BAB I PENDAHULUAN. pembaharuan pemikiran Islam di Indonesia, kemudian pembaharuan tersebut

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia dapat dibedakan dengan makhluk-makhluk lainnya yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai ujung tombak pembangunan manusia sangatlah

I. PENDAHULUAN. pesantren terus tumbuh dan berkembang sejalan dengan perkembangan dunia

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Islam dimana norma-norma agama senantiasa dijadikan sumber pegangan. 1

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. melestarikan dan mengalihkan serta mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap dunia pendidikan dan pembentukan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan agama khususnya Pendidikan agama Islam sangat dibutuhkan

Mandiri dan Berprestasi yang Madani maka untuk terwujudnya

BAB I PENDAHULUAN. (Perserikatan Bangsa-Bangsa). (Yusuf dan Anwar, 1997) dalam menjawab tantangan zaman di era globalisasi. Pembelajaran bahasa Arab

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, seperti halnya dengan diadakan sekolah-sekolah gratis. Karena

BAB I PENDAHULUAN. panjang, persiapan yang matang, dukungan sumber daya manusia dan sumber

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses untuk memanusiakan manusia. Artinya pendidikan pada dasarnya adalah sebagai upaya mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Madrasah Tsanawiyah adalah lembaga pendidikan yang sederajat dengan sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu sarana penting dalam kehidupan manusia

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental baik

SEKOLAH ISLAM TERPADU DI PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. mengalir begitu cepat ini memberikan pengaruh terhadap perilaku peserta

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari kondisi sosial kultural masyarakat. Pendidikan memiliki tugas

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 12 TAHUN 2012 TENTANG WAJIB BELAJAR DINIYAH TAKMILIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. dan batin baik di dunia maupun di akhirat. Sejak diturunkan kepada nabi Muhammad

BAB I PENDAHULUAN. dalam ikut serta mencerdaskan bangsa. Banyaknya jumlah pesantren di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2014 PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL-ISLAMIYYAH DESA MANDALAMUKTI KECAMATAN CIKALONGWETAN KABUPATEN BANDUNG BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan lembaga pendidikan madrasah khususnya di Kabupaten Lampung

BAB I PENDAHULUAN. keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. manusia yang lebih utama untuk dibina dan dikembangkan secara

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang tua yang menyekolahkan anaknya menginginkan anaknya

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Upaya ini terarah bagi terbinanya insan-insan pembangunan dimasa

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 202 TAHUN : 2016 PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Lia Nurul Azizah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an Al-karim ialah kitab Allah dan wahyu-nya yang diturunkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

BAB IV PENUTUP. (tradisional) adalah pesantren yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab

kemajuan suatu negara ditentukan oleh tinggi rendahnya pendidikan warga negaranya. Selain itu

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan makhluk lainnya. Al-Qur an merupakan bukti tanda. kebesaran/kemahaluasan ilmu Allah bagi orang-orang yang berilmu.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. derajat dan kedudukan suatu negara tersebut menjadi lebih tinggi. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. 1 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, Bab I, Pasal 1 ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. berdakwah ajaran agama dapat dilestarikan dan tidak akan hilang. Karena

BAB II TINJAUAN TENTANG KEMENTERIAN AGAMA PEKANBARU. Kantor Kementerian Agama dibawah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. bersumber dari al-qur an. Karena al-qur an diturunkan dalam bahasa Arab, sebagaimana firman Allah Swt dalam QS Yusuf ayat 2:

BAB I PENDAHULUAN. aspek, termasuk dalam struktur sosial, kultur, sistem pendidikan, dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas, bertanggung jawab, dan bermanfaat bagi kehidupannya. Dalam

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2013 NOMOR 1 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH TAKMILIYAH

BAB I PENDAHULUAN. al-qur an/hadits, Akidah dan Akhlak, Fikih/Ibadah dan Sejarah

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, bergaul, dan berkomunikasi, untuk keperluan semua itu manusia. memerlukan alat, dan alat yang efektif adalah bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. dan Hadis dan merancang segenap kegiatan pendidikannya. 2. madrasah, yakni pendidikan Islam yang diselenggarakan di lembaga-lembaga

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang berkembang, karena pembangunan hanya dipersiapkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai tujuan pendidikan yang lebih optimal, berdaya guna,

BAB I PENDAHULUAN. memberikan bekal kepada peserta didik untuk memahami Al-qur an dan

BAB I PENDAHULUAN. Dakwah merupakan suatu kegiatan atau usaha yang di lakukan kaum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah dan Penegasan Judul. berlangsung sepanjang sejarah dan berkembang sejalan dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Arab dipilih Allah SWT sebagai bahasa Al-Qur'an, hal ini dijelaskan

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. diharapkan, sebaliknya jika pendidikan tidak berfungsi optimal, maka tidak akan. tercapai tujuan sesuai dengan yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. mengajar dengan materi-materi kajian yang terdiri dari ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu

BAB I PENDAHULUAN. harus berhadapan langsung dengan zaman modern. dilepas dari kehidupan manusia. Islam juga mewajibkan kepada manusia

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses Islamisasi kehidupan masyarakat. Pada proses perjalanan

iii KATA PENGANTAR Purwokerto, Oktober 2015 Peneliti

BAB I PENDAHULUAN. membawa kemaslahatan bagi umat manusia (rahmat lil alamin), baik di dunia

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi sekolah erat hubungannya dengan masyarakat. dan didukung oleh lingkungan masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. Masalah pendidikan adalah masalah yang sangat penting dalam. kehidupan, baik kehidupan keluarga atau berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup. terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. iii. 2 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep Strategi dan

ANALISIS PERATURAN MENTERI AGAMA (PERMENAG) RI NO

BAB I PENDAHULUAN. baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Dari segi kuantitas lembaga. sampai dengan Perguruan Tinggi (PT).

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi yang cukup berarti terhadap perkembangan anak didik.

BAB I PENDAHULUAN. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Antasari Banjarmasin merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pengelola sekolah harus mengadakan hubungan baik secara terus-menerus dan

INTEGRASI SISTEM PENDIDIKAN MADRASAH DAN PESANTREN TRADISIONAL (STUDI KASUS PONDOK PESANTREN AL-ANWAR KECAMATAN SARANG KABUPATEN REMBANG)

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas merupakan faktor utama dalam mendukung suksesnya pembangunan

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG WAJIB BACA TULIS AL-QUR AN

Pondok Pesantren Modern di Semarang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Agar tujuan tersebut tercapai dibutuhkan proses yang relatif panjang, dimanapun

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA. Imam Gunawan

BAB I PENDAHULUAN. Putra, 2012), hlm Fatah Syukur, Sejarah Pendidikan Islam, (Semarang: Pustaka Rizki

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Kurikulum merupakan faktor peningkat mutu pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Iman kepada Rasul adalah salah satu rukun iman yang ke empat. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Hidayatul Muwaffiq. Hal ini dikarenakan pola interaksi yang dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. yang cerdas dalam menghadapi kehidupan modern sekarang ini.

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL KEMENTERIAN AGAMA

KOMPETENSI GURU BAHASA ARAB DALAM MENINGKATKAN. MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI MTs. MUHAMMADIYAH WARU BAKI SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. Kementerian Agama Kota Padang sebagai sebuah instansi yang mengkhususkan

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada periode modern, mengalami pasang surut antara kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. on the principles and values of Islam pendidikan Islam diartikan sebagai

BAB III SETTING WILAYAH PENELITIAN. Madrasah Ibtidaiyah Al-Hidayah Islamiyah Muara Telang didirikan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan Madrasah di Sumatera Barat di mulai awal abad ke- 20 yang merupakan tempat awal tumbuh dan berkembangnya pergerakan pembaharuan pemikiran Islam di Indonesia, kemudian pembaharuan tersebut tersebar keseluruh Indonesia. 1 Sebelum berdirinya madrasah lembaga pendidikan Islam tradisional sudah ada, seperti surau di Minang Kabau atau pesantren di Jawa, yang mengajarkan masalah-masalah keagamaan seperti di madrasah diajarkan ilmu astronomi, ilmu sejarah dan ilmu-ilmu lainnya. Tingkat pendidikan dasar (Ibtidayah), menengah (Tsanawiyah) dan menengah atas (Aliyah). Berdirinya Madrasah tidak dapat dipisahkan tatanan umat. Karena madrasah sebagai lembaga pendidikan yang selalu menjaga hubungan yang harmonis dengan masyarakat sekitarnya. Sehingga keberadaan madrasah di tengah-tengah masyarakat tidak menjadi asing. Segala aktivitas madrasah mendapat dukungan dan inpirasi penuh dari masyarakat sekitarnya. Masyarakat sendiri dapat memberi penilaian dengan hadirnya madrasah yang bernuansa Islam yang bernilai positif dan harus dikembangkan. Agama Islam juga mengajarkan ummatnya untuk belajar dari masa lalu, dalam Al-Qur an Surat Yusuf 12 ayat 111 : Allah Berfirman: Hal : 37. 1 Diar Noer, Gerakan Modrn Islam Di Indonesia. (1900-1972 Jakarta: LP3ES. 1982). 1

2 ( يو سؤ : )111 Artinya: Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Pada ayat di atas, Allah SWT menyebutkan bahwanya berita para Rasul beserta ummatnya, dan bagaimana Allah menyelamatkan orang-orang beriman, serta menghancurkan orang-orang kafir, terdapat sebuah pelajaran berharga bagi orang-orang yang menggunakan akalnya. Dengan kata lain pada kisah-kisah mereka terdapat pelajaran bagi orang-orang yang berakal. 2 Perkembangan pendidikan di Indonesia, dapat dilihat dari masa kolonial Belanda hingga Republik Indonesia. Orang Belanda memberikan pendidikan kepada orang Indonesia bertujuan untuk memperoleh tenaga kerja yang murah. Sementara orang Indonesia pendidikan itu bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. 3 Pendidikan itu sendiri dalam arti luas adalah segala pengalaman belajar yang dilalui peserta didik dengan segala lingkungan dan sepanjang hayat, pendidikan juga segala usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, sekolah, masyarakat dan pemerintah melalui lembaga pendidikan formal ataupun non formal. 4 Mahmud Yunus menyebut tahun 1900 M sebagai era pembatas antara masa sebelum pendidikan Islam dan sesudahnya. Sebelum tahun 1900 M, pendidikan Islam berlangsung secara tradisional dalam bentuk pendidikan h. 116 2 Syikh Asy-Syan Qthi. Tafsir Adhwa ul Bayan, (Jakarta Selatan: Pustaka Azzam. 2007) 3 Hendrayana. Sejarah1, (Jakarta : Departemen Pendidikan. 2009). H. 202 4 Ditpekapontren. Pola Pengembangan Pondok Pesantren, (Jakarta: Dirjen Kelembagaan Agama Islam, 2003), h.1

3 surau dan pesantren. Materi pelajaran murni diniyah, metode mengajar bersifat individual, ceramah, dan hafalan, belum menggunakan meja, kursi, papan tulis, dan ruang kelas. Perubahan mulai terjadi di awal abad 20 yang ditandai dengan munculnya lembaga-lembaga pendidikan Islam modern berupa madrasah dan sekolah umum berciri khas Islam. 5 Pertumbuhan madrasah sekaligus menunjukan adanya pola respon umat Islam yang lebih progresif, tidak semata-mata defensif terhadap perkembangan pendidikan Hindia Belanda. Madrasah sebagai lembaga penyelenggara pendidikan diakui oleh negara secara formal pada tahun 1950. Undang- Undang No. 4 1950 tentang Dasar-Dasar Pendidikan dan Pengajaran di sekolah pada pasal 10 disebutkan Belajar di sekolah agama yang telah mendapat pengakuan Kementerian Agama sudah dianggap memenuhi kewajiban belajar. Dengan berbagai variasi, sesuai dengan basis pendukungnya madrasah tumbuh diberbagai lokasi dalam jumlah dari waktu kewaktu semakin banyak dan semakin berkembang. 6 Kemunculan dan perkembangan madrasah tidak bisa dilepaskan dari gerakan pembaharuan Islam dan kemudian dikembangkan oleh organisasiorganisasi Islam baik di Jawa, Sumatera maupun Kalimantan. Karena itu di pandang sebagai aspek strategis dalam membentuk pandangan ke Islaman masyarakat. Dalam kenyataannya, pendidikan yang terlalu berorinetasi pada ilmu-ilmu agama. Sebagaimana di ajarkan dalam pendidikan di masjid, surau 5 Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta, Hidakarya Agung, 1996), h. 65. 6 Andra Usmanedi, Sejarah Perkembangan Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsn) Durian Taruang, Skripsi (Padang: Fak. Tarbiyah IAIN Imam Bonjol, 2012), h.4, t.d

4 dan pesantren. Pandangan ke Islaman kurang memberikan perhatian kepada masalah-masalah sosial, politik, ekonomi dan budaya. Sekian banyak madrasah yang mengalami perkembangan, salah satunya adalah Madrasah Aliyah Negeri Palangki yang terletak di Jorong Pantai Cermin, Kecamatan IV Nagari, Kabupaten Sijunjung Sumatera Barat. Madrasah ini berdiri pada tahun 1965, yang mana Madrasah ini berawal dari Madrasah Aliyah Swasta ( MAS) dan kemudian setelah itu berubah menjadi Madrasah Aliyah Agama Islam Negeri (MAAIN) pada tahun 1968, setelah itu berubah menjadi Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Palangki. Madrasah ini berkembang pesat pada tahun 1982. 7 Dari perkembangan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Palangki menunjukan adanya nilai-nilai sejarah yang perlu diungkapkan yaitu sejarah dunia pendidikan tidak akan berkembang, karena dengan sejarah akan diperoleh sisi kelebihan dan kelemahan sehingga menjadi bahan utama untuk mengembangkan dan memajukan pendidikan Islam. Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Palangki Kecamatan IV Nagari merupakan sebuah lembaga pendidikan agama yang cukup berperan mewujudkan kecerdasan bangsa terutama di daerah Kecamatan IV Nagari. Sekarang MAN Palangki ini berkembang dengan baik walaupun MAN ini merupakan Madrasah Aliyah Negeri satu-satunya yang ada di Kecamatan IV Nagari, MAN ini bisa sejajar dan bersaing dengan sekolah menengah lain yang setingkat MAN yang berada di Kabupaten Sijunjung sehingga MAN Palangki ini 7 Profil MAN Palangki.

5 merupakan salah satu lembaga pendidikan formal terfaforit di Palangki. buktinya masyarakat palangki lebih memilih menyekolahkan anaknya di MAN Palangki dengan alasan anaknya harus memiliki dasar agama terlebih dahulu dan setelah nanti lulus dari MAN Palangki terserah nantinya mau meneruskan kuliahnya yang lebih tinggi yang penting dasar agamanya sudah ada, MAN Palangki dari tahun ketahun ajaran baru siswanya tetap bertambah. Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Palangki adalah sebuah lembaga pendidikan Islam yang menyelenggarakan pendidikan serta bimbingan dengan mengintegrasikan ilmu pengetahuan agama dengan ilmu pengetahuan umum secara terpadu. Bertitik tolak dari masalah Madrasah Aliyah yang bisa sejajar dan bersaing dengan SMA sederajat yang ada di Kabupaten Sijunjung yang dipaparkan di atas, maka timbullah pertanyaan bagi penulis apa yang menyebabkan MAN Palangki bisa sejajar dan bersaing dengan sekolah menengah. Untuk menjawab pertanyaan itu perlu dilakukan penelitian yang mendalam, yang hasilnya akan ditulis dalam bentuk karya ilmiah (Skripsi) dengan judul Perkembangan Madrasah Aliyah Negeri Palangki Nagari Palangki Kabupaten Sijunjung ( 1982-2016) B. Batasan Masalah dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah Mengingat luasnya ruang lingkup penulisan ini maka penulis membatasi permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut:

6 a. Batasan Temporal (Waktu). Batasan temporal adalah kawasan yang memberi penekanan pada rentang waktu kejadian peristiwa. penelitian ini dimulai pada tahun 1982 yang merupakan tahun Madrasah Aliyah Palangki yang awalnya swasta dan berubah ke MAN Palangki pada tahun 2016 yang merupakan tahun akhir penelitian. b. Batasan Tematis (Aspek). Batasan Tematis adalah kawasan yang penekanannya pada aspek tema yang menjadi titik penelitian. Mengingat luasnya pembahasan tentang Madrasah Aliyah Negeri Palangki, maka aspek penelitian ini dibatasi pada perkembangan (peserta didik, tenaga pendidik, sarana dan prasarana, kurikulum, serta prestasi yang di peroleh) dibagi dalam beberapa periode yaitu: 1) Periode kepemimpinan Drs. Ramli. D (1982-1993). 2) Periode kepemimpinan Drs. M. Yasir (1993-1997). 3) Periode kepemimpinan Drs. M. Saleh. R (1997-2004). 4) Periode kepemimpinan Sarjono, S. Ag (2004-2006). 5) Periode kepemimpinan Drs. H. Syamsul Arifin (2006-2014). 6) Periode kepemimpinan Rudianto, S.Pd. M.Pd (2014-2016). 2. Rumusan Masalah Untuk lebih terarah dan tidak rancunya penelitian ini, maka dirumuskanlah penelitian ini dalam bentuk pertanyaan, yaitu:

7 a. Bagaimana sejarah berdirinya Madrasah Aliyah Negeri Palangki Kabupaten Sijunjung? b. Bagaimana periodesasi kepemimpinan dan proses perkembangan Madrasah Aliyah Negeri Palangki semenjak Tahun 1982-2016? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian adalah a. Untuk mengetahui bagaimana sejarah berdirinya Madrasah Aliyah Negeri Palangki Kabupaten Sijunjung. b. Untuk mengetahui bagaimana periodesasi kepemimpinan dan proses perkembangan Madrasah Aliyah Negeri Palangki semenjak tahun 1982 sampai tahun 2016. 2. Kegunaan Penelitian. a. Untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan tentang perkembangan madrasah khususnya di Sumatera Barat. b. Sebagai bahan masukan bagi Madrasah Aliyah Negeri dalam melaksanakan dan mengelola lembaga pendidikannya dimasa yang akan datang. c. Untuk memberikan masalah kepada penulis D. Penjelasan Judul

8 Untuk menghindari kesalahpahaman tentang judul penelitian ini, maka penulis akan menjelaskan beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut : Perkembangan : Berasal dari kata kembang yang artinya bertambah banyak. 8 yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tumbuh dan berkembangnya atau bertambah besar sehingga segala aktivitasnya dikenal dan diminati oleh masyarakat luas sebagai tempat pendidikan baik dari segi visi, misi, kurikulum guru, murid, serta sarana prasarana. Madrasah : Berasal dari bahasa Arab yang artinya adalah tempat belajar, madrasah dalam bahasa Indonesia adalah sekolah lebih dikhususkan lagi sekolahsekolah agama Islam. 9 Yang dimaksud dengan madrasah dalam penelitian ini adalah suatu lembaga yang mengajarkan ilmu-ilmu ke Islaman. Palangki : Palangki merupakan salah satu nagari yang ada di Jorong Pantai Cermin Kecamatan IV Nagari Kabupaten Sijunjung, Propinsi Sumatera Barat. 8 http:// id.wikipedia.org /wiki/perkembangan Madrasah 9 Nasution, Harun. Madrasah, Ensikolopedi Islam. ( Jakarta:CV Anda Utama. 1993). Hal: 34

9 Jadi maksud penulis berdasarkan judul ini, yaitu untuk menjelaskan bagaimana perkembangan Madrasah Aliyah Negeri Palangki Kecamatan IV Nagari Kabupaten Sijunjung E. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah dalam penulisan karya ilmiah ini maka penulis membuat sistematika penulisan sebagai berikut: BAB 1. Berisikan pendahuluan yang terbagi menjdi sub-sub bagian yaitu: latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, penjelasan judul, sistematika penulisan. BAB 11. Landasan Teoritis yang terbagi menjadi sub-sub bagian yaitu: lembaga pendidikan Islam terdiri dari pengertian lembaga pendidikan Islam, tujuan lembaga pendidikan Islam, jenis lembaga pendidikan Islam dan tanggung jawab lembaga pendidikan dan madrasah yang terdiri dari pengertian madrasah, tujuan dan fungsi madrasah, sistem pendidikan dan pengajaran madrasah, kurikulum madrasah, dan peranan madrasah. BAB 111. Berisi tentang metodologi penelitian yaitu: jenis penelitian, metode penelitian yang mencakup heuristik, kritik sumber, interperstasi, dan historiografi. BAB IV. Berisikan tentang hasil penelitian mengenai gambaran umum lokasi penelitian, latar belakang berdirinya Madrasah Aliyah Negeri Palangki, Fase perkembangan Madrasah Aliyah Negeri Palangki. Fase perkembangan Madrasah Aliyah Negeri Palangki Tahun 1982-2016. Periode kepemimpinan Drs. Ramli. D (1982-1993), periode kepemimpinan Drs. M.

10 Yasir (1993-1997), Periode kepemimpinan Drs. M. Saleh. R (1997-2004), Periode kepemimpinan Sarjono, S. Ag (2004-2006), Periode kepemimpinan Drs. H. Syamsul Arifin (2006-2014), Periode kepemimpinan Rudianto, S.Pd. M.Pd (2014-2016) dan dampak keberadaan Madrasah Aliyah Negeri palangki terhadap masyarakat BAB V. Penutup yang berisikan kesimpulan dan saran.