serta prakiraan maju untuk tahun berikutnya