Andar S. Gultom dan Nurdin Bukit Jurusan Pendidikan Fisika-Pascasarjana Universitas Negeri Medan

dokumen-dokumen yang mirip
Citra Yunita dan Khairul Amdani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

Elida Tambunan dan Nurdin Bukit Jurusan Pendidikan Fisika, Pascasarjana Universitas Negeri Medan

EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DAN PENGUASAAN MATERI FISIKA PRASYARAT TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA

Citra Yunita dan Khairul Amdani Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

EFEK MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING DAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Kreativitas Belajar

ANALISIS PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DAN SIKAP ILMIAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA

EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DAN MOTIVASI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA MAN TANJUNG BALAI

Siva Fauziah, Purwati Kuswarini Suprapto, Endang Surahman

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI METODE DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

Agung Putra Wijaya, Mardiyana, Suyono Program Studi Magister Pendidikan Matematika Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret

Afif Yuli Candra Prasetya dan Suliyanah Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN QUIZ TEAM PADA MATA KULIAH LOGIKA KOMPUTER DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP

PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD (KAJIAN: DI SMAN 1 TAPEN BONDOWOSO)

Ema Yesha Sinaga dan Abd. Hakim Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRACT

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

Wistyan Okky Saputra dan Dr. Mukhamad Murdiono, M. Pd. Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta

Diterima: 8 Maret Disetujui: 26 Juli Diterbitkan: Desember 2016

ABSTRACT. Key Words: Student Learning Outcomes, Cooperative Learning, NHT, STAD. ABSTRAK

Evi Aspirani SMAN 1 Mare, jalan Makmur no.1 Kec. Mare, Kabupaten Bone

Derlina dan Bintang Nainggolan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PECAHAN

Key words: CIRC models, pictures media, learning achievement, human excretory system

ANALISIS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING DAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA

Fatima Hannum dan Nurdin Bukit Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN ANALISIS WACANA ISU DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

Inna Sakinah Manik dan Nurdin Bukit Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PROBLEM SOLVING PADA MATERI POKOK LINGKARAN

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD: AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMA MATERI HIDROLISIS GARAM

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA PADA MATERI POKOK GERAK LURUS DI KELAS X SMA SWASTA UISU MEDAN

PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 18 MEDAN

EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN KERJA SAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA. Fitria Silviana

ARTIKEL PENELITIAN OLEH: HELMI SUSANTI

Biodidaktika, Volume 12 No 2, Juli 2017 p-issn: X; e-issn:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DEVISION (STAD) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP

J. Ind. Soc. Integ. Chem., 2014, Volume 6, Nomor 2

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN LISTENING TEAM

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN MODEL PEMBELAJARAN STAD. Ikhwan Robi 1, Undang Rosidin 2, Viyanti 2,

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

EFEK MODEL DISCOVERY LEARNING BERBANTUAN MULTIMEDIA DAN KREATIVITAS TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER DISERTAI MEDIA CARD SORT DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PERBEDAAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

Arinil Haq, Purwati Kuswarini, Ai Sri Kosnayani ABSTRACT

Kata Kunci: Problem Based Learning (PBL), Ekspositori, dan Hasil Belajar. Abstract

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

THE IMPLEMENTATION OF PROBLEM BASED LEARNING IN STUDENT S LEARNING OUTCOMES

Rahayu Siti Fatonah, Purwati Kuswarini Suprapto, Romy Faisal Mustofa

Wardah Fajar Hani, 2) Indrawati, 2) Subiki 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika. Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

STUDI KOMPARASI PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DENGAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS PADA SISWA SMA

JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 1 No. 2 Juli 2017

Oleh: Via Vandella*, Yulia Haryono**, Alfi Yunita**

Risaftia Andini 1, Johni Azmi 2, Jimmi Copriady 2 No.

Keywords: Cooperative Model, Student Teams Achievement Division (STAD) and Two Stay Two Stray, mind mapping, the digestive system in human.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUESTION STUDENT HAVE (QSH) PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 5 TASIKMALAYA JURNAL

Ismawati, Maria Erna, dan Miharty Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AKADEMIK SISWA SMA NEGERI 5 SURAKARTA

Monif Maulana 1), Nur Arina Hidayati 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UAD

Kata kunci : Pendekatan pembelajaran Matematika (PBM), Pemecahan Masalah Matematika, Komunikasi matematik.

THE INFLUENCE OF THE INPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE MAKE A MATCH TOWARD STUDENTS MATHEMATICAL COCEPTUAL UNDERSTANDING

Influence of Cooperative Learning Type Snowball Throwing

Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Instruction Dan Konsep Diri

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2)

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CO-OP CO-OP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA SISWA SMA. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2)

ABSTRAK

Auliya Puspitaningtyas, Parlan, Dedek Sukarianingsih Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang

Nur Anisabitah dan Titin Sunarti Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

ABSTRAK. Kata Kunci: REACT, Penomoran NHT, Interaksi Belajar, Prestasi Belajar

HASIL BELAJAR EKONOMI MENGGUNAKAN MODEL PICTURE AND PICTURE DAN STAD MEMPERHATIKAN MOTIVASI

PERBANDINGAN MODEL KOOPERATIF TIPE NHT DAN TPS DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JAMUR DI KELAS X SMK NEGERI 1 RAMBAH TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBANTUAN MACROMEDIA FLASH

Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika ISSN:

Pangesti et al., Pengaruh Penggunaan Media Lingkungan...

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE FIND SOMEONE WHO TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

JURNAL FEBRINA AULIA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 1 No. 1 Februari 2017

PERBANDINGAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS ANTARA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS DENGAN TPS

Harri Kurnia, Hernawan. Abstract

WHELLY YULIANA K

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 5 (2009): PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERORIENTASI KETERAMPILAN PROSES

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE INSIDE-OUTSIDE CIRCLE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPS SMA N 5

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 15 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN PADA PELAJARAN BIOLOGI KELAS VII SMP NEGERI 32 PADANG ARTIKEL. Oleh : FRESTY YUMERISA

Sartika Sari Rambe dan Sahyar Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Complex Instruction Terhadap Hasil Belajar IPS

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN KEMAMPUAN NUMERIK TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING BOLA BASKET

Perdana Arief Sandy 1, Sunardi 2, Susi Setiawani 3

BAB IV HASIL PENELITIAN N PEMBAHASAN

PENGARUH PBL PENDEKATAN KONTEKSTUAL STRATEGI KONFLIK KOGNITIF DAN KEMAMPUAN AWAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA MATERI GEOMETRI

Pengaruh Pemilihan Jurusan dan Model Pembelajaran Terhadap Kemampuan Intelektual Fisika Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Salaman Tahun Pelajaran 2014/2015

Transkripsi:

EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS DAN TES POTENSI AKADEMIK TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PADA MATERI OPTIK GEOMETRI Andar S. Gultom dan Nurdin Bukit Jurusan Pendidikan Fisika-Pascasarjana Universitas Negeri Medan Abstrak. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar Fisika dari siswa yang diajarkan Model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan siswa yang diajarkan Model DI di kelas X, dan untuk mengetahui pengaruh tingkat potensi akademik siswa terhadap hasil belajar Fisika, serta untuk mengetahui apakah ada interaksi antara Model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan Potensi Akademik siswa terhadap hasil belajar Fisika. Penelitian ini merupakan quasi eksperimen, desain dua jalur. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X dengan sampel penelitian yaitu kelas X-1 sebagai kelas control dan kelas X-2 sebagai kelas eksperimen masing-masing sebanyak 32 orang siswa. Teknik analisa data menggunakan SPSS 17, ANAVA Faktorial 2x2. Dari hasil penelitian, disimpulkan: Terdapat perbedaan hasil belajar Fisika siswa yang diajarkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan siswa yang diajarkan model DI dan terdapat pengaruh tingkat potensi akademik siswa terhadap hasil belajar Fisika serta terdapat interaksi antara model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan potensi akademik siswa dalam meningkatkan hasil belajar, hal ini dapat dilihat berdasarkan uji lanjut Scheffe. Kata kunci: model pembelajaran kooperatif tipe STAD, DI, potensi akademik, hasil belajar THE EFFECT OF COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS AND ACADEMIC POTENTIAL TEST FOR PHYSICS LEARNING OUTCOMES IN THE TOPIC OF GEOMETRICAL OPTICS Andar S. Gultom and Nurdin Bukit Department of Physical Education-Graduate State University of Medan Abstract. The purpose of this research is to determine whether there is any difference in result of learning physics which is taught with cooperative model type STAD model and DI model in grade 10, to determine the effect of the student s academic potential level for the Physics learning outcomes and to know whether there is an interaction between cooperative learning model type STAD and student s academic potential as the Physics learning outcomes. This research is a quasi-experiment with two-way design. The population in this research is all students in grade 10 with research sample Class X-1 as the control class and Class X-2 as the experiment class which have 32 students in each. The data analysis technique used SPSS 17, ANOVA Factorial 2x2. Based on the test Volume: 2 (2) Desember 2013 41

performed, it is concluded: there are differences between the Physics learning outcomes that was taught with cooperative model type STAD and DI model, there was student s academic potential influence on Physics learning outcomes there was an interaction between cooperative model type STAD and student s academic potential in improving learning outcomes that was show on Schaeffer Test. Keywords: cooperative learning model type STAD, DI, academic potential, Outcomes PENDAHULUAN Salah satu masalah dan merupakan isu yang selalu diperbincangkan dalam dunia pendidikan adalah bagaimana meningkatkan kualitas pembelajaran, yang meningkatkan hasil belajar siswa, sehingga siswa diharapkan mampu berkompetensi dalam bidang keilmuan dan mampu menghasilkan gagasan atau ide-ide baru. Dan untuk meningkatkan prestasi, tentunya tidak akan terlepas dari upaya peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan terhadap guru bidang studi Fisika di SMA Swasta Josua 1 Medan, bahwa di sekolah tersebut guru cenderung menggunakan model pembelajaran langsung (Direct Interaction), pelaksanaan pembelajaran Fisika sebagian besar dilakukan melalui hapalan dan ceramah sehingga penguasaan siswa terhadap konsepkonsep Fisika lemah, akibatnya siswa kurang berminat mempelajari Fisika. Bahwa peralatan di laboratorium yang kurang memadai, juga membuat siswa kurang termotivasi dalam belajar Fisika. Dalam proses penelitian ini, pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pendekatan pembelajaran ini dipilih karena model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang kegiatan belajar mengajarnya berpusat pada siswa. Pendekatan pembelajaran ini akan mendorong siswa untuk melakukan kerja sama dalam kegiatannya seperti diskusi atau pengajaran teman sebaya. Selain itu, model pembelajaran kooperatif tipe STAD juga sesuai dengan paradigma baru pendidikan Fisika dimana guru adalah sebagai fasilitator. Karena guru adalah sebagai fasilitator maka dalam pembelajaran ini siswa akan dibimbing untuk membangun pengetahuannya sendiri tentang kompetensi dasar yang akan dicapai. Selain alasan tersebut di atas, materi yang disajikan adalah materi yang menuntut pemahaman tinggi terhadap nilai, konsep atau prinsip serta masalah-masalah aktual. Nugroho, dkk. (2009) mengungkapkan bahwa, penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD pada proses pembelajaran membuat siswa lebih mudah memahami materi pelajaran karena adanya saling membantu antarsiswa dalam kelompok sehingga siswa lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit. Jadi, dengan melihat kompetensi yang diperoleh dengan menggunakan pendekatan model pembelajaran ini, diharapkan hasil akhir dari pembelajaran akan memberi kontribusi positif dalam peningkatan pemahaman dan pemecahan masalah Fisika. Zakaria (2010) dalam penelitiannya menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah sebuah pendekatan efektif yang perlu dilibatkan guru matematik dalam pembelajaran. Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut: (1) Hasil belajar siswa (pelajaran Fisika) yang masih rendah; (2) Rendahnya pemecahan masalah dalam belajar Fisika; (3) Strategi pembelajaran yang selama ini digunakan belum melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar; (4) Model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang belum diterapkan; (5) Proses belajar yang Volume: 2 (2) Desember 2013 42

masih berpusat pada guru sehingga proses belajar mengajar kurang bermakna; (6) Kurangnya pemahaman guru terhadap potensi akademik yang dimiliki peserta didik; dan (7) Sarana laboratorium yang belum lengkap dan kurangnya media pengajaran. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Rendahnya hasil belajar Fisika di kelas X Semester I di SMA Swasta Josua 1 Medan; (2) Model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang belum diterapkan; (3) Kurangnya pemahaman guru terhadap potensi akademik yang dimiliki peserta didik; dan (4) Kurang digunakan media pengajaran dalam proses pembelajaran. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Apakah ada perbedaan hasil belajar Fisika antara siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran DI? (2) Adakah pengaruh tingkat potensi akademik siswa terhadap hasil belajar Fisika? (3) Apakah ada interaksi antara model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan potensi akademik siswa terhadap hasil belajar Fisika pada materi Optik Geometri? Konsep Dasar Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan dan latar belakang yang heterogen. Mereka belajar bersama-sama, saling membantu antara satu dengan yang lain dalam belajar atau menyelesaikan tugas kelompok dan memastikan bahwa setiap orang dalam kelompok mencapai tujuan atau tugas yang telah ditentukan sebelumnya. Pada pembelajaran kooperatif diajarkan keterampilan-keterampilan khusus agar dapat bekerjasama di dalam kelompoknya, seperti menjadi pendengar yang baik, memberikan penjelasan kepada teman sekelompok dengan baik, siswa diberi lembar kegiatan yang berisi pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk diajarkan. Selama kerja kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan (Slavin, 2009). Pada saat siswa bekerja dalam kelompok, guru berkeliling di antara anggota kelompok untuk mengawasi dan membimbing jalannya diskusi apabila terjadi kesulitan siswa. Pembelajaran kooperatif dapat membuat siswa memverbalisasi gagasan-gagasan dan dapat mendorong munculnya refleksi yang mengarah pada konsep-konsep siswa aktif (Ibrahim, 2000). Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Menurut Chuan (2005) menjelaskan dampak pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD bagi siswa adalah siswa merasa lebih percaya diri, peningkatan pemanfaatan waktu untuk mengerjakan tugas (pemanfaatan waktu lebih efektif), proses belajar terasa lebih cepat, ingatan pada materi lebih tahan lama, kesenangan untuk sekolah lebih besar, dan peningkatan kehadiran siswa. Selain itu dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD tidak hanya mempelajari materi saja, melainkan siswa juga harus mempelajari keterampilan bekerjasama dan berinteraksi dengan sesama anggota kelompok. Teori belajar yang melandasi pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah Teori Belajar Konstruktivisme, Teori Kognitif Piaget, dan Teori Pembelajaran Sosial Vygotsky. Pembelajaran Direct Instruction (DI) Menurut Arends (2008) model pengajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah. Pengajaran langsung dimaksudkan untuk menuntaskan dua hasil utama pelajar: penguasaan isi akademik yang distrukturisasikan dengan baik dan perolehan semua jenis ketrampilan. Dalam pengajaran Direct Instruction tujuan pendidikan yang utama adalah mengembangkan daya intelektual. Sintaks Model Pengajaran Langsung disajikan dalam lima fase seperti ditunjukkan Tabel 1. Volume: 2 (2) Desember 2013 43

Fase Fase I Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa Fase II Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan Fase III Membimbing pelatihan Fase IV Mengecek pemahaman dan memberi umpan balik Fase V Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan Tabel 1. Sintaks Model Pengajaran Langsung Peran Guru Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, informasi latar belakang pelajaran, pentingnya pelajaran, mempersiapkan siswa untuk belajara Guru mendemonstrasikan keterampilan dengan benar, atau menyajikan informasi tahap demi tahap. Guru merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan awal Mencek apakah siswa berhasil melakukan tugas dengan baik, memberi umpan balik Guru mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan kepada situasi yang lebih kompleks dan kehidupan sehari-hari. Sumber: Kardi&Nur (dalam Trianto,2009) Hasil Belajar Tingkat kemampuan peserta didik dalam proses belajar mengajar dapat diketahui dari hasil belajar. Hasil belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri individu sebagai hasil dari pengalamannya. Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Hasil belajar tersebut dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari dalam diri anak dan faktor yang berasal dari lingkungan. Tes Potensi Akademik Tes Potensi akademik adalah sebuah tes yang bertujuan untuk mengetahui bakat dan kemampuan seseorang dibidang keilmuan (akademis). Tes ini juga sering dihubungkan dengan kecerdasan seseorang. Kecerdasan seseorang meliputi unsur-unsur kecerdasan matematika logika, kecerdasan bahasa, kecerdasan musikal, kecerdasan visual spasial, kecerdasan kinestesis, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan naturalisasi. Jenis Tes Potensi Akademik yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah Tes Numerik. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen, yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari sesuatu yang dikenakan pada subjek terhadap hasil belajar Fisika pada materi Optik Geometri.Sampel penelitian ini diambil 2 (dua) kelas dan pengambilan sampel dilakukan secara acak (cluster random sampling) dan diperoleh kelas X-1 sebagai kelas kontrol yang diajar dengan model pembelajaran DI dan kelas X-2 sebagai kelas eksperimen yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD masing-masing berjumlah 32 orang siswa. Variabel penelitian terdiri atas tiga variabel yaitu Variabel bebas adalah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan Model Pembelajaran DI. Variabel moderator adalah kemampuan potensi akademik dan Variabel terikat adalah hasil belajar siswa pada materi Optik Geometri. Desain penelitian seperti pada Tabel 2. Tabel 2. Desain Penelitian Dua Group Pre-tes dan Post-test Kelas Pre- Perlakuan Post- Eksperimen (A) Kontrol (B) Keterangan: test T 1 T 1 STAD DI test T 2 T 2 Volume: 2 (2) Desember 2013 44

T 1 = Pemberian pre-test; T 2 = Pemberian posttest; STAD = Perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas eksperimen; DI = Perlakuan dengan model pembelajaran DI di kelas kontrol. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskriptif Statistik Hasil Penelitian Berdasarkan tes hasil belajar siswa baik pre-test maupun pos-test untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol, diperoleh Diskriptive statistic untuk masing-masing kelompok. Ratarata nilai pre-test siswa adalah 24,03 untuk kelas kontrol dan 24,53 untuk kelas eksperimen serta standar deviasi untuk nilai pre-test siswa adalah 5,72 untuk kelas kontrol dan 5,41 untuk kelas eksperimen. Setelah kedua kelas mendapatkan perlakuan dengan model pembelajaran yang berbeda, diperoleh output mean post-test siswa adalah 62,63 untuk kelas kontrol dan 76,75 untuk kelas eksperimen. Standar deviasi untuk nilai post-test siswa adalah 12,87 untuk kelas kontrol dan 7,40 untuk kelas eksperimen. Uji Normalitas Tes Hasil Belajar Uji Normalitas ini digunakan untuk mengetahui apakah data pre-test dan post-test siswa dari kelas eksperimen dan kelas kontrol tersebut berdistribusi normal atau tidak. Dari hasil Uji Normalitas pre-test dan post-test kedua kelompok kelas tersebut diperoleh data dengan ketentutan suatu data dikategorikan berdistribusi normal jika nilai Asymp. Sig. (2- tailed) > = 0,05. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS.17 diketahui bahwa secara keseluruhan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > = 0,05, sehingga dapat disimpulkan seluruh data adalah berdistribusi normal. Uji Homogenitas Hasil Uji Homogenitas pre-test kedua kelompok kelas (Eksperimen dan Kontrol) tersebut diperoleh data seperti pada Tabel 3. Tabel 3. Uji Homogenitas Nilai Pre-test Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Between Groups 4.000 1 4.000 0.129 0.720 Within Groups 1918.938 62 30.951 Total 1922.938 63 Suatu data dinyatakan homogen jika nilai Sig. > 0,05. Berdasarkan hasil perhitungan Uji Homogenitas, nilai Sig. untuk pre-test kelas eksperimen dan kontrol diketahui sebesar 0,72. Uji Pengelompokan Tingkat Potensi Akademik Untuk mengetahui apakah data siswa dengan potensi akademik tinggi dan data siswa dengan potensi akademik rendah berdistribusi normal atau tidak digunakan Uji Normalitas. Suatu data dikategeorikan berdistribusi normal, jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > = 0,05. Dari hasil perhitungan Uji Normalitas data diatas terlihat nilai Asymp. Sig. (2-tailed) untuk siswa dengan potensi akademik tinggi dan potensi akademik rendah secara keseluruhan > = 0,05 sehingga dapat disimpulkan seluruh data adalah berdistribusi normal. Pengujian Hipotesis Data Hasil Belajar Hipotesis Pertama Berdasarkan perhitungan ANAVA dua jalur, untuk dk (31,31) dan taraf nyata = 0,05 diperoleh F hitung = 20,30 dan nilai F tabel = 1,70 (F hitung > F tabel), sehingga pengujian hipotesis menolak H 0 dengan kata lain bahwa siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD akan memperoleh hasil belajar lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran DI. Hal ini juga terlihat dari rata-rata hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD menggunakan metode eksperimen ( X = 76,75) lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran DI ( X = 62,63). Hipotesis Kedua Berdasarkan perhitungan ANAVA dua jalur, diperoleh F hitung = 1,72 dengan sig adalah 0,005, sedangkan nilai Ftabel = 1,70 untuk dk (31;31) dan taraf nyata = 0,05 ternyata nilai Fhitung > Ftabel sehingga pengujian hipotesis menolak H 0 dengan kata lain bahwa siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan potensi akademik akan memperoleh hasil belajar lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan Volume: 2 (2) Desember 2013 45

menggunakan model pembelajaran DI dengan potensi akademik. Hal ini terlihat dari rata-rata hasil belajar siswa dengan kemampuan potensi akademik tinggi ( X = 63,20) lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang memiliki kemampuan potensi akademik rendah ( X = 41,21). Hipotesis Ketiga Dengan menggunakan SPSS.17, pengujian terhadap hipotesis ketiga yang menyatakan terdapat interaksi antara model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan potensi akademik terhadap hasil belajar diperoleh hasil seperti pada Tabel 4. Tabel 4. Test Interaksi Model dengan Hasil Belajar Source Type III Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Corrected Model 0.484 a 3 0.157 6.735 0.001 Intercept 15.376 1 15.376 522.716 0.000 Interaksi 0.475 3 0.168 6.846 0.001 Error 0.825 40 0.023 Total 16.980 44 Corrected Total 1.388 43 Pengujian hipotesis ini bertujuan untuk mengetahui interaksi antara model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan potensi akademik terhadap hasil belajar, yang dapat dituliskan sebagai berikut: H 0 : int STAD x Potensi Akademik = 0; Ha : int STAD x Potensi Akademik 0. Berdasarkan tabel Uji ANAVA diatas diperoleh Fhitung sebesar 6,846 dengan Sig. 0,001. Oleh karena nilai Sig. < = 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat interaksi antara antara model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan kemampuan potensi akademik dalam terhadap hasil belajar. Untuk mengetahui rata-rata perbedaan hasil belajar setiap kelompok maka dilakukan uji lanjut Scheffle dengan menggunakan SPSS.17, sehingga didapat hasil sebagai berikut: (1) Ada perbedaan hasil belajar yang signifikan dengan penerapan model pembelajaran DI pada siswa yang memiliki potensi akademik rendah dan siswa yang memiliki potensi akademik tinggi (MD= -0,002; sig < 0,05); (2)Tidak ada perbedaan hasil belajar yang signifikan pada siswa yang memiliki potensi akademik rendah antara penerapan model pembelajaran DI dan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (MD = -0,182; sig > 0,05); (3) Ada perbedaan hasil belajar yang signifikan pada siswa yang memiliki potensi akademik rendah dengan penerapan model pembelajaran DI dan pada siswa yang memiliki potensi akademik tinggi dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (MD= -0,229; sig < 0,05); (4) Ada perbedaan hasil belajar yang signifikan dengan penerapan model pembelajaran DI pada siswa yang memiliki potensi akademik tinggi dan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa yang memiliki potensi akademik rendah (MD= - 0,179 * ; sig < 0,05); (5) Pada siswa yang memiliki potensi akademik tinggi, tidak ada perbedaan hasil belajar yang signifikan antara penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan penerapan model pembelajaran DI (MD= 0,227; sig > 0,05); (6) Ada perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang memiliki potensi akademik tinggi dan siswa yang memiliki potensi akademik rendah terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (MD= 0,048; sig < 0,05). Pembahasan Perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan Model Pembelajaran DI pada materi Optik Geometri Model pembelajaran koperatif tipe STAD dan model pembelajaran DI pada dasarnya memberikan kesempatan bagi siswa sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya untuk memperdalam pemahaman tentang konsepkonsep dasar yang dimiliki, khususnya yang berkaitan dengan materi pokok bahasan yang dipelajari siswa, baik melalui guru maupun melalui belajar mandiri. Pembelajaran STAD maupun pembelajaran DI adalah salah satu bentuk pembelajaran dan pengajaran yang terprogram dan merupakan salah satu bentuk pengajaran individu yang merujuk pada satu Volume: 2 (2) Desember 2013 46

cara untuk mengatur proses pengajaran sedemikian rupa sehingga setiap siswa memperoleh hasil belajar yang optimal. Terbukti dari temuan penelitian yang menguatkan adanya perbedaan yang signifikan dari kedua model pembelajaran tersebut. Hal ini dapat dilihat dalam Gambar 1. Gambar 1. Perbedaan Hasil Belajar Kelas DI dan Kelas STAD Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dari penelitian ini, diperoleh bahwa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat memberikan perbedaan hasil belajar yang signifikan dimana F hitung =20,304 > F tabel =1,70 sehingga untuk hipotesis penelitian yang pertama H a diterima dan H 0 ditolak. Berdasarkan hasil penelitian, pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran DI kurang efektif untuk memudahkan siswa dalam belajar, karena dalam pembelajaran ini indera siswa kurang dilibatkan secara keseluruhan sehingga mempengaruhi dalam proses daya tangkap siswa terhadap materi pembelajaran. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD cenderung lebih baik dibandingkan dengan siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran DI. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Azis, Yulianti, Handayani (2006) yang menyimpulkan bahwa penerapanan model pembelajaran kooperatif dengan memanfaatkan alat peraga sederhada pada materi tata surya, dapat meningkatkan hasil belajar siswa baik secara koknitif, afektif maupun psikomotorik serta kemampuan kerja siswa dengan persen peningkatan sebesar 75%. Perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan siswa yang diajar dengan Model Pembelajaran DI dengan potensi akademik pada materi Optik Geometri. Dalam penelitian ini, berdasarkan pengujian hipotesis kedua terbukti bahwa potensi akademik dapat mempengaruhi hasil belajar secara signifikan di mana F hitung = 1,721 dengan sig adalah 0.005, sedangkan nilai F tabel = 1,70 untuk dk (32;32) dan taraf nyata = 0,05 (nilai F hitung = 1,820 > F tabel =1,70 ; nilai Sig. > = 0,05). Hasil penelitian juga mengungkapkan bahwa hasil belajar siswa yang memiliki potensi akademik tinggi lebih baik dari hasil belajar potensi akademik rendah. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri (2010) yang menyimpulkan bahwa persen peningkatan sebesar 60,80%. Interaksi Antara Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan Model Pembelajaran DI terhadap potensi akademik dalam Mempengaruhi Hasil Belajar Interaksi antara model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan model pembelajaran DI dengan potensi akademik dalam mempengaruhi hasil belajar siswa dapat digambarkan dalam Gambar 2. Dari gambar grafik tersebut, sumbu x adalah model pembelajaran STAD dan model pembelajaran DI. Sumbu y menyatakan nilai rata-rata hasil belajar Fisika dengan variabel potensi akademik tinggi dan potensi akademik rendah. N i l a i Gambar 2. Pola Garis Interaksi Antara Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan Model Pembelajaran DI dengan potensi akademik terhadap hasil belajar Perbandingan antara garis model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan garis model Volume: 2 (2) Desember 2013 47

pembelajaran DI adalah pola interaksi antara model pembelajaran dengan potensi akademik yang melukiskan estimilasi nilai rata-rata hasil belajar Fisika antara kelompok siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan model pembelajaran DI yang tidak sejajar melainkan berpotongan di satu titik. Penelitian ini disimpulkan bahwa ada interaksi antara model pembelajaran dengan potensi akademik siswa terhadap hasil belajar dan terdapat perbedaan hasil belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan model pembelajaran DI, sehingga hipotesis yang diajukan H 0 ditolak. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa diperoleh Fhitung sebesar 6,85 dengan Sig. 0,001. Oleh karena nilai Sig. < = 0,05 maka terdapat interaksi antara pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan potensi akademik dalam peningkatan hasil belajar. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suprayitno (2008) yang menyimpulkan bahwa terdapat interaksi antara siswa dengan kecerdasan matematika logika yang mendapat perlakuan dengan menggunakan strategi pemecahan masalah dan strategi konstektual terhadap hasil belajar matematika. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa siswa yang dibelajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD menggunakan metode eksperimen memperoleh hasil belajar Fisika yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran DI. Hal ini ditunjukkan skor nilai rata-rata hasil belajar Fisika yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD menghasilkan nilai ratarata lebih tinggi dari nilai rata-rata model pembelajaran dengan DI pada materi Optik Geometri. Potensi akademik tinggi dan potensi akademik rendah memberikan pengaruh yang berbeda secara signifikan terhadap hasil belajar pada materi Optik Geometri. Ada interaksi antara model pembelajaran kooperatif tipe STAD menggunakan metode eksperimen dan potensi akademik dalam mempengaruhi hasil belajar. Hal ini berarti model pembelajaran dan potensi akademik bersama-sama dalam mempengaruhi hasil belajar siswa. DAFTAR PUSTAKA Azis, A., Yulianti, D., dan Handayani, L. 2006. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif dengan memanfaatkan Alat Peraga Sains Fisika Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Kerjasama Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia. () 4 (2), 94-99. Arends, R.I. 2008. Learning to teach. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Chuan, L.H. 2005. Effects of Implementations of Cooperative Learning on EFL College Students in Taiwan. Taiwan: The Fourth Annual Wenshan International Conference. Ibrahim. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA University Press. Nugroho, dkk. 2009. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Berorientasi Keterampilan Proses. Indonesia, () 5 (2), 108-112. Slavin. 2009. Cooperatif Learning Teori dan Praktik. Bandung: Nusa Media Suprayitno, S. 2008. Pengaruh Kecerdasan Matematika Logika Dan Strategi Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Matematika di SMA 89 Jakarta Timur. Jurnal Teknologi Pendidikan. -10 (1), 51-61. Sri, H. 2010. Pengaruh kecerdasan matematiklogis terhadap prestasi belajar siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Yokyakarta. Jurnal Penelitian dan Pengembangan. () 2 (4), 256-260. Trianto. 2009. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kotruktivis. Surabaya: Prestasi Pustaka. Zakaria, E., dkk. 2010. The Effect of Cooperative Learning on Students' Mathematics Achievement and Attitude towards Mathematics. Malaysia: Departement of Methodology and Educational Practise University Kebangsaan Malaysia. Volume: 2 (2) Desember 2013 48