BAB I PENDAHULUAN. preventif, kuratif dan rehabilitatif bagi seluruh lapisan masyarakat, seringkali

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang dipakai, produk yang dipakai sifatnya tidak berwujud (Intangible)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. juga untuk keluarga pasien dan masyarakat umum. (1) Era globalisasi yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan primer yang dimiliki oleh setiap

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang

BAB I PENDAHULUAN. baik yang bersifat bedah maupun non bedah.(aditama,2002:6) sesuai dengan wewenang, tanggung jawab dan kode etik profesi keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang diselenggarakan

EFISIENSI RUMAH SAKIT DI SUKOHARJO DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

BAB 1 : PENDAHULUAN. penunjang medis dan melaksanakan pelayanan administratif. Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok orang yang bekerjasama untuk mencapai suatutujuan organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan instansi penyedia layanan kesehatan untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan yang lambat proses pelayananya. kepada pelanggan maka semakin besar pula waktu kerja yang harus disediakan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kemantapan, kemapanan, kesejahteraan, dan kepuasan. Bekerja bukan hanya

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan termasuk pelayanan keperawatan. Oleh karena itu, citra seorang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. PERMENKES RI Nomor: 159b/Menkes/Per/II/1988 disebutkan bahwa setiap

BAB 1 : PENDAHULUAN. sangat ditentukan oleh perilaku, sikap, motivasi, semangat, disiplin kepuasan kerja

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang

BAB I PENDAHULUAN. profesionalisme staf rumah sakit (Hasibuan, 2002). Sebuah RS. pencegahan, penyembuhan dan pemulihan bagi pelanggan (pasien dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana salah satu upaya yang dilakukan oleh rumah sakit adalah mendukung rujukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang

LAPORAN SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT RS JIWA PROF. Dr. SOEROJO MAGELANG TAHUN 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. pentingnya kesehatan sebagai hak azasi manusia. Sehat merupakan kebutuhan dasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan perorangan meliputi pelayanan, promotif, preventif, kuratif, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk Usaha, Bidang Usaha, dan Perkembangan Usaha. Klinik Bhakti Mulya Tangerang merupakan salah satu perusahaan bidang

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI INTRINSIK DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan bagian integral dari seluruh sistem pelayanan kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Dep Kes RI (2008), rumah sakit adalah sarana kesehatan

prasarana, sumberdaya manusia, kefarmasian, dan peralatan. (2)

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit mampu melaksanakan fungsi yang profesional baik dibidang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PESERTA JAMKESMAS DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya, dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan penelitian serta mencakup berbagai tindakan maupun disiplin medis.

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu rumah sakit dalam menjalankan fungsinya ditandai. sumber daya manusia.(depkes,2002).

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan sasaran penting dalam

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan bermutu serta berorientasi pada kepuasan pasien. (2)

BAB 1 PENDAHULUAN. hambatan dikarenakan tidak adanya batasan antar negara. dasarnya memiliki tujuan yang sama yakni memperoleh laba (Profit oriented),

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit dalam menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan rawat jalan, rawat

BAB I PENDAHULUAN. dan gawat darurat (Undang - Undang No 44 tahun 2009). Rumah sakit didirikan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang profit maupun yang non profit, mempunyai tujuan yang ingin dicapai melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya mutu pelayanan dengan berbagai kosekuensinya. Hal ini juga yang harus dihadapi

BAB 1 : PENDAHULUAN (1, 2)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit merupakan institusi pelayanan yang sangat komplek, padat

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. medis lainnya. Sedangkan menurut American Hospital Assosiation rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan. 1

BAB I PENDAHULUAN. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya

BAB I PENDAHULUAN. menyeluruh/integral dari organisasi sosial dan medis. Rumah sakit berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Rumah Sakit sebagai tempat layanan kesehatan publik makin dituntut

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Setiap orang melakukan berbagai cara untuk memperoleh kesehatan

STRES KERJA PADA PERAWAT UNIT GAWAT DARURAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, merupakan kegiatan yang padat moral serta padat karya

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melalui upaya peningkatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),

LAPORAN. RS JIWA PROF. Dr. SOEROJO MAGELANG

BAB III GAMBARAN UMUM RS PKU MUHAMMADIYAH TEMANGGUNG

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Peran utama pemerintah terhadap rakyat adalah memberikan. pelayanan dalam rangka memenuhi kebutuhan yang diinginkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan rumah sakit yang didorong oleh permintaan. pelanggan menyebabkan layanan rumah sakit tidak hanya memperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah bagian integral dari keseluruhan sistem pelayanan

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Dalam rangka penulisan skripsi di Perguruan Tinggi Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan telah terjadi beberapa perubahan mendasar. Pada awal

BAB 1 PE DAHULUA. Universitas Indonesia. Analisis hubungan bauran..., Tri Yuliana, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan tersebut adalah pelayanan kesehatan di rumah sakit. Menurut Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kesehatan, kegiatan. pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Perawat merupakan Sumber Daya

BAB I PENDAHULUAN. manusia (human resources management/ HRM) menghubungkan antara

Administrasi dan Kebijakan Upaya Kesehatan Perorangan. Amal Sjaaf Dep. Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, FKM UI

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung terhadap sistem pendidikan dan pelayanan kepada masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Hasibuan (2003), sumber daya manusia adalah. Pelaku dan sifatnya dilakukan oleh keturunan dan lingkungannya, sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. layanan kesehatan tingkat primer. Puskesmas mempunyai peran yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah

BAB I PENDAHULUAN. dan kebutuhan pelayanan kesehatan secara maksimal dan global (Yani 2001

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Friedrich Ebert Stiftung ( Paham JKN Jaminan Kesehatan

LAPORAN. RS JIWA PROF. Dr. SOEROJO MAGELANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan upaya individu dalam menjaga dan. mempertahankan individu untuk tetap berinteraksi dengan orang lain dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan faktor fundamental yang harus dibangun. atas pelayanan kesehatan. Rumah sakit adalah bagian yang amat penting

BAB 1 PENDAHULUAN. mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu bentuk organisasi pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan yang komprehensif mencakup aspek promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif bagi seluruh lapisan masyarakat, seringkali mengalami permasalahan yang menyangkut ketidakpuasan masyarakat terhadap mutu pelayanan Rumah Sakit yang dianggap kurang memadahi atau memuaskan. Salah satu tantangan terbesar dalam pelayanan di rumah sakit adalah terpenuhinya harapan masyarakat akan mutu Rumah Sakit. Upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan tidak bisa lepas dari upaya peningkatan mutu keperawatan. Oleh sebab itu perawat sebagai tim pelayanan kesehatan yang terbesar dituntut untuk meningkatan mutu pelayanan keperawatan. Mutu rumah sakit ditinjau dari sisi keperawatan meliputi aspek jumlah dan kemampuan tenaga profesional, motivasi kerja, dana, sarana, perlengkapan penunjang, manajemen rumah sakit yang perlu disempurnakan dan disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tingkah laku yang mempengaruhi tenaga kerja untuk kepentingan produktivitas dan efisiensi perlu mendapat perhatian, seperti keterangan yang menggambarkan jumlah hari kerja yang hilang karena sakit, kecelakaan industri, kepuasan kerja, motivasi kerja dari tenaga kerja mempengaruhi kontribusi kapasitas dari tenaga kerja. Motivasi penting karena diharapkan dengan motivasi setiap tenaga kerja mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai produktivitas kerja tinggi. 1

Rumah Sakit Mata JEC@Kedoya merupakan Rumah Sakit swasta yang memberikan pelayanan khusus di bidang kesehatan mata. Sebagai Rumah Sakit Kelas A Rumah Sakit Mata JEC@Kedoya memberikan pelayanan yang optimal sesuai standar antara lain pelayanan rawat jalan, rawat inap, kamar bedah, emergensi dan layanan penunjang medik lainnya seperti Laboratorium, Farmasi dan optik, serta pelayanan keperawatan. Tenaga perawat tentunya menjadi salah satu sumber daya manusia yang utama di Rumah Sakit Mata JEC@Kedoya, mereka bekerja meberikan pelayanan di rawat jalan, rawat inap, kamar bedah dan layanan gawat darurat. Pelayanan keperawatan sebagai salah satu bentuk pelayanan profesional, merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari upaya pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Hal ini yakni sebagai salah satu faktor penentu baik buruknya mutu dan citra Rumah Sakit. Perkembangan zaman saat ini membuat masyarakat menjadi lebih aktif dalam mencari informasi tentang kesehatan. Kebutuhan akan kesehatan mempengaruhi masyarakat memilih sarana kesehatan dimana masyarakat menginginkan pelayanan yang terbaik untuk dirinya. Salah satunya dengan memeriksakan dirinya ke rumah sakit (Gultom, 2008). Tugas dan tanggung jawab yang dijalankan perawat ini tidaklah mudah. Di satu sisi, perawat bertanggung jawab terhadap tugas fisik, administratif dari instansi tempat bekerja, menghadapi kecemasan, keluhan dan mekanisme pertahanan diri pasien yang muncul akibat sakit, ketegangan, dan kejenuhan dalam menghadapi pasien dengan kondisi pasien yang menderita penyakit kritis atau terminal. Di sisi lain, perawat harus selalu dituntut untuk selalu tampil sebagai pribadi yang baik dihadapan pasiennya (Danang, 2009). 2

Dalam pelayanan Rumah Sakit Mata JEC@Kedoya juga mengutamakan kualitas pelayanan dan selalu berupaya untuk meningkatkan mutu pelayanan, melalui pemenuhan standar-standar sesuai Akredtiasi Rumah sakit baik Nasional maupun internasional, juga peningkatan layanan melalui service excelent yang harus dilaksanakan oleh semua staf di Rumah Sakit termasuk perawat. Sehingga perawat dituntut tidak hanya bekerja sesuai prosedur yang ada tapi juga harus mengaplikasikan service excelent kepada pelanggan dari sikap, perilaku dan penampilan. Sistem kerja yang tidak dirancang dengan baik dapat menyebabkan timbulnya keluhan perawat, beban kerja yang berat, tidak efektif dan tidak efisien yang dapat mengakibatkan timbulnya ketidak puasan dalam bekerja sehingga produktivitas kerja/kinerja perawat baik kuantitas maupun kualitas akan sangat mengganggu kualitas asuhan keperawatan yang diberikan. Salah satu alat ukur untuk menentukan apakah perusahaan/organisasi memiliki kinerja yang baik adalah tercapai atau tidaknya sasaran yang telah ditetapkan perusahaan/organisasi tersebut. Pencapaian sasaran tersebut sangat didukung oleh kinerja dari sumber daya manusia yang ada. Jika sumber daya manusianya baik maka diharapkan kinerja perusahaan/organisasi pun akan baik pula. Ketidak puasan yang disebabkan karena masalah pembayaran atau masalah lingkungan kerja dan sebagainya, akan mengakibatkan karyawan bereaksi dengan berbagai cara, anatara lain bisa dengan menurunkan kinerjanya, mogok, atau menyampaikan keluhannya secara terbuka. Ada juga yang pindah untuk mencari pekerjaan lain yang gajinya lebih tinggi. Ada juga yang protesnya dengan 3

mengeluh terus yang dapat mengakibatkan ia sering ke rumah sakit atau stres, sering absen, dan akhirnya keluar. Kinerja merupakan keluaran yang dihasilkan oleh fungsi fungsi atau indikator indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi dalam waktu tertentu. Kinerja penting untuk dilakukan penilaian karena dapat mengevaluasi suatu pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang apakah telah sesuai dengan yang seharusnya. Salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja adalah motivasi yang dimiliki oleh seseorang. Motivasi diartikan sebagai kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan atu mekanisme psikologis yang mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai prestasi tertentu sesuai dengan apa yang dikehendakinya. Motivasi seseorang bersifat fluktuatif, pada saat atau sistuasi tertentu motivasinya tinggi, sedangkan pada saat atau situasi lain motivasinya rendah. Motivasi yang ada pada diri seseorang merupakan pendorong yang akan mewujudkan suatu perilaku guna mencapai tujuan kepuasan dirinya. Beberapa penelitian sebelumnya sudah dilakukan untuk mengetahui hubungan motivasi kerja dengan kinerja perawat di rumah sakit. Penelitian Martuah di Rumah sakit Awal Bros Tangerang tahun 2013 dilatar belakangi oleh keluar masuknya perawat sangat tinggi, tidak disiplin kerja, kurang bertanggung jawab dalam bekerja. Dan hasil penelitiannya menunjukan ada hubungan antara motivasi kerja dengan kinerja perawat dimana perawat yg memiliki motivasi kerja rendah dan kinerja kurang baik 20,442 kali lebih besar dibandingkan dengan motivasi kerja tinggi. Penelitian oleh Eva (2015) tentang hubungan antara motivasi kerja dengan tingkat kinerja perawat di Ruang Unit Kegawat Daruratan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta didapatkan hasil perawat dengan 4

motivasi baik 77,8% dan perawat dengan kinerja baik 83,3% adanya hubungan yang signifikan (0,025) antara motivasi kerja dengan tingkat kinerja perawat. Menurut UU No. 44 Tahun 2009 pasal 20, rumah sakit berdasarkan pengelolaannya dibagi menjadi rumah sakit publik dan rumah sakit privat. Rumah sakit publik adalah rumah sakit yang dikelola oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan badan hukum yang bersifat nirlaba yaitu Badan Layanan Umum (BLU), hal ini artinya rumah sakit publik tidak bertujuan untuk mencari laba atau keuntungan. Sementara itu rumah sakit privat adalah rumah sakit yang dikelola oleh badan hukum dengan tujuan profit yang berbetuk perseroan terbatas atau persero. Sebagai rumah sakit swasta yang berada dibawah naungan Perseroan Terbatas (PT), Rumah Sakit Mata JEC@Kedoya juga harus melakukan kegiatan secara efektif dan efisien. Salah satu bentuk efisiensi yang dilakukan adalah optimalisasi sumber daya yang ada tanpa harus melakukan rekrutmen baru, serta menekan biaya lemburan. Hal ini berdampak kepada beban kerja perawat semakin meningkat sementara jumlah tenaga yang seharusnya belum terpenuhi, belum lagi ditambah dengan kondisi ada perawat yang sakit, ijin dan cuti melahirkan. Dari hasil analisa beban kerja dibagian rawat jalan, kebutuhan tenaga perawat adalah 25 orang dan saat ini jumlah perawat yang ada hanya 19 orang, sementara dibagian kamar bedah jumlah kebutuhan tenaga perawat dari hasil analisa beban kerja adalah 20 orang, saat ini hanya ada 18 orang perawat. Berdasarkan laporan keterlambatan perawat pada bulan Januari sampai dengan September 2016 adalah 25% dengan rata-rata keterlambatan perawat dalam 1 bulan adalah 3 kali. Sesuai kebijakan Rumah sakit staf yang terlambat lebih dari 3 5

kali dalam 1 bulan akan mendapat surat teguran dari Manajemen. Terdapat 2 orang perawat mendapat surat teguran karena, staf yang terlambat lebih dari 4 kali dalam 1 bulan. Dari laporan internal rawat jalan periode januari-oktober 2016 terdapat 5 orang perawat mendapat teguran tertulis dari Kepala Departemen rawat jalan, terkait, keterlambatan, kesalahan prosedur kerja dan lalai dalam tanggung jawab. Dari data Departemen HR, pada tahun 2016 terdapat 4 orang perawat yang mendapat penundaan kenaikan golongan karena mendapatkan Surat Peringatan ke 1 (SP1), 2 diantaranya adalah karena kesalahan dalam prosedur kerja. Dari 41 total komplain pasien, 7 (diantaranya terkait komplain terhadap petugas asisten Dokter dengan masalah yang berbeda antara lain pelayanan, kurang informasi, dan lain sebagainya. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah yang dapat di identifikasi sebagai berikut : 1) Dalam melakukan pekerjaan selain mengikuti prosedur kerja, perawat dituntut untuk memberikan service excelent baik sikap, prilaku dan penampilan dalam berbagai kondisi 2) Beban kerja perawat meningkat terkait optimalisasi sumber daya yang ada 3) Angka keterlambatan perawat masih tinggi 4) Pelaksanaan hak cuti tahunan karyawan belum maksimal 5) Jumlah pengisian ceklist harian yang tidak lengkap masih tinggi berdasarkan hasil audit internal 6

1.3 Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah, maka penelitian ini dibatasi pada hubungan motivasi kerja dengan kinerja perawat 1.4 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan, yaitu Apakah ada hubungan motivasi kerja dengan kinerja perawat di RS Mata JEC@Kedoya 1.5 Tujuan Penelitian 1.5.1 Tujuan Umum Mengetahui hubungan antara motivasi kerja dengan kinerja perawat di Rumah Sakit JEC@Kedoya Tahun 2017 1.5.2 Tujuan Khusus 1) Mengetahui gambaran karakteristik perawat yang bertugas di di Rumah Sakit JEC@Kedoya 2) Mengetahui gambaran motivasi kerja perawat yang bertugas di Rumah Sakit JEC@Kedoya 3) Mengetahui gambaran kinerja perawat yang bertugas di Rumah Sakit JEC@Kedoya 4) Menganalisa hubungan antara motivasi dengan kinerja perawat di Rumah Sakit JEC@Kedoya 7

1.6 Manfaat Penelitian 1.6.1 Bagi Peneliti 1. Meningkatkan pengetahuan yang mendalam tentang Motivasi dan kinerja 2. Mengaplikasikan teori-teori yang diperoleh di bangku kuliah terhadap permasalahan kesehatan yang ada di tempat kerja 1.6.2 Bagi Rumah Sakit Memberikan masukan dan sumber informasi bagi pengelola Rumah Sakit sebagai dasar strategi dalam peningkatan motivasi kerja perawat di Rumah Sakit Mata JEC@Kedoya 1.6.3 Bagi FIKES Universitas Esa Unggul 1. Dapat digunakan sebagai bahan penelitian lebih lanjut 2. Menambah serta dapat dijadikan daftar pustaka/literatur perpustakaan yang bermanfaat bagi pembaca. 8