IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

dokumen-dokumen yang mirip
AGENDA GAMBARAN UMUM RISIKO KONSEP MANAJEMEN RISIKO PENILAIAN KEMATANGAN RISIKO

PERENCANAAN MANAJEMEN RESIKO

KEBIJAKAN PENGAWASAN INTERNAL DI KEMRISTEKDIKTI. Oleh : Prof. Jamal Wiwoho, SH, Mhum. (INSPEKTORAT JENDERAL KEMRISTEKDIKTI)

STRATEGI PENGENDALIAN RISIKO DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN RISTEK DAN DIKTI Prof. Jamal Wiwoho, SH, Mhum. Inspektur Jenderal Kemristekdikti

PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DALAM PENGELOAAN KEUANGAN SNMPTN- SBMPTN

Disampaikan Dalam Kegiatan Diseminasi Aplikasi SAK BLU 2015 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa - Banten di The Royale Krakatau Hotel - Cilegon

BAB I PENDAHULUAN. Treadway Commission (COSO) mendefinisikan Enterprise Risk

2012, No.51 2 Indonesia Tahun 2004 Nomor 5; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Peme

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

Implementasi Manajemen Risiko dalam kerangka SPIP. Tri Wibowo, Msi, CA, CPMA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG MANAJEMEN RISIKO

2017, No Peraturan Presiden Nomor 90 Tahun 2007 tentang Badan Koordinasi Penanaman Modal sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

PERANAN APIP DALAM PELAKSANAAN SPIP

Disampaikan Dalam Pengarahan kepada Civitas Akademik UNS

Apa sebenarnya SPI dan SPIP?

BERITA NEGARA. No.787, 2011 KEMENTERIAN LUAR NEGERI. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Penyelenggaraan.

IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO BAGI SPI PTN

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepemerintahan yang baik (good governance) berarti kepemerintahan yang

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

PROGRAM KERJA PENGAWASAN SATUAN PENGAWASAN INTERNAL

Kebijakan Pengawasan Intern tahun 2017

PERAN SPI DALAM MENINGKATKAN TATA KELOLA PERGURUAN TINGGI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MAKALAH PENGENDALIAN INTERNAL

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG

PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

Kebijakan Pengawasan Intern tahun 2017

BADAN STANDARDISASI NASIONAL PERATURAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 34i- TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 51 TAHUN 2010

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : PM 78 TAHUN 2011 PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENOALIAN INTERN PEMERINTAH 01 L1NGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

2017, No Pedoman Pengawasan Intern di Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 19

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tamba

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Berencana Nasional tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Badan Kependudukan dan Keluarga Berenc

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

ARAH DAN KEBIJAKAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN RISTEKDIKTI Oleh : Prof. Dr. Jamal Wiwoho, SH, M.Hum. Inspektur Jenderal Kemenristekdikti

WALIKOTA PROBOLINGGO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN

BUPATI PURWOREJO, PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR: 9 TAHUN 2010 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 30 TAHUN 2011 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL. SPIP. Penyelenggaraan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 92 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERN GUBERNUR JAWA TIMUR,

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotis

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06 /M/PER/XII/2011 TENTANG

PEDOMAN EVALUASI PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL BAB I PENDAHULUAN

SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lem

BERITA NEGARA PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BENER MERIAH PERATURAN BUPATI BENER MERIAH NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT KABUPATEN BENER MERIAH

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2011 NOMOR 16 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Kementerian Keuangan adalah mewujudkan

PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PROVINSI JAWA BARAT KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 900/KEP.964-INSPT/2016

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

BUPATI BANYUMAS, TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH. menetapkann. Sistem

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 2 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI PENAJAM PASER UTARA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BANDUNG BARAT

2017, No Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembar

IMPLEMENTASI SPIP BALITBANG KEMENTERIAN KEHUTANAN

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI. Irtama

PEMERINTAH KOTA BLITAR

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 191/PMK.09/2008 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEUANGAN MENTERI KEUANGAN,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan cepat dan kondisi ekonomi yang tidak menentu. Hal ini tentu sangat

PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 54 TAHUN 2010 TENTANG

Pengawalan dan Pengawasan Isu Strategis Inspektorat Jenderal Kemristekdikti

KEBIJAKAN PELAKSANAAN TINDAK LANJUT HASIL PEMERIKSAAN BPK RI DAN PENYAMPAIAN LHKPN/LHKASN DI LINGKUNGAN KEMENRISTEKDIKTI

WALIKOTA PROBOLINGG0 PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 5 TAHUN 2011

Transkripsi:

1 IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI RAPAT KOORDINASI NASIONAL FORUM SPI PTN IV Politeknik Negeri Batam, 25 28 April 2018 PROF. JAMAL WIWOHO, SH, M.HUM Inspektur Jenderal Kemenristekdikti INSPEKTORAT JENDERAL Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Agenda Pembahasan 01 02 Definisi Manajemen Risiko Risiko dalam Pengelolaan Perguruan Tinggi 03 Kebijakan Manajemen Risiko Kemenristekdikti 2

Agenda Pembahasan 01 Definisi Manajemen Risiko 3

Risiko dalam Mengendalikan Organisasi 4 LION AIR mendarat di pantai Kuta Tabrak Belakang Kereta Api

LATAR BELAKANG MANAJEMEN RISIKO (PP 60/2008) 5 1) Pasal 7a : Kepemimpinan yang kondusif sekurang-kurangnya ditunjukkan dengan mempertimbangkan risiko dalam pengambilan keputusan. 2) Pasal 11b : Perwujudan peran aparat pengawasan intern pemerintah yang efektif sekurang-kurangnya antara lain memberikan peringatan dini dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah. 3) Pasal 13 : Pimpinan Instansi Pemerintah wajib melakukan penilaian risiko. Penilaian risiko terdiri dari: a. Identifikasi risiko b. Analisis risiko

LATAR BELAKANG MANAJEMEN RISIKO (PP 60/2008) 6 4) Pasal 16 : Identifikasi risiko sekurang-kurangnya dilaksanakan dengan: a. menggunakan metodologi yang sesuai untuk tujuan Instansi Pemerintah dan tujuan pada tingkatan kegiatan secara komprehensif; b. menggunakan mekanisme yang memadai untuk mengenali risiko dari faktor eksternal dan faktor internal; dan c. menilai faktor lain yang dapat meningkatkan risiko. 5) Pasal 17 : (1) Analisis risiko dilaksanakan untuk menentukan dampak dari risiko yang telah diidentifikasi terhadap pencapaian tujuan Instansi Pemerintah. (2) Pimpinan Instansi Pemerintah menerapkan prinsip kehati-hatian dalam menentukan tingkat risiko yang dapat diterima 6) Pasal 18 : Penyelenggaraan kegiatan pengendalian sekurang-kurangnya harus dikaitkan dengan proses penilaian risiko.

RISIKO 7 TERJADINYA SESUATU YANG TIDAK DIHARAPKAN SUATU KETIDAKPASTIAN SUATU PELUANG YANG HILANG (the risk of loss) (the risk of volatility) (the risk of lost opportunity)

RISIKO 8 Risiko selalu ada dan mempengaruhi pencapaian tujuan organisasi Risiko merupakan peristiwa yang belum terjadi (masih berupa potensi atau mungkin terjadi Risiko bukan kepastian untuk terjadi (peluang/probability) Risiko memiliki dampak negatif (akibat buruk), apabila peristiwanya benar-benar terjadi Risiko ditentukan oleh 2 faktor (dimensi), yaitu kemungkinan terjadinya dan dampak negatif yang ditimbulkan

DEFINISI RISIKO (Menurut AS/NZS) 9 Risk is the chance of something happening that will have an impact upon objective SDM Finansial Hukum Manajemen Operasi kegiatan Masyarakat Politik Teknologi Perstiwa alam Harta Komunitas Biaya Lingkungan Manusia Kinerja Reputasi Pendapatan Pelayanan Stratejik Operasional Pelaporan Ketaatan

SUMBER RISIKO (Pasal 16 huruf b) 10 EKSTERNAL Peraturan perundangan-undangan baru Perkembangan teknologi Bencana alam dan Gangguan keamanan INTERNAL Keterbatasan dana operasional, Sumber daya manusia yang tidak kompeten Peralatan yang tidak memadai Kebijakan dan prosedur yang tidak jelas, dan Suasana kerja yang tidak kondusif

Manajemen Risiko 11 MENGAPA MANAJEMEN RISIKO??? Tuntuan masyarakat tentang peningkatan good governance Perubahan lingkungan Persyaratan regulator

Definisi Manajemen Risiko 12 The culture, processes, structures that are directed towards realizing potential opportunities while managing adverse effects A process, effected by an entity s board of directors, management and other personnel, applied in strategy-setting and across enterprise, designed to identify potential events that may affect the entity, and manage risk to be within its risk appetite, to provide reasonable assurance regarding the achievement of entity objectives (COSO)

MANAJEMEN RISIKO 13 Manajemen risiko adalah sebuah proses, memiliki tahapan yang sistematis & dilakukan dilakukan dengan teknik tertentu. Implementasi manajemen risiko mencakup 3 pilar utama: budaya sadar risiko, proses manajemen risiko, dan struktur. Implementasi manajemen risiko mempertimbangkan manfaat dan biaya. Manajemen risiko harus terintegrasi dengan proses bisnis dan dijalankan secara terus menerus (on going process). Manajemen risiko merupakan supporting tool bagi para pemimpin untuk meningkatkan keberhasilan organisasi.

TUJUAN MENEJEMEN RISIKO 14 1. Mengidentifikasi dan menguraikan semua risiko-risiko potensial yang berasal baik dari faktor internal maupun faktor eksternal; 2. Memeringkat risiko-risiko yang memerlukan perhatian manajemen instansi dan yang memerlukan penanganan segera atau tidak memerlukan tindakan lebih lanjut; dan 3. Memberikan suatu masukan atau rekomendasi untuk meyakinkan bahwa terdapat risiko-risiko yang menjadi prioritas paling tinggi untuk dikelola dengan efektif.

MANFAAT MANAJEMEN RISIKO 15 Mengurangi kejutan (surprises); Meningkatnya kesempatan memanfaatkan peluang; Meningkatnya kualitas perencanaan dan meningkatkan pencapaian kinerja; Meningkatnya hubungan yang baik dengan pemangku kepentingan; Meningkatnya kualitas pengambilan keputusan; Meningkatnya reputasi organisasi; Meningkatnya rasa aman bagi pimpinan dan seluruh pegawai; dan Meningkatnya akuntabilitas dan governance organisasi.

IDENTIFIKASI RISIKO Identifikasi risiko dapat dilakukan dengan cara retrospektif (retrospectively) dan prospektif (prospectively) 16 Risiko retrospektif (retrospective risks) Adalah risiko-risiko yang sebelumnya telah terjadi, seperti insiden atau kecelakaan Risiko prospektif (prospective risks) Adalah risiko-risiko/sesuatu yang belum terjadi, tetapi mungkin terjadi beberapa waktu yang akan datang Identifikasi risiko retrospektif biasanya merupakan cara yang sangat umum dan mudah untuk mengidentifikasi risiko Biasanya lebih sulit untuk diidentifikasi

11 UPAYA PENANGGULANGAN RISIKO 1. Mengadakan pencegahan dan penanggulangan terhadap kemungkinan terjadinya peristiwa yang menimbulkan kerugian 2. Melakukan retensi artinya mentolerir terjadinya kerugian, dengan membiarkanterjadinya kerugian dan untuk mencegah terganggunya operasi dengan menyediakan dana untuk penanggulangannya.

12 3. Melakukan pengendalian terhadap risiko. 4. Mengalihkan/memindahkan risiko kepada pihak lain, yaitu dengan cara mengadakan kontrak pertangguhan (asuransi) dengan perusahaan asuransi terhadap risiko tertentu.

PEMIMPIN DAN ORGANISASI DALAM MANAJEMEN RISIKO 19 PEMIMPIN MENGARAHKAN SUMBER DAYA ORGANISASI UNTUK MENCAPAI TUJUAN ORGANISASI. PEMIMPIN HARUS MENGELOLA SETIAP FAKTOR PENGGAGAL TUJUAN ORGANISASI, YAITU MASALAH DAN RISIKO. PENGELOLAAN FAKTOR PENGGAGAL TUJUAN ORGANISASI: MASALAH DAMAGE CONTROL DAN PROBLEM SOLVING POTENSI MASALAH (RISIKO) MANAJEMEN RISIKO PEMIMPIN MEMERLUKAN SUATU PERANGKAT YANG DAPAT MENGURANGI FAKTOR PENGGAGAL TUJUAN ORGANISASI DAN MEMPERBESAR PELUANG PENCAPAIAN TUJUAN ORGANISASI. PEMIMPIN MEMERLUKAN SUPPORTING TOOLS YAITU MANAJEMEN RISIKO.

PRINSIP PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO 20 Berorientasi pada perlindungan dan peningkatan nilai tambah; Terintegrasi dengan proses organisasi secara keseluruhan; Bagian dari pengambilan keputusan; Mempertimbangkan unsur ketidakpastian; Sistematis, terstruktur, dan tepat waktu; Didasarkan pada informasi terbaik yang tersedia; Disesuaikan dengan keadaan organisasi; Memperhatikan faktor manusia dan budaya; Transparan dan inklusif; Dinamis, berulang, dan tanggap terhadap perubahan; dan Perbaikan terus menerus

16 LANGKAH-LANGKAH MANAJEMEN RESIKO Mengidentifikasi dan Menaksir resiko Memonitor Resiko Menetapkan Kebijakan Melaksanakan Kebijakan dan Mengatur Resiko Memperkenalkan dan Menguji Rencana jika terjadi hal yang tidak diinginkan

KUNCI KEBERHASILAN MANAJEMEN RISIKO 22 DUKUNGAN PENUH MANAJEMEN DAN STAF KETERSEDIAAN INFORMASI DAN PROSES YANG MUDAH DIPAHAMI TANGGUNG JAWAB DARI PELAKSANA/PEMILIK KEGIATAN/PEMILIK RISIKO SUMBERDAYA YANG MEMADAI UNTUK MENDUKUNG PELAKSANAAN MANAJEMEN RISIKO KOMUNIKASI DAN PELATIHAN YANG BERKELANJUTAN SARANA UNTUK MENGUKUR HASIL YANG DICAPAI PENEGAKAN PERATURAN PEMANTAUAN YANG BERKESINAMBUNGAN

Agenda Pembahasan 23 02 Risiko dalam Pengelolaan Perguruan Tinggi

Contoh Risiko Dalam Pengelolaan Perguruan Tinggi 24 Pemberian Uang Suap Pimpinan berususan dng APH Tawuran Antar Mahasiswa Penerbitan Ijazah Palsu

Implementasi Manajemen Risiko 25 Seluruh Pimpinan dan pegawai di lingkungan instansi pemerintah harus menerapkan Manajemen Risiko dalam setiap pelaksanaan kegiatan dalam rangka pencapaian sasaran Pengembangan Budaya Sadar Risiko Penyelenggaran Proses Manajemen Risiko Peran aparat pengawasan internal dalam meningkatkan efektivitas Manajemen Risiko

Tahapan Penilaian Risiko 26 PENETAPAN TUJUAN IDENTIFIKASI RISIKO ANALISIS RISIKO Tujuan IP Tujuan tingkat kegiatan Sumber risiko internal & eksternal Pengaruh/ dampak risiko thd pencapaian tujuan

Agenda Pembahasan 27 03 Kebijakan Manajemen Risiko Kemenristekdikti

PENGENDALIAN INTERN (PP NOMOR 60 TAHUN 2008) 28 SPIP memberikan keyakinan yang memadai bagi: 1. Tercapainya efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan penyelenggaraan pemerintahan negara, 2. Keandalan laporan keuangan, 3. Pengamanan aset negara, dan 4. Ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan Menristekdikti wajib melakukan pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan pemerintahan dengan berpedoman pada SPIP Dilakukan Pengawasan Intern Oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) Definisi Pengawasan Intern: Seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lainnya terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata kepemerintahan yang baik.

Peran Inspektorat Jenderal Kemenristekdikti 29 PENGAWALAN TUGAS DAN FUNGSI KEMENRISTEK DAN DIKTI Mencegah dan melindungi sesuatu Dari ketidaknyamanan dan kehancuran Mencegah Mendorong Mengarahkan Menghentikan

Kebijakan Penilaian Risiko Inspektorat Jenderal 30 Dilakukan secara bertahap, mulai dari eselon IV sampai Eselon I pada unit Utama dan PTN Melibatkan seluruh pemangku kepentingan Dimulai dari Inspektorat Jenderal Kemenristekdikti Para auditor diinstruksikan untuk dapat memberikan asistensi pada unit utama dan PTN di wilayah kerja masing-masing Unit Kerja Yang Sudah Dilakukan Penilaian Risiko: 1. Inspektorat Jenderal Kemenristekdikti 2. Direktorat Jenderal Sumber Daya iptekdikti 3. Direktorat Jenderal Penguatan riset dan Pengembangan

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB SPI DALAM MANAJEMEN RISIKO 31 Satuan Pengawas Intern memberikan pengawasan dan konsultasi atas penerapan Manajemen Risiko sebagai auditor internal di perguruan tinggi masing-masing. Tugas dan tanggung jawab tersebut meliputi: a. audit, reviu, pemantauan, dan evaluasi penerapan Manajemen Risiko pada seluruh unit pemilik risiko. b. melakukan penilaian atas tingkat kematangan penerapan risiko di seluruh unit pemilik risiko.

27

TERIMA KASIH INSPEKTORAT JENDERAL Integritas, Profesional, Sejahtera 33