BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu kegiatan yang tidak produktif yang menyebabkan kerugian bagi perusahaan adalah kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja adalah kecelakaan seseorang atau kelompok dalam rangka melaksanakan kerja di lingkungan perusahaan, yang terjadi secara tiba-tiba, tidak diduga sebelumnya, tidak diharapkan terjadi, menimbulkan kerugian ringan sampai yang paling berat, dan bisa menghentikan kegiatan pabrik secara total (Susihono & Rini, 2013). Kecelakaan kerja yang tinggi tentu sangat merugikan perusahaan. Biaya tidak langsung yang ditimbulkan dari kecelakaan kerja dapat bernilai lebih besar empat kali lipat jika dibandingkan biaya langsung yang ditimbulkan (WCF Consultant, 2016). Biaya-biaya tersebut meliputi waktu yang menganggur karena karyawan mengalami kecelakaan, kerugian ekonomi mengenai break-up, rugi waktu bagi atasannya, rugi waktu bagi rekan kerja dan bawahannya, kerugian produksi, kerugian mengenai peralatan atau mesin yang mungkin rusak, kerugian waktu memperbaiki peralatan atau mesin yang rusak, dan melatih karyawan baru (WCF Consultant, 2016). Semua ini harus diantisipasi oleh perusahaan untuk mencegah kerugian material yang lebih besar lagi dengan cara penerapan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. Tujuan dari penerapan manajemen keselamatan dan kesehatan adalah merencanakan dan mengendalikan situasi yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja melalui persiapan prosedur operasi standar yang menjadi acuan dalam bekerja (Susihono & Rini, 2013). PT. Dirgantara Indonesia adalah perusahaan nasional yang bergerak dalam bidang pembuatan pesawat terbang. Divisi chemical milling adalah salah satu bagian dari produksi yang dapat menimbulkan risiko kecelakaan pada operatornya. Proses 1
yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja pada operatornya adalah pada bagian Deoxidizing (membersihkan dari larutan alkaline) menggunakan larutan yang bersifat asam, penyemprotan maskant, pengeringan menggunakan oven dengan suhu 60 hingga 80 derajat Celcius, pemotongan maskant, penggunaan poroscope yang menggunakan listrik, gas berbahaya pada tangki chemical milling, dan berbagai peralatan lain yang mengandung listrik, berpotensi meledak, serta menggunakan benda tajam. Semua proses tersebut berpotensi memberikan dampak dari rendah hingga tinggi kepada keselamatan dan kesehatan kerja operator. Berdasarkan wawancara terus didapati kecelakaan kerja operator di PT. Dirgantara Indonesia sejak tahun 2015. Pada tahun 2015 hingga 2016 terdapat 11 kasus seperti kasus iritasi kulit karena terkena cairan MEK dan luka kecil karena terkena benda tajam, dan satu kasus 1 kasus kecelakaan berat pada tahun 2016. Berdasarkan pengamatan, mayoritas pekerja tidak memakai alat pengaman ketika bekerja, khususnya pada proses-proses yang mengandung risiko. Fenomena ini tentu harus diperhatikan oleh PT. Dirgantara Indonesia sehingga perlu dilakukan pengelolaan risiko dalam perusahaan supaya kejadian ini tidak berulang kembali. Untuk mengurangi atau menghilangkan bahaya yang dapat menyebabkan kecelakaan di tempat kerja maka diperlukan suatu manajemen risiko kegiatannya meliputi identifikasi bahaya, analisis potensi bahaya, penilaian risiko, pengendalian risiko, serta pemantauan dan evaluasi. Dalam proses identifikasi dan melakukan analisis potensi bahaya maka dapat dilakukan dengan menggunakan metode Hazard and Operability Study (HAZOP). HAZOP adalah studi keselamatan yang sistematis, berdasarkan pendekatan sistemik ke arah penilaian keselamatan dan proses pengoperasian peralatan yang kompleks, atau proses produksi (Restuputri & Sari, 2015). Tujuannya untuk mengidentifikasi kemungkinan bahaya yang muncul dalam fasilitas pengelolaan di perusahaan menghilangkan sumber utama kecelakaan, seperti rilis beracun, ledakan dan kebakaran (Restuputri & Sari, 2015). 2
HAZOP itu sendiri secara sistematis bekerja dengan mencari berbagai faktor penyebab (cause) yang memungkinkan timbulnya kecelakaan kerja dan menentukan konsekuensi yang merugikan sebagai akibat terjadinya penyimpangan serta memberikan rekomendasi atau tindakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak dari potensi risiko yang telah diidentifikasi (Yuniar, Caecillia, & Zen, 2013). Jika seluruh risiko berhasil diidentifikasi jumlahnya, akibat yang ditimbulkan, dan frekuensi terjadi, maka rekomendasi perbaikan dapat dilakukan. Pada pemberian rekomendasi, maka saran perbaikan yang diajukan haruslah sesuai dengan tingkat risiko (risk level) setiap proses yang mengandung hazard. Standar pembuatan rekomendasi salah satunya adalah dengan penggunaan sistem manajemen K3 OHSAS 18001:2007. OHSAS 18001:2007 adalah sistem manajemen K3 yang disusun oleh Lloyds Register Quality Assurance (LRQA) pada tahun 2007. Risiko yang termasuk dalam kategori rendah akan ditangani dengan peringatan maupun kontrol administratif dan penggunaan alat pelindung diri, sedangkan risiko yang termasuk dalam kategori medium dan tinggi akan ditangani dengan cara eliminasi, substitusi, dan engineering control (Hermawan, Manalu, & Prasetyo, 2013). Berdasarkan latar belakangs di atas, maka penelitian ini dibuat dengan judul PENERAPAN METODE HAZARD AND OPERABILITY STUDY (HAZOP) UNTUK MENGEVALUASI POTENSI KECELAKAAN KERJA (Studi Kasus di PT. Dirgantara Indonesia). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan pokok dalam penelitian ini yaitu: 1. Apa saja potensi kecelakaan kerja dan penyebab kecelakaan kerja? 3
2. Bagaimana tingkat kecelakaan kerja yang terjadi di PT. Digantara Indonesia? 3. Apa saja usulan perbaikan untuk meminimalisasi tingkat kecelakaan kerja yang terjadi? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah untuk menjawab rumusan masalah. Tujuan penelitian ini adalah: 1. Menganalisis potensi kecelakaan kerja dan penyebab kecelakaan kerja agar kecelakaan tersebut dapat ditanggulangi. 2. Menganalisis tingkat kecelakaan kerja yang terjadi di PT. Dirgantara Indonesia. 3. Memberikan usulan perbaikan untuk meminimalisasi tingkat kecelakaan kerja yang terjadi. 1.4 Batasan Penelitian Adanya fenomena mengenai tingkat kecelakaan kerja yang terdapat di Divisi Chemical Milling menuntut adanya pengelolaan risiko dari perusahaan dan metode yang digunakan oleh peneliti untuk pengelolaan tersebut adalah Hazard and Operability Study (HAZOP), fault tree analysis, dan OHSAS 18001:2007 (Occupational Health and Safety Assesment Series). Obyek penelitian dibatasi hanya pada divisi Chemical Milling PT. Dirgantara Indonesia karena pada divisi ini terdapat beberapa proses yang berpotensi pada adanya kecelakaan kerja dan metode yang digunakan adalah Hazard and Operability Study (HAZOP), fault tree analysis, dan OHSAS 18001:2007 yang digunakan hanya untuk mendeteksi risiko kerja dan rekomendasi yang seharusnya dilakukan oleh PT. Dirgantara Indonesia. 4
1.5 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini dapat bermanfaat bagi perusahaan, dunia akademis, dan peneliti: 1. Peneliti Bagi peneliti, dapat diketahui aplikasi teori Hazard and Operability Study (HAZOP) dalam perusahaan, kelebihan dan kekurangan teori tersebut, proses produksi PT. Dirgantara Indonesia, jenis risiko yang mungkin dihadapi oleh karyawan divisi Chemical Milling, dan dapat membantu perusahaan dalam mengidentifikasi dan memecahkan permasalahan yang dialaminya; 2. Dunia akademis Kontribusi penelitian ini dapat menjadi referensi bagi penelitian lain; 3. Perusahaan Perusahaan mendapatkan saran yang signifikan dalam menyelesaikan permasalahan yang dialaminya dan mengurangi angka kecelakaan kerja menuju zero accident. 1.6 Sistematika Penulisan Penulisan Tugas Akhir ini dibagi menjadi 6 bagian yaitu: Bab 1: Pendahuluan: membahas latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan Tugas Akhir. Bab 2: Landasan Teori: membahas teori-teori yang digunakan sebagai dasar dilakukannya penelitian. Bab 3: Metodologi Penelitian: meliputi jenis penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data, dsb yang berkaitan dengan metode penelitian. Bab 4: Pengumpulan dan Pengolahan Data: mengambil data yang perlu diambil dan pengolahan berdasarkan teknik analisis yang disebutkan pada bab 3. 5
Bab 5: Analisis: melakukan analisis terhadap pengolahan data. Bab 6: Kesimpulan dan Saran: merangkum keseluruhan dari proses penelitian menjadi kesimpulan, kemudian saran yang dapat digunakan sebagai pertimbangan baik perusahaan maupun penelitian selanjutnya. 6