BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

I. PENDAHULUAN. Pembahasan beberapa hal tersebut secara rinci disajikan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya pendidikan merupakan suatu usaha yang bertujuan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu pranata pembangunan sumber daya manusia

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan modal yang sangat penting bagi kemajuan dan. kemajuan zaman saat ini. Dengan majunya pendidikkan maka akan bisa

I. PENDAHULUAN. Belajar merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari semua kegiatan manusia

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan, pengajaran dan latihan bagi perannya dimasa mendatang. Pendidikan di Indonesia diselenggarakan guna memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Menurut Sardiman (2014:12) Pendidikan dan

I. PENDAHULUAN. keadaan tertentu kesuatu keadaan yang lebih baik. Pendidikan sebagai pranata

I.PENDAHULUAN. seutuhnya, sangatlah tepat. Konsep Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia. Kebutuhan itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah pendidikan senantiasa menjadi topik pembicaraan yang menarik bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, beberapa diantaranya ialah melakukan perubahan kurikulum. Selain

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan belajar seseorang salah satunya dipengaruhi oleh faktor

BAB I PENDAHULUAN. lebih mudah mengarahkan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran, akhirnya akan berpengaruh pada hasil belajar.

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). SMK memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional adalah mengembangkan potensi siswa agar menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap individu dan

I. PENDAHULUAN. dan berpartipasi secara aktif dalam pembangunan. Pendidikan memegang. agar mutu pendidikan dapat terus ditingkatkan.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu muatan dalam sistem pendidikan nasional yang. pendidikan nasional. Saat ini sistem pendidikan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. yaitu memperhatikan masalah pendidikan.isi pendidikan diharapkan mencakup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lia Liana Iskandar, 2013

BAB I PENDAHULUAN. mengimplementasikannya dalam proses belajar mengajar.

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN KEAKTIFAN BERKOMUNIKASI SISWA DENGAN STRATEGI SNOWBALL THROWING

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang diamanatkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan. Nasional Nomor 20 Tahun 2003 akan tercapai bila didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan suatu proses dari tidak tahu menjadi tahu yang

I. PENDAHULUAN. pendidikan sangatlah penting untuk memajukan kesejahteraan bangsa.

2014 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA SIMULATOR REM TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM REM

I. PENDAHULUAN. Pendidikan berperan penting dalam perkembangan dan kemajuan suatu bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan melalui kegiatan pembelajaran. Hal tersebut menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekitarnya. (Sapriya, 2011:12) menyatakan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini peran dan fungsi pendidikan sekolah semakin penting dan

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses belajar agar peserta didik secara aktif dapat. mengembangkan potensi pada dirinya untuk dapat memiliki kekuatan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini pembelajaran fisika masih didominasi dengan penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAWUNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

I. PENDAHULUAN. Kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran, masing- masing dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan membahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan adalah SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) menuntut. meningkatkan minat belajar siswa yaitu SMK Bina Wisata Lembang.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses belajar mengajar guru diharapkan mampu menciptakan

I. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk

I. PENDAHULUAN. Rendahnya mutu pendidikan merupakan salah satu masalah yang terus

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia pendidikan dewasa ini semakin meningkat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Upaya dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, pada. prinsipnya yang memiliki tanggung jawab besar adalah penyelenggara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. yang diperoleh peserta didik. Menurut pendapat Nurkencana (1986:92) bahwa

BAB I PENDAHULUAN. tercipta sumber daya manusia yang berkualitas. Seperti yang di ungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji berhubungan dengan dunia

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan masyarakat ke arah yang lebih kompleks sehingga

BAB I PENDAHULUAN. terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari alam dengan

BAB I PENDAHULUAN. (dalam Norep, 2012) Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengesankan. Aktivitas belajar dapat merangsang siswa terlibat secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional di bidang pengembangan sumberdaya

BAB 1 PENDAHULUAN. jaman. Oleh karena itu pendidikan sangat cepat perkembanganannya semua ini

BAB I PENDAHULUAN. terutama sebagai pemegang kendali dalam proses pembelajaran. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. SMK Negeri 8 Bandung merupakan salah satu lembaga pendidikan formal

I. PENDAHULUAN. Secara keseluruhan pada bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga siswa dapat memahami materi yang dipelajari.

I. PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. diri siswa sudah terdapat motivasi maka proses belajar mengajar di kelas akan. berjalan dengan lancar serta tercapai tujuannya.

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana sebenarnya belajar itu (belajar untuk belajar). Dalam arti yang lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru sebagai salah satu sumber belajar, selalu berusaha memberikan

BAB I PENDAHULUAN. (Sumber Daya Manusia), terutama peningkatan dalam bidang pendidikan. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. perlu dilaksanakan agar peserta didik dapat belajar secara efektif.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. kompleksitas zaman. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat, sumber daya manusia yang mampu dan berkualitas merupakan

BAB I PENDAHULUAN. usaha sistematis yang terorganisasi untuk memajukan belajar, membina

I. PENDAHULUAN. Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak perubahan.

BAB I PENDAHULUAN. yang terlibat dalam pengembangan aktivitas belajar siswa dan upaya mencapai

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peserta didik yang berkualitas, baik dilihat dari prestasi bidang

BAB I PENDAHULUAN. fenomena-fenomena dunia. Permasalahan pendidikan dewasa ini, terutama di

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak hanya berlangsung pada satu tahap perkembangan saja

BAB I PENDAHULUAN. memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

MINDAMORA SITUMORANG Guru SD Negeri Muliorejo

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara peserta didik

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan hal yang penting bagi

I. PENDAHULUAN. yang besar untuk menjadi alat pendidikan, khususnya dalam. menyampaikan informasi atau ide-ide yang terkandung dalam pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. untuk menggunakan akal pikiran mereka sebagai jawaban dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pendidikan seorang anak dipengaruhi oleh tiga lingkungan

1. PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang merupakan salah satu jalan

I. PENDAHULUAN. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan tujuan, isi, dan bahan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia tidak dapat dipisahkan dari upaya peningkatan kualitas pendidikan yang sekarang ini sedang menjadi sorotan dan harapan banyak orang di Indonesia. Wujud dari proses pendidikan yang paling riil terjadi di lapangan dan bersentuhan langsung dengan sasaran adalah berupa kegiatan belajar mengajar pada tingkat satuan pendidikan. Kualitas kegiatan belajar mengajar atau sering disebut dengan proses pembelajaran tentu saja akan berpengaruh terhadap mutu pendidikan yang output-nya berupa sumber daya manusia. Kegiatan pembelajaran merupakan proses transformasi pesan edukatif berupa materi belajar dari sumber belajar kepada pembelajar. Dalam pembelajaran terjadi proses komunikasi untuk menyampaikan pesan dari pendidik kepada peserta didik dengan tujuan agar pesan dapat diterima dengan baik dan berpengaruh terhadap pemahaman serta perubahan tingkah laku. Dengan demikian keberhasilan kegiatan pembelajaran sangat tergantung kepada efektifitas proses komunikasi yang terjadi dalam pembelajaran tersebut Salah satu masalah yang dihadapi dalam proses mengajar yaitu permasalahan mengenai motivasi belajar siswa. Motivasi yang benar dalam belajar akan meningkatkan kualitas pendidikan. Demi meningkatkan kualitas pendidikan yang baik maka sangatlah dibutuhkan tenaga pengajar yang mampu melaksanakan tugasnya dengan profesionalitas tinggi. Namun sayangnya masalah rendahnya komunikasi pembelajaran guru dalam menyampaikan informasi kepada siswa dalam proses pembelajaran nyaris luput dari perhatian di dunia pendidikan saat ini sehingga berakibat terhadap motivasi belajar siswa. Dalam proses belajar mengajar motivasi sangat besar peranannya karena motivasi dapat menumbuhkan minat belajar siswa. motivasi sangat penting dalam pengajaran yang efektif. seorang siswa dapat belajar secara efektif jika ia memiliki motivasi untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi yang kuat akan mempunyai keinginan untuk melaksanakan kegiatan belajar. Dengan demikian

2 dapat saja siswa yang memiliki intelegasi yang cukup tinggi menjadi gagal karena kurangnya motivasi. Berkenaan dengan motivasi belajar siswa, Ecless,et al. (Hattip, 1997, hlm 2) menimpulkan sebagai berikut. (1)kurangnya minat bersekolah; (2) lemahnya motivasi konsep diri akademik; (3) dan persepsi dirinya; (4) gampang menurunkan rasa percaya dirinya setelah mengalami kegagalan; (5) merespon kegagalan dengan helplesness; (6) gampang membolos. Motivasi belajar merupakan salah satu permasalahan belajar pada siswa. Motivasi yang kuat dalam diri siswa akan meningkatkan minat, kemauan dan semangat yang tinggi dalam belajar, karena antara motivasi dan semangat belajar mempunyai hubungan erat. Motivasi sangat berperan dalam peoses pembelajaran, dengan motivasi inilah siswa menjadi tekun dalam proses belajar mengajar, dan dengan motivasi itu pula kualitas hasil belajar siswa dapat diwujudkan dengan baik. Siswa yang dalam proses belajarnya memnpunyai motivasi kuat dan jelas akan tekun dan berhasil dalam belajarnya. Motivasi belajar sesungguhnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang berasal dari dalam diri siswa maupun yang berasal dari luar diri siswa. perubahan lingkungan yang terjadi dapat mengakibatkan motivasi belajar siswa akan berubah. Maka dari itu motivasi belajar yang timbul dari dalam dan luar harus berjalan dengan seimbang dan saling melengkapi sehingga motivasi siswa untuk belajar dan kegiatan belajar mengajar akan berjalan dengan lancar dan sesuai dengan tujuan. Faktor lain yang dianggap menurunkan motivasi belajar adalah materi pelajaran itu sendiri dan guru yang menyampaikan materi pelajaran itu. Mengenai materi pelajaran, sering dikeluhkan oleh para siswa sebagai hal yang membosankan, terlalu sulit, tidak ada manfaatnya untuk kehidupan sehari hari, terlalu banyak bahannya untuk waktu yang terbatas (Sarwono, 2007, hlm 125) Menurut G R Terry dalam J Smith (2003, hlm 130) Motivasi dapat diartikan sebagai suatu usaha agar seseorang dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan

3 semangat karena ada tujuan yang ingin dicapai. Motivasi belajar memiliki beberapa indikator yang dikemukakan oleh Wena (2010, hlm 33) yaitu : keantusiasan dalam belajar, minat atau perhatian pada pembelajaran, keterlibatan dalam kegiatan belajar, rasa ingin tahu pada isi pembelajaran, ketekunan dalam belajar, selalu berusaha mencoba, dan aktif mengatasi tantangan yang ada dalam pembelajaran. Motivasi belajar siswa dapat dilihat dari berbagai aspek seperti dari keantusiasan siswa dalam bertanya kepada guru mengenai materi pembelajaran, ketekunan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru, rasa ingin tahu pada isi pembelajaran yang sedang dibahas. Berikut merupakan data dari hasil Ujian Semester Ganjil Tahun Ajaran 2010-2014 yang menunjukkan bahwa nilai rata rata Ujian Akhir Semester tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. 1 Hasil Nilai Mata Pelajaran Produktif AP Nilai Peserta Didik Jumlah Persentase Ketuntasan Belajar (%) Tahun < 70 > 70 Siswa Remedial Tidak Remedial 2010 18 13 31 58 42 2011 15 16 31 48 52 2012 27 13 40 68 33 2013 24 16 40 60 40 2014 30 13 43 70 30 Sumber : Daftar Nilai Guru Administrasi Perkantoran Kelas X AP SMK Bina Wisata Lembang Semester Ganjil Tahun 2010-1014 Tabel 1. 2 Selisih Hasil Belajar Siswa Pertahun Selisih Hasil Nilai Belajar Siswa (%) Tahun Remedial Tidak remedial 2010 2011 10 10 2011 2012 20 19 2012 2013 8 7

4 2013 2014 10 10 Berdasarkan tabel sebelumnya dapat kita lihat bahwa keadaan siswa di SMK Bina Wisata Lembang hampir sebagian persen siswa mendapatkan hasil belajar yang cukup menurun, artinya masih terdapat guru yang tidak melengkapi setiap aspeknya. Berdasarkan aspek -aspek yang diamati dari tahun 2010 2014 diperoleh data pada tahun 2010 siswa yang mengikuti remedial sebanyak 58% dan tahun 2011 siswa yang mengikuti remedial mengalami penurunan sekitar 48%, jadi dari tahun 2010 2011 siswa yang mengikuti remedial mengalami penurunan sekitar 10%, lalu pada tahun 2012 siswa yang mengikuti remedial menikat dengan derastis sekitar 20%, dan di tahun 2013 mengalami penurunan sekitar 8% dan di tahun terakhir mangalami peningkatan kembali sekitar 10% siswa yang mengikuti remedial. Agar lebih jelasnya penulis memberikan Grafik data Hasil Nilai Produktif Administrasi Perkantoran Kelas X Semester Ganjil tahun 2010-2014 di SMK Bina Wisata Lembang sebagai berikut: 80 70 60 58 52 68 60 70 50 40 30 42 48 33 40 30 Remedial Tidak Remedial 20 10 0 2010 2011 2012 2013 2014 Gambar 1. 1 Grafik Hasil Nilai Produktif Administrasi Perkantoran Kelas X AP Semester Ganjil Tahun 2010-2014

5 Berdasarkan grafik sebelumnya dapat dilihat bahwa tingkat hasil belajar siswa di SMK Bina Wisata cukup fluktuatif artinya mengalami penaikan dan penurunan setiap tahunnya. Dapat dilihat dari tahun 2010 siswa yang mengikuti remedial mengalami peningkatan sekitar 58% dengan jumlah siswa sekitar 31 siswa dan di tahun 2011 mengalami penurunan sekitar 6% sehingga menjadi 52% siswa yang mengikuti remedial dengan jumlah siswa yang masih sama dengan tahun sebelumnya. Lalu pada tahun 2012 siswa yang mengikuti remedial sekitar 68% dengan jumlah siswa yang bertambah sekitar 40 siswa dan pada tahun 2013 siswa yang mengikuti remedial mengalami penurunan sekiatar 8% sehingga siswa yang mengikuti remedial sekitar 60%. Dan pada tahun 2014 mengalami peningkatan lagi sekitar 10% sehingga siswa yang mengikuti remedial sekitar 70% dengan jumlah siswa sekitar 43 siswa. Data tersebut menunjukan bahwa terdapat masalah pada motivasi belajar siswa yang menyebabkan menurunnya hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran. Melalui data tersebut dapat diindikasi bahwa siswa SMK Bina Wisata memiliki tingkat motivasi belajar yang rendah. Untuk mengetahui secara langsung motivasi belajar siswa disekolah peneliti melakukan observasi lapangan yaitu di SMK Bina Wisata Lembang. Hasil dari observasi lapangan penulis mendapat berbagai permasalahan dilapangan diantaranya, dalam proses pembelajaran ditemukan fakta lapangan dimana banyak siswa yang kurang antusias dalam proses pembelajaran, kebanyakan siswa hanya mendengarkan apa yang disampaikan guru dan kurangnya keaktifan siswa dalam bertanya, banyaknya siswa yang pada saat jam pelajaran berlangsung berkeliaran diluar kelas, suasana kelas yang gaduh disaat proses pembelajaran, banyak siswa yang terlambat masuk setiap harinya. Permasalahan lain yang penulis temukan dilapangan adanya kesenjangan antara guru dengan siswa hal ini terjadi karena kurangnya komunikasi yang baik dan kurangnya rasa peduli seorang guru terhadap siswa, metode komunikasi pembelajaran yang digunakan oleh guru tidak cocok dengan lingkungan sekolah, selain permasalahan tersebut lingkungan sekolah yang dirasa kurang nyaman menjadi permasalahan tersendiri bagi para siswa di sekolah. Berdasarkan aspek -aspek diatas yang mewakili motivasi belajar

6 siswa maka penulis beranggapan bahwa permasalahan yang terjadi tersebut mangakibatkan rendahnya tingkat motivasi belajar siswa di SMK Bina Wisata Lembang. Penulis melakukan observasi di SMK Bina Wisata Lembang dengan melihat aspek-aspek yang mewakili siswa disekolah yang meliputi : (a) motivasi belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran rendah, (b) pembelajaran yang masih didominasi oleh guru (teacher center), belum sepenuhnya terpusat pada siswa, (c) siswa kurang memperhatikan penjelasan guru mereka cenderung mengobrol sendiri dengan temannya, (d) kegiatan pembelajaran di dalam kelas kurang optimal karena siswa cenderung bersikap pasif (e) bahasa yang digunakan oleh guru cenderung baku. Adapun ciri-ciri siswa yang mempunyai motivasi rendah antara lain, (a) cepat putus asa dalam menghadapi kesulitan, (b) tidak bersemangat dalam mengikuti pelajaran, (c) tidak aktif dalam proses pembelajaran, (d) ramai dengan temannya saat diterangkan oleh guru, (e) senang dengan tugas rutin, (f) tidak dapat mempertahankan hal/pendapatnya. Berdasarkan aspek- aspek tersebut diperoleh data dimana dari hasil observasi terlihat beberapa siswa yang masih belum sesuai dengan kriteria motivasi belajar siswa disekolah. Terdapat aspekaspek yang belum terpenuhi yaitu, (a) motivasi belajar siswa yang harus ditingkatkan dalam proses pembelajaran. (b) dalam proses pembelajaran seorang guru harus memberikan kesempatan kepada siswa dalam meberikan pendapat sehingga proses pembelajaran tidak didominasi oleh guru saja. (c) jika dalam proses pembelajaran masih ada siswa yang kurang memperhatikan maka tugas seorang guru adalah memberikan peringatan kepada siswanya. (d) buatlah metode pembelajaran yang mengharuskan siswa untuk bertidak lebih aktif. (e) gunakanlah bahasa yang mudah dimengerti oleh siswa sehingga siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan mudah. Hal ini berdapak terhadap motivasi belajar siswa dikarenakan beberapa aspek yang dapat menggambarkan tingkat motivasi belajar siswa masih belum terpenuhi. Sehingga penulis beranggapan bahwa tingkat motivasi belajar siswa di SMK Bina Wisata Lembang masih rendah. Maka perlu diketahui faktor-faktor yang diduga dapat mempengaruhi motivasi sebagaimana yang diungkapkan oleh Teori Model Integrasi Perilaku Organisasi yang menjelaskan bahwa budaya organisasi, kepemimpinan, dan

7 kemampuan berkomunikasi secara langsung mempengaruhi motivasi dan kepuasan kerja (Collcuitt and Wesson 2009, hlm 8). Menurut Pace & Don F. Faules dalam Mulyana (2001, hlm. 158) iklim komunikasi dapat menjadi salah satu faktor yang paling penting dalam produktivitas organisasi, karena pemahaman seseorang terhadap iklim komunikasi akan menghasilkan motivasi kerja Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat motivasi belajar siswa adalah komunikasi pembelajaran. Komunikasi pembelajaran merupakan jantung dalam pembelajaran. Karena itu, sulit membayangkan proses pembelajaran yang berlangsung tanpa adanya komunikasi diantara pendidik dangan peserta didik. Dalam kegiatan pembelajaran pasti ada kegiatan komunikasi. Entah dalam bentuk penyampaian pesan yakni bahan ajar untuk mewujudkan tercapainya tujuan pembelajaran, yang antara lain adalah perubahan perilaku. Tujuan komunikasi manusia pun, satu di antaranya adalah terjadinya perubahan perilaku. Oleh karena itu, kegiatan komunikasi dan pembelajaran bisa diibaratkan sebagai dua sisi mata uang dalam kehidupan sosial manusia. Mempelajari ilmu komunikasi untuk konteks pembelajaran dalam kegiatan pendidikan menjadi sangat penting karena belajar efektif sedikit banyak akan bergantung pada komunikasi efektif. Komunikasi yang baik antara orang yang membelajarkan dengan orang yang belajar memberikan motivasi belajar yang baik sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar yang baik juga. Buruknya komunikasi akan menimbulkan buruknya motivasi belajar. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Inti kajian dalam penelitian ini adalah masalah motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran di SMK BINA WISATA Lembang. Banyak faktor yang mempengaruhi motivasi belajar peserta didik diantaranya Penguasaan Bahasa, Sarana Komunikasi, Kemampuan Berpikir, dan Lingkungan yang baik. Dalam UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, pada pasal (1) ayat (1) dijelaskan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan

8 mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Sudono (2000), yang mengemukakan bahwa untuk memotivasi anak agar gairah belajarnya meningkat ialah dengan mengakui kebutuhan sosial mereka dan membuat mereka merasa berguna. Hal ini dapat terwujud jika seorang pendidik mampu membina hubungan yang baik melalui komunikasi yang intensif dan diwarnai suasana santai dengan saling berbagi, saling mendengarkan dan mengungkapkan isi hati. Sebaliknya jika seorang pendidik tidak mampu mempertahankan kesinambungan komunikasi yang intensif dengan peserta didik, maka motivasi belajarpun dapat terhambat. Oleh karena itu, perlu adanya menciptakan komunikasi pembelajaran yang efektif dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa. Atas dasar latar belakang dan identifikasi masalah tersebut, maka dapat dirumuskan pernyataan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana gambaran efektifitas komunikasi pembelajaran di SMK Bina Wisata Lembang? 2. Bagaimana gambaran tingkat motivasi belajar siswa di SMK Bina Wisata Lembang? 3. Adakah pengaruh komunikasi pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa di SMK Bina Wisata Lembang? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan ruang lingkup permasalahan sebagaimana dirumuskan diatas penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui gambaran komunikasi pembelajaran yang efektif di SMK Bina Wisata Lembang. 2. Mengetahui gambaran tingkat motivasi belajar siswa di SMK Bina Wisata Lembang. 3. Mengetahui ada tidaknya pengaruh komunikasi pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa di SMK Bina Wisata Lembang.

9 1.4 Manfaat / Signifikansi Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pihak yang berkepentingan, yaitu penulis sendiri serta seluruh pihak sekolah. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Secara teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi sebagai bahan kajian lebih lanjut mengenai hal yang sama secara lebih dalam di masa yang akan mendatang 2. Secara Praktis a. Bagi Penulis Dapat memperluas pengetahuan tentang pengaruh komunikasi pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa. b. Bagi sekolah Memberikan informasi dan masukan bagi lembaga formal ( sekolah ) untuk lebih memperhatikan komunikasi pembelajaran dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa.