BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

dokumen-dokumen yang mirip
STRATEGI IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS NILAI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMP NEGERI 3 MALANG

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan Ini Memuat : A. Latar Belakang, B. Fokus Penelitian,C. Rumusan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. Dunia saat ini dilanda era informasi dan globalisasi, dimana pengaruh dari

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. didik, sehingga menghasilkan peserta didik yang pintar tetapi tidak

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

PENDIDIKAN KARAKTER CERDAS FORMAT KELOMPOK (PKC - KO) DALAM MEMBENTUK KARAKTER PENERUS BANGSA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku

BAB I PENDAHULUAN. menciptakaniklim budaya sekolah yang penuh makna. Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. dijelaskan secara jelas pada uraian berikutnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemakaian seragam sekolah terhadap siswa di dalam suatu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Persoalan yang muncul di

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAHAN AJAR CHARACTER BUILDING BERBASIS NILAI-NILAI PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. sekarang merupakan persoalan yang penting. Krisis moral ini bukan lagi

BAB I PENDAHULUAN. peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I ini, akan memaparkan beberapa sub judul yang akan digunakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Dari ketiga hal tersebut terlihat jelas bahwa untuk mewujudkan negara yang

2016 ANALISIS POLA MORAL SISWA SD,SMP,SMA,D AN UNIVERSITAS MENGENAI ISU SAINS GUNUNG MELETUS D ENGAN TES D ILEMA MORAL

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. keluarga maupun masyarakat dalam suatu bangsa. Pendidikan bisa. dikatakan gagal dan menuai kecaman jika manusia - manusia yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gia Nikawanti, 2015 Pendidikan karakter disiplin pada anak usia dini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

BAB 1 PENAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN. usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pertumbuhan budi pekerti tiap-tiap manusia. Orang tua dapat menanamkan benih

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Pengalaman-pengalaman yang didapat anak pada masa ini

2015 PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. siswa tentang penyalahgunaan HP dan Motor. Pada sub bab selanjutnya pun akan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap manusia memerlukan berbagai macam pengetahuan dan nilai. Terkait

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia,

BAB I PENDAHULUAN. (aspek keterampilan motorik). Hal ini sejalan dengan UU No.20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap anak mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berkembangnya zaman memberikan dampak yang besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kepribadian dan perilaku mereka sehari-hari. Krisis karakter yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. murid, siswa, mahasiswa, pakar pendidikan, juga intektual lainnya.ada

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. mampu mendidik anak mereka secara sempurna, karena pendidikan merupakan

LAYANAN BIMBINGAN KONSELING TERHADAP KENAKALAN SISWA

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu

PENDIDIKAN PANCASILA (2 SKS)

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendidikan yang seluas-luasnya. Pendidikan dapat dimaknai sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kunci utama dalam terlaksananya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada tataran perencanaan organisasi umumnya mendasarkan pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda bangsa. Kondisi ini sangat memprihatinkan sekaligus menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang amat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Fungsi Pendidikan Nasional yang tertuang dalam UU No 20 Tahun 2003

NILAI-NILAI SIKAP TOLERAN YANG TERKANDUNG DALAM BUKU TEMATIK KELAS 1 SD Eka Wahyu Hidayati

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha membina kepribadian dan kemajuan manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan hal yang marak menjadi

BAB I PENDAHULUAN. secara terus-menerus. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya manusia memiliki

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas tentang: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Rumusan Masalah, (3) Pembatasan Masalah, (4) Tujuan Penelitian, (5) Manfaat Penelitian, (6) Penegasan Isilah. 1.1 Latar Belakang Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan harus dikelola dengan tertib, teratur, efektif dan efisien sebagai pendukung utama dalam membangun karakter bangsa. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pada pasal 3, yang menyebutkan : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dalam Undang-Undang tersebut dapat dipahami tujuan dari Sistem Pendidikan Nasional pada intinya ialah suatu bentuk bimbingan dan pengembangan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, Kesadaran peserta didik untuk menjadikan hidupnya terarah dengan baik dan mampu menjadi kepribadian yang berkarakter kuat tertanam pada pribadinya dalam kehidupan sehari-hari. 1

Karakter memberikan gambaran tentang suatu bangsa, sebagai penanda, penciri sekaligus pembeda suatu bangsa dengan bangsa lainya. Karakter memberikan arahan tentang bagaimana bangsa menapaki dan melewati suatu jaman dan mengantarkanya pada suatu derajat tertentu. Karakter suatu bangsa ditentukan dari karakter setiap individunya hal itu menandakan bahwa karakter memiliki kekuatan yang sangat luar biasa untuk menumbuhkan dan memperkuat jati diri bangsa. Terbentuknya karakter yang kuat dan kokoh menjadi hal yang utama untuk dimiliki peserta didik dalam menghadapi tantangan hidup di masa sekarang ataupun di masa yang akan datang. Pendidikan karakter diperoleh sejak pendidikan usia dini hingga perguruan tinggi sehingga dapat mencetak peserta didik menjadi pribadi yang unggul guna mencapai tujuan pendidikan nasional yang ditetapkan. Thomas Lichona dalam Muslich (2011:35) Akhir-akhir ini muncul fenomena-fenomena di kalangan pendidikan yang sudah cukup memprihatinkan. Berbagai tindakan negatif banyak terjadi di kalangan pelajar. Tindakan negatif yang dimaksud seperti (1) meningkatnya kekerasan di kalangan remaja, seperti tawuran antar pelajar, (2) penggunaan bahasa dan kata-kata yang buruk, (3) meningkatnya perilaku yang merusak diri, seperti narkoba, alkohol dan seks bebas, (4) semakin hilangnya pedoman moral yang baik, (5) semakin rendahnya rasa hormat terhadap orang tua dan guru, (5) Rendahnya rasa tanggung jawab pada setiap individu dan warga negara, (6) rendahnya sifat ketidak jujuran, (7) Adanya rasa curiga dan kebencian antar teman dll, Thomas Lichona dalam Muslich (2011:35). Melihat realitas tersebut, dapat dilihat dengan jelas bahwa 2

generasi bangsa kita telah mengalami degradasi peran dan fungsinya. Hal ini terbukti dengan adanya peristiwa tawuran antar pelajar hingga menelan korban jiwa, bahkan penggunaan obat-obatan terlarang marak dikalangan pelajar, perilaku seks bebas dan pemerkosaan pun sering terjadi pada pelajar sekolah. Halhal tersebut bila dibirkan terus menerus akan akan menjadi budaya negatif dan merusak pola pikir generasi muda. Seorang pelajar adalah generasi yang disiapkan untuk menjadi pembaharu untuk membawa bangsa ke arah yang lebih baik. Lalu bagaimana seorang pelajar mejalankan fungsi dan perannya sebagai generasi bangsa, apabila masih banyak di temukan budaya-budaya negatif yang dilakukan oleh generasi muda. Budaya-budaya negatif tersebut menandakan bahwa telah terjadi krisis moral di dalam sistem pendidikan saat ini. Pendidikan karakter disini diharap mampu menjadi alternatif dan solusi untuk krisis moral dan etika yang saat ini terjadi. Pendidikan karakter seharusnya mulai di tanamkan pada peserta didik agar tidak terjebak pada budaya negatif. Berkaitan dengan itu setiap institusi pendidikan terutama sekolah harus menekankan dan menerapkan pendidikan karakter khusunya kepada pribadi peserta didik, karena hal itu sebagai upaya dan jawaban dari permasalahan terkait krisis moral yang saat ini terjadi. Maka perlu dilakukan berbagai program terobosan yang terus menerus untuk mensosialisasikan pendidikan karakter sehingga langkah-langkah yang diharapkan dapat diterapkan dengan baik. Program terobosan yang dimaksud adalah program pendidikan karakter yang dirancang sekolah untuk diterapkan kepada peserta didik selama berada dilingkungan sekolah, hal ini dilakukan dari proses kegiatan belajar mengajar 3

(KBM) maupun kegiatan-kegitan di luar kelas yang relavan untuk pengembangan nilai-nilai pendidikan karakter, sehingga nilai-nilai yang diterapkan dalam pendidikan karakter bermanfaat bagi peserta didik. Pendidikan Karakter dapat diterapkan di lingkungan sekolah sebab sekolah merupakan salah satu sarana bagi pendidikan, yang mentransformasikan ilmu dari guru kepada peserta didik. Pembelajaran di sekolah bertujuan untuk menangkis pengaruh budaya-budaya negatif, menanamkan pemahaman dan penghayatan nilai kemanusiaan dan ketuhanan untuk menjadikan diri setiap peserta didik menjadi manusia yang berkarakter kuat dan berbudi pekerti luhur. Studi pendahuluan dan fakta di lapangan SMK Negeri 13 Malang cukup antusias dalam proses pendidikan karakter, sekolah dengan basis taruna ini memiliki program trobosan untuk mendidik taruna dan taruni menjadi pribadi yang kuat dalam sikap maupun perilakunya. Hal ini terlihat jelas dalam program terobosan sekolah yakni pendidikan karakter melalui 5 karakter wajib taruna SMK Negeri 13 Malang. 5 karakter wajib taruna antara lain : taat, jujur, disiplin, bekerjasama dan berprestasi. 5 karakter wajib taruna SMK Negeri 13 Malang dibuat dari 5 pantangan yang tidak boleh dilakukan oleh taruna dan taruni SMK Negeri 13 Malang, 5 pantangan yang tidak boleh dilakukan antara lain : menolak tugas, pantang berbohong, pantang terlambat, pantang konflik dan pantang menyerah. Berdasarkan hal tersebut tampak secara jelas bahwa SMK Negeri 13 Malang merupakan tempat bagi generasi muda untuk menjadi manusia terbaik. Selain itu Visi SMK Negeri 13 Malang unggul spiritual, IPTEK, berbudaya nusantara, dan berwawasan global. Dapat dilihat dari visi sekolah tersebut bahwa 4

taruna-taruni, guru dan karyawan dibekali dengan spiritual budaya nusantara yang kuat, serta berwawasan global. SMK Negeri 13 Malang juga menerapkan pendidikan ketarunaan yang wajib diikuti oleh setiap taruna dan taruni, kegiatan wajib tersebut diterapkan sebagai salah satu sarana dalam mendidik taruna dan taruni yang disiplin, berjiwa kesatria serta bertanggung jawab terhadap semua perbuatan yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Tingkat pelanggaran tata tertib yang dilakukan oleh taruna dan taruni di SMK Negeri 13 Malang yang cukup sering terjadi adalah terlambat, lupa membawa buku saku, dan tidak memakai atribut lengkap dalam berseragam. Setiap pelanggaran maupun prestasi yang dilakukan oleh taruna dan taruni terekam dalam buku saku, buku saku adalah buku yang berfungsi untuk mencatat prestasi dan pelanggaran disiplin taruna, buku tersebut memberikan point pelanggaran bagi taruna yang melanggar dan juga memberikan point prestasi bagi yang berprestasi, setiap point dalam pelanggaran maupun prestasi berbeda dan sudah tercatat masing-masing pasal pada setiap buku saku. Bagi taruna dan taruni yang melanggar peraturan, sekolah memberikan sanksi yang mendidik misalnya bagi taruna atau taruni yang terlambat mereka diwajibkan untuk membawa bunga, dan mendapat catatan pelanggaran pada buku saku, sebaliknya bagi taruna dan taruni yang mendapatkan prestasi juga mendapat point prestasi sesuai dengan tingkat prestasi yang didapatkan. Hal tersebut tentunya tidak lepas dari peran sekolah untuk memberikan pengajaran bagi taruna dan taruni bahwa setiap perbuatan baik itu positif maupun negatif akan mendapatkan konsekuensi sesuai 5

dengan apa yang dilakukannya, sehingga sikap disiplin, tanggung jawab, dan taat akan tertanam pada diri setiap taruna dan taruni sebagai bentuk penanaman nilainilai dari pendidikan karakter SMK Negeri 13 Malang. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul Penerapan Pendidikan Karakter Berbasis 5 Karakter Wajib Taruna SMK Negeri 13 Malang. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan masalah yang terdapat pada latar belakang di atas, maka selanjutnya peneliti merinci pokok permasalahan lebih lanjut dalam beberapa indikator permasalahan sebagai berikut: 1.2.1 Bagaimana penerapan model pendidikan karakter berbasis 5 Karakter Wajib Taruna SMK Negeri 13 Malang? 1.2.2 Apa kendala-kendala yang dihadapi dalam penerapan model pendidikan karakter berbasis 5 Karakter Wajib Taruna SMK Negeri 13 Malang? 1.2.3 Bagaimana solusi yang dapat dilakukan dalam penerapan pendidikan karakter berbasis 5 Karakter Wajib Taruna SMK Negeri 13 Malang? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian mengenai penerapan pendidikan karakter berbasis 5 karakter wajib taruna SMK Negeri 13 Malang ini memiliki tujuan sebagai berikut: 1.3.1 Untuk mendiskripsikan penerapan model pendidikan karakter berbasis 5 Karakter Wajib Taruna SMK Negeri 13 Malang. 6

1.3.2 Untuk mendiskripsikan kendala-kendala yang dihadapi dalam penerapan model pendidikan karakter berbasis 5 Karakter Wajib Taruna SMK Negeri 13 Malang. 1.3.3 Untuk mendiskripsikan solusi yang dapat dilakukan dalam penerapan pendidikan karakter berbasis 5 Karakter Wajib Taruna SMK Negeri 13 Malang. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat : 1.4.1 Secara Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberi wacana baru serta motivasi bagi generasi muda maupun masyarakat luas tentang penerapan pendidikan karakter berbasis 5 karakter wajib taruna SMK Negeri 13 Malang. Tentunya hal itu juga bermanfaat bagi jurusan Civic hukum (PPKn) dalam pengembangan pendidikan karakter sebab jurusan Civic hukum (PPKn) memiliki peran penting dalam pembinaan karakter. 1.4.2 Secara Praktis Penelitian ini diharap dapat memberikan manfaat diantaranya: 1.4.2.1 Bagi Peneliti, memberikan pengetahuan tentang penerapan pendidikan karakter yang dilakukan oleh SMK Negeri 13 Malang, serta dapat dijadikan pedoman atau refrensi untuk melakukan penelitian selanjutnya. 1.4.2.2 Bagi Sekolah, memberikan refrensi dan evaluasi terkait penerapan pendidikan karakter berbasis 5 karakter wajib taruna sehingga apa yang 7

di konsepkan oleh sekolah dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang diinginkan. 1.4.2.3 Bagi Dinas/Instansi Terkait, sebagai bahan refleksi terkait kondisi pendidikan saat ini yang harus selalu diperbaiki. Maka penelitian ini dapat memberikan sumbangsih pemikiran dalam rangka penyempurnaan konsep pendidikan sebagai upaya yang strategis dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia. 1.5 Pembatasan Masalah Untuk menghindari kesalahan presepsi ataupun pembahasan yang melebar dalam penelitian ini maka diperlukan adanya pembatasan masalah. Batasan masalah pada penelitian ini adalah penerapan pendidikan karakter berbasis 5 karakter wajib taruna di SMK Negeri 13 Malang. Menitik beratkan pada penerapan pendidikan karakter yang dilakukan selama taruna-taruni berada di sekolah. 5 (lima) Karakter wajib taruna antara lain : taat, jujur, bekerjasama, berprestasi. 1.6 Penegasan Isilah Penegasan istilah dalam hal ini bertujuan agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam menginterpretasikan istilah-istilah yang terdapat dalam judul proposal, maka perlu diberikan penegasan istilah sebagai berikut: 1.6.1. Penerapan Menurut kamus besar bahasa Indonesia, pengertian penerapan adalah perbuatan menerapkan. Penerapan merupakan suatu perbuatan mempraktekkan 8

teori, metode dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan yang diinginkan yang sudah tersusun dan terencana sebelumnya. Penerapan yang dimkasud dalam penelitian ini adalah bentuk praktek yang dilakukan untuk pendidikan karakter SMK Negeri 13 Malang melalui 5 Karakter Wajib Taruna SMK Negeri 13 malang. 1.6.2. Model Model pembelajaran adalah gambaran kecil dari konsep pembelajaran secara keseluruhan, setiap model pembelajaran mengarah kepada desain pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai dengan efektif dan efisien. Definisi lain tentang model pembelajaran disampaikan oleh Soekamto dalam Suryadi (2012:15) yang mengemukakan bahwa model adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis, dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar. Model yang dimkasud dalam penelitian ini adalah konsep secara keseluruhan, sebagai perencanaan pendidikan karakter berbasis 5 Karakter Wajib Taruna SMK Negeri 13 Malang. 1.6.3. Pendidikan Karakter Pendidikan karakter adalah upaya sadar dan sungguh-sungguh untuk mengajarkan nilai-nilai kepada peserta didik, pendidikan karakter telah menjadi sebuah penggerak sosial, pengembangan emosional, dan pengembangan etik peserta didik. Dalam hal ini pendidikan karakter sebagai pendidikan yang 9

mengembangkan karakter yang mulia (good character) dari peserta didik dengan mempraktikan dan mengajarkan nilai-nilai moral dan pengambilan keputusan baik hubunganya dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, dan lingkungan Pendidikan karakter yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penanaman internal dan eksternal dalam hubunganya dengan Tuhan yang Maha Esa dan diri sendiri, kepada pendidik dan juga lingkungan pendidikan karakter tersebut melalui 5 Karakter Wajib Taruna SMK Negeri 13 Malang. 1.6.4. 5 (lima) Karakter wajib Taruna 5 (lima) Karakter Wajib Taruna adalah pendidikan karakter yang diterapkan di SMK Negeri 13 Malang, sebagai bentuk dari penanaman nilai-nilai dasar yang membangun pribadi peserta didik. 5 (lima) karakter wajib taruna dalam penelitian ini adalah bentuk penanaman nilai yang ditujukan untuk peserta didik 5 Karakter tersebut antara lain : Taat, Jujur, Adil, Bekerjasama dan Berprestasi. 10