BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diabetes Mellitus 1. Definisi Diabetes mellitus adalah suatu penyakit, di mana tubuh penderitanya tidak bisa secara otomatis mengendalikan tingkat gula (glukosa) dalam darahnya. Pada tubuh yang sehat, pankreas melepas hormon insulin yang bertugas mengangkut gula melalui darah ke otot otot dan jaringan lain untuk memasok energi 6) 2. Jenis Diabets Mellitus Menurut Etiologi 9) 1) Insulin dependent Diabetes Mellitus (IDDM) atau Diabetes Mellitus tergantung insulin yang disebabkan oleh sel beta pulau langerhans akibat proses auto imum. 2) Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM) Diabetes Mellitus Tidak Tergantung Insulin disebabkan oleh kegagalan relatif sel beta atau resistensi insulin. Resistensi insulin adalah turunnya kemampuan insulin untuk merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk menghambat produksi glukosa oleh hati. Sel beta tidak mampu mengimbangi resistensi insulin sepenuhnya. Artinya terjadi defisiensi relatif insulin, ketidakmampuan ini terlihat dari berkurangnya sekresi insulin pada rangsangan glukosa, maupun pada rangsangan glukosa bersama bahan perangsang sekres insulin lain. Faktor penyebab faktor keturunan merupakan salah satu penyebab dari Diabetes mellitus, juga karena gangguan produksi insulin. Kurangnya jumlah dan daya kerja insulin tubuh mengakibatkan glukosa tidak dapat dimanfaatkan oleh sel tetapi hanya berakumulasi di dalam darah yang beredar ke seluruh tubuh. DM tidak tergantung insulin disebabkan oleh gaya hidup dan pola konsumsi sehingga menyebabkan obesitas. Gejala utamanya disebut 3P yaitu poliuria (banyak kencing), polidipsia (banyak minum), dan polifagia (banyak makan). Banyak makan dan minum menyebabkan berat badan terus meningkat. Jika keadaan ini tidak lekas diobati, nafsu makan justru akan berkurang sementara sering minum dan 5
kencing terus berlangsung. Pada tahap ini mulai terasa capai, berat badan menurun cepat sekitar lima-sepuluh kilogram dalam dua-empat minggu. Jika tidak segera diobati, timbul rasa mual dan penderita akan tidak sadarkan diri atau mengalami koma diabetik akibat kadar glukosa dalam darah terlalu tinggi. Kadang-kadang penderita DM tidak menunjukkan gejala akut, tetapi sering gejala muncul beberapa bulan atau tahun sesudah mengidap DM. Gejala kronik atau menahun DM yang sering timbul adalah semutan, rasa kulit panas, rasa tebal dan baal di kulit, kram, gampang mengantuk, mata kabur dan biasanya sering ganti kacamata, gatal sekitar kemaluan (terutama pada wanita), gigi mudah goyah dan lepas, kemampuan seksual menurun, ibu-ibu sering mengalami keguguran atau melahirkan bayi mati. 2) 3. Gejala Gejala Diabetes Mellitus Gejala diabetes tipe 1 muncul secara tiba tiba pada saat usia anak anak sebagai akibat dari kelainan genetika, sehingga tubuh tidak memproduksi insulin dengan baik. Gejala gejalanya antara lain adalah : 8) a. Sering buang air kecil b. Terus menerus lapar dan haus c. Berat badan turun d. Kelelahan e. Penglihatan kabur f. Infeksi pada kulit yang berulang g. Meningkatnya kadar gula dalam darah dan air seni h. Cenderung pada mereka yang berusia di bawah 20 tahun Sedangkan gejala diabetes tipe II muncul secara perlahan-lahan sampai menjadi gangguan yang jelas. Dan pada tahap permulaannya seperti gejala diabetes tipe 1 yaitu : a. Cepat lelah, kehilangan tenaga, dan merasa tidak fit b. Sering buang air kecil c. Terus menerus lapar dan haus d. Kelelahan yang berkepanjangan dan tidak ada penyebabnya e. Mudah sakit yang berkepanjangan f. Biasanya terjadi pada mereka yang berusia di Atas 40 tahun, tetapi prevalensinya kini semakin tinggi pada golongan anak anak dan remaja. 6
Gejala gejala tersebut sering terabaikan karena dianggap sebagai keletihan akibat kerja. WHO telah menetapkan bahwa kadar gula darah normal adalah sekitar 60 120 mg/dl ( miligram per 100 mililiter ) yang ideal ukurannya adalah 80 109 ml/dl pada waktu puasa sebelum test darah dan 110 159 pada dua jam setelah makan. Gejala lain yang biasanya muncul adalah : 7) a. Penglihatan kabur b. Luka yang lama sembuh c. Kaki terasa kebas, geli, atau meresa terbakar d. Infeksi jamur pada saluran reproduksi wanita e. Impotensi pada pria Kriteria diagnosa Diabetes mellitus menurut Pusat Diabetes Surabaya 1987, modifikasi dari kreteria diagnosis Diabetes mellitus WHO 1985. 11) a. Diagnosis DM apabila : 1) Terdapat gejala-gejala DM ditambah dengan 2) Salah satu dari : GDP > 120 mg/dl, 2jPP>200 mg/dl, atau glukosa darah random = acak > 200 mg/dl b. Diagnosa DM apabila : 1) Tidak terdapat gejala DM, tetapi 2) Terdapat dua hasil dari : GDP > 120 mg/dl, 2jPP > 200 mg/dl, atau random > 200 mg/dl. c. Dianosis gangguan toleransi glukosa (GTG) apabila : GDP < 120 mg/dl dan 2 jpp antara 140-200 mg/dl. d. Untuk Kasus yang meragukan dengan hasil GDP < 120 mg/dl dan 2 jpp > 200 mg/dl maka ulangi pemeriksaan laboratorium sekali lagi, dengan persiapan minimal 3 hari dengan diit karbohidrat > 150 gr per hari dan kegiatan fisik seperti biasa, kemungkinan hasilnya adalah : 1) DM apabila hasil sama atau tetap yaitu GDP < 120 mg/dl dan 2 jpp > 200 mg/dl, atau apabila hasilnya memenuhi criteria I atau II. 2) GTG apabila hasilnya cocok dengan criteria III. 4. Patofisiologi Metabolik pada Diabetes mellitus sangat komplek, menurunnya pemasukan glukosa dalam jaringan (penurunan penggunaan perufer), juga terjadi peningkatan pelepasan glukosa dalam hati (peningkatan produksi) sebagian 7
disebabkan oleh kelebihan glikagon. Hiperglikemia yang terjadi menyebabkan glikosuria dan diurisis osmotik yang meyebabkan dehidrasi, dehidrasi meyebabkan polidipsia. Oleh karena defisiensi glukosa intrasel, maka nafsu makan meningkat, glukosa dibentuk dari protein (glokoneogenesis) dan pasokan energi dipertahankan dengan metabolisme protein dan lemak, akibatnya terjadi penurunan berat, defisiensi protein, dan penurunan fungsi mental. 4) 5. Komplikasi Diabetes Mellitus Bila gejala-gejala diabetes tersebut tidak cepat diatasi, berkemungkinan dapat berkembang menjadi gangguan yang lebih parah. Karena dengan munculnya gejala tersebut, sebenarnya penyakit ini sudah berada dalam stadium lanjut. Dari penelitian, Diabetes sudah berkembang sejak lama ( sekitar 12 tahun ) sebelum sampai menunjukan gejala gejala yang dapat dideteksi melalui pemeriksaan laboratorium. 7) Diabetes juga dapat mempengaruhi bagian bagian tubuh berikit ini : a. Mata : Perhatikan perubahan dalam penglihatan, misalnya katarak, yaitu kekeruhan pada lensa mata sehingga menyebabkan penglihatan menjadi kabur, Glukoma yaitu peningkatan tekanan bola mata yang menyebabkan gangguan penglihatan. b. Ginjal : Perhatikan kadar protein dalam air kencing ( urine ) dan peningkatan kadar gula darah. c. Jantung : Perhatikan adanya sakit dada atau nafas yang pendek d. Kaki : Perhatikan rasa sakit, bengkak atau luka yang tidak kunjung sembuh. Gangguan serius pada umumnya, komplikasi diabetes berupa gangguan serius yang termasuk dalam kasus gawat darurat. 7) a. Kehilangan kesadaran, baik karena terlalu banyak kadar gula darah (hiperglikemia) ataupun terlalu sedikit (hipoglikemia). Hati-hatilah, karena kedua kondisi ini termasuk dalam kasus gawat darurat b. Tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan kerusakan ginjal c. Gangguan ketajaman penglihatan (katarak) sampai menjadi buta d. Infeksi kulit berat atau kerusakan jaringan (gangren) dengan akibat harus diamputasi agar tidak menjalar ke jaringan lain. 8
Gangguan lain yang perlu diperhatikan selain komplikasi diatas penyakit Diabetes Mellitus dapat menimbulkan kedaruratan akibat kelainan metabolik : ketoasidosis diabetic, koma hiperosmolar diabetic nonketotik, hipoglikemia. 6. Pencegahan 7) Melihat gangguan keseimbangan kadar gula darah dapat dipengaruhi oleh konsumsi makanan yang berlebihan ( pola makan yang salah ) dan kegiatan yang penuh tekanan ( gaya hidup stress ), maka diabetes sebenarnya dapat dicegah dengan cara-cara sebagai berikut : a. Bila kegemukan turunkan berat badan b. Lakukan latihan aerobik, ( berenang, bersepeda, jogging, jalan cepat paling tidak tiga kali seminggu, setiap kali 15 60 menit sampai berkeringat dan terengah engah tanpa membuat napas menjadi sesak. c. Konsumsi gula sedikit mungkin atau seperlunya, karena bukan merupakan bagian penting dari menu yang sehat, kebutuhan zat gula darah yang sesuai dengan kebutuhan tubh dapat dipenuhi dari karbohidrat yang berasal dari beras, roti, kentang, atau bakmi dalam menu sehari-hari d. Setelah berumur 40, periksa kadar gula urine anda setiap tahun, terutama bila anda mempunyai riwayat keluarga penderita diabetes. B. Faktor - Faktor Yang Mempertinggi Resiko Diabetes 1. Faktor Demografi a. Genetika/ Keturunan (Genetics) Diabetes dapat menurun menurut silsilah kelurga yang mengidap diabetes, karena kelainan gen yang mengakibatkan tubuhnya tak dapat menghasilkan insulin dengan baik. Tetapi resikonya terkena diabetes juga tergantung pada faktor kelebihan berat badan, stress, dan kurang bergerak. 8) b. Umur Umumnya manusia mengalami perubahan fisiologis yang secara drastis turun dengan cepat setelah usia 40 tahun. Diabetes sering muncul setelah seseorang memasuki usia rawan tersebut, terutama setelah usia 45 tahun pada mereka yang berat badannya berlebih, sehingga tubuhnya tidak peka lagi terhadap insulin. 8) 9
2. Faktor Sosial budaya a. Tingkat ekonomi Peningkatan taraf ekonomi sehingga juga merubah pola makan dari masyarakat dan perubahan gaya hidup, karena terlalu tingginya konsumsi makanan yang banyak mengandung gula serta sering makan makanan gaya barat, seperti bisa dicontohkan dengan makanan cepat saji (fast food). 5) b. Pendidikan Pendidikan berhubungan dengan pengetahuan yaitu hasil dari tahu, ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek. Ini dimungkinkan karena peningkatan taraf ekonomi tidak diimbangi dengan peningkatan pengetahuan sehingga orang tersebut salah dalam penerapan pola makan. 10) 3. Faktor Perilaku a. Olah raga Kegunaan dari latihan teratur setiap hari pad penderita Diabetes mellitus adalah : 5) 1) Menigkatkan kepekaan insulin apabila dikerjakan setiap 1,5 jam sesudah makan. 2) Mencegah kegemukan apabila ditambah latihan pagi dan sore. 3) Memperbaiki aliran darah perifer. 4) Meningkatkan kadar kolesterol HDL 5) Menurunkan kolesterol dan trigliserida dalm darah, karena pembakaran asam lemak menjadi lebih baik 6) Akibat factor tersebut regulasi DM akan lebih mudah. 10
C. Kerangka Teori F. Demografi Faktor Sosial budaya Faktor Perilaku 1. Usia 2. Keturunan 1.Tingkat ekonomi 2.Pendidikan 1. Kurang olah raga 2. Kebiasaan makan Kadar gula darah sewaktu Sumber : Modifikasi dari Bustan. Pengantar Epidemiologi. Jakarta. Badan Penerbit Rineka Cipta. D. Kerangka Konsep Variabel Bebas Variabel terikat Demografi Umur Keturunan Sosial Tingkat ekonomi Pendidikan Kadar gula darah sewaktu Perilaku Olah raga 11
E. Hipotesa 1. Ada hubungan umur dengan tingkatan gula darah pada penderita DM 2. Ada hubungan keturunan dengan tingkatan gula darah pada penderita DM 3. Ada hubungan tingkat ekonomi dengan tingkatan gula darah pada penderita DM 4. Ada hubungan pendidikan dengan tingkatan gula darah pada penderita DM 5. Ada hubungan olah raga dengan tingkatan gula darah pada penderita DM 12
DAFTAR PUSTAKA 1. http//www.mediaindo.co.id. Pola Hidup Modern Itu Potensi Obese. Oleh Suwiran. Akses 07 April 2005 2. http//www.republika.co.id. Diabetus Mellitus. Oleh Ernawati Sinaga. Akses 07 April 2005 3. Buatan Arsunan. 1997. Pengantar Epidemiologi. Jakarta : Rineka Cipta 4. Brahm (Alih Bahasa) 1996. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC 5. Jayenggaten. 1998. Menuju Hidup Sehat dan Normal Dengan Diabetes Mellitus, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama 6. Djauhari Widjajakusumah (Alih Bahasa). 2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC 7. World Health organization (Alih Bahasa Arisman). 1995. Pencegahan Diabetes Mellitus. Jakarta : Hipokrates 8. Herdin Sibuea. 1992. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Rineka Cipta 9. Arif Mansjoer. 2002. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta. Media Aesculapius. 10. Soekidjo Notoatmodjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. 11. Askandar Tjokroprawiro. 2003. Diabetus Mellitus Klasifikasi, Diagnosa Dan Terapi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama 12. M. Nazir. 1999. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia 13. Soekidjo Notoatmodjo. 2002. Metodotologi Penelitian. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta 14. Budioro. 1997. Pengantar Epidemiologi. Semarang : Universitas Diponegoro 15. Eko Budiarto. 2002. Biostatistik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta. EGC 16. Sugiyono. 2001. Statistik Parametrik. Bandung. Penerbit Alfabeta 13