PERTUMBUHAN DAN KADAR KALSIUM TANAMAN SELADA

dokumen-dokumen yang mirip
SKRIPSI. Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana pada Program S-1 Pendidikan Biologi

Oleh: Dhani Prasetyo A

PEMANFAATAN LIMBAH SABUT KELAPA DAN EKSTRAK TAUGE SEBAGAI PUPUK ORGANIK CAIR UNTUK MENINGKATKAN KANDUNGAN PROTEIN DAN PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI

PEMANFAATAN LIMBAH SABUT KELAPA DAN EKSTRAK TAUGE SEBAGAI PUPUK ORGANIK CAIR UNTUK MENINGKATKAN KANDUNGAN PROTEIN DAN PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI

Diajukan Oleh: ELIN TIARA HAYU STYANING TYAS A

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR LIMBAH JERAMI PADI DAN LIMBAH CANGKANG TELUR AYAM TERHADAP KANDUNGAN KALSIUM DAN PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan program studi strata I pada Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaiakan Program Studi Strata I pada Jurusan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Pupuk organik cair termasuk dalam salah satu pupuk organik yang memiliki manfaat memperbaiki sifat fisik tanah, membantu pembentukan klorofil daun,

I. PENDAHULUAN. Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayur yang dikonsumsi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pupuk merupakan suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara bagi tanaman. Bahan tersebut dapat berasal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH KECEPATAN DEKOMPOSISI PUPUK ORGANIK CAIR LIMBAH TAHU TERHADAP SERAPAN N DAN S TANAMAN JAGUNG PADA ALFISOL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

BAB I PENDAHULUAN. sayur yang paling diminati oleh masyarakat Indonesia. Harga tanaman

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jagung manis atau lebih dikenal dengan nama sweet corn (Zea mays

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI TANAMAN BUNCIS (Phaseolus vulagris L.) E- JURNAL FATMA RIZA

BAB I PENDAHULUAN. Kandungan zat gizi yang lengkap dalam menu makanan yang sehat dan seimbang

RESPON TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L.) MENGGUNAKAN BEBERAPA JENIS PUPUK ORGANIK DENGAN DUA KALI PENANAMAN SECARA VERTIKULTUR

PENGARUH KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR BERBAHAN DASAR LIMBAH SALAK

III. TATA CARA PENELITIAN

PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.

PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L.) DENGAN PEMBERIAN KOMPOS BERBAHAN DASAR DAUN PAITAN (Thitonia diversifolia)

PUPUK ORGANIK CAIR DAN PUPUK KANDANG AYAM BERPENGARUH KEPADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI ( Glycine max L. )

UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS BOKASHI MELALUI PEMBERIAN CANGKANG TELUR, ABU DAPUR, DAN URINE SAPI SERTA PENERAPANNYA DALAM BUDIDAYA SAWI SECARA ORGANIK

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Produksi dan Kandungan Nutrien Fodder Jagung

APLIKASI PUPUK PELENGKAP CAIR ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (brassica juncea L.)

I. PENDAHULUAN. Jagung manis (Zea mays saccharata) merupakan salah satu komoditas pertanian

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L.)TERHADAP MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR SKRIPSI OLEH

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun

PENGARUH KONSENTRASI PUPUK MAJEMUK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SELADA SECARA HIDROPONIK

EFEK PEMOTONGAN DAN PEMUPUKAN TERHADAP PRODUKSI DAN KUALITAS Borreria alata (Aubl.) SEBAGAI HIJAUAN MAKANAN TERNAK KUALITAS TINGGI

PENGARUH KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR DAN MACAM VARIETAS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.

EFEKTIFITAS KOMPOS CAMPURAN AMPAS TEH, KOTORAN SAPI DAN KOTORAN KAMBING TERHADAP SERAPAN N PADA TANAMAN BAWANG DAUN PADA INCEPTISOL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERTUMBUHAN DAN HASIL KAILAN (brassica alboglabra) PADA BERBAGAI DOSIS KOMPOS SOLID ABSTRAK

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk),

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RESPON PERTUMBUHAN BIBIT BAKAU (Rhizophora apiculata Bl.) TERHADAP PEMBERIAN AIR KELAPA PADA BERBAGAI KONSENTRASI E JURNAL

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

PEMBERIAN PUPUK ORGANIK SUPER NATURAL NUTRITION (SNN) PADA TANAMAN SELADA ( Lactuca sativa,l ) DI TANAH ULTISOL

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai

PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI CAISIM (Brassica juncea L.) SECARA HIDROPONIK PADA MEDIA PUPUK ORGANIK CAIR DARI KOTORAN KELINCI DAN KOTORAN KAMBING SKRIPSI

PENGARUH JARAK TANAM DAN POSISI RUAS STEK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL RUMPUT GAJAH (Pennisetum purpureum) SKRIPSI

1. PENDAHULUAN. perbaikan kualitas sumberdaya manusia. Untuk mendukung pengadaan ikan

SKRIPSI PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kubis adalah kalori (25,0 kal), protein (2,4 g), karbohidrat (4,9 g), kalsium (22,0

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH PADA APLIKASI DOSIS PUPUK ORGANIK PADAT DAN CAIR

Vol 3 No 1. Januari Maret 2014 ISSN :

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Progam Studi Pendidikan Biologi

ABSTRAK. Kata kunci : ampas padat brem, hidrolisis, H 2 SO 4, gula cair

BAB I PENDAHULUAN. Limbah dibedakan menjadi dua yaitu limbah anorganik dan limbah

Vol 2 No. 1 Januari - Maret 2013 ISSN :

PENDAHULUAN. hingga mencapai luasan 110 ribu Ha. Pengurangan itu terlihat dari perbandingan

PENGARUH DOSIS PEMUPUKAN KOMPOS AMPAS TEH TERHADAP PRODUKSI JERAMI JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata)

APLIKASI BRIKET CAMPURAN ARANG SERBUK GERGAJI DAN TEPUNG DARAH SAPI PADA BUDIDAYA JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt.) DI TANAH PASIR PANTAI

PENGARUH KONSENTRASI DAN WAKTU APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR LIMBAH PASAR TERHADAP HASIL SELADA (Lactuca sativa L.)

APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KOTORAN AYAM DAN PUPUK KOTORAN KAMBING TERHADAP PRODUKTIVITAS TANAMAN CABAI MERAH BESAR (Capsicum annum L.

L101. UJI PUPUK ORGANIK CAIR DARI LIMBAH PASAR TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L) DENGAN MEDIA HIDROPONIK

BAB I PENDAHULUAN. secara maksimal sayuran tersebut. Sehingga menambah tumpukan sampah. Limbah merupakan material sisa yang tidak di inginkan setelah

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L) DENGAN PEMBERIAN MIKROORGANISME LOKAL (MOL) DAN PUPUK KANDANG AYAM

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR NASA DAN PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SELADA (LACTUCA SATIVA L.

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

Jurnal Biology Education Vol. 4 No. 1 April 2015 PENGARUH PENAMBAHAN EM BUATAN DAN KOMERSIL PADA FERMENTASI PUPUK CAIR BERBAHAN BAKU LIMBAH KULIT BUAH

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans P.) PADA MEDIA TANAM ARANG SEKAM DAN COCOPEAT SERTA KONSENTRASI POH CAIR

KANDUNGAN NUTRISI SILASE PELEPAH DAUN SAGU SEBAGAI BAHAN PAKAN TERNAK RUMINANSIA DENGAN LAMA FERMENTASI DAN KOMPOSISI SUBSTRAT YANG BERBEDA

KAJIAN MEDIA TANAM TERHADAP HASIL SELADA (Lactuca sativa L.) DENGAN SISTEM HIDROPONIK

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR (POC)TERHADAP PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.)

Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) Terhadap Pemberian Pupuk Organik Cair Urin Kambing Pada Beberapa Jarak Tanam

POTENSI LIMBAH AIR CUCIAN BERAS SEBAGAI PUPUK ORGANIK CAIR PADA PERTUMBUHAN PAKCHOY (Brassica rapa L.)

RESPON PERTUMBUHAN PADI (ORYZA SATIVA L.) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR DAUN GAMAL

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara di Asia Tenggara yang sebagian besar

PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR KOMBINASI DAUN KELOR DAN SABUT KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG

PENGARUH DOSIS PUPUK MAJEMUK DAN KETINGGIAN PERMUKAAN MEDIA HIDROPONIK SISTEM DRIP TERHADAP HASIL DAN KANDUNGAN NUTRISI RUMPUT GAJAH SKRIPSI

PENGARUH DUA JENIS PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativa L.) YANG DI TANAM PADA MEDIA GAMBUT DAN TANAH MINERAL

KADAR BIOETANOL LIMBAH TAPIOKA PADAT KERING DIHALUSKAN (TEPUNG) DENGAN PENAMBAHAN RAGI DAN LAMA FERMENTASI YANG BERBEDA

I. PENDAHULUAN. Kacang hijau merupakan salah satu tanaman pangan yang banyak dibudidayakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.)

I. PENDAHULUAN. Tanaman pisang adalah salah satu komoditas yang dapat digunakan sebagai

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. faktor penting dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Dilihat dari

III. BAHAN DAN METODE

PENGARUH KONSENTRASI DAN INTERVAL WAKTU PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR NASA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TOMAT (Solanum lycopersicum Lam.

1. PENDAHULUAN. Jagung manis merupakan tanaman hortikultura yang banyak disukai masyarakat,

NISBAH DAUN BATANG, NISBAH TAJUK AKAR DAN KADAR SERAT KASAR ALFALFA (Medicago sativa) PADA PEMUPUKAN NITROGEN DAN TINGGI DEFOLIASI BERBEDA

PEMBERIAN KNO 3 DAN AIR KELAPA PADA UJI VIABILITAS BENIH PEPAYA (Carica papaya L.) SKRIPSI OLEH :

PERTUMBUHAN TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L.) SECARA HIDROPONIK PADA MEDIA PUPUK ORGANIK CAIR DARI KOTORAN KAMBING DAN KOTORAN KELINCI

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SELADA(Lactuca sativa L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK CAIR ORGANIK URIN KAMBING PADA BEBERAPA JARAK TANAM

BAB I PENDAHULUAN. dikenal baik oleh masyarakat Indonesia, tetapi belum meluas pembudidayaannya.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara yang memiliki iklim tropis. Daerah tropis

II. TINJAUAN PUSTAKA. utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber

Transkripsi:

PERTUMBUHAN DAN KADAR KALSIUM TANAMAN SELADA (Lactuca sativa) DENGAN PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR (POC) BERBAHAN LIMBAH AMPAS TEH DAN LIMBAH TULANG IKAN LELE Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan program studi strata I pada Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Oleh : SINGGIH AZWAR ANAS A420130083 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

PERTUMBUHAN DAN KADAR KALSIUM TANAMAN SELADA (Lactuca sativa) DENGAN PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR (POC) BERBAHAN LIMBAH AMPAS TEH DAN LIMBAH TULANG IKAN LELE ABSTRAK Pertumbuhan adalah proses pertambahan volume dan jumlah sel sehingga ukuran tubuh makhluk hidup tersebut bertambah besar. Pertumbuhan bersifat irreversible atau tidak dapat kembali dan dapat diukur. Untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman perlu dilakukan pemupukan. Pemupukan yang baik hendaknya menggunakan bahan limbah organik. Bahan limbah organik yang mudah ditemukan adalah limbah ampas teh dan limbah tulang ikan lele. Sebagai bahan pupuk organik cair (POC) limbah ampas teh mengandung protein kasar, lemak kasar, serat kasar, bahan kering, air dan abu. Limbah tulang ikan lele mengandung kalsium 17,47 %, protein, karbohidrat, lemak, dan air. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk organik cair berbahan limbah ampas teh dan limbah tulang ikan lele terhadap pertumbuhan tanaman selada. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dua faktor. Faktor pertama konsentrasi pupuk organik cair ( D 1 =7 ml, D 2 =10 ml, D 3 =13 ml), faktor kedua interval pemupukan ( W 1 =3 hari, W 2 =5 hari) dengan dua kali ulangan. Data dianalisis menggunakan ANAVA dua jalur. Tinggi tanaman selada terbaik yaitu perlakuan D 2 W 1 dengan rata-rata tinggi 9,25 cm, berat basah terbaik pada perlakuan D 3 W 1 dengan rata-rata berat basah sebesar 2,80 g. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat pengaruh interaksi konsentrasi dan interval pemupukan terhadap pertumbuhan tanaman selada. Kata kunci : pertumbuhan tanaman, POC, limbah ampas teh, limbah tulang ikan lele ABSTRACT Growth is the process of increasing the volume and number of cells so that the size of the living organism is growing larger. Growth is irreversible and can be measured. To increase plant growth fertilization needs to be done. Good fertilization should use organic waste materials. Easy to find organic waste material is waste pulp tea and waste bone catfish. As liquid organic fertilizer (POC) waste pulp tea contains crude protein, crude fat, coarse fiber, dry matter, water and ash. Waste bone catfish contains calcium 17,47%, protein, carbohydrate, fat, and water. The purpose of this study is to determine the effect of liquid organic fertilizer made from waste pulp tea and waste bone catfish to the growth of lettuce plants. This study used an experimental method with Completely Randomized Design (RAL) with two factors. The first factor was the concentration of liquid organic fertilizer (D 1 = 7 ml, D 2 = 10 ml, D 3 = 13 ml), second factor of fertilization interval (W 1 = 3 days, W 2 = 5 days) with two replications. The data was analyzed using two-way ANOVA. The best lettuce 1

plant height is D2W1 treatment with average height 9,25 cm, best wet weight at D 3 W 1 treatment with average wet weight 2,80 g. Conclusion of this research is there is influence of the interaction and interval fertilization of the plant growth lettuce. Keywords: plant growth, POC, waste pulp tea, waste bone catfish. 1. PENDAHULUAN Budidaya sayuran merupakan aspek penting dalam pertanian di Indonesia. Di karenakan sayuran bermanfaat sebagai salah satu sumber pemenuhan vitamin serta sumber serat tubuh. Salah satu jenis sayuran yang umum dibudidayakan adalah Selada (Lactuca sativa). Selada merupakan tanaman holtikultura yang dimanfaatkan daunnya sebagai bahan pangan dan dikonsumsi dalam keadaaan segar. Kandungan dalam 1000 gram selada terdiri dari Vitamin C 65-302 mg, Potassium 2,394 6,477 mg, Sodium 39 223 mg, Kalsium 200-755 mg, Magnesium 110-413 mg, Serat 4.98 12,22 g, Berat kering 59-140 g, Nitrat 2, 93-3,817 mg, Berat roset daun 164-502 g (Koudela, 2008). Untuk meningkatkan produktivitas pertumbuhan tanaman diperlukan adanya pemupukan. Pemberian pupuk pada tanaman bertujuan menambah dan mempertahankan ketersedian unsur hara makro maupun mikro dalam media tanam sehingga penyerapan nutrisi pada tanaman tercukupi. Penggunaan pupuk organik mampu menjadi solusi dalam memperbaiki sifat fisika, kimia, dan biologi tanah. Pupuk organik cair menjadi alternatif yang lebih baik dibanding pupuk organik dalam bentuk padat seperti kompos. Kelebihan pupuk organik cair yaitu mampu menyediakan unsur hara lengkap yang dibutuhkan oleh tanaman untuk tumbuh, memperbaiki struktur tanah, memperbaiki kehidupan mikroorganisme dalam tanah, pembagianya dapat lebih merata dan mudah digunakan. Pupuk organik cair dapat lebih bermanfaat jika menggunakan bahan limbah organik yang jumlahnya melimpah. Beberapa limbah organik yang mudah didapatkan dan potensial untuk dijadikan pupuk organik cair adalah ampas teh dan limbah tulang ikan lele. Sebagai bahan pupuk organik cair 2

ampas teh memiliki beberapa kandungan yaitu protein kasar 20,08 %, lemak kasar 0,82 %, serat kasar 15,45 %, bahan kering 93,59 %, kadar air 6,41 %, abu 6,5 % (Simon, 2009). Sebagai bahan pupuk organik cair kandungan tulang ikan lele yaitu kadar air 11,34%, kadar abu 59,49%, kadar protein 23,86%, kadar lemak 0,96%, karbohidrat 4,35% dan kadar kalsium 17,47 % (Permitasari, 2013). Tersedianya limbah ampas teh dan limbah tulang ikan lele yang cukup banyak serta kurang dimanfaatkan, peneliti tergerak untuk melaksanakan pemanfaatan limbah sebagai bahan baku pupuk organik cair untuk diujikan pada tanaman selada dengan penelitian berjudul PERTUMBUHAN DAN KADAR KALSIUM TANAMAN SELADA (Lactuca sativa) DENGAN PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR (POC) BERBAHAN LIMBAH AMPAS TEH DAN LIMBAH TULANG IKAN LELE. 2. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Green House biologi UMS. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2017 sampai bulan Juni 2017. Metode penelitian yang digunakan dalam adalah metode ekperimen menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 kali ulangan dan 2 faktor, faktor 1 konsentrasi pupuk: 7ml (D 1 ), 10ml (D 2 ), 13ml (D 3 ) dan faktor 2 interval pemupukan: 3 hari sekali (W 1 ), 5 hari (W 2 ). Alat yang dipergunakan antara lain ember plastik bertutup, kantong plastik hitam, tali rafia, timbangan roti, panci, pengaduk kayu, gelas ukur plastik ukuran 1 liter, kain saring, botol kemasan 1 liter, kompor, sprayer, penggaris, lembar kerja pengamatan, kamera, timbangan analitik, polybag, centong nasi, nampan, bolpoint, ulegan, saringan, mortar dan alu. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 500 g limbah ampas teh, 500 g tulang ikan lele, 3 L air biasa, 100 gram gula pasir, 500 ml air kelapa, 300 ml aktivator EM4, tanah, lembar pengamatan, dan bibit selada umur satu minggu. Pelaksanaan penelitian diawali dengan pembuatan pupuk organik cair dan difermentasi selama 2 minggu kemudian memberikan pupuk organik cair 3

dengan konsentrasi 7ml, 10ml, 13ml dengan interval pemupukan 3 hari, dan 5 hari. Pengukuran tinggi dilakukan 7 hari sekali selama 4 minggu. Penimbangan berat basah dilakukan ketika panen yakni setelah 4 minggu pengamatan. Metode dan analisis data yang digunakan adalah metode eksperimen. Analisis data dari penelitian ini menggunakan ANAVA dua jalur dan menggunakan taraf signifikansi 5%. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Hasil penelitian tentang pengaruh pemberian pupuk organik cair berbahan limbah ampas teh dan limbah tulang ikan lele terhadap tinggi, berat basah dan kadar kalsium tanaman selada diperoleh hasil rata-rata sebagai berikut : Tabel 1 Rata-rata tinggi dan berat basah tanaman selada Perlakuan Rata- rata tinggi tanaman (cm) minggu ke-4 Rata- rata berat basah tanaman (g) D 1 W 1 4.50 0.98 D 1 W 2 7.00 1.33 D 2 W 1 8.75 0.94 D 2 W 2 8.25 0.44 D 3 W 1 7.50 2.80** D 3 W 2 9.25** 1.15 Kotrol 3.75* 0.22* Keterangan: **rata-rata tertinggi *rata-rata terendah 3.2 Pembahasan 3.2.1 Tinggi Tanaman Berdasarkan tabel 1 menunjukkan hasil tinggi tanaman selada paling tinggi yaitu perlakuan D 3 W 2 (Konsentrasi POC sebanyak 10 ml dengan interval waktu penyiraman 3 hari sekali) dengan tinggi rata rata 9,25cm. Hal ini disebabkan oleh senyawa yang terkandung didalam ampas teh dan limbah tulang ikan lele, menurut Simon (2009) ampas teh memiliki kandungan 4

protein kasar 20,08 %, lemak kasar 0,82 %, serat kasar 15,45 %, bahan kering 93,59 %, kadar air 6,41 %, abu 6,5 %. Kandungan pada tulang ikan lele menurut Mahmudah (2013) yaitu air 11,34%, kadar abu 59,49%, kadar protein 23,86%, kadar lemak 0,96%, karbohidrat 4,35% dan kadar kalsium 17,47 %. Bahan bahan tersebut dirombak oleh bantuan EM4 menjadi bentuk yang lebih sederhana, sehingga dapat diterserap oleh akar tanaman selada. Salah satu senyawa yang terdihrolisis adalah protein kasar. Hasil dari pemecahan senyawa protein adalah amonium (NH 4 ) dan nitrat (NO 4 ) yang merupakan bentuk dari nitrogen (N). Unsur hara N kemudian terserap oleh akar tanaman selada. Unsur hara N memacu tanaman dalam pembentukan asam-asam amino menjadi protein. Protein yang terbentuk digunakan untuk membentuk hormon pertumbuhan, yakni hormon auksin, giberelin, dan sitokinin. Ketiga hormon tersebut saling berperan dalam menunjang pertambahan tinggi tanaman dan adanya unsur hara kalium (K) yang berfungsi sebagai aktivator enzim menyebabkan reaksi dapat berlangsung cepat sehingga tanaman selada dapat tumbuh tinggi (Tjionger, 2006). 3.2.2 Berat Basah Tanaman Berdasarkan tabel 1 rata- rata berat basah tanaman selada yang diberi perlakuan POC berbahan limbah ampas teh dan limbah tulang ikan lele menunjukkan berat basah tanaman yang paling besar pada kombinasi perlakuan D 3 W 1 (Konsentrasi POC sebanyak 13 ml dengan interval pemupukan 3 hari sekali) sebesar 2,8 g. Hal ini disebabkan oleh pemupukan menggunakan POC limbah ampas teh limbah tulang ikan lele yang mengandung air dan berbagai senyawa yang terkandung dalam bahan tersebut, menurut Simon (2009) ampas teh memiliki kandungan protein 5

kasar 20,08 %, lemak kasar 0,82 %, serat kasar 15,45 %, bahan kering 93,59 %, kadar air 6,41 %, abu 6,5 %. Kandungan pada tulang ikan lele menurut Mahmudah (2013) yaitu air 11,34%, kadar abu 59,49%, kadar protein 23,86%, kadar lemak 0,96%, karbohidrat 4,35% dan kadar kalsium 17,47 %. Dengan bantuan EM4 berbagai senyawa organik dihidrolisis menjadi ukuran yang lebih sederhana melalui proses fermentasi. Salah satu unsur yang terebentuk adalah N. Sesuai dengan penelitian Widyati (2005) terdapat unsur N dalam ampas teh yaitu sebanyak 0,32%. Unsur N dibutuhkan tanaman untuk membentuk asam amino pesnyusun protein. Sehingga semakin banyak unsur N yang tersedia maka pembentukan asam amino dalam tumbuhan akan semakin banyak, asam amino yang saling terangkai akan terakumulasi menjadi protein untuk membangun jaringan tumbuhan. Penelitian Warganegara (2015) mengenai POC dengan kandungan N sebanyak 250 ppm menghasilkan produksi bobot segar tanaman. Selain itu penyediaan air dari pemupukan menggunakan POC limbah ampas teh dan limbah tulang ikan lele serta penyiraman setiap hari berpengaruh terhadap berat basah tanaman selada. Karena air merupakan komponen utama dalam tanaman, sekitar 70-90% berat basah tanaman adalah berupa air. Selain itu transport hara dari tanah bagi tanaman diangkut melalui air yang terserap oleh akar melalui proses difusi osmosis. Semakin banyak hara yang terserap maka ketersediaan bahan dasar fotosintesis akan semakin baik. Proses fotosintesis yang berlangsung baik akan memacu penimbunan karbohidrat dan protein pada tanaman. Penimbunan karbohidrat dan protein sebagai akumulasi hasil proses fotosintesis akan berpengaruh pada berat basah tanaman. 6

4. PENUTUP Pertumbuhan tinggi tanaman selada terbaik yaitu pada perlakuan D 3 W 2 dengan rata-rata tinggi 9,25cm, berat basah tanaman terbaik pada perlakuan D 3 W 1 dengan rata-rata berat basah 2,80 g. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh konsentrasi dan interval waktu pemberian pupuk organik cair limbah ampas teh dan limbah tulang ikan lele terhadap tinggi dan berat basah tanaman selada. DAFTAR PUSTAKA Koudela, M., Petrikova,K. Nutrients Content And Yield In Selected Cultivars Of Leaf Lettuce (Lactuca sativa L. var. crispa). Horticulture Science (prague) Vol.3 No.35. Czech University of Life Sciences Prague,Prague, Czech Republic. Mahmudah, Siti. 2013. Pengaruh Substitusi Tepung Tulang Ikan Lele (Clarias batrachus) Terhadap Kadar Kalsium, Kekerasan, Dan Daya Terima Biskuit. Jurnal Publikasi. Program Studi S1 Gizi. Fakultas Ilmu Kesehatan. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Permatasari, W. 2013. Pengaruh Penambahan Tepung Tulang Ikan Lele (Clarias batrachus) Pada Pembuatan Mie Basah Terhadap Kadar Kalsium, Elastisitas, Dan Daya Terima. Naskah Publikasi. Program Studi S1 Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Simon, P.M. 2009. Pengaruh Pemberian Ampas Teh Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapihan Selama Tiga Bulan Penggemukan. Skripsi. Departemen Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatra Utara. Tjionger, M. 2006. Pentingnya Menjaga Keseimbangan Unsur Hara Makro dan Mikro. Jakarta : Erlangga. Warganegara, G.R, Ginting, Y.C, dan Kushendarto. 2015. Pengaruh Konsentrasi Nitrogen Dan Plant Catalyst Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) Secara Hidroponik. Jurnal penelitian Pertanian Terapan Vol.12 No.2 ISSN 1410-5020. Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. 7

Widyati, Slamet. 2005. Pengaruh Konsentrasi Pemupukan Kompos Ampas Teh Terhadap Produksi Jerami Jagung Manis (Zea mays saccharata). J.Indon.Trop.Anim.Agric Vol.30 No.1. Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang. 8