BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan Madrasah di Sumatera Barat di mulai awal abad ke- 20 yang merupakan tempat awal tumbuh dan berkembangnya pergerakan pembaharuan pemikiran Islam di Indonesia, kemudian pembaharuan tersebut tersebar keseluruh Indonesia. 1 Sebelum berdirinya madrasah lembaga pendidikan Islam tradisional sudah ada, seperti surau di Minang Kabau atau pesantren di Jawa, yang mengajarkan masalah-masalah keagamaan seperti di madrasah diajarkan ilmu astronomi, ilmu sejarah dan ilmu-ilmu lainnya. Tingkat pendidikan dasar (Ibtidayah), menengah (Tsanawiyah) dan menengah atas (Aliyah). Berdirinya Madrasah tidak dapat dipisahkan tatanan umat. Karena madrasah sebagai lembaga pendidikan yang selalu menjaga hubungan yang harmonis dengan masyarakat sekitarnya. Sehingga keberadaan madrasah di tengah-tengah masyarakat tidak menjadi asing. Segala aktivitas madrasah mendapat dukungan dan inpirasi penuh dari masyarakat sekitarnya. Masyarakat sendiri dapat memberi penilaian dengan hadirnya madrasah yang bernuansa Islam yang bernilai positif dan harus dikembangkan. Agama Islam juga mengajarkan ummatnya untuk belajar dari masa lalu, dalam Al-Qur an Surat Yusuf 12 ayat 111 : Allah Berfirman: Hal : 37. 1 Diar Noer, Gerakan Modrn Islam Di Indonesia. (1900-1972 Jakarta: LP3ES. 1982). 1
2 ( يو سؤ : )111 Artinya: Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Pada ayat di atas, Allah SWT menyebutkan bahwanya berita para Rasul beserta ummatnya, dan bagaimana Allah menyelamatkan orang-orang beriman, serta menghancurkan orang-orang kafir, terdapat sebuah pelajaran berharga bagi orang-orang yang menggunakan akalnya. Dengan kata lain pada kisah-kisah mereka terdapat pelajaran bagi orang-orang yang berakal. 2 Perkembangan pendidikan di Indonesia, dapat dilihat dari masa kolonial Belanda hingga Republik Indonesia. Orang Belanda memberikan pendidikan kepada orang Indonesia bertujuan untuk memperoleh tenaga kerja yang murah. Sementara orang Indonesia pendidikan itu bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. 3 Pendidikan itu sendiri dalam arti luas adalah segala pengalaman belajar yang dilalui peserta didik dengan segala lingkungan dan sepanjang hayat, pendidikan juga segala usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, sekolah, masyarakat dan pemerintah melalui lembaga pendidikan formal ataupun non formal. 4 Mahmud Yunus menyebut tahun 1900 M sebagai era pembatas antara masa sebelum pendidikan Islam dan sesudahnya. Sebelum tahun 1900 M, pendidikan Islam berlangsung secara tradisional dalam bentuk pendidikan h. 116 2 Syikh Asy-Syan Qthi. Tafsir Adhwa ul Bayan, (Jakarta Selatan: Pustaka Azzam. 2007) 3 Hendrayana. Sejarah1, (Jakarta : Departemen Pendidikan. 2009). H. 202 4 Ditpekapontren. Pola Pengembangan Pondok Pesantren, (Jakarta: Dirjen Kelembagaan Agama Islam, 2003), h.1
3 surau dan pesantren. Materi pelajaran murni diniyah, metode mengajar bersifat individual, ceramah, dan hafalan, belum menggunakan meja, kursi, papan tulis, dan ruang kelas. Perubahan mulai terjadi di awal abad 20 yang ditandai dengan munculnya lembaga-lembaga pendidikan Islam modern berupa madrasah dan sekolah umum berciri khas Islam. 5 Pertumbuhan madrasah sekaligus menunjukan adanya pola respon umat Islam yang lebih progresif, tidak semata-mata defensif terhadap perkembangan pendidikan Hindia Belanda. Madrasah sebagai lembaga penyelenggara pendidikan diakui oleh negara secara formal pada tahun 1950. Undang- Undang No. 4 1950 tentang Dasar-Dasar Pendidikan dan Pengajaran di sekolah pada pasal 10 disebutkan Belajar di sekolah agama yang telah mendapat pengakuan Kementerian Agama sudah dianggap memenuhi kewajiban belajar. Dengan berbagai variasi, sesuai dengan basis pendukungnya madrasah tumbuh diberbagai lokasi dalam jumlah dari waktu kewaktu semakin banyak dan semakin berkembang. 6 Kemunculan dan perkembangan madrasah tidak bisa dilepaskan dari gerakan pembaharuan Islam dan kemudian dikembangkan oleh organisasiorganisasi Islam baik di Jawa, Sumatera maupun Kalimantan. Karena itu di pandang sebagai aspek strategis dalam membentuk pandangan ke Islaman masyarakat. Dalam kenyataannya, pendidikan yang terlalu berorinetasi pada ilmu-ilmu agama. Sebagaimana di ajarkan dalam pendidikan di masjid, surau 5 Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta, Hidakarya Agung, 1996), h. 65. 6 Andra Usmanedi, Sejarah Perkembangan Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsn) Durian Taruang, Skripsi (Padang: Fak. Tarbiyah IAIN Imam Bonjol, 2012), h.4, t.d
4 dan pesantren. Pandangan ke Islaman kurang memberikan perhatian kepada masalah-masalah sosial, politik, ekonomi dan budaya. Sekian banyak madrasah yang mengalami perkembangan, salah satunya adalah Madrasah Aliyah Negeri Palangki yang terletak di Jorong Pantai Cermin, Kecamatan IV Nagari, Kabupaten Sijunjung Sumatera Barat. Madrasah ini berdiri pada tahun 1965, yang mana Madrasah ini berawal dari Madrasah Aliyah Swasta ( MAS) dan kemudian setelah itu berubah menjadi Madrasah Aliyah Agama Islam Negeri (MAAIN) pada tahun 1968, setelah itu berubah menjadi Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Palangki. Madrasah ini berkembang pesat pada tahun 1982. 7 Dari perkembangan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Palangki menunjukan adanya nilai-nilai sejarah yang perlu diungkapkan yaitu sejarah dunia pendidikan tidak akan berkembang, karena dengan sejarah akan diperoleh sisi kelebihan dan kelemahan sehingga menjadi bahan utama untuk mengembangkan dan memajukan pendidikan Islam. Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Palangki Kecamatan IV Nagari merupakan sebuah lembaga pendidikan agama yang cukup berperan mewujudkan kecerdasan bangsa terutama di daerah Kecamatan IV Nagari. Sekarang MAN Palangki ini berkembang dengan baik walaupun MAN ini merupakan Madrasah Aliyah Negeri satu-satunya yang ada di Kecamatan IV Nagari, MAN ini bisa sejajar dan bersaing dengan sekolah menengah lain yang setingkat MAN yang berada di Kabupaten Sijunjung sehingga MAN Palangki ini 7 Profil MAN Palangki.
5 merupakan salah satu lembaga pendidikan formal terfaforit di Palangki. buktinya masyarakat palangki lebih memilih menyekolahkan anaknya di MAN Palangki dengan alasan anaknya harus memiliki dasar agama terlebih dahulu dan setelah nanti lulus dari MAN Palangki terserah nantinya mau meneruskan kuliahnya yang lebih tinggi yang penting dasar agamanya sudah ada, MAN Palangki dari tahun ketahun ajaran baru siswanya tetap bertambah. Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Palangki adalah sebuah lembaga pendidikan Islam yang menyelenggarakan pendidikan serta bimbingan dengan mengintegrasikan ilmu pengetahuan agama dengan ilmu pengetahuan umum secara terpadu. Bertitik tolak dari masalah Madrasah Aliyah yang bisa sejajar dan bersaing dengan SMA sederajat yang ada di Kabupaten Sijunjung yang dipaparkan di atas, maka timbullah pertanyaan bagi penulis apa yang menyebabkan MAN Palangki bisa sejajar dan bersaing dengan sekolah menengah. Untuk menjawab pertanyaan itu perlu dilakukan penelitian yang mendalam, yang hasilnya akan ditulis dalam bentuk karya ilmiah (Skripsi) dengan judul Perkembangan Madrasah Aliyah Negeri Palangki Nagari Palangki Kabupaten Sijunjung ( 1982-2016) B. Batasan Masalah dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah Mengingat luasnya ruang lingkup penulisan ini maka penulis membatasi permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut:
6 a. Batasan Temporal (Waktu). Batasan temporal adalah kawasan yang memberi penekanan pada rentang waktu kejadian peristiwa. penelitian ini dimulai pada tahun 1982 yang merupakan tahun Madrasah Aliyah Palangki yang awalnya swasta dan berubah ke MAN Palangki pada tahun 2016 yang merupakan tahun akhir penelitian. b. Batasan Tematis (Aspek). Batasan Tematis adalah kawasan yang penekanannya pada aspek tema yang menjadi titik penelitian. Mengingat luasnya pembahasan tentang Madrasah Aliyah Negeri Palangki, maka aspek penelitian ini dibatasi pada perkembangan (peserta didik, tenaga pendidik, sarana dan prasarana, kurikulum, serta prestasi yang di peroleh) dibagi dalam beberapa periode yaitu: 1) Periode kepemimpinan Drs. Ramli. D (1982-1993). 2) Periode kepemimpinan Drs. M. Yasir (1993-1997). 3) Periode kepemimpinan Drs. M. Saleh. R (1997-2004). 4) Periode kepemimpinan Sarjono, S. Ag (2004-2006). 5) Periode kepemimpinan Drs. H. Syamsul Arifin (2006-2014). 6) Periode kepemimpinan Rudianto, S.Pd. M.Pd (2014-2016). 2. Rumusan Masalah Untuk lebih terarah dan tidak rancunya penelitian ini, maka dirumuskanlah penelitian ini dalam bentuk pertanyaan, yaitu:
7 a. Bagaimana sejarah berdirinya Madrasah Aliyah Negeri Palangki Kabupaten Sijunjung? b. Bagaimana periodesasi kepemimpinan dan proses perkembangan Madrasah Aliyah Negeri Palangki semenjak Tahun 1982-2016? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian adalah a. Untuk mengetahui bagaimana sejarah berdirinya Madrasah Aliyah Negeri Palangki Kabupaten Sijunjung. b. Untuk mengetahui bagaimana periodesasi kepemimpinan dan proses perkembangan Madrasah Aliyah Negeri Palangki semenjak tahun 1982 sampai tahun 2016. 2. Kegunaan Penelitian. a. Untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan tentang perkembangan madrasah khususnya di Sumatera Barat. b. Sebagai bahan masukan bagi Madrasah Aliyah Negeri dalam melaksanakan dan mengelola lembaga pendidikannya dimasa yang akan datang. c. Untuk memberikan masalah kepada penulis D. Penjelasan Judul
8 Untuk menghindari kesalahpahaman tentang judul penelitian ini, maka penulis akan menjelaskan beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut : Perkembangan : Berasal dari kata kembang yang artinya bertambah banyak. 8 yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tumbuh dan berkembangnya atau bertambah besar sehingga segala aktivitasnya dikenal dan diminati oleh masyarakat luas sebagai tempat pendidikan baik dari segi visi, misi, kurikulum guru, murid, serta sarana prasarana. Madrasah : Berasal dari bahasa Arab yang artinya adalah tempat belajar, madrasah dalam bahasa Indonesia adalah sekolah lebih dikhususkan lagi sekolahsekolah agama Islam. 9 Yang dimaksud dengan madrasah dalam penelitian ini adalah suatu lembaga yang mengajarkan ilmu-ilmu ke Islaman. Palangki : Palangki merupakan salah satu nagari yang ada di Jorong Pantai Cermin Kecamatan IV Nagari Kabupaten Sijunjung, Propinsi Sumatera Barat. 8 http:// id.wikipedia.org /wiki/perkembangan Madrasah 9 Nasution, Harun. Madrasah, Ensikolopedi Islam. ( Jakarta:CV Anda Utama. 1993). Hal: 34
9 Jadi maksud penulis berdasarkan judul ini, yaitu untuk menjelaskan bagaimana perkembangan Madrasah Aliyah Negeri Palangki Kecamatan IV Nagari Kabupaten Sijunjung E. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah dalam penulisan karya ilmiah ini maka penulis membuat sistematika penulisan sebagai berikut: BAB 1. Berisikan pendahuluan yang terbagi menjdi sub-sub bagian yaitu: latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, penjelasan judul, sistematika penulisan. BAB 11. Landasan Teoritis yang terbagi menjadi sub-sub bagian yaitu: lembaga pendidikan Islam terdiri dari pengertian lembaga pendidikan Islam, tujuan lembaga pendidikan Islam, jenis lembaga pendidikan Islam dan tanggung jawab lembaga pendidikan dan madrasah yang terdiri dari pengertian madrasah, tujuan dan fungsi madrasah, sistem pendidikan dan pengajaran madrasah, kurikulum madrasah, dan peranan madrasah. BAB 111. Berisi tentang metodologi penelitian yaitu: jenis penelitian, metode penelitian yang mencakup heuristik, kritik sumber, interperstasi, dan historiografi. BAB IV. Berisikan tentang hasil penelitian mengenai gambaran umum lokasi penelitian, latar belakang berdirinya Madrasah Aliyah Negeri Palangki, Fase perkembangan Madrasah Aliyah Negeri Palangki. Fase perkembangan Madrasah Aliyah Negeri Palangki Tahun 1982-2016. Periode kepemimpinan Drs. Ramli. D (1982-1993), periode kepemimpinan Drs. M.
10 Yasir (1993-1997), Periode kepemimpinan Drs. M. Saleh. R (1997-2004), Periode kepemimpinan Sarjono, S. Ag (2004-2006), Periode kepemimpinan Drs. H. Syamsul Arifin (2006-2014), Periode kepemimpinan Rudianto, S.Pd. M.Pd (2014-2016) dan dampak keberadaan Madrasah Aliyah Negeri palangki terhadap masyarakat BAB V. Penutup yang berisikan kesimpulan dan saran.