LANGUANGE STYLE IN A COLLECTION OF SHORT STORY IN MAGAZINE STORY AT APRIL AND MAY 2013 ISSUE

dokumen-dokumen yang mirip
PEMAKAIAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU IWAN FALS DALAM ALBUM SARJANA MUDA. FKIP Universitas Bung Hatta.

ANALISIS GAYA BAHASA KUMPULAN CERPEN MATAHARI DI RUMAHKU

ANALISIS CITRAAN DAN DIKSI PADA PUISI WAHAI DIRIKU KARYA USTADZ JEFRI AL BUCHORI

BAB V PENUTUP. 1. Wujud sarana retorika yang digunakan dalam Puisi-puisi Anak di Harian

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra diciptakan berdasarkan gagasan dan pandangan seorang

GAYA BAHASA DALAM NOVEL AYAH, MENGAPA AKU BERBEDA? KARYA AGNES DAVONAR. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN DENGAN TEKNIK PEMODELAN PADA SISWA KELAS X SMAN 1 BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL

BAB V PENUTUP. tertentu, menekankan penuturan atau emosi, menghidupkan gambaran, menunjukkan bahwa bahasa kias mempunyai peranan yang penting dalam

PENGGUNAAN GAYA BAHASA IKLAN POSMETRO PADANG

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 SUTERA ARTIKEL ILMIAH

DIKSI DALAM NOVEL SAAT LANGIT DAN BUMI BERCUMBU KARYA WIWID PRASETYO OLEH INDRAWATI SULEMAN

KEMAMPUAN MENULIS CERITA BERBAHASA JAWA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 CANDI SIDOARJO. Ayuningtiastutik 1 Roekhan 2 Heri Suwignyo 3

PENGGUNAAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO. Keyword : Understanding Literature, The language Style

ANALISIS GAYA BAHASA HIPERBOLA DAN PERSONIFIKASI PADA NOVEL NEGERI 5 MENARA KARYA AHMAD FUADI NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam bentuk tulisan. Sastra bukanlah seni bahasa belaka, melainkan

PENGGUNAAN GAYA BAHASA DALAM IKLAN DI RCTI. E- mail : ABSTRAK

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa siswa, karena siswa tidak hanya belajar menulis, membaca,

BAB I PENDAHULUAN A. Bahasa Karya Sastra

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS XI SMA NEGERI 4 PARIAMAN

ANALISIS GAYA BAHASA PERTENTANGAN DALAM NOVEL PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY ARTIKEL E-JOURNAL

ANALISIS GAYA BAHASA DALAM KUMPULAN PUISI PEREMPUAN WALIKOTA JILID 2 KARYA SURYATATI A. MANAN

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU IWAN FALS SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS X

Analisis Penggunaan Majas dalam Kumpulan Puisi Beri Aku Malam Karya Iyut Fitra

ANALISIS GAYA BAHASA PADA PUISI AKU KARYA CHAIRIL ANWAR

GAYA BAHASA NOVEL SAAT UNTUK MENARUH DENDAM DAN SAAT UNTUK MENABURKAN CINTA KAYRA JULIUS R. SIYARANAMUAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup

ANALISIS GAYA BAHASA DALAM IKLAN KORAN PEDULI ARTIKEL E-JOURNAL

GAYA BAHASA IKLAN PADA KORAN KOMPAS

ANALISIS MAJAS DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN DENGAN TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 PADANG

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA APRESIATIF DENGAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA PEMBANGUNAN LABOLATORIUM UNP

ANALISIS MAJAS DALAM NOVEL AYAH KARYA ANDREA HIRATA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. sastra imajinatif dan non-imajinatif. Dalam praktiknya sastra non-imajinatif terdiri

KEMAMPUAN SISWA KELAS VII SMP PERTIWI 2 PADANG DALAM MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

ANALISIS PENGGUNAAN GAYA BAHASA DALAM KUMPULAN CERPEN SENYUM KARYAMIN KARYA AHMAD TOHARI SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.

ANALISIS GAYA BAHASA NOVEL LA GRANDE BORNE KARYA NH. DINI

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMAHAMI TEKS CERITA PENDEK DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS XI SMA SEMEN PADANG

ANALISIS GAYA BAHASA KUMPULAN CERPEN ROBOHNYA SURAU KAMI KARYA A.A. NAVIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KONFLIK SOSIAL DALAM NOVEL YANG MISKIN DILARANG MALING KARYA SALMAN RUSYDIE ANWAR ARTIKEL SKRIPSI

ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. tulisan yang menggunakan bahasa sebagai media pengantar dan memiliki

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI PADA KUMPULAN CERPEN INSOMNIA KARYA ANTON KURNIA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dengan gaya bahasa. Gaya bahasa atau Stile (style) adalah cara pengucapan

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA

ARTIKEL PENELITIAN. Diksi dan Gaya Bahasa Novel Moga Bunda Disayang Allah Karya Tere Liye. Oleh: ROSA MAULIDYA

Buku Teks Bahasa Indoneia Siswa Kelas VII SMP Negeri 11 Kota Jambi. Oleh Susi Fitria A1B1O0076

ANALISIS PENGGUNAAN GAYA BAHASA DALAM PUISI KARANGAN SISWA KELAS IX MADRASAH TSANAWIYAH MADANI CERUK IJUK TAHUN AJARAN 2012/2013 ARTIKEL E-JOURNAL

IDENTIFIKASI KARAKTER TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DI UJUNG JALAN SUNYI KARYA MIRA WIJAYA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS XI

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra. Sebuah karya sastra tidak lepas dari bahasa. dapat dikatakan

PENGGUNAAN MAJAS DALAM PUISI MENGGUNAKAN MEDIA LAGU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I GUNUNG TALANG

KAJIAN PEMAKAIAN GAYA BAHASA PERULANGAN DAN PERBANDINGAN PADA KUMPULAN PUISI KARENA BOLA SKRIPSI

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

ARTIKEL PENELITIAN Konflik Tokoh Utama dalam Novel Maya Karya Ayu Utami

GAYA BAHASA PUISI TANPA SYARAT PADA AKUN SEBAGAI MEDIA AJAR PEMAKNAAN PUISI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

Analysis of Song Lyric and Its Application in Language Style and Poetry Learning in Primary School

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK COPY THE MASTER TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SUNGAI TARAB E- JURNAL ILMIAH

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

HUBUNGAN MINAT BACA DENGAN KEMAMPUAN MENENTUKAN UNSUR INSTRINSIK CERPEN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 GUNUNG TALANG JURNAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak

ANALISIS UNSUR INTRINSIK NOVEL 99 CAHAYA DI LANGIT EROPA KARYA HANUM SALSABIELA RAIS DAN RANGGA ALMAHENDRA SKRIPSI

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS IX.4 DENGAN TEKNIK PEMODELAN DI SMP NEGERI 1 SOLOK SELATAN

GAYA BAHASA KIASAN DALAM NOVEL NEGERI 5 MENARA KARYA AHMAD FUADI

GURU BAHASA INDONESIA, GURU SASTRA ATAU SASTRAWAN

GAYA BAHASA KOMENTATOR SEPAK BOLA DALAM ACARA INDONESIA SUPER LEAGUE

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang

BAB I PENDAHULUAN. sastrawan kelas dunia. Begitu banyak karya sastra Jepang yang telah di

BAB I PENDAHULUAN. melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Kenyataan ini tidak dapat dipungkiri, bahwa sastra merupakan cerminan. nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat tertentu.

ABSTRACT. Keydwords: Writing skills, effective sentences, the research proposal

RELASI TEMPORAL ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA WACANA KUMPULAN CERPEN DARI SITUS SKRIPSI

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO. Jurnal Publikasi Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil

ANALISIS FUNGSI DAN FAKTOR PENYEBAB PEMAKAIAN PREFIKS. MeN- YANG DOMINAN DALAM CERPEN MAJALAH STORY EDISI 14/ TH.II/ 25 AGUSTUS - 24 OKTOBER 2010

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan sebuah ungkapan atau pikiran seseorang yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

Gaya Bahasa dalam Kumpulan Cerpen Robohnya Surau Kami Karya A.A Navis Kajian : Stilistika. Oleh: Ana Ade Suryani A1B

Abstract. Pendahuluan

ANALISIS KEMAHIRAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII.1 DENGAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG DI SMP NEGERI 1 SOLOK SELATAN. Abstract

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 PARIAMAN

Theresia Pinaka Ratna Ning Hapsari Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Tidar.

KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK OLEH SISWA KELAS IXB SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan baik. Sarana itu berupa bahasa. Dengan bahasa. (Keraf, 2004: 19). Bahasa dan penggunaannya mencakup aktivitas

MENU UTAMA UNSUR PROSA FIKSI PENGANTAR PROSA FIKSI MODERN

UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN MENJELANG LEBARAN, MBOK JAH, DAN DRS CITRAKSI DAN DRS CITRAKSA

HUBUNGAN PENGUASAAN GAYA BAHASA TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS VII SMP N 1 RAO ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tabel 1.1 Penggunaan Teks Puisi Di Kelas VII Panggih Cahyo Setiaji,2014

KONTRIBUSI KEMAMPUAN MENGAPRESIASI CERPEN TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS XI SMAN 16 PADANG

Transkripsi:

LANGUANGE STYLE IN A COLLECTION OF SHORT STORY IN MAGAZINE STORY AT APRIL AND MAY 2013 ISSUE Hastika 1, Yetty Morelent 2, Gusnetti 2 1 ) Students Education Program Indonesian Language and Literature 2 ) Lecturer in Education Studies Indonesian Language and Literature Language and Arts Education Programs Faculty of Teacher Training and Education University of Bung Hatta E - mail : Hastika_hasan@yahoo.com Abstract This research is aims to describe the language style contained of short Story in the magazine at April and May 2013 issue. The Story that used is theory Atar Semi (1988) on literature, Gorys Keraf (2006) about the language style, Lexi J Moleong (2012) about qualitative research methodology. This resech is a qualitative by descriptive method. The results showed that there is figurative language style and rhetorical language style. For the language style of figurative is found: language style of companison amount 21, language style of metaphor 4, language style of personification 30, language style of allegorical 2, language style of metonymy 2. While language style rhetorical that consist of language style tautology, language style parallelism, language style of paradoks and language style of litotes the found 1, language style of hyperbole 4, language style of klimax 3. The language style that is not found is language style of plonalisme, and language style of sinekdoke. From several language style that is found it can be concluded that the use of language style of personification is very dominant in the collection of short Story in magazine Story at April and May 2013 issue. Keywords : language style, short story in magazine 1

PENDAHULUAN Semi (1988:8) mengatakan bahwa sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Sebagai seni kreatif yang menggunakan manusia dan segala macam segi kehidupannya maka ia tidak saja merupakan suatu media untuk menyampaikan ide, teori, atau sistem berpikir manusia. Sebagai karya kreatif, sastra harus mampu melahirkan suatu kreasi yang indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia. Sumarjo dan Saini (1988:17) mengatakan bahwa sastra dapat digolongkan menjadi dua kelompok yakni sastra nonimajinatif dan sastra imajinatif, yang termasuk sastra non-imajinatif terdiri dari karya-karya yang berbentuk esai, kritik, biografi, otobiografi dan sejarah. Sedangkan yang termasuk sastra imajinatif yaitu karyakarya prosa dan puisi, yang termasuk dalam penggolongan sastra prosa adalah fiksi dan drama. Jenis fiksi sendiri terbagi dalam genre-genre novel, cerita pendek dan novelet (Sumarjo dan Saini, 1988:18). Bentuk karya fiksi yang terkenal dewasa ini adalah novel dan cerita pendek (cerpen) (Semi, 1988:32). Menurut Hoerip (dalam Semi, 1988:34) cerita pendek adalah karakter yang dijabarkan lewat rentetan kejadian dari pada kejadian-kejadian itu sendiri satu persatu. Apa yang terjadi di dalamnya lazim merupakan suatu pengalaman atau penjelajahan. Cerpen adalah cerita atau narasi yang bersifat fiktif serta relatif pendek (Sumarjo dan Saini, 1988:37). Perwujudan sebuah cerpen tidak terlepas dari gaya bahasa seorang pengarang yang dituangkan ke dalam bentuk tulisan. Dalam menulis sebuah cerpen seorang pengarang akan mempertimbangkan pembacanya. Begitu juga penulis yang menerbitkan karyanya dalam majalah remaja, tentu akan memilih tema yang dekat dengan kehidupan remaja itu sendiri, dan mempertimbangkan pemakaian gaya bahasa yang akan digunakan dalam cerpen tersebut. Menurut Keraf (2006:113) mengemukakan bahwa semakin baik gaya bahasanya, semakin baik pula penilaian orang terhadapnya, dan semakin buruk gaya bahasa seseorang, semakin buruk pula penilaian diberikan padanya. Cerpen banyak dimuat didalam berbagai media, salah satunya adalah media cetak. media cetak yang banyak memuat cerpen adalah majalah Story (Muryani, 2006: 3). 2

Berdasarkan informasi yang penulis baca melalui http://www.majalah story. blogspot.com/2013. Majalah Story merupakan salah satu media massa yang berkembang di Indonesia yang materinya disesuaikan dengan selera remaja. Karena sasarannya remaja, maka bahasa yang digunakan dalam cerpen ini adalah bahasa yang akrab dengan kaum remaja. Disamping itu bahasa yang digunakan di dalam cerpen pada majalah tersebut adalah bahasa gaul di kalangan remaja. Majalah Story ini terbit tanggal 25 setiap bulannya. Sebagai majalah remaja, majalah Story mempunyai pembaca yang cukup banyak, dengan menyajikan berbagai pilihan yang layak dibaca oleh para remaja. Di samping itu, rubrik cerpennya cukup banyak karena majalah ini umumnya berisi tentang cerpen, oleh karena itu, sudah selayaknya majalah ini merupakan majalah pilihan remaja. Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik meneliti gaya bahasa yang ada pada cerpen yang dimuat dalam majalah Story tersebut. Untuk itu penulis memberi judul Pemakaian Gaya Bahasa dalam Kumpulan Cerpen pada Majalah Story edisi April dan Mei 2013. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan gaya bahasa yang ada dalam cerpen majalah Story, edisi April dan Mei 2013. 1. Pengertian Sastra Sastra didefenisikan sebagai suatu ciptaan, suatu kreasi yang merupakan luapan emosi yang spontan dan sastra itu bersifat otonom, tidak mengacu pada sesuatu yang lain dan mempunyai koherensi antara unsurunsurnya, dan sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan emosi yang spontan mampu mengungkapkan aspek estetik baik yang didasarkan aspek kebahasaan maupun aspek makna (Fananie, 2002:5-6). Sastra merupakan bagian dari seni yang berusaha menampilkan nilai-nilai keindahan yang bersifat aktual dan imajinatif sehingga mampu memberikan hiburan dan kepuasan rohaniah pembacanya (Aminuddin, 2010:37). 2. Cerpen Cerpen adalah cerita berbentuk prosa yang relatif pendek, dapat dibaca sekali duduk dalam waktu kurang dari satu jam (Sumarjo dan Saini, 1988:30). Sedangkan Semi (1988:34) mengatakan bahwa cerpen adalah karya sastra yang memuat penceritaan dan memusatkan kepada satu peristiwa pokok. Selanjutnya menurut Thahar (2008:1) cerpen merupakan salah satu jenis fiksi yang banyak ditulis 3

orang.cerpen biasanya dapat dibaca dalam waktu singkat. 3. Gaya Bahasa Menurut Pradopo (2010:264) gaya bahasa merupakan cara penggunaan bahasa secara khusus untuk mendapatkan efek tertentu, efek ini adalah efek estetik yang turut menyebabkan karya sastra bernilai seni. Sedangkan Nurgiyantoro (2010:277) juga mengatakan bahwa gaya bahasa adalah teknik pemilihan ungkapan kebahasaan yang dirasa dapat mewakili sesuatu yang diungkapkan, dan menurut Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2010:276) gaya bahasa atau style adalah cara pengucapan bahasa dalam prosa, atau bagaimana seseorang pengarang mengungkapkan sesuatu yang akan dikemukakan. Dalam karya sastra istilah gaya mengandung pengertian cara seorang pengarang menyampaikan gagasannya dengan menggunakan media bahasa yang indah dan harmonis serta mampu menuansakan makna dan suasana yang dapat menyentuh daya intelektual dan emosi pembaca (Aminuddin, 2010:72). 3.1 Jenis-jenis Gaya Bahasa Menurut Keraf (2006:129) gaya bahasa dibagi atas dua kelompok yaitu: gaya bahasa kiasan dan gaya bahasa retoris. 3.1.1 Gaya Bahasa Kiasan Menurut Keraf (2006:138) gaya bahasa ada bermacam-macam seperti di bawah ini: 1. Perbandingan 2. Metafora 3. Personifikasi 4. Sinekdoke 5. Allegori 6. Metonimia 3.1.2 Gaya Bahasa Retoris Menurut Keraf (2006:130) gaya bahasa ada bermacam-macam seperti di bawah ini: 1. Pleonalisme 2. Tautologi 3. Paralelisme 4. Hiperbola 5. Paradoks 6. Klimaks 7. Litotes METODOLOGI Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2012:4) mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. 4

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (1) membaca cerpen-cerpen yang terdapat dalam majalah Story, edisi April dan Mei 2013, (2) menandai objek penelitian yang telah ditentukan, (3) mencatat semua data yang ditemukan. Langkah-langkah yang akan digunakan dalam menganalisis data adalah: (1) mengidentifikasi data yang terkumpul sesuai dengan aspek yang diteliti, (2) menyusun data ke dalam format analisis data, dan (3) menginterpretasikan data yang terkumpul. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Analisis Gaya Bahasa 1.1 Gaya Bahasa Kiasan a. Gaya Bahasa Perbandingan Ekspresi wajahmu seperti biasa selalu tenang tanpa riak. (CK: 7) Pada data ini dikatakan gaya bahasa perbandingan karena pengarang membandingkan antara ekspresi wajah dengan riak. Riak yang berarti gerakan mengombak di permukaan air, ombak kecil (KBBI, 2008:1173). Jadi di sini pengarang menyamakan ekspresi wajah tokoh yang selalu tenang tanpa ada gerakan atau di wajahnya selalu tenang tidak ada terlihat kegelisahan, kekwatiran dan lain sebagainya. b. Gaya Bahasa Metafora Ia menjelma bulan dan aku dikutuk menjadi pungguk. (CK:7) Pada data ini pengarang membandingkan secara singkat antara bulan dan pungguk. Bulan adalah benda langit yang bersinar pada malam hari sedangkan Pungguk berarti merindukan bulan yang dikatakan kepada orang yang sangat merindukan kekasihnya. c. Gaya Bahasa Personifikasi Tidak sengaja retina mataku menangkapmu duduk sendiri di bangku nomor 21. (HKBJ:10) Pada data ini menangkap adalah sebuah perbuatan manusia tidak dilakukan oleh benda mati. Mata biasanya untuk melihat. Jadi di sini benda mati seakan memiliki sifat-sifat seperti manusia. Maka dari pernyataan di atas data ini dikatakan sebagai gaya bahasa personifikasi. d. Gaya Bahasa Allegori Aku masih dapat menangkap rona risih di pipi tirusmu. (HKBJ:12) Pada data ini yang mengandung gaya bahasa allegori adalah pipi tirusmu yang berarti makin keujung makin kecil seperti dagu. 5

e. Gaya Bahasa Metonimia Mungkin juga Way Kambas akan dipenuhi pengunjung lainnya. (NS: 61) Pada data ini pengarang menunjukkan nama sebuah benda, Way Kambas adalah sebuah nama tempat rekreasi yang selalu ramai oleh pengunjung yang terletak di Kota Lampung. 1.2 Gaya Bahasa Retoris a. Gaya Bahasa Tautologi Lebih mengherankan lagi ketika besoknya, besoknya dan besoknya lagi, aku jadi sering melihat mereka bersama-sama, (PS:19) Pada data ini yang mengandung kata perulangan adalah besok, besoknya dan besoknya. Pengarang sengaja menggunakan kata yang berulang-ulang dengan tujuan agar lebih memperjelas isi cerita. b. Gaya Bahasa Paralelisme Mereka akan terus mengejar dan mengejarku sampai aku mati ditangan mereka. (TLMB: 66) Pada data ini pengarang menggambarkan kata-kata atau frasa-frasa yang menduduki fungsi yang sama yaitu kata mengejar dan mengejarku merupakan kata-kata yang sama untuk mencari kesejajaran yang sama dalam bentuk gramatikal. Untuk itu data ini dikatakan menggunakan gaya bahasa paralelisma karena memiliki kata-kata yang sama untuk menduduki fungsi yang sama. c. Gaya Bahasa Hiperbola Cukup lama mata bermagnet itu berkedip-kedip dan kemudian berakhir dengan setangkup pandangan kecewa. (HKBJ: 13) Mata bermagnet itu berkedip-kedip merupakan pernyataan yang berlebihlebihkan atau dibesar-besarkan. Biasanya tidak ada mata yang bermagnet. Magnet itu merupakan sesuatu yang bisa menarik besi atau sejenisnya. Jadi kata bermagnet tersebut hanya untuk mengkiaskan sesuatu, dengan tujuan untuk menarik pembaca. d. Gaya Bahasa Paradoks Kau mungkin memang tidak terlalu cantik, namun siapapun tak bisa memungkiri kalau kau sangatlah manis, (CK: 6 ) Pada data ini pengarang menggambarkan dua hal yang berbeda, yaitu pada awalnya pengarang mengatakan tidak terlalu cantik selanjutnya pengarang justru mengatakan sangatlah manis. Kedua hal tersebut merupakan ungkapan yang kontradiksi atau berlawanan. 6

e. Gaya Bahasa Klimaks Rindu yang menyesak, kecewa yang membiru, buncah dalam rongga dadaku, bersenyawa abstrak. (CK: 8 ) Pada data ini kecewa yang membiru, buncah dalam rongga dadaku lebih tinggi tingkatannya dari pada rindu yang menyesak. Buncah itu berarti kacau atau rusuh. f. Gaya Bahasa Litotes Aku anak yang biasa saja, ayah ibuku peneliti di laboratorium fisika, kami menempati rumah dinas, aku kurus, tampangku biasa saja. (MW: 66 ) Pada data ini pengarang menggambarkan keadaan seorang anak yang biasa saja padahal keluarganya sendiri dibilang cukup mampu tetapi ia berkata malah sebaliknya. Tokoh berkata begitu untuk merendahkan dirinya sendiri padahal keadaan yang sebenarnya tidak seperti itu. Maka untuk itu data ini dikatakan sebagai gaya bahasa litotes karena menyatakan sesuatu hal dengan tujuan untuk merendahkan diri. PEMBAHASAN Setelah dilakukan analisis data maka dapat dijelaskan bahwa pemakaian gaya bahasa dalam kumpulan cerpen majalah Story edisi April dan Mei 2013 sangat beragam. Hal ini disebabkan karena cerpen tersebut di baca oleh pembaca yang berbeda baik dari segi usia, jenis kelamin, dan sebagainya. Majalah Story ini merupakan majalah remaja dan cerpen-cerpen yang ditulis dalam majalah tersebut kebanyakan untuk konsumsi kaum remaja. Gaya bahasa yang dominan digunakan dalam kumpulan cerpen majalah Story ini adalah gaya bahasa personifikasi. Di sini pengarang menggunakan gaya bahasa personifikasi karena pengarang menggambarkan benda-benda mati atau barang-barang yang tidak bernyawa seolaholah memeliki sifat-sifat kemanusiaan. Gaya bahasa yang digunakan seorang pengarang adalah unik karena dengan gaya bahasa inilah seorang pengarang dapat menyentuh hati pembacanya. Gaya bahasa merupakan suatu sarana sastra yang amat penting, tanpa gaya bahasa maka sastra tidak akan ada. Pemakaian gaya bahasa yang paling dominan atau sering muncul dalam kumpulan cerpen majalah Story adalah gaya bahasa personifikasi. Pengarang menggunakan gaya bahasa tersebut supaya maksud yang ingin disampaikannya kepada pembaca tercapai. Maksud tersebut adalah unutuk menarik perhatian pembaca, menyampaikan sesuatu itu bisa lebih jelas lagi dan ingin memperindah atau 7

memperhalus kata-kata yang dilukiskan oleh pengarang melalui tulisan atau karyanya. KESIMPULAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan terhadap gaya bahasa dalam cerpen majalah Story edisi April dan Mei 2013 dapat disimpulkan bahwa jenis gaya bahasa yang terdapat pada majalah Story terkumpul data sebanyak 70 data. Jenis gaya bahasa yang terdapat pada majalah Story ini meliputi gaya bahasa kiasan dan retoris adalah gaya bahasa perbandingan, gaya bahasa metafora, gaya bahasa personifikasi, gaya bahasa allegori, gaya bahasa metonimia, gaya bahasa tautologi, gaya bahasa paralelisme, gaya bahasa hiperbola, gaya bahasa klimaks, gaya bahasa paradok dan gaya bahasa litotes. Penggunaan gaya bahasa yang paling dominan digunakan dalam cerpen pada majalah Story adalah gaya bahasa personifikasi, karena gaya bahasa personifikasi ini merupakan semacam gaya bahasa yang menggambarkan benda mati seolah-olah memiliki sifat-sifat seperti manusia. Penggunaan gaya bahasa yang digunakan penulis supaya maksud yang ingin disampaikan kepada pembaca tercapai dengan menarik perhatian pembaca, dan menyampaikan sesuatu itu bisa lebih jelas lagi. Apabila sebuah cerpen itu tidak menggunakan gaya bahasa yang ada, maka maksud yang ingin disampaikan oleh penulis tidak sampai kepada pembaca dan kurang menarik perhatian pembaca. SARAN Berdasarkan kesimpulan di atas disarankan hal-hal sebagai berikut: 1. Bagi siswa, hasil penelitian ini diharabkan dapat menambah ilmu pengetahuan terhadap gaya bahasa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. 2. Bagi guru, bidang studi Bahasa Indonesia agar lebih memperdalam materi mengenai gaya bahasa terutama iklan, sehingga para siswa memahami gaya bahasa dengan baik. 3. Bagi peneliti lain khususnya Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Bung Hatta, diharabkan lebih memahami dengan penelitian-penelitian yang berkaitan dengan gaya bahasa. DAFTAR PUSTAKA Aminuddin, 2010. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Atmazaki, 2007. Ilmu Sastra dan Terapan. Padang: UNP-Press. Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Surabaya: Usaha Nasional. 8

Fananie, Zainuddin. 2002. Telaah Sastra. Surakarta: Muhammadiyah University Press. Jassin, HB. 1983. Sastra Indonesia Sebagai Warga Sastra Dunia. Jakarta: Gramedia. Keraf, Gorys. 2006. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia. Muryani, Azi. 2006. Gaya Bahasa Cerpen dalam Majalah Aneka Yess. Skripsi: Padang. Universitas Bung Hatta. Moleong, J, Lexi. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya. Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Teori Pengkajian Fiksi. Yogjakarta: Gadjah Mada University. Pradopo, Rahmad Djoko. 2010. Pengkajian Puisi. Yogjakarta: Gadjah Mada University. Semi, Atar. 1988. Anatomi Sastra. Padang: Angkasa Raya.. 2008. Stilistika. Padang: UNP-Press. Sumarjo, Jakob dan KM Saini. 1988. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: Gramedia. Tarnandes, Tris. 2011. Gaya Bahasa Iklan Koran Padang Ekspres. Skripsi: Padang. Universitas Bung Hatta. Thahar, Haris Effendi. 2008. Kiat Menulis Cerita Pendek. Bandung: Angkasa Bandung (http://www.majalah Story.blogspot.com/2013). 9

10