BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani anak, agar anak dapat memiliki kesiapan dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 0486/UI/1992 tentang Taman Kanak-

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya. Di masa peka ini, kecepatan. pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Artinya, pendidikan diharapkan dapat membuat manusia menyadari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. formal, non-formal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan salah satu lembaga pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 14.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini tumbuh subur di masyarakat, baik dalam bentuk formal dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan anak usia dini. Di dalam undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun. bagi anak berusia empat tahun sampai enam tahun.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), saat ini sedang mendapat perhatian

BAB I PENDAHULUAN. membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani, agaranak memiliki kesiapan

BAB I PENDAHULUAN. rentang usia lahir sampai 6 tahun. Pada masa anak-anak khususnya pada usia

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan adalah membentuk pribadi anak menjadi seorang dewasa yang. berdiri sendiri dan tidak tergantung pada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional). Masa kanak-kanak adalah masa Golden

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini adalah anak yang berumur nol tahun atau sejak lahir

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Masa anak usia dini disebut juga masa awal kanak-kanak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/prilaku,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan dasar yang

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi perkembangan anak selanjutnya. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

METODE PENGENALAN BAHASA UNTUK ANAK USIA DINI*

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sehingga mampu memajukan dan mengembangkan bangsa atau negara,

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini tumbuh dan berkembang lebih pesat dan fundamental pada awalawal

BAB I PENDAHULUAN. dalam perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa Pendidikan. Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sebagaimana diatur dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang system

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa usia Taman Kanak-kanak (TK) atau masa usia dini merupakan masa

BAB I PENDAHULUAN. sebelum pendidikan dasar yang merupakan upaya pembinaan yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai perencanaan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. dan Kebudayaan No. 0486/U/1992 tentang Taman Kanak-kanak adalah

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum memasuki

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. Didalam UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. berperan bagi perkembangan anak. Menurut Gagner dalam Multiple

I. PENDAHULUAN. Setiap anak diberikan berbagai bekal sejak lahir seperti berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. apabila ingin memenuhi kebutuhan anak dan memenuhi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui. yang lebih lanjut.(yamin & Jamilah, 2012: 1)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya kemampuan bahasa bagi kehidupan manusia, tidak terkecuali bagi

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pembelajaran di Taman Kanak-Kanak merupakan suatu wadah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini sebagai pribadi unik yang memiliki masa-masa emas dalam

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan harkat martabat manusia. Pendidikan akan menciptakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. lahir sampai dengan usia enam tahun. Pemberian rangsangan pendidikan tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara luas diketahui bahwa periode anak dibagi menjadi dua

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut. Hal ini tertera didalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989 pasal 4. Untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional tersebut, perlu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pendidikan yang. diselenggarakan untuk mengembangkan kepribadian, pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Anak sebagai individu yang unik memiliki karakteristik yang berbeda beda. Masing

BAB I PENDAHULUAN. mengkomunikasikan ide-ide dan keyakinannya. atau perkembangan, yang salah satunya melalui pendidikan di Taman Kanak-

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan atau golden age (Slamet. Suyanto, 2005: 6). Oleh karena itu pendidikan pada masa ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Taman Kanak-Kanak adalah pendidikan anak usia dini jalur formal

BAB I PENDAHULUAN. juga masa awal kanak-kanak yang memiliki berbagai karakter atau ciri-ciri.

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus. dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai anggota masyarakat selalu melakukan komunikasi. dalam kehidupan sosial. Komunikasi dilakukan untuk mengemukakan

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini berada di masa keemasan the golden age, yaitu masa

BAB I PENDAHULUAN. anak usia 0-6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dengan sebutan golden age yaitu usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. usia ini merupakan usia emas (golden age) yang merupakan masa peka dan

Jurnal Pesona PAUD, Vol. I. No.1.Wani

BAB I PENDAHULUAN. usia dini yang merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

BAB 1 PENDAHULUAN. kepedulian terhadap perkembangan bangsa dan negaranya (Izhar,1998).

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sangat menentukan bagi anak untuk mengembangkan seluruh. potensinya. Berdasarkan kajian dalam Ernawulan Syaodih dan Mubiar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara

I. PENDAHULUAN. Pendidkan anak usia dini mengalami perkembangan yang sangat pesat, hal

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live

BAB I PENDAHULUAN. memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani (moral dan spiritual), motorik, akal

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI ANAK MELALUI METODE BERCAKAP CAKAP PADA KELOMPOK B DI RA NURUL HIKMAH RINGINHARJO SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. baik jasmani maupun rohani sehingga anak memiliki kesiapan untuk memasuki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kehidupan anak tidak dapat dipisahkan dari tumbuh-kembang. Tumbuhkembang

BAB I PENDAHULUAN. didasarkan pada materi yang terdapat dalam kurikulum tersebut. Strandar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam memasuki usia lanjut. Hal ini sesuai dengan Undang-undang Sisdiknas

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang dapat mempengaruhi proses serta hasil pendidikan pada

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan kemampuan untuk berbuat dan belajar pada masa-masa berikutnya. Rentangan

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam rangka menghasilkan sumber daya manusia indonesia seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh pendidik atau pengasuh anak usia 0-6 tahun dengan

BAB I PENDAHULUAN. Retno Friethasari, 2015 PENERAPAN METODE STORY TELLING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SEKOLAH DASAR

CALISTUNG UNTUK PAUD * Ika Budi Maryatun, M.Pd

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pendidikan yang di berikan anak sejak dini merupakan dasar bagi pembentukan kepribadian manusia secara utuh yaitu ditandai dengan karakter budi pekerti luhur pandai dan terampil. Usia Paud adalah usia seorang anak dimana mereka harus mendapat pondasi pendidikan yang baik dan benar. Pendidikan bagi anak adalah dimulai sejak anak berusia dini dimana anak otak anak berkembang 80%. Bagi anak cara yang paling efesien menerima rangsangan adalah melalui bermain. Undang undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak Kanak. Undang undang tersebut juga menggariskan bahwa PAUD diselenggarakan dengan berbagai bentuk dan program. Beberapa program PAUD yang saat ini berada di masyarakat, antara lain taman kanak kanak (TK), raudhatul athfal (RA), taman bermain, taman penitipan anak (TPA), taman bacaan anak. Tujuan diselenggarakannya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) terdapat dua tujuan yaitu tujuan utama dan tujuan penyerta. Tujuan utama dilaksanakan PAUD adalah untuk membentuk anak indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga 1

memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di masa dewasanya. Sedangkan tujuan penyerta PAUD adalah membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) disekolah terutama kesiapan anak dalam membaca. Menurut PERMENDIKNAS No 58 tahun 2009 tentang standar Pendidikan Anak Usia Dini terdapat 5 dimensi perkembangan yaitu perkembangan fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional, nilai agama dan moral (NAM). Perkeembangan bahasa merupakan salah satu dari dimensi yang perlu di kembangkan dimana anak belajar dengan meniru. Perkembangan bahasa pada anak merupakan langkah awal dimana anak belajar berbicara, berceloteh maupun membaca. Kemampuan membaca adalah salah satu fungsi kemanusiaan yang tertinggi dan menjadi pembeda manusia dengan makhluk lain. Di dunia modern saat ini, kemampuan membaca dapat menentukan kualitas seorang manusia. Banyak membaca dapat menjadikan seseorang memiliki ilmu pengetahuan luas, bijaksana, dan memilik nilai-nilai lebih dibandingkan orang yang tidak membaca sama sekali, sedikit membaca atau hanya membaca bacaan tidak berkualitas. Baca atau membaca dapat dirtikan sebagai kegiatan menelusuri, memahami, hingga mengeksplorasi berbagai simbol. Simbol dapat berupa rangkaian huruf-huruf, dalam suatu tulisan atau bacaan, bahkan gambar Membaca adalah salah satu dari empat keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa tersebut adalah menyimak/ mendengarkan, berbicara, 2

membaca dan menulis. Setiap keterampilan tersebut sangat erat kaitannya dengan tiga ketrampilan lainnya. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa biasanya kita melalui suatu hubungan yang teratur : mula mula pada masa kecil kita belajar menyimak/mendengarkan bahasa, kemudian berbicara, setelah itu kita belajar membaca dan menulis. Menyimak dan berbicara kita pelajari sebelum memasuki sekolah, sedangkan membaca dan menulis dilakukan disekolah. Membaca merupakan suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata.. Walaupun membaca diartikan demikian, tetapi secara khusus membaca diartikan mengerti tulisan. Untuk menjadikan anak mampu membaca yang terpenting dilakukan orangtua dan guru adalah memilih media atau sarana yang dapat membantu mengasah kemampuannya dengan cara yang menyenangkan. Setiap anak memiliki perkembangan berbahasa yang berbeda beda dalam rentang waktu yang sama yang mana anak mampu menerima apa yang diberikan oleh gurunya. Saat anak memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi misalnya saja anak memasuki TK pada kelompok B maka anak mulai belajar pada kesiapannya untuk memasuki tingkat sekolah dasar. Saat itu mereka akan mulai belajar menulis, belajar berhitung awal maupun membaca dini. Membaca merupakan sarana utama bagi seorang anak untuk mengasah keingintahuannya. Anak-anak yang memiliki kemampuan membaca yang baik pada umumnya memiliki kemampuan yang baik pula dalam mengungkapkan pemikiran, perasaan serta tindakan interaktif dengan lingkungannya. Oleh karena itu, perkembangan kemampuan membaca anak dalam proses pembelajaran harus 3

memperoleh perhatian yang serius bagi pendidik (utamanya guru dan orangtua atau keluarga). Perkembangan kemampuan membaca anak dapat diamati melalui kemampuan bercerita, bercakap-cakap, membaca puisi, menyanyi dan sebagainya, yang kesemuanya ini dapat diperoleh dari berbagai sumber baik melalui bahan bacaan, diceritakan orang lain atau mendengar siaran-siaran media masa baik lewat radio atau televisi. Sekarang ini banyak kita jumpai sekolah sekolah PAUD atau TK yang berlomba lomba menjadi yang terbaik dalam hal mengajar, dimana mereka akan menonjolkan keahliannya agar anak itu mampu dan bisa dalam menerima pelajaran. Jika dinilai oleh orang orang bahwa sekolah ini bagus misalnya saja anak mereka sudah pandai menulis, menyebutkan huruf atau membaca satu kata maka akan dengan mudahnya mereka memberitahukan kepada orang orang bahwa sekolah ini bagus. Jadi sekolah sekolah lainnya pun tidak mau kalah dan berlomba lomba untuk menjadi yang terbaik. Ini lah salah satu masalah yang ditemukan sekarang ini. Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti pada TK Pelangi kelompok B anak masih belum mengenal beberapa huruf misalnya salah menyebutkan antara b dan d, minat anak dalam membaca masih kurang, anak kurang semangat atau cepat bosan dalam menerima materi dan perbendaharaan kosa kata anak masih sedikit. Adapun faktor faktor yang menyebabkan hal itu terjadi adalah karena tuntutan orang tua yang mengharuskan anaknya bisa calistung ( baca, tulis, 4

hitung), kurangnya pemahaman orangtua dalam mengetahui perkembangan anak, kegiatan yang di lakukan guru hanya berfokus pada materi saja, dan metode yang di ajarkan guru kurang bervariasi sehingga kurang merangsang perkembangan bahasa anak. Berbagai faktor di atas menjadi hal yang penting untuk di perhatikan, yang mana kemampuan anak dalam membaca menjadi salah satu hal yang perlu di siapkan guru untuk membantu anak dalam memasuki sekolah dasar. Fenomena di atas yang sekarang muncul dalam dunia pendidikan anak usia dini dan mendukung masalah yang akan diteliti oleh peneliti. Untuk itu kita sebagai seorang guru maupun calon guru perlu menyikapinya dengan baik, bagaimana mengambil sikap kedepannya. Untuk itu perlunya kerjasama yang dilakukan oleh guru dan orangtua anak yang mana kita perlu menjelaskan pada mereka untuk mengambil sikap tidak memaksakan kehendak anak, guru juga berupaya seoptimal mungkin dalam memberikan apa yang terbaik untuk anak sehingga anak mudah untuk menerimanya. Penerapan metode bercakap-cakap mempunyai ruang lingkup dan tujuan yang menumbuhkan kemampuan mengungkapkan pikiran dan perasaan dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Pada hakikatnya penerapan metode bercakap-cakap pada anak usia dini ini diarahkan untuk mempertajam kepekaan perasaan anak, melatih daya tangkap serta memberi kesempatan kepada anak untuk berekspresi secara lisan. Guru dituntut mampu memotivasi anak agar anak lebih aktif dalam mengemukakan pendapatnya atau mengekspresikan secara lisan. Maka dari itu seorang guru harus dapat mengembangkan kecakapan dan keberanian anak dalam menyampaikan pendapatnya kepada siapapun. Metode 5

bercakap-cakap perlu diterapkan kepada anak di PAUD, sehingga mereka mempunyai kemampuan untuk mengkomunikasikan pikiran dan perasaan secara verbal. Penggunaan metode bercakap-cakap bukan hanya ditujukan untuk anak menambah perbendaharaan kosakata dan kemampuan menyimak anak, melainkan berpengaruh terhadap kemampuan anak dalam mewujudkan bahasa yang reseptif (mendengarkan dan membaca) dan ekspresif (berbicara dan menulis) dalam suatu dialog yang terjadi dalam suatu situasi. Selain penerapan metode dan strategi yang tepat untuk perkembangan bahasa anak, juga yang sangat menentukan adalah peranan guru dalam proses kegiatan terhadap anak. Oleh karena itu usaha awal yang harus di lakukan guru TK dalam mengembangkan keterampilan berbahasa anak terutama dalam membaca adalah membentuk kebiasaan dan kegemaran membaca melalui metode yang sangat tepat untuk menstimulus perkembangan bahasa anak salah satunya dengan menggunakan metode bercakap - cakap yang dipilih dengan tujuan anak dapat tertarik minat bacanya sejak dini. Pada saat bercakap cakap, anak juga akan belajar bagaimana bahasa yang di gunakan untuk menyampaikan pesan. Bercakap cakap bisa di lakukan antara anak dengan guru atau anak dengan anak lainnya (teman sebaya). Pada kegiatan pembelajaran kedudukan guru dalam metode bercakap cakap adalah sebagai fasilitator, guru mengarahkan anak agar aktif dalam bercakap cakap sehingga anak mampu untuk menjawab pertanyaan serta mengemukan idenya. Berdasarkan pemaparan masalah di atas, peneliti merasa penting untuk meneliti perkembangan bahasa anak terutama dalam kemampuan membaca anak 6

untuk masuk pada jenjeng pendidikan yang lebih tinggi. Adapun metode yang peneliti gunakan yaitu dengan metode bercakap cakap. Dengan metode bercakap cakap anak dapat mengungkapkan perasaan, ide yang disampaikan secara lisan. Peneliti berkeinginan melaksanakan penelitian dengan judul Pengaruh Metode Bercakap cakap terhadap Kemampuan Membaca Anak Usia 5 6 tahun di TK Pelangi Medan Tahun Ajaran 2013/2014. 1.2 Identifikasi Masalah Dari latar belakang di atas, dapat diidentifikasikan permasalahan yang timbul sebagai berikut: 1. Tuntutan orangtua yang menginginkan anaknya dapat membaca, menulis, dan berhitung, namun tidak sesuai dengan tahapan perkembangan anak. 2. Kurangnya perhatian guru terhadap anak dalam kesiapan membaca. 3. Bahasa anak belum berkembang dengan baik. 4. Anak kurang aktif dalam berbicara ( sulit berkomunikasi) dalam pembelajaran 5. Kurang di terapkannya metode bercakap cakap dalam pembelajaran. 1.3 Batasan Masalah Banyaknya masalah teridentifikasi maka peneliti ingin membatasi masalah supaya penelitian ini lebih terarah, tidak terlalu luas dan mudah untuk dipahami maka penulis membatasi masalahnya yaitu Pengaruh Metode Bercakap 7

cakap terhadap Kemampuan Membaca Anak Usia 5 6 tahun di TK Pelangi Medan Tahun Ajaran 2013/2014. 1.4 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah adakah pengaruh metode bercakap cakap terhadap kemampuan membaca anak usia 5 6 tahun di TK Pelangi Medan? 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan yang dilakukan peneliti ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode bercakap cakap terhadap kemampuan membaca anak usia 5 6 tahun di TK Pelangi Medan tahun ajaran 2013/2014. 1.6 Manfaat Penelitian Manfaat dalam penelitian ini terbagi menjadi 2 yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. 1. Manfaat teoritis Untuk menambah ilmu atau wawasan yang bermanfaat dalam mempersiapkan anak untuk masuk jenjang pendidikan selanjutnya, Terutama kesiapan anak dalam membaca. 2. Manfaat praktis Bagi peneliti. Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan maupun referensi bagi peneliti dalam melaksanakan tugas sebagai guru PAUD 8

Bagi anak usia dini. Untuk menambah kemampuan anak dalam berbahasa terutama dalam keterampilan membaca dasar sejak dini. Bagi guru. Sebagai masukan bagi guru PAUD dalam menerapkan metode bercakap cakap untuk mengembangkan kemampuan berbahasa anak. 9