BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengangguran merupakan masalah ketenagakerjaan yang sering dihadapi oleh setiap negara, khususnya negara berkembang seperti Indonesia. Masalah pengangguran ini memang selalu menjadi suatu persoalan yang perlu dipecahkan dalam perekonomian Negara Indonesia. Jumlah penduduk yang bertambah semakin besar setiap tahunnya membawa akibat bertambahnya jumlah angkatan kerja. Tingginya tingkat pengangguran dalam suatu Negara dapat membawa dampak negatif terhadap perekonomian Negara tersebut. Menurut BPS pada sensus 2010 pegangguran didefinisikan sebagai orang yang masuk dalam angkata kerja (15-64 tahun) yang sedang mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya. Pengangguran terjadi karena pertumbuhan angkatan tenaga kerja lebih tinggi dari pertumbuhan lapangan pekerjaan yang ada. Pengangguran merupakan salah satu indikator penting di bidang ketenagakerjaan, dimana tingkat pengangguran dapat mengukur sejauh mana angkatan kerja mampu diserap oleh lapangan kerja yang ada. Pengagguran yang tinggi dapat menjadi sumber utama kemiskinan, dapat memicu kriminalitas yang tinggi serta dapat menghambat pembangunan dalam jangka panjang (Artriyan, 2013). Pembangunan ekonomi pada hakekatnya adalah serangkaian usaha kebijaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat memperluas kesempatan kerja dan mengarahkan pembagian pendapatan secara 1
2 merata sehingga menurut Keynes dikatakan situasi makro suatu pembangunan ekonomi ditentukan oleh apa yang terjadi dengan permintaan agregat masyarakat. Dalam pembangunan ekonomi Indonesia kesempatan kerja masih menjadi masalah utama. Hal ini timbul karena adanya kesenjangan atau ketimpangan dalam mendapatkannya. Pokok dari permasalahan ini bermula dari kesenjangan antara pertumbuhan jumlah angkatan kerja di satu pihak dan kemajuan berbagai sektor perekonomian dalam menyerap tenaga kerja di pihak lain (Kurniawan, 2013). Provinsi Kalimantan Timur, pada periode lima tahun terakhir angka pengangguran mengalami penurunan dari tahun 2011 hingga tahun 2015. Namun di lain sisi, tingkat pengangguran di provinsi Kalimantan Timur masih terbilang cukup tinggi karena angka tingkat penganggurannya masih berada di atas standart penganguran nasional yaitu sebesar 5 persen dan tingkat pengangguran Kalimantan Timur tersebut merupakan angka pengangguran tertinggi di pulau Kalimantan pada tahun 2011 sampai 2015. Tingginya tingkat pengangguran di provinsi Kalimantan Timur ini disebabkan oleh tingginya laju pertumbuhan penduduk di provinsi Kalimantan Timur, bahkan laju pertumbuhan penduduk Kalimantan Timur merupakan tertinggi di pulau Kalimantan. Oleh karena itu perlu dilakukan langkah yang sistematis untuk mengurangi tingkat pengangguran. Pertumbuhan ekonomi memiliki peran penting dalam mengurangi jumlah pengangguran. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi akan berdampak pada penyerapan tenaga kerja yang artinya dapat mengurangi jumlah pengangguran. Sebaliknya jika pertumbuhan ekonomi turun maka pengangguran akan meningkat.
3 Pertumbuhan ekonomi ini dihitung berdasarkan perubahan jumlah Produk Domestik Regional Bruto. Nilai Produk Domestik Regional Bruto di provinsi Kalimantan Timur terjadi kenaikan terus menerus mulai tahun 2011 sampai 2014 masing-masing sebesar 445.264.422 triliun pada tahun 2011, 469.646,252 triliun pada tahun 2012, 482.442.066 triliun pada tahun 2013 dan 492.177.608 triliun pada tahun 2014, kemudian mengalami penurunan pada tahun 2015 yaitu menjadi sebesar 442.398.561 triliun. Selain itu, Tingkat upah juga diduga mempunyai pengaruh yang cukup kuat terhadap tingkat pengangguran. Menurut Sholeh (2007, dalam Albarqi 2016) menyatakan bahwa upah minimum adalah sebuah kontroversi, bahwa upah minimum diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pekerja agar sampai pada tingkat pendapatan living wage, yang berarti bahwa orang yang bekerja akan mendapatkan pendapatan yang layak untuk hidupnya. Upah minimum dapat mencegah pekerja dalam pasar monopsoni dari eksploitasi tenaga kerja terutama yang low skilled. Upah minimum dapat meningkatkan produktifitas tenaga kerja dan mengurangi konsekuensi pengangguran seperti yang diperkirakan teori ekonomi konvensional. Kondisi upah di kabupaten/kota provinsi Kalimantan Timur dari tahun 2011 sampai 2015 mengalami kenaika terus menerus seiring dengan Kebutuhan Hidup Layak (KHL) tiap tahunnya. Investasi juga memiliki peran penting dalam perubahan jumlah pengangguran. Dimana besarnya nilai investasi akan menentukan besarnya permintaan tenaga kerja. Secara teoritis, semakin besar nilai investasi yang dilakukan maka semakin besar pula tambahan penggunaan tenaga kerja
4 (Suparmoko, 1994). Investasi merupakan input suatu kegiatan ekonomi yang nantinya akan mempengaruhi jumlah penyerapan tenaga kerja. Investasi yang semakin tinggi maka akan semakin besar mempengaruhi rendahnya pengangguran. Sebaliknya jika jumlah investasi menurun maka tingkat pengagguran akan meningkat. Selain mempengaruhi jumlah pengagguran, investasi juga berperan dalam peningkatan laju pertumbuhan ekonomi (Artriyan, 2013). Kondisi investasi di provinsi Kalimantan Timur tiap tahunnya mengalami fluktuatif. Pada tahun 2011 nilai investasi yaitu sebesar 26.880.263,6 juta. Pada tahun 2012 nilai investasi menjadi 9.057.477 juta, kemudian naik menjadi 19.504.263 juta pada tahun 2013. Pada tahun 2014 dan 2015 nilai investasi mengalami penurunan yaitu sebesar 12.162.494 juta pada tahun 2014 lalu sebesar 9.611.313 juta pada tahun 2015. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik ingin melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengangguran di Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Timur B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah produk domestik regional bruto, investasi dan upah minimum kabupaten/kota berpengaruh terhadap pengangguran di Kalimantan Timur?
5 C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh produk domestik regional bruto, investasi, dan upah minimum kab/kota terhadap pengangguran di Kalimantan Timur. D. Batasan Masalah Adapun batasan masalah yang digunakan untuk memfokuskan agar permasalahan tidak meluas maka penelitian ini dibatasi pada jumlah pengangguran yang dipengaruhi oleh produk domestik regional bruto di Kalimantan Timur tahun 2011 sampai 2015, nilai investasi di Kalimantan Timur pada tahun 2011 sampai 2015, dan Upah minimum di Kalimantan Timur pada tahun 2011 sampai 2015. E. Manfaat Penelitian Diharapkan dari penelitian yang akan dilakukan memiliki manfaat sebagai berikut: 1. Bagi penulis, penelitian ini merupakan tambahan wawasan bidang ekonomi, sehingga penulis dapat mengembangkan ilmu yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan, Universitas Muhammadiyah Malang. 2. Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi dan bahan kajian tentang gambaran/informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengangguran terbuka di Kalimantan Timur sehingga pemerintah
6 daerah dapat menggunakannya sebagai referensi dalam pembuatan kebijakan dalam mengurangi pengangguran sehingga dapat menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. 3. Bagi peneliti lain diharapkan dapat memberikan informasi atau referensi terkait dengan penelitian ini.