BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Dalam kegiatan eksplorasi minyak dan gas bumi, batuan karbonat kerap menjadi target reservoar potensial selain batuan sedimen silisiklastik. Besarnya cadangan yang tersimpan dalam reservoar batuan karbonat ditentukan oleh kemampuan batuan reservoar tersebut untuk menampung hidrokarbon. Salah satu faktor yang paling berpengaruh adalah porositas batuan. Secara umum, semakin tinggi nilai porositasnya, jumlah hidrokarbon yang dapat disimpan dalam reservoar akan cenderung semakin besar. Besar atau kecilnya nilai porositas tersebut dipengaruhi oleh perubahan atau evolusi yang terjadi pada porositas batuan setelah mengalami proses deposisi. Dengan mengetahui sejarah evolusi porositas pada batuan, maka dapat diprediksi kualitas batuan berdasarkan porositas yang dihasilkan. Evolusi porositas pada batuan karbonat dikontrol oleh proses diagenesisnya. Diagenesis merupakan segala perubahan fisika atau kimia yang terjadi pada sedimen atau batuan sedimen yang terjadi setelah deposisi hingga sebelum mengalami metamorfisme (Scholle dan Ulmer-Scholle, 2003). Batuan karbonat memiliki komposisi penyusun awal yang relatif tidak stabil, sehingga mudah untuk mengalami diagenesis. Proses diagenesis yang terjadi akan bervariasi karena dipengaruhi lingkungan diagenesisnya. Produk diagenesis yang dihasilkan pun akan bervariasi. 1
2 Dengan mengidentifikasi karakteristik dari produk-produk diagenesis inilah proses diagenesis dan lingkungan diagenesis tersebut dapat diketahui. Studi terkait identifikasi proses diagenesis batuan karbonat yang potensial sebagai reservoar cukup sulit jika harus dilakukan pada batuan yang letaknya jauh di bawah permukaan karena keterbatasan data dan biaya yang mahal. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan adalah mengidentifikasi data-data permukaan yang dapat digunakan sebagai model analog untuk bawah permukaan. Oleh karena itu, penulis mencoba untuk mengidentifikasi diagenesis pada batuan karbonat di salah satu daerah yang mengalami proses diagenesis yang intensif saat ini, yaitu batuan karbonat penyusun Formasi Wonosari yang berada di Zona Pegunungan Selatan Bagian Barat, Pulau Jawa. Kajian lebih mendalam tentang proses diagenesis yang terjadi pada Formasi Wonosari dilakukan melalui produk-produk diagenesis yang dihasilkan beserta perubahan atau evolusi porositasnya untuk mengetahui karakteristik diagenesis dan evolusi tipe pori seperti apa yang terjadi pada Formasi Wonosari sehingga dapat mempengaruhi nilai porositasnya yang kemudian dapat dijadikan suatu referensi terhadap karakteristik batuan-batuan karbonat lain di Indonesia yang potensial menjadi reservoar migas. I.2. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah:
3 1. Mengetahui sejarah diagenesis yang terjadi pada batuan karbonat di daerah penelitian berdasarkan produk dan proses diagenesis yang dijumpai. 2. Mengetahui tipe pori dan nilai porositas yang dihasilkan dari proses diagenesis batuan karbonat pada daerah penelitian. 3. Mengetahui hubungan antara diagenesis dengan evolusi porositas pada batuan karbonat di daerah penelitian. I.3. Batasan Masalah Studi mengenai hubungan antara evolusi porositas dengan karakteristik diagenesis batuan karbonat di Formasi Wonosari dibatasi pada data lapangan yang berupa data singkapan dan sampel batuan. Pengukuran statigrafi dilakukan pada skala 1:100. Analisis laboratorium dibatasi oleh analisis petrografi dan uji porositas. Obyek yang diteliti berupa litofasies, produk diagenesis (tipe semen, mineralogi, dan produk diagenesis lain yang mungkin dijumpai seperti tanah, kars, caliche, stylolite, dan hardground), tipe pori, dan nilai porositas batuan. Identifikasi produk diagenesis dibatasi hanya pada diagenesis yang dipengaruhi oleh fluida normal. Pembahasan difokuskan pada sejarah diagenesis serta tipe pori dan nilai porositas batuan untuk mengetahui hubungan antar keduanya. Penelitian batuan karbonat di daerah Ponjong sebelumnya telah dilakukan oleh Jauhari (2004) mengenai perkembangan fasies batuan karbonat meggunakan konsep stratigrafi sikuen beserta pengaruhnya terhadap pembentukan chalky limestone. Beberapa produk diagenesis serta beberapa tipe dan nilai porositas secara
4 umum disertakan dalam penelitian tersebut. Namun penelitian secara mendetail terhadap diagenesis dan evolusi porositas batuan karbonat penyusun Formasi Wonosari secara vertikal belum pernah dilakukan pada batuan karbonat di daerah Ponjong. I.4. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian berupa satu jalur pengamatan sepanjang ± 3 km yang secara administratif terletak di wilayah Desa Gombang dan Sidorejo, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Secara astronomis terletak pada zona 49S dengan koordinat UTM 465002, 9113247 hingga 465585, 9115655. I.5. Penelitian Terdahulu 1. Jauhari (2004), dalam penelitiannya pada daerah Ponjong dan sekitarnya membagi batuan karbonat penyusun Formasi Wonosari dibagi menjadi tujuh sikuen berdasarkan adanya keberadaan bidang tegas tak teratur, caliche (hardpan) atau paleosol yang dihasilkan melalui proses diagenesis di permukaan. Selain itu Jauhari menyatakan bahwa terdapat chalky limestone yang terbentuk secara sekunder oleh proses diagenesis permukaan yang dipengaruhi air meteorik. 2. PT Pertamina EP bekerjasama dengan Jurusan Teknik Geologi UGM (1986), dalam penelitian dari beberapa sampel permukaan dan bawah permukaan batuan
5 karbonat penyusun Formasi Wonosari menyatakan bahwa proses diagenesis yang terjadi pada batuan karbonat penyusun Formasi Wonosari secara dominan adalah proses pelarutan, sementasi, mikritisasi, dan neomorfisme. Porositas yang dominan terbentuk adalah moldic dan vug. 3. Winardi, dkk (2013), dalam penelitiannya di daerah Jetis, Kecamatan Saptosari, Kabupaten Gunung Kidul menyatakan bahwa proses diagenesis di zona subaerial exposure pada Formasi Wonosari dicirikan oleh kehadiran paleosoil, struktur honeycomb, serta zona porous yang dicirikan oleh tipe pori vug yang saling terhubung (interconnected vugular).
Gambar 1.1. Lokasi dan jalur penelitian (warna merah) dalam peta topografi skala 1: 25.000 6