BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan yang terbagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini ilmu dan teknologi bekembang dengan pesat. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No. 20, 2003, h. 4).

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab. I, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pembangunan dalam dunia pendidikan. Pembangunan dalam bidang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan alat utama yang berfungsi untuk membentuk dan. membangun karakter bangsa. Karena, pendidikan adalah wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berkualitas yang mana menjadi subjek pencipta,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu pranata pembangunan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya setiap orang membutuhkan pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi. Mutu pendidikan yang baik dapat menghasilkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. di tingkat dasar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta. keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang individu agar bisa dan mampu hidup dengan baik di lingkungannya

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menjadikan manusia memiliki kualitas yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU SISDIKNAS 2003, 2006).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beralihnya masyarakat kita dari masyarakat yang masih sederhana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem pada prinsipnya bukan hanya bertujuan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan secara umum. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 ANALISIS HASIL BELAJAR MERENCANAKAN MENU KESEMPATAN KHUSUS SEBAGAI KESIAPAN MENGOLAH MAKANAN UNTUK PESTA PERNIKAHAN PADA SISWA DI SMKN 3 CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan ciri atau karakter dari dinamika di abad ke-21 yang merupakan abad

2015 PERBEDAAN MINAT SISWA SMK NEGERI 13 DAN SMK FARMASI BUMI SILIWANGI KOTA BANDUNG DALAM AMATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baik (Hamalik, 2009, h. 60). Dalam UU No. 20 Tahun 2003 pendidikan

Oleh : Muhammad Abdul Wahid A

BAB I PENDAHULUAN. usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan pembelajaran baik secara formal

2015 PENGUASAAN KOMPETENSI DASAR MENGHIAS KAIN PADA PESERTA DIDIK PROGRAM KERUMAHTANGGAAN KELAS VII DI SMP NEGERI 3 LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, dengan teknologi dan komunikasi yang canggih tanpa mengenal

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, pendidik harus memiliki strategi agar siswa dapat mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. sifat konstruktif dalam hidup manusia. Karena itulah kita dituntut untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian yang terintegrasi dengan pembangunan. peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam sebuah negara.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Hasim Bisri, 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bab 2 pasal 3 UU Sisdiknas berisi pernyataan sebagaimana tercantum

pengetahuan dan teknologi perlu adanya pembaharuan dalam sistem pendidikan secara terarah dan terencana maka Undang-Undang Republik Indonesia No 20

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang pesat sekarang ini, akan membawa berbagai dampak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bertujuan untuk membentuk karakter dan kecakapan hidup. Nasional (UU No. 20/2003) Bab II Pasal 3, bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aktifitas atau kegiatan yang selalu menyertai

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. pertama dan utama adalah pendidikan. Pendidikan merupakan pondasi yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis dalam pembangunan nasional. Perkembangan pendidikan nasional mengalami dinamika seiring dengan perjalanan sejarah bangsa. Reformasi pendidikan di Indonesia telah memasuki tahap yang amat berarti. Kini pendidikan telah dipandang sebagai bagian dari hak asasi manusia, bukan sekedar hak warga negara, serta kebutuhan dalam pembangunan nasional. Memasuki abad ke-21 gelombang globalisasi dirasakan kuat dan terbuka. Kemajuan teknologi dan perubahan yang terjadi memberikan kesadaran baru bahwa Indonesia tidak lagi berdiri sendiri. Indonesia berada di tengah-tengah dunia yang baru, dunia terbuka sehingga orang bebas membandingkan kehidupan dengan Negara lain, yang kita rasakan sekarang adalah adanya ketertinggalan di dalam mutu pendidikan. Baik pendidikan formal maupun informal, dan hasil itu diperoleh setelah kita membandingkannya dengan Negara lain. Pendidikan memang telah menjadi penopang dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia untuk pembangunan bangsa. Oleh karena itu, kita seharusnya dapat meningkatkan sumber daya manusia Indonesia yang tidak kalah bersaing dengan sumber daya manusia di negara-negara lain. Menurut Munib (2009:139) pendidikan adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh manusia agar dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran. Keberadaan pendidikan yang sangat penting tersebut telah diakui dan sekaligus memiliki legalitas yang sangat kuat sebagaimana telah tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 yaitu sebagai berikut: (1) Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan. (2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya. (3) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia

2 dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undangundang. Dari undang undang diatas dapat diketahui bahwa pendidikan merupakan hak dari setiap warga dan pemerintah wajib untuk membiayai setiap warganya untuk memperoleh pendidikan yang sudah tertera sebelumnya. Untuk dapat mengetahui definisi pendidikan dalam perspektif kebijakan, mari kita lihat definisi atau rumusan formal dan operasional sebagaimana tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS yaitu: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasa, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat bangsa dan negara. Berdasarkan definisi diatas dapat diketahui bahwa ada tiga pokok pikiran utama yang terkandung didalamnya, Pertama adalah pendidikan merupakan sebuah usaha sadar atau proses yang disengaja dan dipikirkan secara matang, maka dari itu di setiap level manapun, kegiatan pendidikan harus disadari dan direncanakan baik dalam tataran nasional sampai ke tataran operasional dari guru tersebut. Kedua pendidikan dimaksudkan untuk mengembangkan potensi peserta didik dan bukan pada pembentukan yang bergaya behavioristik. Ketiga Memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasa, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Bates (1995) dalam Pramono (2006:11) menekankan bahwa diantara mediamedia lain, interaktivitas multimedia atau media lain yang berbasis komputer adalah yang paling nyata (overt). Interaktivitas nyata di sini adalah interaktivitas yang melibatkan fisik dan mental dari pengguna saat mencoba program multimedia. Sebagai perbandingan media buku atau televisi sebenarnya juga menyediakan interaktivitas, hanya saja interaktivitas ini bersifat samar (covert) karena hanya melibatkan mental pengguna. Undang undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 telah mengatakan bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

3 watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi perserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu cepat, rekayasa media dapat diciptakan dari berbagai sumber. Hal tersebut dapat kita lihat begitu banyaknya produk produk teknologi yang merambah ke setiap bidang dalam keseharian kita begitu juga dalam bidang pendidikan. Dari sekian banyaknya produk tersebut salah satunya pemanfaatan komputer sebagai media pembelajaran dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. Tidak dapat dipungkiri bahwa sekarang ini komputer menjadi hal yang wajib dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mengenai perkembangan dalam dunia pendidikan tidak diiringi dengan kompetensi guru yang ada pada saat ini. Setiap guru masih menggunakan pembelajaran konvensional seperti biasanya padahal guru dituntut untuk dapat memberikan materi yang terus berkembang kepada perserta didik. Pembelajaran mengenai mata pelajaran rancang bangun jaringan para guru masih menggunakan metode ceramah pada tutorial yang akan diajarkannya. Contoh konkritnya, guru-guru masih memberikan tutorial dengan metode ceramah ketika menyajikan pembelajaran yang bersangkutan dengan penerapan pengkabelan dan para guru masih memberikan tutorial secara langsung atau tatap muka ketika melaksanakan kegiatan pengkabelan. Dengan keadaan seperti itu maka siswa hanya akan sampai pada tahap mengetahui teori dan konsep tersebut, tapi pada kenyataan dilapangan siswa harus dituntut mengerti dan memahami serta mengaplikasikannya dalam mata pelajarannya. Disamping itu, dalam setiap desain pembelajaran tetap ada keuntungan yang diterima siswa, dengan metode tatap muka tersebut siswa diberikan sesi bertanya secara langsung bertatap dengan

4 gurunya tanpa ada media perantara media apapun, sehingga dengan demikian siswa dapat langsung mendapatkan jawabannya secara langsung. Dalam pembelajaran seringkali siswa dianggap sebagai objek dalam pembelajaran oleh guru yang mengakibatkan siswa tidak dapat menjelajah kemampuannya karena pengetahuan siswa terpaku kepada materi yang disampaikan oleh guru. Jika hal ini berlanjut maka output yang dihasilkan adalah peserta didik yang memiliki karakter seperti robot. Penulis mengatakan demikian karena pendidikan yang diberikan akan terasa berat sebelah, dengan kata lain tidak seimbang. Pada dasarnya belajar tidak hanya berpikir, karena ketika seseorang belajar, maka orang yang sedang belajar tersebut melakukan berbagai macam kegiatan, seperti mengamati, membandingkan, meragukan, menyukai, semangat dan sebagainya. Hal yang sering terlihat adalah ketika pendidikan seringkali dipraktekan sebagai deretan instruksi dari guru kepada murid. Pada pembelajaran sekarang ini paradigma tersebut sudah bergeser dan diganti dengan paradigma dimana siswa diposisikan sebagai subjek dalam pembelajaran dimana dalam pembelajaran siswa dituntut secara aktif dan dapat menjelajah pengetahuannya sendiri. Namun pada kenyataanya pembelajaran yang menjadikan siswa sebagai objek seringkali digunakan dalam pembelajaran di sekolah. Selanjutnya adalah guru, guru merupakan hal yang terpenting dalam proses pembelajaran. Suatu negara dapat dikatakan baik ketika pendidikan negara tersebut dapat membenahi pendidikan. Untuk dapat menciptakan pendidikan yang baik maka hal pertama yang harus diperhatikan adalah mempersiapkan sumber daya manusia itu sendiri yang tak lain adalah guru. Guru yang baik merupakan pondasi untuk menciptakan pendidikan yang baik. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP/MTs atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama/setara SMP/MTs. SMK sering disebut juga STM (Sekolah Teknik Menengah).

5 Pencapaian hasil belajar yang baik dan sesuai tujuan pada siswa tidak terlepas dari peran guru mulai dari persiapan, proses sampai tindak lanjut setelah kegiatan pembelajaran dilakukan. Untuk itu para lulusan SMK khususnya diharapkan mampu menguasai semua bidang sesuai dengan jurusan masing-masing. Mata pelajaran rancang bangun jaringan merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang harus diikuti oleh setiap siswa Sekolah Menengah Kejuruan yang mengambil jurusan Teknik Komputer dan Jaringan. Mata pelajaran rancang bangun jaringan merupakan mata pelajaran poko bagi siswa yang memilih jurusan Teknik Komputer dan Jaringan. Mata pelajaran ini memerlukan beberapa pemahaman yang lebih dari sisi nilai nilai dari sisi keahlian, oleh karena itu siswa di tuntut untuk dapat mengerti secara lebih mendalam mengenail keahlian rancang bangun jaringan ini. Penelitian ini merupakan salah satu upaya untuk mendorong para warga sekolah dalam mengembangkan dan memanfaatkan media pembelajaran, khususnya media Articulate Storyline dalam proses pembelajaran. Tabel 1.1 Daftar Nilai Siswa Kelas XI SMK Pasundan 5 Bandung Bulan Juli 2014 Presentase Hasil No Tahun Ajaran KKM Lulus KKM Dibawah KKM 1 2010 / 2011 70 46% 54% 2 2011 / 2012 70 42% 58% 3 2012 / 2013 70 49% 51% Dari hasil data tersebut, hasil belajar siswa masih banyak yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM), sehingga masih belum sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Kurang maksimalnya hasil belajar tersebut diantaranya disebabkan beberapa hal antara lain belum lengkapnya sara penunjang

6 pembelajaran dan kurangnya penggunaan media pembelajaran yang belum maksimal. Penelitian media berbantuan komputer ini juga didukung dengan adanya hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hadiapurwa, Angga pada tahun 2011, dengan judul penelitiannya efektivitas penggunaan media pembelajaran berbasis komputer model CAI (Computer Assisted Instruction) dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pendekatan STM (Sains Teknologi Masyarakat) di sekolah dasar. Hasil dari penelitian tersebut berasal dari tes hasil belajar siswa ranah kognitif menggunakan CAI (Computer Assisted Instruction). Penelitian terdahulu membuktikan dengan penggunaan media berbantuan komputer dapat meningkat hasil belajar siswa yang dapat dengan jelas dilihat dalam tabel di bawah ini. Tabel 1.2 Rata-rata Skor Pre tes dan Pos tes Seri Pretes Postes Gain 1 5.33 7.15 1.83 2 8.40 9.93 1.53 3 4.58 7.28 2.70 Sumber : Deskripsi Data Hasil Penelitian Skripsi Hadiapurwa, Angga (2011:86 ) Data tersebut merupakan bukti adanya peningkatan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah proses pembelajaran. Dengan bantuan perangkat lunak articulate storyline, kita akan mampu menghasilkan slide presentasi yang berbeda dengan presentasi biasanya, presentasi dapat dibuat lebih interaktif, selain itu kita juga dapat menggabungkan gambar, teks dan data lainnya dengan lebih mudah untuk keperluan memperindah presentasi. Sehingga diharapkan dapat menarik perhatian siswa dalam mata pelajaran yang akan diajarkan. Banyak permasalahan yang terjadi dalam penggunaan aplikasi ini, seperti: 1. Saat ini dunia pendidikan sedang mengalami perkembangan pembelajaran modern dimana siswa diposisikan sebagai pusat belajar

7 2. Untuk dapat menggunakan pembelajaran ini siswa dituntuk untuk dapat belajar menggunakan laptop atau komputer sebagai media pembelajarannya 3. Sarana yang dibutuhkan untuk menggunakan aplikasi ini di beberapa tempat belum mencukupi sehingga menjadi kendala bagi terlaksananya pembelajaran 4. Belum banyak instansi atau sekolah yang memanfaatkan proses pembelajaran yang menggunakan media pembelajaran ini Berdasarkan masalah-masalah tersebut penulis berkeyakinan bahwa strategi pembelajaran berbasis articulate storyline dapat menjadi jawaban atas berbagai masalah pembelajaran yang dihadapi siswa untuk dapat memahami mata pelajaran rancang bangun jaringan lebih mendalam secara khusus dan dapat menyelesaikan masalah di dunia pendidikan dalam mata pelajaran lainnya secara umum. B. Identifikasi Masalah Penelitian Fokus masalah pada penelitian ini adalah mengenai pengaruh penggunaan media Articulate Storyline terhadap hasil belajar domain psikomotor siswa dalam mata pelajaran Rancang Bangun Jaringan pada jenjang pendidikan Sekolah Menengah Kejurusan. Masalah yang diidentifikasi oleh peneliti adalah hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Rancang Bangun Jaringan. Peneliti mencoba memberikan terobosan dalam segi media pembelajaran yang belum diterapkan oleh SMK Pasundan 5 Bandung dengan menggunakan Ariticulate Storyline dalam proses pembelajarannya. Sehingga peneliti dapat melihat secara langsung bagaimana pengaruh penggunaan media Articulate Storyline yang diterapkan dalam proses pembelajaran Rancang Bangun Jaringan. Deengan tersedianya media tersebut diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik. C. Rumusan Masalah Agar masalah penelitian ini menjadi lebih mudah, jelas untuk dipahami dan dapat dimengerti, maka peneliti merumuskan maslaha penelitian Apakah terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang belajar menggunakan articulate

8 storyline presentation dengan siswa yang menggunakan media power point terhadap hasil belajar ranah psikomotor pada mata pelajaran rancang bangun jaringan? Adapun permasalahan yang akan dikaji secara khusus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang menggunakan media presentasi berbasis articulate storyline dengan siswa yang menggunakan media power point terhadap hasil belajar ranah psikomotor aspek menirukan? 2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang menggunakan media presentasi berbasis articulate storyline dengan siswa yang menggunakan media powerpoint terhadap hasil belajar ranah psikomotor aspek memanipulasi? 3. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang menggunakan media presentasi berbasis articulate storyline dengan siswa yang menggunakan media power point terhadap hasil belajar ranah psikomotor aspek pengalamiahan? D. Pembatasan Masalah Terdapat beberapa permasalahan yang mungkin data mempengaruhi penafsiran dari hasil penelitian ini. Oleh sebab itu penulis merasa perlu untuk mencantumkan beberapa batasan masalah terkait dengan penelitian ini, yaitu: 1. Penggunaan media Aritculate Storyline pada penelitian ini adalah untuk membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Rancang Bangun Jaringan di Sekolah Menengah Kejuruan; 2. Materi yang diberikan pada pembelajaran Rancang Bangun Jaringan di Sekolah Menengah Kejuruan ini adalah mengenai Jaringan Dasar dan Sistem Operasi;

9 3. Hasil Belajar dalam penelitian ini menginduk pada Taksonomi Bloom yaitu ranah psikomotor aspek menirukan (P1), memanipulasi (C2) dan pengalamiahan (P3). Pengolahan data dilakukan terhadap hasil dari skor pretest dan posttest dengan menggunakan instrument soal tes berbentuk tes performa untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar dan indeks prestasi sampel, serta perhitungan gain dari selisih skor pretest dan posttest untuk mengetahui pengaruh penggunaan Ariticulate Storyline dalam meningkatkan hasil belajar siswa. E. Tujuan Penelitian Secara umum tujuan dari aplikasi ini adalah untuk mengetahui penggunaan articulate storyline pada ranah psikomotor di Sekolah Menengah Kejuruan. Sedangkan secara khusus tujuan penelitian ini adalah untuk: 1. Mengetahui perbedaan hasil belajar antara siswa yang belajar menggunakan articulate storyline pada ranah psikomotor aspek menirukan. 2. Mengetahui perbedaan hasil belajar antara siswa yang belajar menggunakan articulate storyline pada ranah psikomotor aspek memanipulasi. 3. Mengetahui perbedaan hasil belajar antara siswa yang belajar menggunakan articulate storyline pada ranah psikomotor aspek pengalamiahan. F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan memberikan ilmu pengetahuan dan wawasan mengenai penerapan yang articulate storyline digunakan dalam upaya peningkatan hasil belajar peserta didik pada penerapan pembelajaran di kalangan siswa, dan juga diharapkan dapat dijadikan bahan kajian untuk selanjutnya didalam dunia pendidikan, khususnya pendidikan non-formal.

10 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan dapat memberikan wawasan dan pengetahuan bagi peneliti, sekolah, guru maupun peserta didik tersebut tentang metode pembelajaran e-learning. a. Bagi siswa, menumbuhkan minat dan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran sehingga meningkatkan hasil belajar yang diharapkan b. Bagi guru, mendorong terlaksananya proses pembelajaran aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan yang dapat mendukung tercapainya hasil belajar siswa yang baik. c. Bagi sekolah, meningkatan kemajuan kompetensi guru dan pendidikan dalam melakukan proses pembelajaran sehingga mampu mencapai tujuan pembelajaran sesuai kurikulum yang telah ditetapkan. d. Bagi jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, diharapkan dapat memberi masukkan kepada para pengembang media pembelajaran untuk ikut berpartisipasi dalam meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan media berbasis komputer. e. Bagi peneliti, dengan dilakukannya penelitian ini dapat memberi dan menambah wawasan keilmuan secara teoritis dan praktis tentang penggunaan articulate storyline f. Bagi peneliti selanjutnya, dengan dilakukannya penelitian ini dapat memberikan wacana tambahan bagi peneliti selanjutnya secara teoritis dan praktis tentang penggunaan articulate storyline dalam pencapaian komptensi dasar mata pelajaran rancang bangun jaringan di SMK Teknik Komputer dan Jaringan. G. Struktur Organisasi Penelitian Struktur penelitian berisi menganai rincian urutan penulisan dari setiap bab dan bagian bab dalam skripsi, dimulai dari Bab I sampai dengan Bab terakhir

11 yaitu Bab V. Adapun struktur penelitian skripsi ini mengikuti panduan pedoman karya tulis ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia yakni sebagai berikut: BAB I : Pendahuluan, bab ini meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian dan struktur organisasi penelitian. BAB II : Kajian Pustaka, bab ini berisi mengenai landasan teoritis mengenai media pembelajaran, hasil belajar dan software articulact storylinc. Selain itu terdapat pula hipotesis dan asumsi penelitian. Bab ini memiliki peran yang sangat penting dan berfungsi sebagai pedoman dalam menyusun pertanyaan penelitian. BAB III : Metode Penelitian, bab ini terdiri dari lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan, dalam bab ini berisi mengenai pengolahan atau analisis data dan pembahasan atau analisis temuan yang berkaitan dengan masalah penelitian. BAB V : Simpulan dan Saran, bab ini menyajikan tentang penafsiran dan pemaknaan penelitian terhadap analisis temuan penelitian serta penyajian saran yang berupa rekomendasi untuk penelitian selanjutnya.