- 23 Penjelasan : Bab 23 Dholim dibawah dholim (yang besar) Kedholiman adalah lawan dari keadilan yaitu menempatkan sesuatu tidak sesuai dengan tempatnya. Disini Imam Bukhori ingin menunjukkan bahwa kedholiman ada dua macam, yaitu kedholiman besar, berupa syirik dan kekufuran yang besar yang mengeluarkan pelakunya dari Islam dan kedholiman duuna dholim menurut istilah Imam Bukhori atau dengan bahasa lain kedholiman kecil yang tidak sampai mengeluarkan pelakunya dari agama Islam. Namun apapun bentuknya syariat melarang perbuatan dholim, Robbunaa sampai mengharamkan kedholiman bagi diri-nya Sendiri. Firman-Nya : Sesungguhnya Allah tidak berbuat zalim kepada manusia sedikitpun, akan tetapi manusia itulah yang berbuat zalim kepada diri mereka sendiri. (QS. Yunus (10) : 44). Nabi bersabda menghikayatkan firman Robbnya : Wahai hamba-ku, sesungguhnya Aku mengharamkan kedholiman bagi diri-ku sendiri dan menjadikan diantara kalian sebagai suatu keharoman, oleh sebab itu janganlah kalian saling berbuat dholim. (HR. Muslim no. 6737 dari Abu Dzar ) Berkata Imam Bukhori :. - 32 ( ) ( ) - - Hadits no. 32 Haddatsanaa Abul Waliid ia berkata, haddatsanaa Syu bah (ganti sanad)
Imam Bukhori berkata haddatsanii Bisyr ia berkata, haddatsanaa Muhammad dari Syu bah dari Sulaiman dari Ibrohim dari Alqomah dari Abdullah ia berkata, ketika turun ayat {Orangorang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik)}[qs. Al An aam (6): 82] para sahabat Rosulullah pun berkata, siapakah diantara kami yang tidak pernah berbuat dholim? Lalu Allah menurunkan ayat {sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.} [QS. Lukman (31): 13]. Penjelasan biografi hadits : 1. Abul Waliid biografinya pada hadits no. 17 2. Syu bah biografinya pada hadits no. 10 ح Ganti Sanad 1. Nama : Abu Muhammad Bisyr bin Khoolid Al Askariy Kelahiran : Wafat tahun 253 atau 255 H Negeri tinggal : Bashroh Komentar ulama : Ditsiqohkan oleh Imam Nasa i dan Imam Ibnu Hibban. Imam Abu Hatim menilainya, Syaikh. Imam Ibnu Hibban menambahkan ia memiliki riwayat yang Ghorib (asing) dari Syu bah dari Al A masy. Hubungan antar : Muhammad bin Ja far adalah salah seorang gurunya dan tinggal senegeri dengannya, sebagaimana ditulis oleh Imam Al Mizzi. 2. Nama : Abu Abdillah Muhammad bin Ja far Gundar Kelahiran : Wafat tahun 293 atau 294 H Negeri tinggal : Bashroh Komentar ulama : Imam Ibnu Ma in berkata, ia adalah manusia yang paling shohih kitabnya. Imam Abu Hatim mengatakan, haditsnya dari Syu bah adalah tsiqoh. Ditsiqohkan oleh Imam Ibnu Sa ad, Imam Al ijli dan Imam Ibnu Hibban. Hubungan antar : Syu bah adalah salah seorang gurunya yang ia lama belajar kepadanya dan tinggal senegeri dengannya, sebagaimana ditulis oleh Imam Al Mizzi. 3. Syu bah biografinya pada hadits no. 10 4. Nama : Abu Muhammad Sulaiman bin Mihroon Al A masy Kelahiran : Lahir 61 H wafat tahun 147 atau 148 H
Negeri tinggal : Bashroh Komentar ulama : Seorang Tabi I kecil. Imam Ali ibnul Madiniy berkata : yang menghapal ilmu dari umatnya Nabi muhammad ada 6 (enam) orang yaitu, penduduk Mekkah memiliki Amr bin Diinaar, penduduk Madinah memiliki Ibnu Syihaab Az-Zuhri, penduduk Kufah memiliki Abu Ishaq Hubungan antar Sabii iy dan Sulaiman bin Mihroon Al A masy dan untuk penduduk Bashroh ada Yahya bin Abi Katsiir Naaqilah dan Qotadah. Al A masy disifatkan dengan Tadlis oleh Imam Nasa I, Imam Daruquthni dan selainnya. Al Hafidz memasukkan beliau kedalam tingkatan kedua dalam kitab Thobaqot Mudalisinnya : Imam Syariik dari Al A masy ia berkata : Ibrohim tidak pernah menyebutkan sanad hadits kepada seorang pun kecuali kepadaku, karena beliau takjub kepadaku. 5. Nama : Abu Imroon Ibrohim bin Yaziid bin Qois An Nakho Iy Kelahiran : Lahir ± 46 H wafat tahun 96 H Negeri tinggal : Kufah Komentar ulama : Seorang Tabi I kecil. Imam yang masyhur dan ahli fiqih pada zamannya, banyak meriwayatkan hadits-hadits Mursal. Hubungan antar : Alqomah adalah salah seorang gurunya dan tinggal senegeri dengannya, sebagaimana ditulis oleh Imam Al Mizzi. 6. Nama : Abu Abu Syabal Alqomah bin Qois Kelahiran : Wafat setelah tahun 60 atau 70 H di Kufah Negeri tinggal : Kufah Komentar ulama : Tabi I besar, ditsiqohkan oleh Imam Ahmad dan Imam Ibnu Ma in,. Hubungan antar : Imam Ali bin Al Madini berkata : manusia yang paling alim dari Ibnu Mas ud adalah Alqomah, Al Aswad, Abiidah dan Al Haarits. 7. Nama : Abu Abdirrohman Abdullah bin Mas ud Kelahiran : Wafat tahun 32 atau 33 H di Madinah Negeri tinggal : Madinah Komentar ulama : Seorang Sahabat yang mulia, termasuk sabiqunal awaluun. Hubungan antar : Salah seorang sahabat pilihan yang menjadi ulamanya para sahabat.
(Catatan : Semua biografi rowi dirujuk dari kitab tahdzibul kamal Al Mizzi dan Tahdzibut Tahdzib Ibnu Hajar) Penjelasan Hadits : 1. Kata kedholiman dalam surat Al An aam ayat 82 tersebut dalam bentuk kata umum, sehingga para sahabat merasa berat ketika turun ayat tersebut, karena tidak ada seorang pun yang tidak pernah berbuat dholim. Kemudian turun ayat dalam surat Lukman ayat 13, bahwa kedholiman yang dimaksud yang menyebabkan pelakunya tidak mendapatkan keamanan secara mutlak baik di dunia maupun di akhirat adalah kedholiman besar, yaitu syirik kepada Allah. 2. Adapun kedholiman dibawah kesyirikan, maka pelakunya masih mendapatkan keamanan dengan kadar besar-kecilnya sesuai dengan perbuatan dholim yang dilakukannya. 3. Kedholiman adalah kegelapan pada hari kiamat, dimana pelakunya akan dituntut untuk mempertanggungjawabkannya. Nabi bersabda : Sesungguhnya kedholiman adalah kegelapan pada hari kiamat (HR. Muslim no. 6742 dari Ibnu Umar ). 4. Berhatilah-hatilah untuk berbuat dholim, karena doanya orang yang terdholimi adalah makbul. Nabi bersabda : Takutlah dari doanya orang yang didholimi, karena tidak ada hijab antara ia dengan Allah. (Muttafaqun Alaih). 5. Hendaknya sesorang segera meminta maaf kepada saudaranya yang pernah didholimi sekarang, sebelum datang hari dimana harta tidak berguna sama sekali untuk menebusnya. Nabi bersabda : Barangsiapa yang pernah berbuat dholim kepada saudaranya, baik kehormatannya atau sesuatu lainnya, hendaklah ia minta dihalalkan sekarang, sebelum dinar dan dirham tidak berlaku. Jika ia memiliki amal sholih, akan diberikan kepada orang yang didholimi tadi
sesuai dengan kadar kedholimannya, jika ia tidak lagi memiliki kebaikan, maka dosa orang yang didholimi tadi diberikan kepadanya. (HR. Bukhori no. 2449 dari Abu Huroiroh ). Dalam riwayat Muslim, Rosulullah menyebutnya dengan orang yang bangkrut. Bahkan dalam Shohihain dari Aisyah, orang yang mengambil hak orang lain akan dilipatgandakan balasannya. Nabi bersabda : Barangsiapa yang melakukan kedholiman sekalipun mengambil sejengkal tanah, ia akan dikalungkan dengan tujuh lapis bumi. 6. Benarlah perkataan sahabat, bahwa siapa diantara kita yang tidak pernah berbuat dholim, baik kepada penciptanya Allah maupun kepada sesama manusia, oleh karena itu Nabi Adam dan istrinya setelah berbuat dholim, yang karenanya mereka diusir dari Jannah-Nya, mereka berdua berdoa : Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi. (QS. Al A roof (7) : 23). 7. Hadits ini dapat dijadikan dalil dalam kaedah ilmu ushul fiqih, bahwa penggunaan kata umum digunakan sesuai dengan keumumannya, sampai ada dalil yang mengkhususkannya. 8. Menunjukkan keimanan sahabat yang kuat, ketika turun ayat, mereka berusaha semaksimal mungkin untuk mengamalkan isi kandungan ayat tersebut. 9. Hadits ini menjelaskan salah satu metode penafsiran yang diridhoi yaitu, menafsirkan ayat dengan ayat lainnya. 10. Kesalahan sebagian kelompok Islam yang berjuang untuk menegakkan keadilan, namun kenyataannya mereka lalai dari memperhatikan perkara syirik ini, padahal ini adalah salah satu kedholiman yang paling besar yang wajib disingkirkan terlebih dahulu di muka bumi. 11. Mafhum Mukholafah (pemahaman yang tersirat) dari surat Al An aam ayat 82, bahwa seorang pelaku dosa besar selain syirik, akan mendapatkan jaminan keamanan dari siksa neraka yang kekal. Sekalipun mungkin ia akan disiksa terlebih dahulu di neraka-nya Na udzu billahi min dzalik-. Kemudian baru dimasukkan kedalam jannah-nya, sebagaimana telah berlalu penjelasannya dalan bab 15 kitab Iman ini.
12. Hendaknya orang tua senantiasa menasehati anak dan keluarganya untuk menjauhi kesyirikan, sebagaimana yang dilakukan hamba Allah yang sholih Lukman kepada anaknya.