2011, No materiil, fasilitas dan jasa tersebut tidak membahayakan publik; d. berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf

dokumen-dokumen yang mirip
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4168); 2. Peraturan Presiden Nomor 52 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerj

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

2012, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 11, Tamb

2016, No Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279); 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintaha

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA. Surat Rekomendasi. Surat Izin Operasional. Badan Usaha Jasa Pengamanan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENERBITAN SURAT KETERANGAN CATATAN KEPOLISIAN

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Indonesia Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4168); 2. Peraturan Presiden Nomor 52 Tahun 2010 tent

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA. No. Pol.: 17 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN BADAN USAHA JASA PENGAMANAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBAGA SANDI NEGARA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN SERTIFIKASI PERALATAN SANDI

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. No.1110, 2013 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN. Informasi Publik. Pelayanan. Standar.

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri (Lembaran

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

2017, No di bidang arsitektur, dan peningkatan mutu karya arsitektur untuk menghadapi tantangan global; d. bahwa saat ini belum ada pengaturan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG ARSITEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2012, No.74 2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KOORDINASI, PENGAWASAN, DAN PEMBINAAN TEKNIS TERHADAP KEPOLI

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG

2017, No di bidang arsitektur, dan peningkatan mutu karya arsitektur untuk menghadapi tantangan global; d. bahwa saat ini belum ada pengaturan

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM INFORMASI PERSONEL KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2015 tentang Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran

- 1 - PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG AGENSI PENYELENGGARAAN UNDIAN GRATIS BERHADIAH

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Negara Republik Indonesia dan Peralatan Keamanan yang Digolongkan Senjata Api bagi Pengemban Fungsi Kepolisian Lainnya; Mengingat : U

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 141 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN INDUSTRI PERTAHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Repub

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.17, 2010 Kementerian Keuangan. Bea Masuk. Impor. Kepentingan Umum.

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61/PMK.01/2012 TENTANG PERSYARATAN UNTUK MENJADI KUASA HUKUM PADA PENGADILAN PAJAK

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM RESI GUDANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

2016, No Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor

, No dan/atau Wilayah Perbatasan, perlu dilakukan perubahan terhadap Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 5 Tahun

2013, No.5 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini, yang dimaksud dengan: 1. Tenaga Kerja Indonesia yang selanjutnya disebut den

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 141 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN INDUSTRI PERTAHANAN

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG PERSETUJUAN ALIH ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI KEDOKTERAN/KEDOKTERAN GIGI

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG

2016, No Pasal 1 Dalam Peraturan Presiden ini yang dimaksud dengan: 1. Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Ang

BERITA NEGARA. KEPOLISIAN. LAKIP. Penyusunan. Laporan.

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEMERIKSAAN KESEHATAN BERKALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Perencanaan. Penentuan. Kebutuhan Materiil. Pembinaan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61/PMK.01/2012 TENTANG PERSYARATAN UNTUK MENJADI KUASA HUKUM PADA PENGADILAN PAJAK

PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

No.1121, 2014 KEMENHAN. Senjata Api. Pemeliharaan. Pedoman.

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

-2- Mengingat : Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REP

-2- kepolisian, termasuk suku cadang, serta barang dan bahan yang dipergunakan untuk menghasilkan barang yang dipergunakan bagi keperluan pertahanan d

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2013 TENTANG

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi (Lembaran Negara

2012, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2011, No Menetapkan : 4. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2010 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

2016, No Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 04/PRT/M/2012 TENTANG TATA CARA PENGAWASAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM,

2 2. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 156, Tambahan Lembaran Negara

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah b

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM RESI GUDANG

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, T

Transkripsi:

No.674, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA. Fasilitas dan Jasa. Prosedur Penyelenggaraan. PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG PROSEDUR PENYELENGGARAAN PRESENTASI, DEMONSTRASI, UJI COBA MATERIIL, FASILITAS DAN JASA DI LINGKUNGAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok Kepolisian Negara Republik Indonesia yang semakin kompleks, diperlukan dukungan sarana prasarana berupa materiil, fasilitas dan jasa yang berkualitas; b. bahwa untuk mengetahui mutu, kualitas, dan kemampuan materiil, fasilitas dan jasa yang akan, sedang dan telah dipergunakan oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia, perlu dilakukan penelitian dan pengembangan secara terpadu, guna untuk menjamin materiil, fasilitas dan jasa tersebut sesuai dengan standardisasi Kepolisian Negara Republik Indonesia; c. bahwa sebelum diberikannya izin penggunaan materiil, fasilitas dan jasa terhadap masyarakat oleh satuan kerja di lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia, perlu dilakukan penelitian dan pengembangan secara terpadu, untuk menjamin

2011, No.674 2 materiil, fasilitas dan jasa tersebut tidak membahayakan publik; d. berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia tentang Prosedur Penyelenggaraan Presentasi, Demonstrasi, Uji Coba Materiil, Fasilitas dan Jasa di Lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4168); Menetapkan : 2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional, Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4219); 3. Peraturan Presiden Nomor 52 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kepolisian Negara Republik Indonesia; 4. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; MEMUTUSKAN: PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TENTANG PROSEDUR PENYELENGGARAAN PRESENTASI, DEMONSTRASI, UJI COBA MATERIIL, FASILITAS DAN JASA DI LINGKUNGAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan: 1. Kepolisian Negara Republik Indonesia yang selanjutnya disingkat Polri adalah alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri.

3 2011, No.674 2. Presentasi adalah suatu kegiatan memperkenalkan, menawarkan suatu produk materiil, fasilitas dan jasa melalui ceramah, pertunjukan film/slide/alat instruksi lain untuk kepentingan Polri atau masyarakat yang dilaksanakan oleh perusahaan. 3. Demonstrasi adalah suatu kegiatan peragaan yang dikenalkan, ditawarkan untuk kepentingan Polri/masyarakat tentang petunjuk cara pemakaian produk yang dilaksanakan oleh perusahaan. 4. Uji coba adalah suatu kegiatan pengujian/tes terhadap kemampuan, kehandalan dan kenyamanan suatu materiil, fasilitas dan jasa (Matfasjas) yang dilakukan oleh calon pengguna melalui uji laboratorium, uji lapangan dengan menggunakan tolok ukur, syaratsyarat tipe/metode ilmiah yang telah ditetapkan Polri. 5. Materiil adalah satuan-satuan tertentu yang dapat dihitung, diukur, ditimbang dan dinilai serta dapat dipergunakan untuk pembekalan, pemeliharaan dan dukungan bagi kegiatan Polri baik untuk keperluan operasional maupun administratif. 6. Fasilitas adalah suatu kemudahan atau sarana yang dapat memudahkan dalam melakukan tugas atau pekerjaan. 7. Jasa adalah usaha atau tindakan yang bermanfaat bagi orang lain, sehingga dapat dipergunakan untuk mendukung dalam pelaksanaan tugas atau pekerjaan. 8. Syarat-syarat Tipe adalah tolok ukur yang dipakai untuk pengujian Matfasjas yang disesuaikan dengan persyaratan operasional Polri yang selaras dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 9. Perekayasaan adalah kegiatan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bentuk desain dan rancang bangun untuk menghasilkan nilai-nilai, produk dan/atau proses produksi dengan mempertimbangkan keterpaduan sudut pandang dan/atau kontak teknikal, fungsi oral, bisnis, sosial budaya dan estetika. 10. Inovasi adalah kegiatan penelitian, pengembangan dan/atau perekayasaan yang bertujuan mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru, atau cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada ke dalam produk atau proses produksi. 11. Sertifikat adalah surat keterangan yang dikeluarkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Polri yang menyatakan Matfasjas telah memenuhi syarat (standardisasi) untuk dipergunakan dengan masa berlaku 2 (dua) tahun sejak sertifikat tersebut dikeluarkan. 12. Surat Keterangan adalah surat rekomendasi yang dikeluarkan oleh Puslitbang Polri yang menyatakan perusahaan/pihak ketiga telah

2011, No.674 4 melaksanakan kegiatan presentasi dan demonstrasi, serta Matfasjas dapat ditindaklanjuti pada tahap uji coba atau Matfasjas tersebut tidak lulus uji coba. Pasal 2 Tujuan dari peraturan ini terselenggaranya Presentasi, Demonstrasi dan Uji Coba (PDU) Matfasjas secara terencana dan terpadu sesuai prosedur dan persyaratan yang ditetapkan. Pasal 3 Prinsip-prinsip dalam peraturan ini meliputi: a. legalitas, yaitu penyelenggaraan PDU dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; b. transparan, yaitu penyelenggaraan PDU dilaksanakan secara terbuka dan jelas; c. akuntabel, yaitu penyelenggaraan PDU harus dapat dipertanggungjawabkan baik pelaksanaan maupun hasilnya; d. efektif dan efisien, yaitu penyelenggaraan PDU dilaksanakan secara cermat sesuai prosedur; dan e. profesional, yaitu penyelenggaraan PDU melibatkan ahli sesuai bidangnya. BAB II PROSEDUR PENYELENGGARAAN Bagian Kesatu Penggolongan Pasal 4 Kegiatan penyelenggaraan PDU digolongkan menjadi: a. penyelenggaraan PDU terhadap Matfasjas yang akan dipergunakan oleh Polri; b. penyelenggaraan PDU terhadap Matfasjas atas dasar permintaan Baintelkam Polri dan/atau Ditbinmas Baharkam Polri, guna untuk memberikan rekomendasi perizinan; dan c. penyelenggaraan penelitian dan evaluasi terhadap Matfasjas yang sedang atau telah dipergunakan Polri yang sudah atau belum melalui proses pelaksanaan PDU.

5 2011, No.674 Pasal 5 (1) Penyelenggaraan PDU terhadap Matfasjas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a dan huruf b dalam rangka mengetahui kualitas mutu di bidang: a. konstruksi dan perlengkapan; b. kemampuan Matfasjas; c. kelancaran kerja; dan d. faktor kenyamanan (ergonomis). (2) Penyelenggaraan penelitian dan evaluasi terhadap Matfasjas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c dalam rangka menentukan kelayakan kualitas mutu untuk merevisi standar tolok ukur pengujian dan spesifikasi teknis. Bagian Kedua Persyaratan Pasal 6 Persyaratan penyelenggaraan PDU sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a, meliputi: a. mengajukan permohonan PDU kepada Kapuslitbang Polri, dengan melampirkan fotokopi akte pendirian badan usaha, NPWP, surat penunjukan keagenan profil badan usaha, dan spesifikasi teknis Matfasjas yang ditawarkan; b. menunjukkan sampel Matfasjas yang akan dilaksanakan PDU; dan c. melampirkan fotokopi paspor, visa, dan riwayat hidup singkat bagi warga negara asing sebagai teknisi. Pasal 7 Persyaratan penyelenggaraan PDU sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b, meliputi: a. surat pengantar dari Kabaintelkam Polri atau Dirbinmas Baharkam Polri sesuai jenis Matfasjas yang diajukan; b. fotokopi akte pendirian badan usaha, NPWP, surat penunjukan keagenan profil badan usaha, dan spesifikasi teknis Matfasjas yang ditawarkan; c. menunjukkan sampel Matfasjas yang akan dilaksanakan PDU; dan d. melampirkan fotokopi paspor, visa, dan riwayat hidup singkat bagi warga negara asing sebagai teknisi.

2011, No.674 6 Pasal 8 Persyaratan penyelenggaraan penelitian dan evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c, meliputi: a. surat permintaan dari satker pengguna Matfasjas yang akan dievaluasi kualitas dan kelayakan; b. dokumen pengadaan Matfasjas; dan c. rekomendasi hasil temuan. Bagian Ketiga Prosedur Pasal 9 Penyelenggaraan PDU sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a dan huruf b dilakukan melalui prosedur sebagai berikut: a. peserta mengajukan permohonan kepada Kapuslitbang Polri; b. Kapuslitbang Polri memberikan rekomendasi persetujuan pelaksanaan PDU; c. Kapuslitbang Polri membentuk tim PDU dengan melibatkan satker terkait dan konsultan ahli; d. tim melaksanakan kegiatan PDU; e. tim melakukan penelitian dan evaluasi hasil PDU; f. tim membuat laporan pelaksanaan PDU dan rekomendasi; dan g. penerbitan surat keterangan atau sertifikat PDU oleh Kapuslitbang Polri sebagai persyaratan utama dalam pengadaan Matfasjas atau memberikan rekomendasi perizinan. Pasal 10 Penyelenggaraan penelitian dan evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c dilakukan melalui prosedur sebagai berikut: a. satker terkait mengajukan permintaan penelitian dan evaluasi kepada Kapuslitbang Polri; b. Kapuslitbang Polri membentuk tim penelitian dan evaluasi dengan melibatkan satker terkait; c. tim melaksanakan penelitian dan evaluasi; d. tim membuat laporan pelaksanaan penelitian dan evaluasi; dan e. penerbitan surat keterangan kelayakan Matfasjas yang dievaluasi.

7 2011, No.674 BAB III PELAKSANAAN Bagian Kesatu Bentuk Kegiatan Pasal 11 (1) Pelaksanaan presentasi dan demonstrasi Matfasjas meliputi: a. penjelasan atau keterangan teknis Matfasjas; dan b. memperagakan fungsi, kegunaan, dan kemampuan Matfasjas. (2) Pelaksanaan uji coba Matfasjas meliputi: a. uji coba lapangan; dan b. uji coba laboratorium. (3) Uji coba sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dilaksanakan di dalam negeri dan/atau di luar negeri, yang dilaksanakan dan/atau dikoordinasikan oleh Puslitbang Polri dengan melibatkan fungsi terkait. Pasal 12 Uji coba lapangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2) huruf a antara lain meliputi: a. uji konstruksi dan perlengkapan; b. uji kemampuan; c. uji kelancaran kerja; dan d. faktor kenyamanan (ergonomis). Pasal 13 Uji coba laboratorium sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2) huruf b meliputi tahapan: a. preparasi; b. pemeriksaan dengan alat; dan c. interpretasi hasil. Bagian Kedua Penilaian Pasal 14 Setelah pelaksanaan presentasi dan demonstrasi, Matfasjas yang dapat dipergunakan untuk mendukung tugas Polri dinyatakan POTENSIIL dan untuk selanjutnya ditindak lanjuti dengan tahap uji coba.

2011, No.674 8 Pasal 15 (1) Penilaian hasil uji coba Matfasjas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 dan Pasal 13 harus berdasarkan fakta yang ada dan dilaksanakan sesuai dengan syarat-syarat tipe Matfasjas Polri yang telah ditetapkan serta tidak direkayasa. (2) Syarat-syarat tipe Matfasjas Polri yang telah ditetapkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. persyaratan umum; b. persyaratan taktis; c. persyaratan teknis; d. cara pengujian; e. cara penilaian; dan f. cara pembobotan. (3) Kategori penilaian hasil uji coba Matfasjas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi ketentuan: a. persyaratan minimum; b. persyaratan maksimum; c. persyaratan diantara; d. standar rumus penetapan kriteria kelulusan; dan e. kriteria nilai kelulusan. (4) Syarat-syarat tipe Matfasjas Polri sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan ini. (5) Kategori penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan ini. Pasal 16 (1) Kriteria nilai kelulusan hasil uji coba Matfasjas ditetapkan sebagai berikut: a. nilai hasil uji coba di bawah dari 60 (enam puluh), dinyatakan Tidak Memenuhi Persyaratan (tidak lulus dan tidak layak pakai); b. nilai hasil uji coba sama dengan atau di atas 60 (enam puluh) dan di bawah atau sama dengan 80 (delapan puluh) dinyatakan Cukup (lulus dan layak pakai);

9 2011, No.674 c. nilai hasil uji coba di atas 80 (delapan puluh) dan di bawah atau sama dengan 90 (sembilan puluh) dinyatakan Baik (lulus dan layak pakai); dan d. nilai hasil uji coba di atas 90 (sembilan puluh) dinyatakan Baik Sekali (lulus dan layak pakai). (2) Matfasjas yang memenuhi kriteria nilai kelulusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, huruf c, dan huruf d, diterbitkan sertifikat kelayakan oleh Kapuslitbang Polri. Asrena Kapolri berwenang: BAB IV TATARAN KEWENANGAN Pasal 17 a. menolak dan mempertimbangkan rencana anggaran yang diajukan Kapuslitbang Polri terkait pelaksanaan penelitian dan evaluasi Matfasjas; dan b. memberikan saran tanggapan terhadap hasil PDU dan penelitian dan evaluasi Matfasjas kepada Kapuslitbang Polri dan fungsi terkait. Kapuslitbang Polri berwenang: Pasal 18 a. menolak atau menyetujui pelaksanaan PDU; b. membentuk tim PDU dengan surat perintah; c. membuat laporan dan rekomendasi hasil PDU; d. menerbitkan surat keterangan hasil pelaksanaan presentasi dan demonstrasi; e. menerbitkan sertifikat kelayakan hasil pelaksanaan uji coba; f. menerbitkan izin impor sampel Matfasjas untuk kepentingan Polri; dan g. menyelesaikan administrasi sampel Matfasjas untuk hibah atau reekspor ke negara asal. Kabaintelkam Polri berwenang: Pasal 19 a. menolak atau menyetujui permohonan PDU senjata api non-organik TNI/Polri dan peralatan keamanan dari masyarakat; b. menerbitkan surat pengantar atau rekomendasi PDU senjata api nonorganik TNI/Polri dan peralatan keamanan dari masyarakat kepada Kapuslitbang Polri; dan

2011, No.674 10 c. menerbitkan surat izin pemasukan (impor) sampel senjata api nonorganik TNI/Polri dan peralatan keamanan lainnya. Pasal 20 Dirbinmas Baharkam Polri berwenang: a. menolak atau menyetujui permohonan PDU perlengkapan Polsus dan Satpam; dan b. menerbitkan surat pengantar atau rekomendasi PDU perlengkapan Polsus dan Satpam kepada Kapuslitbang Polri. Assapras Kapolri berwenang: Pasal 21 a. memberikan rekomendasi penilaian Matfasjas kepada Kapuslitbang Polri atas barang yang ditawarkan kepada Polri; dan b. memberikan saran tanggapan terhadap hasil PDU dan penelitian dan evaluasi Matfasjas kepada Kapuslitbang Polri dan fungsi terkait. Tim PDU berwenang: a. melaksanakan PDU Matfasjas; Pasal 22 b. melaksanakan uji coba lapangan dan laboratorium; c. melakukan evaluasi dan penilaian hasil PDU Matfasjas; dan d. memberikan rekomendasi kelayakan hasil PDU kepada Kapuslitbang Polri. BAB V KETENTUAN PENUTUP Pasal 23 Peraturan Kapolri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

11 2011, No.674 Agar setiap orang mengetahuinya, Peraturan Kapolri ini diundangkan dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 3 Oktober 2011 KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, TIMUR PRADOPO Diundangkan di Jakarta pada tanggal 28 Oktober 2011 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, AMIR SYAMSUDDIN

2011, No.674 12 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG PROSEDUR PENYELENGGARAAN PRESENTASI, DEMONSTRASI, UJI COBA MATERIIL, FASILITAS DAN JASA DI LINGKUNGAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA A. SYARAT-SYARAT TIPE MATFASJAS: merupakan standar tolok ukur dalam rangka pelaksanaan uji coba baik lapangan maupun laboratorium dari seriap matfasjas yang akan dipergunakan Polri, meliputi: 1. persyaratan umum, yaitu penjelasan tentang nama, golongan serta fungsi dan kegunaan dari Matfasjas; 2. persyaratan taktis, yaitu penjelasan dari jenis dan bagian pokok serta bahan yang dipergunakan Matfasjas; 3. persyaratan teknis, yaitu penjelasan dan spesifikasi teknis dari Matfasjas yang meliputi: a. bidang konstruksi dan perlengkapan, meliputi persyaratan tentang dimensi dan ukuran dari bagian-bagian serta jenis bahan yang dipergunakan; b. bidang kemampuan, meliputi persyaratan dari kemampuan dan kenyamanan Matfasjas yang disesuaikan dengan spesifikasi teknis kebutuhan user/pengguna dalam rangka mendukung tugas dilapangan; c. bidang kelancaran kerja, meliputi persyaratan tentang cara pemakaian, cara perawatan, batas usia pakai, jaminan purna jual, serta ketersediaan suku cadang dan bengkel resmi. 4. cara pengujian, yaitu penjelasan dari cara pengujian Matfasjas dari bidang konstruksi dan perlengkapan bidang kemampuan dan bidang kelancaran kerja. 5. cara Penilaian, yaitu penjelasan dari cara penilaian Matfasjas dari bidang konstruksi/perlengkapan, bidang kemampuan dan bidang kelancaran kerja menggunakan kategori persyaratan minimum, persyaratan maksimum, dan persyaratan diantara. 6. cara pembobotan, yaitu penjelasan dari cara penentuan bobot masing-masing item pengujian dari bidang konstruksi/perlengkapan, bidang kemampuan dan bidang kelancaran kerja.

13 2011, No.674 B. KATEGORI PENILAIAN HASIL UJI COBA MATFASJAS 1. Persyaratan Minimum Persyaratan minimum, didapat dari hasil pengukuran/penimbangan/ ketahanan pelaksanaan uji coba yang dialihkan menjadi nilai, seperti yang tergambar dalam grafik dibawah ini: Nilai 100 Hasil Uji 5 Cm 15 Cm Persyaratan sesuai syarat-syarat tipe dinyatakan minimum 15 cm, sehingga apabila hasil uji di bawah 15 cm, akan mendapatkan pengurangan nilai sesuai grafik sedangkan hasil uji di atas 15 cm mendapat nilai 100 sesuai grafik. 2. Persyaratan Maksimum Persyaratan maksimum, didapat dari hasil pengukuran/penimbangan/ ketahanan pelaksanaan uji coba yang dialihkan menjadi nilai, seperti yang tergambar dalam grafik dibawah ini: Nilai 100 Hasil Uji 0 Cm 15 Cm 25 Cm Persyaratan sesuai syarat-syarat tipe dinyatakan maksimum 15 cm, sehingga apabila hasil uji di bawah 15 cm, akan mendapatkan nilai 100 sesuai grafik sedangkan hasil uji di atas 15 cm mendapat pengurangan nilai sesuai grafik.

2011, No.674 14 3. Persyaratan Diantara Persyaratan diantara, didapat dari hasil pengukuran/penimbangan/ ketahanan pelaksanaan uji coba yang dialihkan menjadi nilai, seperti yang tergambar dalam grafik dibawah ini: Nilai 100 Hasil Uji 5 Cm 15 Cm 25 Cm 35 Cm - Apabila hasil uji diantara 5 15 cm, maka penurunan nilai disesuaikan dengan grafik; - Apabila hasil uji diantara 15 25 cm, maka didapat nilai 100 sesuai grafik; - Apabila hasil uji diantara 25 35 cm, maka penurunan nilai disesuaikan dengan grafik. 4. Standar Rumus Penetapan Kriteria Kelulusan: Standar Rumus Penetapan Kriteria Kelulusan, ditetapkan sebagai berikut: - Batas lulus kelompok dasar minimum nilai 60: Nilai kelompok : (Nilai x Bobot) Bobot Nilai akhir : Nilai Kelompok Bobot

15 2011, No.674 5. Kriteria Nilai Kelulusan: Kriteria nilai kelulusan ditetapkan sebagai berikut: N < 60 = TIDAK MEMENUHI PERSYARATAN (Tidak Lulus dan Tidak Layak Pakai) 60 < N > 80 = CUKUP (Lulus dan Layak Pakai) 80 < N > 90 = BAIK (Lulus dan Layak Pakai) N > 90 = BAIK SEKALI (Lulus dan Layak Pakai) *) Keterangan N = Nilai hasil uji coba KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, TIMUR PRADOPO