BAB III METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. 2. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Universitas Muhammadiyah Semarang. Waktu penelitian dimulai dari penyusunan proposal sampai selesai. 3. Sampel Sampel dalam penelitian ini isolat Staphylococcus aureus dari Laboratorium Mikrobiologi FIKKES dan Daun Binahong dengan ciri-ciri daun yang segar, berwarna hijau muda, panjang 5-10 cm, lebar 3-7 cm sebanyak 500 gram untuk mendapatkan konsentrasi ekstrak daun binahong 100%. 4. Jenis dan Pengumpulan Data Data diambil selama pemeriksaan berlangsung di Laboratorium merupakan data primer, mengikuti pengujian specimen Daun Binahong terhadap Staphylococcus aureus secara invitro pada konsentrasi 100%, 75%, 50%, 25%. 5. Alat, Bahan dan Media 5.1 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu cawan petri, mikropipet 100ul, 75ul, 50ul, 25ul, tabung reaksi, rak tabung reaksi, ose mata, lampu spirtus, 13
bluetip, blender, lidi kapas steril, lubang sumuran, corong, kertas saring, alkohol 70%. 5.2 Bahan Bahan yang digunakan yaitu daun binahong dan suspensi kuman Staphylococcus aureus. 5.3 Media Media dalam penelitian ini yaitu media BHI (Brain Heart Infusion), BAP (Blood Agar Plate) dan NA (Nutrien Agar). Ketebalan pada media NA 0,6 cm pada setiap cawan petri, maka volume media dalam cawan petri dapat diukur dengan rumus luas alas x tinggi. 6. Cara Kerja 6.1 Sterilisasi Alat Alat dicuci terlebih dahulu sampai bersih kemudian dibungkus dengan kertas. Alat diautoclave pada suhu 121 C pada tekanan 1 atm selama 15 menit kemudian alat disimpan kedalam oven pada suhu 180 C selama 1 jam. 6.2 Pembuatan larutan uji Daun binahong dicuci sampai bersih kemudian daun binahong diblender tanpa diberi air. Daun binahong yang telah diblender disaring dengan menggunakan kertas saring, ini merupakan konsentrasi ekstrak daun binahong 100%. 14
Pengenceran Ekstrak Binahong untuk 1ml dari ; a. Pengenceran 100% murni ekstrak b. Pengenceran 75% 100 %. V1 = 75 %. 1 VI = 75 % : 100 % VI = 0,75 ml ( 0,75 ml ekstrak binahong, 0,25 ml aquadest) c. Pengenceran 50% 100 %. V1 = 50 %. 1 VI = 50 % : 100 % VI = 0,50 ml ( 0,50 ml ekstrak binahong, 0,50 ml aquadest) d. Pengenceran 25% 100 %. V1 =25 %. 1 VI =25 % : 100 % VI = 0,25 ml ( 0,25 ml ekstrak binahong, 0,75 ml aquadest). 6.3 Persiapan kultur Staphylococcus aureus Tersangka kuman Staphylococcus aureus memiliki susunan morfologi sel coccus bergerombol, kemudian dilakukan uji koagulase terhadap koloni tersangka kuman S. aureus, setelah itu diambil sedikit koloni pada media BAP (Blood Agar Plate) dan ditanam kembali pada media MSA (Manitol Salt Agar), diinkubasi pada suhu 37 C selama 24 jam, dan diambil kembali dari media BAP (Blood 15
Agar Plate) pada koloni yang sama dan dikultur pada media penyubur BHI, inkubasi pada suhu 37 C, selama 12-18 jam (fase log). 6.4 Prosedur penelitian Media NA dituang pada cawan petri dibuat dengan ketebalan yang sama pada setiap sisi 0,6 cm. Dari media yang sudah dingin dan steril dibuat sumuran sampai menembus media, kemudian pada permukaan media NA digoresi suspensi Staphylococcus aureus dengan lidi kapas steril secara merata, diamkan selam 5-10 menit. Pada sumuran tersebut diisi ekstrak daun binahong sesuai dengan kadar konsentrasi, kemudian diinkubasi pada suhu 37 C selama 24 jam. Hasil pemeriksaan uji sensitifitas dinyatakan dengan mengamati pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus terhadap zona hambat dari ekstrak daun binahong. 7. Analisis data Semua data yang terkumpul diedit, ditabulasi kemudian diolah secara manual dan hasilnya disajikan dalam bentuk tabel kemudian diuraikan secara deskriptif. Hasil penelitian kemudian dianalisis menggunakan uji statistik One Way Annova. 8. Definisi Operasional Daya hambat adalah kemampuan suatu zat yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis ) adalah tanaman obat dari famili Basellaceae. Binahong mempunyai kandungan flavonoid yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri. 16
Staphylococcus aureus adalah bakteri kokus, gram positif, tampak seperti anggur cluster bila dilihat melalui mikroskop dan memiliki besar, bulat, kuning keemasan koloni, sering kali dengan hemolisis ketika tumbuh pada lempeng agar darah. penampilan emas adalah etimologis akar dari nama bakteri; aureus berarti "emas" dalam bahasa latin. 17