BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Menurut Todaro dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. lapangan kerja, meratakan pendapatan dan meningkatkan hubungan antara daerah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kependudukan dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembangunan ekonomi nasional bertujuan untuk. membangun manusia Indonesia seutuhnya, dan pembangunan tersebut harus

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional secara makro pada hakekatnya bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. antar daerah dan struktur perekonomian yang seimbang (Sukirno, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas (Irawan dan Suparmoko 2002: 5). pusat. Pemanfaatan sumber daya sendiri perlu dioptimalkan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. Yang menjadi cita-cita dari suatu suatu negara adalah untuk. meningkatkan pertumbuhan ekonominya. Salah satu tolak ukur dari ukuran

Daftar Isi. Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... vii 1. PENDAHULUAN...1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan utama pembangunan ekonomi di negara berkembang adalah

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan suatu perekonomian dalam satu periode ke periode

BAB I PENDAHULUAN. Kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu tujuan dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan membangunan ekonomi setiap negara adalah tercapainya. pembangunan ekonomi yang adil dan merata. Pembangunan ekonomi adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah makro ekonomi jangka

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat. Akan tetapi masih banyak ditemui penduduk yang tidak

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi banyak dilakukan di beberapa daerah dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan peningkatan total output dalam suatu perekonomian. Struktur. perekonomian Indonesia didominasi oleh Pulau Jawa.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dalam konteks bernegara, pembangunan diartikan sebagai

I. PENDAHULUAN. setiap negara yang ada di dunia untuk berlomba lomba meningkatkan daya

kesenjangan antara pertumbuhan jumlah angkatan kerja disatu pihak dan

I. PENDAHULUAN. Tingkat perekonomian suatu wilayah didukung dengan adanya. bertahap. Pembangunan adalah suatu proses multidimensional yang meliputi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi nasional, disamping tetap

BAB I PENDAHULUAN. bentuk kenaikan pendapatan nasional. Cara mengukur pertumbuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses bagaimana suatu

Bab I. Pendahuluan Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (Adrimas,1993). Tujuannya untuk mencapai ekonomi yang cukup tinggi, menjaga

BAB I PENDAHULUAN. dengan dimensi sosial, ekonomi, budaya, dan politik.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan ekonomi yang handal. Pembangunan ekonomi diharapkan dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan atas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara yang sudah menjadi agenda setiap tahunnya dan dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Isi pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 diantaranya menyatakan

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. ini mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap

BAB I PENDAHULUAN. perbedaaan kondisi demografi yang terdapat pada daerah masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kabupaten Ponorogo merupakan daerah di Provinsi Jawa Timur

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembangunan pada dasarnya merupakan suatu proses multidimensional

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi dalam periode jangka panjang mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. terkandung dalam analisis makro. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik

BAB I PENDAHULUAN. lapangan atau peluang kerja serta rendahnya produktivitas, namun jauh lebih

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan usaha yang meliputi perubahan pada berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat. Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

I. PENDAHULUAN. Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan proses perubahan sistem yang direncanakan

BAB 1 PENDAHULUAN. daerah tersebut. Tahun 2010, laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten. Regional Bruto Angka Dasar Harga Konstan (PDRB ADHK) Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dalam suatu negara atau pun daerah. Menurut Mankiw (2014),

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan institusiinstitusi

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Terwujudnya Indonesia yang Sejahtera, Demokratis, dan Berkeadilan

BAB I P E N D A H U L U A N. sebagai sarana untuk memperlancar mobilisasi barang dan jasa serta sebagai

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II-2011

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan (4) keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi

BAB I PENDAHULUAN. satu usaha untuk meningkatkan pembangunan ekonomi adalah pembangunan

I.PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang lebih ditekankan pada pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. dari definisi ini bahwa pembangunan ekonomi mempunyai tiga sifat penting

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan proses multidimensional yang mencakup berbagai

I. PENDAHULUAN. dan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu maka pelaksanaan otonomi daerah. pendapatan dan pembiayaan kebutuhan pembangunan di daerahnya.

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara

BAB I PENDAHULUAN. suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan dapat meningkatkan

I. PENDAHULUAN. setiap negara, terutama di negara-negara berkembang. Negara terbelakang atau

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS

BAB 1 PENDAHULUAN. atau regional khususnya di bidang ekonomi. Angka-angka pendapatan regional dapat

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah melakukan upaya yang berfokus pada peran serta rakyat dengan

BAB I PENDAHULUAN. penghambat adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Melonjaknya

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya dalam jangka panjang akan berdampak terhadap perubahan

I. PENDAHULUAN. dalam proses pembangunan, khususnya di negara-negara berkembang. Hal ini

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN III TAHUN 2014

KINERJA PEREKONOMIAN SULAWESI SELATAN TRIWULAN II 2014

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. investasi merupakan faktor penting yang berperan besar dalam pertumbuhan dan

PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH SEMESTER I

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI SUMATERA BARAT ( )

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah pembangunan ekonomi bukanlah persoalan baru dalam

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan ekonomi yaitu, peningkatan ketersediaan serta

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN. (growth). Pembangunan ekonomi yang mengalami pertumbuhan yaitu apabila tingkat

BAB I PENDAHULUAN. atau kontribusi dari masing-masing sektor perekonomian. Pada tahap-tahap

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BAB I PENDAHULUAN. indikator keberhasilan pelaksanaan pembangunan yang dapat dijadikan tolok ukur

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah yang sedang dihadapi (Sandika, 2014). Salah satu usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang, terus melaksanakan

I. PENDAHULUAN. keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi masayarakat industri.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dan penggunaan waktu (Boediono, 1999). pada intinya PDB merupakan nilai moneter dari seluruh produksi barang jadi

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang disertai terjadinya perubahan struktur ekonomi. Menurut Todaro

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. selalu mengalami kenaikan dalam jumlah maupun kualitas barang dan jasa

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi agar terus tumbuh dalam mendorong pertumbuhan sektor-sektor

BAB I PENDAHULUAN. Kesejahteraan masyarakat merupakan tujuan dari pembangunan, namun pada

BABI PENDAHULUAN. Peranan usaha milcro dan kecil dalam perekonomian nasional semakin

BAB I PENDAHULUAN. kestabilan harga. Masalah pertumbuhan ekonomi adalah masalah klasik

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK INDUSTRI KECIL KERUPUK

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pembangunan ekonomi adalah proses yang dapat menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. oleh rumahtangga atas barang-barang akhir dan jasa-jasa dengan tujuan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi di setiap negara. Tujuan peningkatan penyerapan tenaga kerja sering

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Pembangunan ekononomi merupakan serangkaian usaha dan kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Menurut Todaro dan Smith (2006) pembangunan ekonomi merupakan suatu proses multidimensional yang melibatkan seluruh perubahan perubahan besar baik terhadap struktur sosial, sikap masyarakat, serta institusi kelembagaan dengan tujuan meningkatkan akselerasi pertumbuhan ekonomi dalam penanganan pemerataan pendapatan, mengurangi tingkat pengangguran dan pengentasan masalah kemiskinan. Pembangunan ekonomi akan menghadirkan struktur perekonomian yang baru diharapkan dapat memperluas lapangan pekerjaan serta pemerataan distribusi pendapatan masyarakat. Keberhasilan dari pembangunan ekonomi yang dilaksanakan, dapat dilihat dengan adanya pertumbuhan ekonomi. Menurut Mankiw (2007) pertumbuhan ekonomi merupakan proses perubahan yang berkesinambungan dalam perekonomian suatu negara, baik dari segi pendapatan dan standar materi kehidupan yang meningkat sehingga orang orang dapat mengkonsumsi jumlah barang dan jasa yang lebih banyak dan beragam. Hal ini berarti, melalui pertumbuhan ekonomi dapat menggambarkan sejauh mana aktivitas perekonomian berkembang dalam menghasilkan tambahan output dan pendapatan bagi masyarakat. 1

Pertumbuhan ekonomi di tingkat daerah dapat di cermati melalui produk domestik regional bruto (PDRB). PDRB merupakan penjumlahan dari nilai tambah bruto seluruh barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh aktivitas ekonomi di wilayah domestik dan dalam periode waktu tertentu. Seberapa besar pertumbuhan ekonomi yang mampu di hasilkan oleh suatu wilayah dapat dilihat dari kontribusi sektor sektor lapangan usaha daerah tersebut terhadap pembentukan PDRB. Berdasarkan data BPS pada tahun 2015 struktur lapangan usaha Provinsi Sumatera Barat masih didominasi oleh tiga lapangan usaha utama yaitu sektor pertanian, sektor lapangan usaha perdagangan dan lapangan usaha transportasi penggudangan. Kontribusi dari ketiga sektor tersebut terhadap pembentukan PDRB mencapai 50,41 persen lebih besar dibandingkan penjumlahan dari setor lapangan usaha lainnya. Sektor perdagangan merupakan sektor yang melakukan kegitan ekonomi melalui pengumpulan dan penjualan kembali (tampa perubahan bentuk), barang baru maupun bekas. Sektor perdagangan apabila ditinjau dari data PDRB Provinsi Sumatera Barat menurut lapangan usaha perdagangan mengalami perkembangan yang fluktuatif. Pada tahun 2010 kontribusi sektor perdagangan terhadap perekonomian Sumatera Barat yaitu sebesar 15,14 persen, akan tetapi pada tahun 2011 mengalami penurunan menjadi 15,05 persen dan pada tahun 2012 sektor perdagangan mengalami pertumbuhan menjadi sebesar 15,11 persen. Pada tahun 2013 sektor perdagangan mengalami pelemahan dengan pertumbuhan sebesar 14,77 persen dan pada tahun 2014 kembali melemah menjadi 14,29 persen. Pada 2

tahun 2015 kontribusi sektor perdagangan terhadap perekonomian Sumatera Barat mengalami peningkatan menjadi 14,68 persen. Belanja pemerintah merupakan bentuk peran pemerintah dalam pengembangan dan pengelolaan perekonomian. Belanja pemerintah merupakan pembiayaan yang dikeluarkan pemerintah untuk keperluan kegiatan-kegiatan pembangunan maupun untuk kebutuhan administrasi (Sukirno,2004). Peran Belanja pemerintah di harapkan dapat mendorong aktivitas perekonomian salah satunya sektor perdagangan. Menurut Mangkoesubroto (1998) apabila pemerintah telah menentukan suatu kebijakan untuk membeli barang dan jasa, maka pengeluaran pemerintah merupakan besaran biaya yang harus dikeluarkan oleh pemerintah dalam melaksanakan kebijakan tersebut. Di dalam anggaran belanja langsung pemerintah mencangkup untuk belanja barang dan jasa, belanja pegawai dan belanja modal yang ditujukan untuk melaksanakan program dan kebijakan pemerintah. Apabila terjadi kenaikan gaji pegawai negeri sipil dengan asumsi cateris paribus akan berpengaruh terhadap peningkatan daya beli PNS terhadap barang dan jasa, dan secara tidak langsung akan mempengaruhi pertumbuhan sektor perdagangan. Menurut data BPS Sumatera Barat, Realisasi pengeluaran pemerintah kabupaten dan kota dari tahun 2010 samapai tahun 2015 mengalami peningkatan. Pada tahun 2010, Kota Padang telah merealisasikan pengeluaran sebesar 1.100,37 milyar rupiah di ikuti Kabupaten Pesisir Selatan sebesar 725,14 milyar rupiah. Pada tahun 2015 Kota Padang memiliki realisasi pengeluaran senilai 2.507,74 milyar rupiah, Kabupaten Pesisir Selatan sebesar 1.679,92 milyaran rupiah, Kabupaten Agam sebesar 1.534,10 milyar rupiah. sedangkan Kota Solok dan Kota 3

Padang Panjang merealisasi pengeluaran pemerintah paling rendah yaitu sebesar 653,71 milyar rupiah dan 692,35 milyar rupiah. Tenaga kerja memiliki pengaruh terhadap perkembangan aktifitas perekonomian terutama pertumbuhan ekonomi. Tenaga kerja memegang peranan utama dalam kegiatan produksi, karena barang modal seperti mesin baru bisa dioperasikan apabila tenaga kerja sudah tersedia. Hal ini disebabkan karena permintaan dari tenaga kerja merupakan turunan dari permintaan output, yang mana tenaga kerja memiliki peran sebagai salah satu faktor produksi. Penyerapan tenaga kerja di provinsi Sumatera Barat di dominasi oleh dua sektor lapangan usaha yaitu sektor pertanian dan sektor perdagangan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Sumatera Barat dari tahun 2010 2015, jumlah penyerapan tenaga kerja sektor perdagangan mengalami perkembangan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2010 penyerapan tenaga kerja sektor perdagangan sebesar 19,90 persen dan di tahun 2011 mengalami peningkatan menjadi 21,33 persen. Di tahun 2013 terjadi penurunan penyerapan sektor perdagangan menjadi 21,99 persen, di tahun selanjutnya peningkatan persentase penyerapan tenaga kerja sektor perdagangan sebesar 22,34 persen 2015 dan sebesar 23,40 persen di tahun 2015. Sebagaimana umumnya yang terjadi pada provinsi provisi lainnya, sumber pembiayaan dunia usaha sektor perdagangan masih mengandalkan oleh penyaluran kredit perbankan. Berdasarkan kepentingan perencanaan pembangunan dan pengendalian kebijakannya, maka kredit perbankan dapat dikelompokan berdasarkan sektor sektor kegiatannya. Dalam perhitungannya, 4

sektor perdagangan terdiri atas tiga sub sektor yaitu sub sektor perdagangan besar dan perdagangan eceran, hotel dan restoran (PHR). Pada dasarnya kegiatan sektor PHR meliputi kegiatan perdagangan, penyediaan akomodasi hotel, serta penjualan makanan dan minuman (seperti restoran, warung, kedai, perdagangan keliling dan sejenisnya). Menurut Hung and Cothern, (2002) perbankan mempunyai peranan penting dalam perekonomian sebagai lembaga yang menyalurkan dana ke masyarakat berupa kredit. Ketersediaan kredit perbankan dapat digunakan masyarakat untuk menjalankan kegiatan konsumsi ataupun untuk kegiatan produktif seperti belanja modal, investasi pada asset produktif yang dapat mendorong produktivitas sektor riil, dan pertumbuhan output. Menurut data Bank Indonesia tahun 2015 perkembangan pangsa kredit perbankan berdasarkan jenis penggunaan di kabupaten dan kota Provinsi Sumatera Barat untuk kegiatan konsumsi sebesar 44%, kredit modal kerja sebesar 34% dan kredit investasi sebesar 22%. Proporsi kredit produktif bank umum Sumatera Barat yang mencapai 56% dari kredit total masih dinilai relatif rendah dibandingkan dengan rata rata proporsi kredit produktif regional pulau Sumatera yang mencapai proporsi di atas 70% dari kredit total. 5

Berdasarkan penjabaran tersebut maka peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana pengaruh belanja pemerintah, tenaga kerja, dan kredit sektor perdagangan terhadap pertumbuhan sektor perdagangan, sehingga penulis melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengaruh Belanja Pemerintah, Tenaga Kerja, Dan Kredit Sektor Perdagangan Di Tingkat Kabupaten Dan Kota Terhadap Pertumbuhan Sektor Perdagangan Provinsi Sumatera Barat Pada Tahun 2010 2015. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah di paparkan sebelumnya maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh belanja pemerintah di tingkat kabupaten dan kota terhadap pertumbuhan sektor perdagangan Provinsi Sumatera Barat? 2. Bagaimana pengaruh tenaga kerja di tingkat kabupaten dan kota terhadap pertumbuhan sektor perdagangan Provinsi Sumatera Barat? 3. Bagaimana pengaruh kredit sektor perdagangan di tingkat kabupaten dan kota terhadap pertumbuhan sektor perdagangan Provinsi Sumatera Barat? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dengan adanya penelitian ini adalah untuk: 1. Menganalisis pengaruh belanja pemerintah di tingkat kabupaten dan kota terhadap pertumbuhan sektor perdagangan Provinsi Sumatera Barat. 2. Menganalisis pengaruh tenaga kerja di tingkat kabupaten dan kota terhadap pertumbuhan sektor perdagangan Provinsi Sumatera Barat. 3. Menganalisis pengaruh kredit sektor perdagangan di tingkat kabupaten dan kota terhadap pertumbuhan sektor perdagangan Provinsi Sumatera Barat. 6

1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Bagi penulis penilitian ini merupakan pengembangan wawasan di bidang ilmu ekonomi yang di peroleh selama mengikuti perkuliahan, 2. Masyarakat Akademis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan gambaran mengenai pengaruh belanja pemerintah, tenaga kerja, kredit sektor perdagangan terhadap pertumbuhan sektor perdagangan Provinsi Sumatera Barat. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Untuk membuat penelitian ini menjadi lebih terarah, maka penulis memberi ruang lingkup : 1. Penelitian ini hanya memfokuskan pada pengaruh belanja langsung pemerintah, tenaga kerja dan kredit sektor perdagangan di tingkat kabupaten dan kota terhadap pertumbuhan sektor perdagangan Provinsi Sumatera Barat. 2. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Barat dan kajian regional Bank Indonesia. Variabel yang digunakan meliputi belanja pemerintah, tenaga kerja, kredit sektor perdagangan dan pertumbuhan sektor perdagangan kabupaten dan kota di Provinsi Sumatera Barat dengan periode tahun 2010 sampai 2015. 7

1.6 Sistematika Penulisan Penelitian ini disusun dengan sistematika penulisan yang terdiri atas enam bab yaitu: BAB I : PENDAHULUAN Merupakan bagian pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat, batasan penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN LITERATUR Merupakan kerangka teori yang digunakan sebagai pedoman dan acuan dalam penelitian. BAB III : METODE PENELITIAN Merupakan metode penelitian yang menguraikan jenis penelitian, data dan sumber data, spesifikasi model penelitian, defenisi operasional variabel, dan metode analisis data. BAB IV : GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN Membahas tentang perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Propinsi Sumatera Barat dan perkembangan variabel-variabel yang mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Propinsi Sumatera Barat. BAB V : ANASISI DATA DAN PEMBAHASAN Membahas tentang hasil penelitian, terdiri dari hasil pengolahan data dan analisis hasil estimasi. BAB VI :KESIMPULAN DAN SARAN Merupakan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian 8