BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR. TAHUN. TENTANG

4. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1965 tentang Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Batang dengan mengubah Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN,

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA,

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR... TAHUN... TENTANG

PEMERINTAH KOTA PASURUAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PENYERAHAN ASET BANGUNAN DAN LINGKUNGAN DARI PENGEMBANG KEPADA PEMERINTAH DAERAH

WALIKOTA AMBON PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH KOTA AMBON NOMOR - 14 TAHUN 2015 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS UMUM PERUMAHAN

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BARITO KUALA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR : 47 TAHUN 2011.

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PADA KAWASAN PERUMAHAN

WALIKOTA BANDAR LAMPUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDAR LAMPUNG NOMOR 08 TAHUN 2015 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALOPO,

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENYERAHAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DI DAERAH

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DI KOTA TANGERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 4 TAHUN 2012

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERMENDAGRI NO. 9 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENYERAHAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DI DAERAH

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2014 NOMOR 6 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 9 TAHUN 2009 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b, dan c, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

WALIKOTA BIMA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 11 TAHUN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 6 TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 6a TAHUN 2011 TENT ANG

diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

WALIKOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

-2- Dengan Persetujuan

7. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, tambahan Lembaran Negara

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

WALIKOTA PROBOLINGGO

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN SARANA PEMAKAMAN OLEH PENGEMBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 7 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 5 TAHUN 2017 T E N T A N G

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 7 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang

WALIKOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 15 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG IZIN PEMANFAATAN RUANG

TBY,'fJ?\TfiUfi*:t- TENTANG PEIIY-ERATIAIY PRASARANA, SARANA, DAII UTTLITAS PERI'UAIIAIT DAN PER}IUKIMAN

BUPATI BANYUMAS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 5 TAHUN 2016

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI SLEMAN PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 43 TAHUN 2013 TENTANG PEMANFAATAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PASURUAN, PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN PEMAKAMAN

- 1 - BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 1 TAHUN 2016

BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG IZIN PEMANFAATAN RUANG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG PERIZINAN PEMANFAATAN RUANG

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR: 5 TAHUN 2013

BUPATI SLEMAN PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI GOWA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GOWA NOMOR 03 TAHUN 2014 TENTANG PENERTIBAN PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN TANAH NEGARA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2011 Seri : E

Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang Dengan Mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang

BUPATI SIDENRENG RAPPANG PROVINSI SULAWESI SELATAN

PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK ATAU PERMUKIMAN

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PELAYANAN PEMAKAMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG IZIN PENGGUNAAN PEMANFAATAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOABARU NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA INDUSTRI

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PARKIR DI TEPI JALAN UMUM

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PARKIR DI TEPI JALAN UMUM

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PEMAKAMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG,

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN,

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN. (Berita Resmi Kabupaten Sleman) Nomor: 1 Tahun 2014 Seri: B BUPATI SLEMAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENGATURAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA

2 Bagian Hukum Setda Kab. Banjar

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG IZIN PENGGUNAAN PEMANFAATAN TANAH

BUPATI BALANGAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

WALIKOTA MALANG, 5. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembara n Negara Republik Indonesia

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPARKIRAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT PELELANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG,

Transkripsi:

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PENYERAHAN DAN PENGELOLAAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS UMUM PERUMAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN, Menimbang : a. bahwa prasarana, sarana dan ulititas umum perumahan merupakan kelengkapan dasar fisik serta fasilitas penunjang yang menjadi bagian tidak terpisahkan dalam pembangunan perumahan; b. bahwa masyarakat penghuni perumahan membutuhkan lingkungan perumahan layak huni yang sehat, aman, serasi, teratur serta didukung dengan tersedianya prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan yang berkelanjutan; c. bahwa Daerah membutuhkan pedoman pengelolaan dalam rangka memberikan jaminan kepastian hukum mengenai ketersediaan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan yang berkelanjutan; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Prasarana, Sarana dan Utilitas Perumahan; Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 44); 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5188); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyerahan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Perumahan dan Permukiman di Daerah; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SLEMAN dan BUPATI SLEMAN MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PENYERAHAN DAN PENGELOLAAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS UMUM PERUMAHAN. 2

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Sleman. 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom. 3. Bupati adalah Bupati Sleman. 4. Prasarana adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan hunian yang memenuhi standar tertentu untuk kebutuhan bertempat tinggal yang layak, sehat, aman, dan nyaman. 5. Sarana adalah fasilitas dalam lingkungan hunian yang berfungsi untuk mendukung penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi. 6. Utilitas umum adalah kelengkapan penunjang untuk pelayanan lingkungan hunian. 7. Perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari permukiman, baik perkotaan maupun perdesaan, yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan utilitas umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang layak huni. 8. Rumah susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional, baik dalam arah horizontal maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian yang dilengkapi dengan bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama. 9. Permukiman adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan. 10. Penyerahan prasarana, sarana dan utilitas perumahan adalah penyerahan berupa tanah dengan bangunan dan/tanah tanpa bangunan dalam bentuk aset dan tanggungjawab pengelolaan dari pengembang kepada pemerintah daerah. 3

11. Pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas perumahan adalah suatu kegiatan melalui perencanaan, penggunaan, pemanfaatan, pengamanan dan pemeliharaan prasarana, sarana, dan utilitas perumahan. 12. Pengembang adalah institusi atau lembaga penyelenggara pembangunan perumahan dan permukiman. 13. Orang adalah orang pribadi atau badan. 14. Badan adalah sekumpulan orang atau modal yang merupakan kesatuan, baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan ter batas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dengan nama dan dalam bentuk apapun, persekutuan, perkumpulan, firma, kongsi, dana pensiun, koperasi, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap. 15. Rencana tapak adalah rencana tata letak bangunan dalam suatu lingkungan dengan fungsi tertentu yang memuat rencana tata bangunan, jaringan sarana dan prasarana fisik serta fasilitas lingkungan. Pasal 2 Pengaturan penyerahan dan pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan bertujuan: a. mewujudkan kepastian hukum dalam perencanaan, pembangunan, pemanfaatan, dan pengendalian prasarana, sarana dan utilitas umum; b. menjamin keberlanjutan penyerahan dan pengelolaan prasarana, sarana dan utilitas umum perumahan dan permukiman agar pemanfaatannya sesuai fungsi dan selaras dengan pelayanan kepentingan umum; dan c. menjamin kepastian pemenuhan hak-hak masyrakat/penghuni perumahan; Pasal 3 Penyerahan dan pengelolaan prasarana, sarana dan utilitas umum perumahan didasarkan pada prinsip: a. kepastian hukum; b. keterbukaan; c. kemitraan; 4

d. akuntabilitas; dan e. keberlanjutan. BAB II PERUMAHAN Pasal 4 (1) Perumahan meliputi perumahan tidak bersusun dan rumah susun, beserta prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan. (2) Perumahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibangun oleh pengembang yang berbadan hukum. Pasal 5 Pembangunan perumahan dilaksanakan sesuai dengan perencanaan perumahan yang telah disahkan oleh Pemerintah Daerah. BAB III PERENCANAAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS UMUM Pasal 6 Perencanaan prasarana, sarana dan utilitas umum perumahan merupakan bagian dari perencanaan perumahan. Pasal 7 Perencanaan prasarana, sarana dan utilitas umum perumahan meliputi: a. rencana penyediaan kaveling tanah sebagai landasan perencanaan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan; dan b. rencana kelengkapan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan. Pasal 8 (1) Perencanaan prasarana, sarana dan utilitas umum perumahan harus memenuhi persyaratan administratif, teknis, dan ekologis. 5

(2) Pemerintah Daerah memberikan pengesahan atas perencanaan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan yang telah memenuhi persyaratan. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan administrasi, teknis, dan ekologis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati. BAB IV PEMBANGUNAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS UMUM Pasal 9 (1) Pembangunan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan merupakan bagian dari pembangunan perumahan. (2) Pembangunan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan dilakukan sesuai dengan perencanaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) dan perizinan. Pasal 10 Pembangunan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan harus memenuhi persyaratan: a. kesesuaian antara kepastian pelayanan dan jumlah rumah; b. keterpaduan antara prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan serta lingkungan hunian; dan c. ketentuan teknis pembangunan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan. BAB V JENIS PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS UMUM PERUMAHAN Pasal 11 Prasarana perumahan antara lain, meliputi: a. jaringan jalan; b. jaringan saluran pembuangan air limbah; c. jaringan saluran pembuangan air hujan (drainase dan sumur peresapan air hujan); dan d. tempat pembuangan sampah. 6

Pasal 12 Sarana perumahan antara lain, meliputi sarana: a. perniagaan dan perbelanjaan; b. pelayanan umum dan pemerintah; c. pendidikan; d. kesehatan; e. peribadatan; f. rekreasi dan olah raga; g. pemakaman; h. pertamanan dan ruang terbuka hijau; i. parkir; dan j. komunal. Pasal 13 Utilitas Umum perumahan antara lain meliputi: a. jaringan air bersih; b. jaringan listrik; c. jaringan telepon; d. jaringan transportasi; dan e. sarana penerangan jalan umum. BAB VI PENYEDIAAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS Pasal 14 (1) Setiap orang yang menyelenggarakan perumahan berkewajiban menyediakan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan. (2) Penyediaan prasarana, sarana dan utilitas umum perumahan dapat bersumber dari: a. pengembang; b. Pemerintah; c. Pemerintah Provinsi; d. Pemerintah Daerah; dan e. hibah/wakaf dari masyarakat. 7

Pasal 15 (1) Pengembang yang berbadan hukum yang membangun perumahan wajib menyediakan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11, Pasal 12, dan Pasal 13. (2) Pembangunan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan paling sedikit 75% (tujuhpuluh lima persen) pada saat kavling terjual paling banyak 50% (limapuluh persen) dari jumlah kavling. (3) Pembangunan prasarana, sarana dan utilitas umum harus telah selesai dibangun pada saat kavling terjual 75% (tujuhpuluh lima persen) dari keseluruhan jumlah kavling. (4) Pengembang yang tidak menyediakan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenakan sanksi administrasi. (5) Sanksi administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) meliputi: a. teguran lisan; b. peringatan tertulis; c. penundaan pemberian persetujuan dokumen dan/atau perizinan; dan d. denda. (6) Sanksi administrasi berupa denda sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf d digunakan untuk menyediakan prasarana minimal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11. (7) Pelaksanaan sanksi administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dapat dilakukan secara tidak berurutan. (8) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara dan tahapan penerapan sanksi administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (5) diatur dalam Peraturan Bupati. BAB VII PENYERAHAN 8

Pasal 16 (1) Pengembang berkewajiban menyerahkan prasarana, sarana dan utilitas umum perumahan yang telah selesai dibangun kepada Bupati. (2) Penyerahan prasarana, sarana dan utilitas umum perumahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan ketentuan: a. penyerahan prasarana, sarana dan utilitas umum perumahan berupa tanah siap bangun dilakukan paling lambat 1 (satu) tahun setelah proses pecah sertifikat; dan b. penyerahan prasarana, sarana dan utilitas umum perumahan berupa bangunan dilaksanakan paling lambat 1 (satu) tahun setelah masa pemeliharaan selesai. (3) Masa pemeliharaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b paling sedikit selama 6 (enam) bulan. (4) Penyerahan prasarana, sarana dan utilitas umum perumahan sesuai rencana tapak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dilaksanakan: a. bertahap, apabila rencana pembangunan dilakukan secara bertahap setelah Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum berupa tanah siap bangun diserahkan; atau b. sekaligus, apabila rencana pembangunan dilakukan secara tidak bertahap. Pasal 17 Pengembang berkewajiban menyediakan pihak pengelola prasarana, sarana, dan utilitas sebelum dilakukan penyerahan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan kepada Bupati. Pasal 18 (1) Penyerahan prasarana dan utilitas umum pada perumahan tidak bersusun berupa tanah dan bangunan. (2) Penyerahan sarana pada perumahan berupa tanah siap bangun dan bangunan. 9

Pasal 19 (1) Penyerahan prasarana, sarana, dan utilitas rumah susun berupa tanah siap bangun. (2) Tanah siap bangun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berada di satu lokasi dan di luar hak milik atas satuan rumah susun. Pasal 20 (1) Bupati membentuk tim verifikasi untuk memproses penyerahan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan. (2) Tugas tim verifikasi adalah: a. melakukan inventarisasi prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan yang dibangun oleh pengembang di wilayah kerjanya secara berkala; b. melakukan inventarisasi prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan sesuai permohonan penyerahan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan oleh pengembang; c. menyusun jadwal kerja; d. melakukan verifikasi permohonan penyerahan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan oleh pengembang; e. menyusun berita acara pemeriksaan; f. menyusun berita acara serah terima; g. merumuskan bahan untuk kebijakan pengelolaan pemanfaatan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan; dan h. menyusun dan menyampaikan laporan lengkap hasil inventarisasi dan penilaian prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan secara berkala kepada Bupati. (3) Tim verifikasi melakukan penilaian terhadap: a. kebenaran atau penyimpangan antara prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan yang telah ditetapkan dalam rencana tapak dengan kenyataan di lapangan. b. kesesuaian persyaratan teknis prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan yang akan diserahkan dengan persyaratan yang ditetapkan. 10

Pasal 21 (1) Tata cara penyerahan prasarana, sarana dan utilitas umum perumahan dilakukan melalui kegiatan persiapan, pelaksanaan dan pasca penyerahan. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyerahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Bupati. Pasal 22 (1) Bupati menerima penyerahan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan yang telah memenuhi persyaratan: a. umum; b. administrasi; dan c. teknis. (2) Persyaratan umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi: a. lokasi prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan sesuai dengan rencana tata bangunan dan lingkungan yang sudah disetujui oleh Pemerintah Daerah; b. sesuai dengan dokumen perizinan dan spesifikasi teknis bangunan. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan umum, administrasi, dan teknis penyerahan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan diatur dalam Peraturan Bupati. Pasal 23 Pengembang berkewajiban melakukan sosialisasi kepada penghuni rumah atau perumahan yang dibangunnya sebelum dilakukan penyerahan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan kepada Bupati. Pasal 24 (1) Dalam hal prasarana, sarana dan utilitas ditelantarkan dan belum diserahkan, Bupati membuat Surat Pernyataan Penguasaan Fisik atas prasarana, sarana dan utilitas umum perumahan. 11

(2) Surat Pernyataan Penguasaan Fisik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai dasar Bupati mengajukan Permohonan Pendaftaran Hak Atas Tanah. (3) Bupati menyerahkan prasarana sarana dan utilitas umum perumahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada organisasi perangkat daerah yang yang mempunyai tugas dan tanggung jawab mengelola dan memelihara aset daerah paling lambat 3 (tiga) bulan setelah penerbitan hak atas tanah. (4) Organisasi perangkat daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) melakukan pencatatan aset atas prasarana, sarana dan utilitas umum perumahan ke dalam daftar barang milik daerah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB VIII PENGELOLAAN Pasal 25 (1) Pengelolaan prasarana, sarana dan utilitas umum perumahan yang telah diserahkan kepada Pemerintah Daerah, sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah. (2) Pemerintah Daerah dapat bekerjasama dengan pihak ketiga dalam pengelolaan prasarana, sarana dan utilitas perumahan dan permukiman sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan yang berlaku. (3) Dalam hal dikerjasamakan dengan pihak ketiga, pemeliharaan fisik dan pendanaan menjadi tanggung jawab pengelola. (4) Pengelola prasarana, sarana dan utilitas umum perumahan tidak dapat merubah peruntukan dan kepemilikan prasarana, sarana dan utilitas umum perumahan. BAB IX PERAN SERTA MASYARAKAT Pasal 26 Masyarakat dapat berperan serta: a. memberi usulan, saran atau informasi terkait dengan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan; dan 12

b. mengajukan pengaduan atas pelanggaran perizinan dan/atau kerugian terkait dengan pembangunan perumahan, prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. BAB X PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PELAKSANAAN Pasal 27 (1) Bupati melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap penyerahan, pengelolaan dan pengendalian prasarana, sarana, utilitas umum perumahan. (2) Penyerahan prasarana, sarana, utilitas umum perumahan dilaksanakan oleh organisasi perangkat daerah yang mempunyai tugas dan bertanggung jawab di bidang perumahan dan permukiman. (3) Pengelolaan prasarana, sarana, utilitas umum perumahan dilaksanakan oleh organisasi perangkat daerah yang mempunyai tugas dan tanggung jawab di bidang pengelolaan aset daerah. (4) Pengendalian prasarana, sarana, utilitas umum perumahan dilaksanakan oleh organisasi perangkat daerah yang mempunyai tugas dan tanggung jawab di bidang perumahan dan permukiman. BAB XI KETENTUAN PERALIHAN Pasal 28 Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku: a. prasarana, sarana dan utilitas umum perumahan yang masih dalam tahap penyelesaian, maka tata cara penyerahannya harus mengikuti Peraturan Daerah ini. b. prasarana, sarana dan utilitas umum perumahan berupa tanah siap bangun yang belum diserahkan, paling lambat diserahkan dalam jangka waktu 2 (dua) tahun setelah Peraturan Daerah ini diundangkan. c. perumahan yang izin peruntukan penggunaan tanahnya diterbitkan sebelum diundangkannya Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2011 tentang Bangunan Gedung (Lembaran Daerah Kabupaten Sleman Tahun 2011 Nomor 1 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Sleman Nomor 40) tidak perlu menyertakan Izin Mendirikan Bangunan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum Perumahan. 13

BAB XII KETENTUAN PENUTUP Pasal 29 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Sleman. Ditetapkan di Sleman pada tanggal 23 Desember 2015 Pj. BUPATI SLEMAN, ttd Diundangkan di Sleman pada tanggal 23 Desember 2015 GATOT SAPTADI Pj.SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SLEMAN, ttd ISWOYO HADIWARNO LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2015 NOMOR 4 SERI B NOREG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA: (15/2015) 14

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS UMUM PERUMAHAN I. UMUM Penyediaan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan yang dilakukan oleh pembangun perumahan merupakan kelengkapan dasar fisik sebagai upaya memberikan tempat hunian yang layak bagi setiap orang yang menghuni perumahan. Pemenuhan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan harus dikawal oleh Pemerintah Daerah dan masyarakat melalui penyusunan kebijakan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan. Sehingga setiap pembangunan perumahan tersebut akan memiliki prasarana, sarana, dan utilitas sesuai dengan peraturan daerah ini. Peraturan Daerah ini didasarkan pada Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyerahan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Perumahan dan Permukiman di Daerah. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3 Huruf a Yang dimaksud dengan kepastian hukum adalah menjamin kepastian ketersediaan sarana, prasarana dan utilitas di lingkungan perumahan dan permukiman sesuai dengan standar, rencana tapak yang disetujui oleh pemerintah daerah, serta kondisi dan kebutuhan masyarakat. 15

Huruf b Yang dimaksud dengan keterbukaan adalah masyarakat mengetahui prasarana, sarana dan utilitas yang telah diserahkan dan/atau kemudahan bagi masyarakat untuk mengakses informasi terkait dengan penyerahan prasarana, sarana dan utilitas. Huruf c Yang dimaksud dengan kemitraan adalah dalam penyediaan prasarana, sarana dan utilitas pemerinah darah melibatkan para pelaku usaha dan masyarakat dengan prinsip saling mendukung, bekerjasama, dan memperkuat dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat. Huruf d Yang dimaksud dengan akuntabilitas adalah proses penyerahan prasarana, sarana dan utilitas yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan perundangundangan. Huruf e Yang dimaksud dengan keberlanjutan adalah kesepahaman bahwa penyediaan prasarana, sarana dan utilitas harus senantiasa memperhatikan aspek lingkungan hidup dan keberlangsungan di masa yang akan datang sejalan dengan laju pertumbuhan penduduk dan ketersediaan lahan sehingga tercipta keserasian dan keseimbangan pembangunan sesuai fungsi dan peruntukannya. Pasal 4 Ayat (1) Yang dimaksud dengan perumahan merupakan sekumpulan rumah yang diselenggarakan dengan tujuan mendapatkan keuntungan. Ayat (2) Pasal 5 Pasal 6 16

Pasal 7 Pasal 8 Pasal 9 Ayat (1) Ayat (2) Yang dimaksud dengan perizinan adalah pembangunan prasarana, sarana, utilitas umum perumahan dilaksanakan sesuai ketentuan perizinan di Daerah. Pasal 10 Pasal 11 Huruf a Jalan perumahan menggunakan perkerasan yang menyerap air hujan dan ramah lingkungan, antara lain paving block. Huruf b Huruf c Huruf d Pasal 12 Huruf a Huruf b Huruf c Huruf d Huruf e Huruf f 17

Huruf g Jumlah minimal petak makam yang disediakan adalah: a. perumahan, dengan rumus: 3 (tiga) x jumlah kavling rumah. b. rumah susun, dengan rumus: 2 (dua) x jumlah satuan rumah susun. keluasan setiap petak tanah makam adalah 2,5 (dua koma lima) meter x 1,5 (satu koma lima) meter. Huruf h Huruf i Huruf j Pasal 13 Pasal 14 Pasal 15 Ayat (1) Ayat (2) Ayat (3) Prasarana, sarana, utilitas umum perumahan meliputi prasarana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11, sarana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf e (berupa peribadatan jika direncanakan dalam site plan) dan huruf g (berupa pemakaman), dan utilitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13. Ayat (4) Ayat (5) Ayat (6) Ayat (7) Ayat 8 18

Pasal 16 Pasal 17 Pasal 18 Pasal 19 Pasal 20 Pasal 21 Pasal 22 Pasal 23 Pasal 24 Pasal 25 Ayat (1) Ayat (2) Yang dimaksud dengan pihak ketiga adalah pengembang, swasta dan masyarakat. Ayat (3) Yang dimaksud dengan pihak ketiga adalah pengembang, swasta dan masyarakat. Ayat (4) Pasal 26 Pasal 27 Pasal 28 Pasal 29 TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 100 19