BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang

PENERAPAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dari proses pembelajaran tersebut. Berbagai mata pelajaran diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. memindahkan informasi pengetahuan ke buku catatan yang telah didapat dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial,

2015 PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan ini dapat diperoleh dengan latihan yang intensif dan bimbingan yang

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN. intelektual, sosial, dan emosional peserta didik. Belajar bahasa pada

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan. berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi dan kondisi

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

BAB I PENDAHULUAN. Keempat keterampilan tersebut saling berhubungan, tidak boleh dipisahpisahkan

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI OLEH HINDUN RRA1B114025

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan seusia manusia itu sendiri sebagai pelaku pendidikan. untuk meningkatkan penguasaan pengetahuan dasar adalah dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di sekolah memegang peranan penting dalam mengupayakan dan

BAB I PENDAHULUAN. buruk pula perilakunya. Belajar berbahasa dengan baik dan benar sama halnya

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

kreatif yang dimiliki oleh anak. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

pembelajaran berbahasa dan kegiatan berbahasa dalam kehidupan sehari-hari karena antara satu dengan yang lainnya memiliki keterkaitan yang erat.

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.

peningkatan kualitas kehidupan, serta pertumbuhan tingkat intelektualitas, dimensi pendidikan juga semakin kompleks. Hal ini tentu membutuhkan desain

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menulis merupakan salah satu keterampilan dari empat aspek kebahasaan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia sangat diperlukan bagi perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 KEEFEKTIFAN MODEL SOMATIS, AUDITORIS, VISUAL, INTELEKTUAL (SAVI) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekelilingnya. Menurut Oemarjati dalam Milawati (2011: 1) tujuan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia terdiri atas pembelajaran bahasa dan sastra.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyampaikan pendapat, gagasan, atau ide yang sedang mereka. muka bumi ini harus diawali dengan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia menjadi penghela ilmu pengetahuan (carrier of knowledge).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Melalui pendidikan, diharapkan setiap individu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

Tabel. 1. Empat Jenis Keterampilan Berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. kapan saja dan di mana saja terlepas dari ada yang mengajar atau tidak. Sadiman

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Reni Febriyenti, 2015

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

BAB I PENDAHULUAN. salah satu faktor hakiki yang membedakan manusia dari makhluk lainnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. teknologi, pergeseran kekuatan ekonomi dunia serta dimulainya perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia masih sering dilaksanakan dengan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang lainnya. Selain itu, pembelajar juga harus aktif dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Kemampuan Menulis. menghasilkan sebuah tulisan. memberdayakan pengetahuan dan perasaan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dan emosional. Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. dan guru yang menerapkan komponen-komponen pembelajaran seperti strategi

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai bahasa pemersatu bangsa serta memiliki peranan yang penting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi harus melibatkan semua komponen (stakeholders), termasuk. komponen keterampilan bahasa adalah menulis.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan komponen terpenting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, mengembangkan gagasan dan perasaan serta dapat digunakan untuk

Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, gagasan atau perasaan seseorang. Bahasa terdiri atas beberapa kata yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi,

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan terdapat hubungan

BAB 1 PENDAHULUAN. bertujuan agar peserta didik memiliki keterampilan (1) berkomunikasi secara

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa (Indonesia) merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh

Berdasarkan Kurikulum 2013 Pembelajaran Bahasa Indonesia bermula. pada pengembangan kompetensi dalam ranah sikap (KI-1 dan KI-2), pengetahuan

2015 PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena bahasa merupakan alat komunikasi antar manusia. Secara luas dapat diartikan bahwa komunikasi adalah suatu proses pengiriman dan penerimaan pesan yang pasti terjadi sewaktu-waktu. Komunikasi dapat berbentuk lisan dan tulisan. Kedua bentuk komunikasi tersebut sangat erat berhubungan karena sifat penggunaannya yang saling berkaitan dalam bahasa. Berbicara dan menulis merupakan hal yang sangat penting karena dengan berbicara dan menulis orang bisa berkomunikasi langsung maupun tidak langsung dengan orang lain dan menyampaikan ide serta gagasannya kepada orang lain. Oleh karena itu, pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah memegang peranan penting dalam mengupayakan dan mengembangkan keterampilan berbahasa, termasuk berbicara dan menulis. Aspek keterampilan dalam pelajaran Bahasa Indonesia mencakup empat aspek yaitu, dua keterampilan reseptif dan dua keterampilan produktif. Aspek keterampilan reseptif yaitu mendengarkan dan membaca sedangkan keterampilan produktif yaitu berbicara dan menulis. Pendapat tersebut diperkuat sesuai dengan yang dikemukakan menurut Tarigan (2001: 1) yang menyatakan bahwa keterampilan berbahasa dalam kurikulum di sekolah mencakup empat aspek keterampilan, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keempat keterampilan di atas merupakan satu kesatuan yang erat hubungannya satu sama lain. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya, semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya. Kurikulum tingkat satuan pendidikan yang kemudian dicakup dalam Kurikulum 2013 (Depdiknas, 2013: UU 81a) dijelaskan bahwa tujuan mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

2 1. berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik lisan maupun tulisan. 2. menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara. 3. memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan. 4. menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial. 5. menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa. 6. menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khasanah budaya dan intelektual manusia Indonesia. Secara umum tidak dapat dipungkiri tampaknya keterampilan menulis merupakan keterampilan yang paling rumit dan susah sehingga kemampuan yang dimiliki siswa memang masih rendah dan masih belum optimal sesuai dengan harapan yang tercantum dalam tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia. Banyak hal yang menjadi penyebab kurangnya minat siswa dan rendahnya kemampuan siswa pada kegiatan menulis, selain alasan keterampilan menulis yang rumit dan susah sesuai yang telah di kemukakan di atas, penyebab lainnya adalah metode yang digunakan oleh guru merupakan pendekatan dan metode pembelajaran yang kurang menarik minat siswa untuk belajar. Siswa kurang berperan secara optimal sebagai subjek dalam proses pembelajaran. Selain itu kurang optimalnya penggunaan media dan alat yang tepat dalam proses belajar mengajar menyebabkan siswa cenderung merasa bosan saat proses belajar berlangsung. Masalah-masalah kerumitan dan kesukaran dalam menulis yang dikemukakan secara umum di atas didukung oleh pendapat Byrne dalam Haryadi (1997: 77) yang menyatakan bahwa menulis pada hakikatnya bukan sekadar menuangkan simbol-simbol grafis sehingga berbentuk kata, kemudian kata-kata tersusun menjadi kalimat menurut peraturan tertentu, akan tetapi menulis adalah menuangkan buah pikiran ke dalam bahasa tulis melalui kalimat-kalimat yang dirangkai secara utuh, lengkap, dan jelas sehingga buah pikiran tersebut dapat dikomunikasikan kepada pembaca. Pendapat pakar selanjutnya yang mendukung tentang asumsi kerumitan menulis, kesukaran serta masalah dalam menulis dikemukakan oleh Akhadiah

3 (1992: 104) yang menyatakan bahwa menulis bukanlah kemampuan yang diwariskan secara turun-temurun, tetapi merupakan hasil proses belajar mengajar dan ketekunan berlatih. Oleh karena itu, kemampuan menulis seseorang perlu dilatih sejak dini. Masalah-masalah tentang kerumitan dan kesukaran dalam menulis di atas tampaknya semakin berat lagi karena ditambah dengan tuntutan kompetensi pelajaran Bahasa Indonesia kompetensi dasar (K.D) 8.1 menulis laporan pengamatan atau kunjungan berdasarkan tahapan (catatan, konsep awal, perbaikan, final) dengan memperhatikan penggunaan ejaan di kelas lima. Dalam kompetensi dasar tersebut siswa dituntut untuk bisa terampil dalam menulis yang difokuskan dalam menulis suatu teks laporan pengamatan, padahal jika dilihat dari masalah kesukaran dan kerumitan dalam menulis yang dikemukakan di atas kemampuan siswa belum sesuai dengan harapan. Berdasarkan masalah menulis secara umum yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti mengambil fokus penelitian tentang menulis teks laporan pengamatan dalam kompetensi dasar 8.1. Menulis teks laporan pengamatan sangat erat kaitannya jika dibuat berbentuk paragraf ekspositoris karena dalam paragraf tersebut menjelaskan secara detail atau memberikan informasi secara jelas mengenai suatu pengamatan, waktu, tempat, serta pengembangannya, solusi terhadap suatu masalah, oleh sebab itu menulis teks laporan pengamatan kelas lima kompetensi dasar (K.D) 8.1 seharusnya dikembangkan dalam bentuk paragraf ekspositoris. Pendapat tersebut diperkuat oleh makna kata eksposisi secara harfiah berasal dari bahasa latin exsposition yang berarti memberitahukan, memaparkan, dan menguraikan. Menurut Keraf (1980: 6) yang menyatakan bahwa teks laporan ialah teks yang menjelaskan sesuatu fakta atau pemaparan yang berusaha untuk menerangkan dan menguraikan suatu pokok pikiran yang dapat memperluas pandangan atau pengetahuan pembaca. Selanjutnya jika kita mengkaji kegiatan menulis, kegiatan tersebut bukan saja merupakan suatu kegiatan menuangkan ide atau gagasan dalam bentuk simbol (tulisan) secara terstruktur dan sistematis, tetapi dalam proses menulis seseorang juga tidak akan pernah lepas dari proses berpikir serta penuangan ide atau

4 gagasan. Apakah ide atau gagasan itu dituangkan dalam tulisan oleh seseorang secara lancar, secara detail, secara rinci atau bahkan secara unik sesuai dengan gaya penulisnya atau malah sebaliknya. Jika tulisan yang dibuat oleh seseorang dikembangkan secara lancar, detail, rinci dan unik maka itulah sebenarnya bahwa siswa atau seseorang tersebut telah mampu berpikir secara kreatif. Pendapat yang dikemukakan oleh peneliti ini didukung oleh pendapat Torrance dalam Ayan (2002: 31) yang menyatakan bahwa ada empat kemampuan kreatif utama yang berkaitan dengan berpikir kreatif yaitu kemampuan yang terungkap dalam orisinalitasnya, keluwesan, kelancaran, dan elaborasi. Kemampuan berpikir kreatif dalam menulis sebenarnya dimiliki oleh setiap individu bahkan di tingkat sekolah dasar termasuk di Indonesia. Pendapat mengenai kemampuan berpikir kreatif juga dimiliki anak usia sekolah dasar 6 sampai 11 tahun didukung oleh buku Learn to Think (Langrehr, 2008: 11,17) tentang kemampuan berpikir kreatif anak usia awal usia 6 sampai 11 tahun, penelitian di Australia dan Amerika tahun 2001. Selanjutnya, dalam sebuah penelitian menyimpulkan tingkat kreativitas anakanak Indonesia berada pada peringkat yang rendah. Hal tersebut diungkapkan oleh Hans Jallen dalam Supriadi (1994: 85) yang menyatakan bahwa tingkat kreativitas anak-anak Indonesia adalah terendah di antara anak-anak usianya dari 8 negara lainnya berturut-turut dari yang tertinggi sampai yang terendah rata-rata skor tesnya adalah Filipina, Amerika Serikat, Inggris, Jerman, India, RRC, Kamerun, Zulu, dan terakhir Indonesia. Salah satu hal yang menjadi penyebab rendahnya kreativitas anak-anak Indonesia adalah lingkungan yang kurang menunjang untuk mengekspresikan kreativitasnya khususnya di lingkungan keluarga dan sekolah. Dari hasil penelitian itulah, peneliti tertarik ingin mengetahui kemampuan berpikir kreatif di sekolah dasar kelas lima dalam menulis teks laporan pengamatan. Masalah-masalah tentang kerumitan, kesukaran dan berpikir kreatif dalam menulis yang sudah dipaparkan, tidak lepas dari harapan ideal pembelajaran Bahasa Indonesia. Pelajaran Bahasa Indonesia seharusnya menyenangkan, penuh kreativitas dan mengasyikkan, namun ternyata masih belum sesuai dengan harapan. Proses belajar mengajar yang tampak pada umumnya guru mengajarkan

5 keterampilan berbahasa dan komponen bahasa secara terpisah, sehingga siswa kurang termotivasi untuk belajar. Padahal guru merupakan pemegang peranan keberhasilan terhadap proses belajar mengajar. Dengan kata lain, kualitas pembelajaran bergantung kepada kemampuan guru dalam memadukan secara sistematis dan sinergis dari beberapa komponen pembelajaran seperti guru, kurikulum, bahan belajar, media, fasilitas, sistem, pembelajaran dalam menghasilkan proses dan hasil belajar yang optimal sesuai dengan tuntutan kurikulum. Dari beberapa hal tersebut salah satu komponen yang sangat utama dalam proses pembelajaran adalah guru. Guru berperan sebagai fasilitator terhadap siswa dalam memadukan dan mengkreasikan keseluruhan komponen pembelajaran. Pendapat tersebut diperkuat Joyce (2009: 195) yang menyatakan bahwa guru berperan membimbing, melatih, dan mendidik dalam interaksi belajar mengajar, karena bagaimanapun kelengkapan komponen yang ada dalam proses belajar mengajar akhirnya tergantung kepada kemampuan guru dalam memanfaatkan komponen tersebut. Menurut Slameto (2003: 11) yang menyatakan bahwa pendekatan dan metode mengajar mempengaruhi proses pembelajaran. Pendekatan dan metode mengajar yang kurang baik, akan mempengaruhi kualitas belajar siswa yang kurang optimal dalam proses belajar. Pendekatan dan metode mengajar yang kurang baik dapat terjadi misalnya karena guru kurang persiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut menyajikannya tidak jelas. Sikap pendidik terhadap siswa dan atau terhadap mata pelajaran itu sendiri tidak kurang baik, sehingga siswa kurang senang terhadap pelajaran atau gurunya. Akibatnya, siswa kurang semangat untuk belajar. Pendidik yang progresif berani mencoba metodemetode yang baru yang dapat membantu meningkatkan kegiatan belajar mengajar dan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik khususnya dalam keterampilan menulis maka metode mengajar harus diusahakan tepat, efektif dan efisien. Berdasarkan masalah yang sudah dipaparkan dan kondisi ideal harapan yang seharusnya dicapai, maka harus ada inovasi serta pemecahan masalah. Menurut peneliti salah satu solusi pemecahan masalah tersebut ialah dengan cara

6 menerapkan pendekatan pembelajaran yang bisa meningkatkan kemampuan menulis laporan dan kemampuan berpikir kreatif. Kurikulum 2013 menekankan dimensi pedagogi modern dalam pembelajaran, yaitu dengan menggunakan pendekatan saintifik yang dibangun dari tiga aspek yaitu kognitif, psikomotor, dan afektif. Pendekatan saintifik atau yang disebut juga dengan pendekatan ilmiah merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu bidang kajian tertentu yang bisa berkaitan dengan fenomena, objek, atau penelitian tertentu. Hal tersebut sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Schwab dalam Joyce, (1965: 195) yang menyatakan bahwa inti pengajaran dari model pengajaran ini adalah melibatkan siswa dalam masalah penelitian yang benar-benar orisinal dengan cara menghadapkan mereka pada bidang pengamatan, investigasi, bagaimana cara pemecahan, dan pelaporannya. Selanjutnya pengertian pendekatan saintifik menurut Sudarwan (2013: http:www.pembelajaranpendekatansaintifik.com) adalah: Pendekatan saintifik meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, mengolah Langkah-langkah tersebut tidak selalu dilalui secara berurutan, terlebih pada pembelajaran tematik terpadu untuk sekolah dasar yang pembelajarannya menggunakan tema sebagai pemersatu beberapa muatan pelajaran. Pendekatan saintifik, diawali dengan proses pengamatan yang bisa dilakukan dengan menggunakan media gambar,audio, audio visual maupun media yang lain seperi permasalahan (problem). Selanjutnya, menanya. Peserta didik yang masih duduk di sekolah dasar tidak mudah bertanya jawab apabila tidak dihadapkan dengan media yang menarik. Guru yang efektif sebaiknya mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan dan pengetahuannya. Pada saat bertanya, guru harus membimbing atau memandu peserta didiknya belajar bertanya dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika itu juga guru mendorong peserta didiknya untuk menjadi penyimak dan menjadi pembelajar yang baik.

7 Selanjut dalam memberikan pertanyaan, guru juga bisa memadukan dan mengakomodasi muatan pelajaran Bahasa Indonesia, apakah untuk aspek mendengarkan, membaca, berbicara, atau menulis. Demikian juga untuk muatan pelajaran IPA guru bisa menanyakan ciri-ciri rumah bersih dan sehat, demikian juga untuk muatan pelajaran Matematika tentang bangun datar dan bangun ruang. Selanjutnya, menalar. Apabila dikaitkan dengan contoh yang disajikan di atas, maka istilah menalar dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 adalah untuk menggambarkan guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Selanjutnya proses mengasosiasi, proses ini merupakan kemampuan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian memasukannya menjadi penggalan memori. Selama mentransfer peristiwa-peristiwa khusus ke otak, pengalaman tersimpan dalam referensi dengan peristiwa lain dalam kegiatan eksplorasi dan elaborasi. Tahapan selajutnya mencoba, untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau otentik, peserta didik harus mencoba atau melakukannya sendiri, terutama untuk materi atau substansi yang sesuai. Pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas empat misalnya, peserta didik harus memahami konsep-konsep IPA yang ada dalam Bahasa Indonesia dan kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Peserta didik pun harus memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan tentang alam sekitar, serta mampu menggunakan metode ilmiah dan bersikap ilmiah untuk memecahkan masalah- masalah yang dihadapinya seharihari. Selanjutnya langkah terakhir mengolah. Pada tahapan ini peserta didik sebisa mungkin dikondisikan belajar secara kolaboratif. Pada pembelajaran kolaboratif fungsi guru lebih bersifat direktif atau manajer belajar, sebaliknya, peserta didiklah yang harus lebih aktif. Berdasarkan pemaparan masalah secara rasional dan kondisi ideal yang sudah dikemukakan maka peneliti tertarik melakukan penelitian yang berjudul keefektifan pendekatan saintifik dalam meningkatkan kemampuan menulis teks

8 laporan pengamatan dan kemampuan berpikir kreatif pada siswa kelas VC Sekolah Dasar Negeri 34 Soka kota Bandung tahun ajaran 2013/2014. B. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah yang sudah dipaparkan dalam latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian adalah sebagai berikut. 1. Apakah pembelajaran dengan pendekatan saintifik efektif untuk meningkatkan kemampuan menulis teks laporan pengamatan siswa kelas VC Sekolah Dasar Negeri 34 Soka kota Bandung tahun ajaran 2013/2014? 2. Apakah pembelajaran dengan pendekatan saintifik efektif untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa kelas VC Sekolah Dasar Negeri 34 Soka kota Bandung tahun ajaran 2013/2014? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah penelitian yang sudah dipaparkan, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. mendeskripsikan pendekatan saintifik efektif dalam peningkatan kemampuan menulis teks laporan pengamatan siswa kelas VC Sekolah Dasar Negeri 34 Soka kota Bandung tahun ajaran 2013/2014. 2. mendeskripsikan pendekatan saintifik efektif dalam peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa kelas VC Sekolah Dasar Negeri 34 Soka kota Bandung tahun ajaran 2013/2014. D. Manfaat Penelitian Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan harapan tercapainya tujuan penelitian. Maka penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan, baik dapat bermanfaat secara teoretis dan praktis. Adapun penjabaran dari kedua manfaat tersebut adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoretis a. Penelitian ini dapat dijadikan landasan teoretis dan empiris untuk penelitian sejenis terkait dengan pendekatan saintifik dan Kurikulum 2013.

9 b. Sebagai sumbangan penting dalam memperluas wawasan bagi kajian tentang pembelajaran Bahasa Indonesia dalam menerapkan Kurikulum 2013 di sekolah dasar. c. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi teoretis dalam implementasi pendekatan saintifik untuk peningkatan pembelajaran Bahasa Indonesia pada siswa sekolah dasar dalam penerapan kurikulum tahun selanjutnya. 2. Manfaat Praktis a. Bagi kepala sekolah hasil penelitian dapat membantu meningkatkan pembinaan profesional dan supervisi kepada guru sekolah dasar secara lebih efektif dan efisien tentang pembelajaran Bahasa Indonesia. b. Bagi para guru hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia dalam menerapkan Kurikulum 2013 dengan pendekatan saintifik. c. Bagi pembaca dan pemerhati mutu pendidikan, khususnya mutu pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah dasar dapat dijadikan masukan dan bahan referensi untuk peningkatan kualitas pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah dasar. E. Struktur Organisasi Penelitian ini memiliki struktur organisasi kejelasan dalam setiap bab atau struktur organisasi tesis. Adapun struktur organisasi dalam penulisan tesis ini yaitu bab pertama pendahuluan yang memaparkan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi tesis. Selanjutnya bab kedua memaparkan tentang pengkajian teori yang digunakan, isi kajian teori mencakup hakikat pembelajaran bahasa Indonesia, hakikat menulis, menulis teks laporan pengamatan, pendekatan saintifik, keefektifan pendekatan saintifik, berpikir kreatif, aspek penilaian dalam menulis, aspek penilaian berpikir kreatif, asumsi dasar dan hipotesis. Bab ketiga memaparkan tentang metode penelitian, desain penelitian dan beberapa komponennya seperti; lokasi dan subjek penelitian, definisi operasional,

10 instrumen, teknik pengumpulan data, prosedur penelitian, teknik pengolahan dan analisis data. Selanjutnya bab keempat memaparkan hasil penelitian dan pembahasan yang mencakup deskripsi data hasil penelitian, hasil uji persyaratan data, uji hipotesis dan pembahasan. Sementara itu bab kelima memaparkan kesimpulan penelitian dan saran.