BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Isni Agustiawati,2014

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan aspek penting terhadap kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. adalah Mencerdaskan kehidupan bangsa. Strategi untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN NURUL FITRI ISTIQOMAH,2014

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu modal pembangunan karena sasarannya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab. I, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB I PENDAHULUAN. (Sumber Daya Manusia), terutama peningkatan dalam bidang pendidikan. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapinya dan mampu untuk melakukan sesuatu yang baru. untuk menunjang kemajuan kehidupan, baik bagi diri dan bangsanya.

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan terdapat nilai-nilai yang baik, luhur, dan pantas untuk dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan negara. Karena hal yang paling mendasar yang harus dihadapi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tentang sistem pendidikan nasional dalam bab II pasal 3 tentang fungsi dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan suatu negara. Tanpa pendidikan suatu negara akan tertinggal jauh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. budaya, tetapi juga aspek ilmu pengetahuan termasuk di dalamnya pendidikan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Anissa Dwi Ratna Aulia, 2014

BAB I PENDAHULUAN. penting dan menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Prestasi

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. Tinggi rendahnya prestasi yang diperoleh siswa dapat dipengaruhi oleh banyak

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk kelangsungan

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin, sehingga akan diperoleh hasil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Pemerintah Indonesia merumuskan dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas menentukan masa depan bangsa. Sekolah. sekolah itu sendiri sesuai dengan kerangka pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan pembelajaran baik secara formal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indri Murniawaty, 2013

BAB I PENDAHULUAN. tingkat ASEAN sudah jauh tertinggal dari Singapura, Brunei, Malaysia, Thailand

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. merupakan satu usaha yang sangat penting dan dianggap pokok dalam

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan. Pendidikan harus mampu menjalankan fungsi dan tujuannya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yoga Sidik Permana, 2015

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi, dibutuhkan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan dan mengantisipasi berbagai kemungkinan

BAB I PENDAHULUAN. Yoppi Andrianti, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh tingkat keberhasilan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dipandang sebagai cara yang tepat untuk membentuk sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Bab II pasal 3). Pada UU No. 20 Tahun 2003 pasal 40 Bab IX. sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.

BAB I PENDAHULUAN. lambatnya pembangunan bangsa sangat tergantung pada pendidikan. Oleh karena. sangat luas terhadap pembangunan di sektor lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan suatu tujuan pendidikan, sebagaimana dalam Undang-Undang RI

2014 PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR DAN KEADAAN EKONOMI KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

I. PENDAHULUAN. Secara umum pada Bab I ini akan di bahas mengenai latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan potensi peserta didik melalui kegiatan belajar (dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Secara umum pendidikan dipandang sebagai faktor utama dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang penting dalam pembangunan, karena

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak negara mengakui bahwa persoalan pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diadakan di Negara tersebut. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional meghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana karakteristik dari negara tersebut. Pendidikan merupakan kunci untuk

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah bagian dari perjalanan hidup manusia, yaitu sebagai sebuah rangkaian proses yang tiada henti demi pengembangan kemampuan serta prilaku yang dimiliki individu agar dapat dimanfaatkan bagi kehidupannya. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan perkembangan diri individu, bangsa dan negara. Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3 menyatakan. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Seseorang yang menjalani pendidikan dengan baik akan terasah kemampuannya dalam menghadapi setiap masalah yang datang. Karakter orang yang memiliki pendidikan yaitu senantiasa mau belajar. Hal-hal yang tidak bisa dia lakukan, atau tak dipahami akan terus dipelajari, ditanyakan, dan dipahaminya. Pendidikan merupakan suatu proses untuk mengembangkan potensi yang dimiliki seorang peserta didik dalam pembentukkan kemampuan dan keterampilan tertentu. Oleh karena itu, sistem pendidikan di Indonesia harus dapat menjamin dan memberikan kesempatan untuk dapat memperoleh pendidikan. Menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 3 menyatakan : Tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Agar tujuan dari pendidikan itu dapat tercapai maka diperlukan proses belajar.

2 Tujuan Pendidikan yang telah tercantum dalam Undang-Undang tersebut merupakan cita-cita dan harapan setiap pelaku pendidikan baik kepala sekolah, guru dan siswa atas proses pendidikan yang berlangsung. Sekolah Menengah Kejuruan atau yang disebut SMK adalah bagian terpadu dari Sistem Pendidikan Nasional, yang mempunyai peranan penting didalam menyiapkan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Khususnya di SMK Pasundan 1 Kota Bandung ini yang memiliki tujuan salah satunya yaitu menghasilkan lulusan yang memiliki pengetahuan, keterampilan yang unggul, serta menyiapkan lulusan yang siap mengimplementasikan pengetahuan dan keterampilannya di masyarakat sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya. Namun jika kita melihat pada kenyataan yang ada, sampai saat ini ketercapaian tujuan pendidikan yang menjadi harapan bagi semua pihak belum dapat berlangsung secara optimal. Hal ini dapat digambarkan dengan masih banyak potensi peserta didik yang belum dikembangkan. Tercapainya suatu proses pendidikan terlihat dari tinggi rendahnya prestasi belajar siswa. Prestasi adalah hasil yang dicapai oleh seseorang, baik berupa kuantitas maupun kualitas, sebagai akibat perbuatan belajar yang telah dilakukan oleh seseorang. Seseorang yang telah melakukan kegiatan belajar, akan nampak perubahannya baik dalam bidang pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai dan sikap. Prestasi belajar siswa dapat diketahui melalui keseluruhan penyelenggaraan pembelajaran. Salah satunya dapat dilihat dari nilai Ujian Akhir Semester (UAS). Prestasi peserta didik dikatakan baik jika nilai yang didapatkan sesuai dengan standar yang telah ditentukan oleh setiap sekolah, yaitu dengan menentukan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Seperti halnya di SMK Pasundan 1 Kota Bandung pada kelas X Akuntansi, menunjukkan prestasi belajar yang kurang memuaskan dalam mata pelajaran Produktif Akuntansi. Berdasarkan data yang telah diperoleh dari guru mata pelajaran produktif akuntansi di SMK Pasundan 1 Kota Bandung, nilai UAS mata

3 pelajaran produktif akuntansi kelas X Akuntansi dengan KKM 75 belum mencapai hasil yang baik, seperti diperlihatkan dalam tabel dibawah ini : No. Kelas Tabel 1.1 Nilai UAS Kelas X Akuntansi SMK Pasundan 1 Kota Bandung Jumlah Siswa Ratarata % Nilai Di atas KKM 1. X Akuntansi 1 39 73 100% 41,03% 2. X Akuntansi 2 40 68 % 3. X Akuntansi 3 39 71 % % Nilai Di bawah KKM 16 23 x x 100% 58,97% 39 39 9 31 x 100% 22,50 x 100% 77,50% 40 40 11 28 x 100% 28,20 x 100% 71,80% 39 39 Jumlah 118 30,51% 69,49% Sumber : Daftar nilai kelas X Akuntansi Berdasarkan data di atas, perolehan nilai rata-rata di setiap kelas belum mencapai optimal atau batas KKM. Seperti di kelas X Akuntansi 1 perolehan nilai rata-rata yang diperolehnya mencapai 73 dengan persentase jumlah siswa yang berada di bawah KKM sebesar 58,97%, sisanya sebesar 41,03% berada di atas KKM. Sementara di kelas X Akuntansi 2 perolehan nilai rata-rata yang diperoleh hanya mencapai 68 dengan persentase jumlah siswa yang memiliki nilai di bawah KKM sebesar 77,50% sisanya sebesar 22,50% berada di atas KKM. Begitu juga di kelas X Akuntansi 3 perolehan nilai rata-rata yang diperoleh hanya mencapai 71 dengan persentase jumlah siswa yang memiliki nilai di bawah KKM mencapai 71,80%, sisanya sebesar 28,20% berada di atas KKM. Berdasarkan penjelasan di atas, terlihat bahwa jumlah siswa yang memiliki nilai di bawah KKM lebih banyak dibandingkan siswa yang memperoleh nilai di atas KKM. Dengan jumlah siswa secara keseluruhan yaitu sebanyak 118 orang, 69,49% siswanya mendapatkan nilai di bawah KKM, sementara sisanya sebesar 30,51% siswanya mendapatkan nilai di atas KKM. Dengan demikian dapat diindikasikan bahwa terdapat permasalahan dalam prestasi belajar dikarenakan prestasi yang dicapai siswa belum optimal. Rendahnya prestasi belajar siswa ini akan berdampak pada siswa yang nantinya

4 akan mengalami kesulitan dalam mempelajari materi akuntansi di kelas XI, karena materi akuntansi merupakan materi yang saling berkesinambungan. Siswa harus mampu memahami materi dasar terlebih dahulu agar dapat menyelesaikan materi selanjutnya. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam mencapai prestasinya dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti yang dikemukakan oleh Djamarah (2010:325) Prestasi belajar disebabkan oleh banyak faktor. Faktor-Faktor tersebut yaitu faktor lingkungan (lingkungan alami dan lingkungan sosial budaya). Faktor instrumen (kurikulum, program, sarana, dan fasilitas,serta guru). Kondisi fisiologis dan kondisi psikologis (minat, kecerdasan, bakat, motivasi, dan kemampuan kognitif, serta kesulitan belajar). Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, sebagian besar siswa baik di kelas X Akuntansi 1, X Akuntansi 2, dan X Akuntansi 3 sebenarnya sudah menunjukkan partisipasi yang aktif pada saat mengikuti pelajaran di kelas. Namun jika melihat prestasi belajar yang dicapai oleh siswa seperti pada tabel 1.1, menunjukkan bahwa sebagian besar prestasi yang dicapai oleh siswa belum mencapai KKM. Hal ini terjadi kemungkinan karena siswa mengalami kesulitan dalam belajar. Sehingga dalam penelitian ini peneliti menyimpulkan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar peserta didik yaitu faktor internal yaitu menyangkut minat belajar dan kesulitan belajar peserta didik. Salah satu faktor utama untuk mencapai kesuksesan dalam segala bidang baik itu hobi, pekerjaan, belajar ataupun segala aktivitas adalah minat. Jika kita hubungkan dengan kegiatan belajar, minat belajar merupakan salah satu alasan bagi siswa dalam melaksanakan aktivitas belajar. Tanpa adanya minat dalam diri siswa terhadap hal yang akan dipelajari, maka ia akan merasa ragu-ragu untuk belajar. Sehingga hasil yang diperolehpun tidak berjalan secara optimal. Menurut Slameto (2010:57), Minat sangat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada

5 daya tarik tersendiri baginya. Hamalik (2005:118) menyatakan bahwa Kurangnya minat menyebabkan kurangnya perhatian dalam usaha belajar, sehingga menghambat studinya. Pernyataan yang diungkapkan oleh Hamalik ini secara tidak langsung menyatakan bahwa ketika minat siswa kurang maka akan menghambat studinya, dengan kata lain siswa akan mengalami kesulitan belajar. Pernyataan di atas diperkuat dengan teori yang dikemukakan oleh Burton (dalam Makmum, 2007:325-326) sebagai berikut : Faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar individu yaitu faktor internal terdiri dari, kodisi kejiwaan (minat, motif, disiplin, rasa percaya diri kurang) dan kondisi jasmani (Keadaan fisik lemah, adanya penyakit yang sulit atau tidak dapat disembuhkan, adanya gangguan pada fungsi indera, kelelahan secara fisik). Faktor eksternal terdiri dari, faktor instrumental (kurikulum, program balajar, fasilitas belajar). Faktor lingkungan (lingkungan sosial, teman-teman sebaya, disintegritas dan harmonisasi keluarga) Menurut Burton (dalam Makmum, 2007:307), kesulitan belajar adalah suatu kasus dimana siswa menunjukkan kegagalan failure tertentu dalam mencapai tujuan-tujuan belajarnya. Setiap individu pada prinsipnya memang tidak sama. Perbedaan individu inilah yang menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar dikalangan peserta didik. Kadang-kadang dapat dengan cepat menangkap apa yang dipelajari, namun kadang-kadang terasa sulit untuk menangkap apa yang dipelajari. Dalam keadaan di mana siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya, itulah yang disebut dengan kesulitan belajar. Kesulitan belajar ini tidak selalu disebabkan karena faktor intelegensi yang rendah, akan tetapi juga disebabkan oleh faktor-faktor non-intelegensi. Sebagaimana pendapat yang dikemukakan oleh Ahmad & Supriono (2004:74 ) IQ yang tinggi belum tentu menjamin tidak mengalami kesulitan belajar. Dalam kenyataannya cukup banyak siswa yang memiliki intelegensi tinggi, tetapi prestasinya terbilang rendah dan jauh dari yang diharapkan. Begitupun sebaliknya cukup banyak siswa yang memiliki intelegensi rata-rata, tetapi prestasinya cukup tinggi dan sesuai dengan yang diharapkan. Dengan demikian adanya kesulitan

6 belajar yang dialami oleh siswa menyebabkan prestasi belajar siswa kurang optimal. Sehingga kesulitan belajar merupakan faktor penghambat dalam pencapaian prestasi belajar yang optimal. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Ariwaseso (2013) dengan judul Pengaruh Minat Dan Kebiasaan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Pataianrowo Nganjuk, yang menyimpulkan bahwa minat dan kebiasaan belajar berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa. Begitu juga jurnal penelitian yang telah dilakukan Triasari (2009) dengan judul Pengaruh Minat dan Kebiasaan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS MAN Karang Anyar Tahun Ajaran 2008/2009, yang menyimpulkan bahwa minat dan kebiasaan belajar berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa. Penelitian lain dilakukan oleh Marnoko (2010) dalam jurnalnya yang berjudul Analisis Faktor- Faktor Yang mempengaruhi Kesulitan Belajar Akuntansi Terhadap Prestasi belajar Siswa IPS Tahun Ajaran 2009/2010, yang menyimpulkan bahwa Adanya pengaruh faktor kesulitan belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa dalam pelajaran akuntansi dilihat dari faktor internal yang meliputi faktor fisiologis dan psikologis dan dilihat dari hasil pembahasan dengan taraf signifikan sebesar 0,001< 0,05. Selain ke tiga penelitian di atas, Tailab (2013) dalam jurnalnya dengan judul Difficulties of Academic Achievement in Principles of Accounting Courses from the Student Perspective: Evidence from Libya, yang menyimpulkan bahwa hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hambatan utama untuk belajar, dan sumber persepsi negatif siswa terhadap program akuntansi, adalah kuragnya asisten pengajar, kurangnya laboratorium komputer dan aplikasi komputer, asrama yang penuh sesak, kurangnya interaksi antara mahasiswa dan fakultas, kesenjangan antara apa yang diajarkan dan aplikasi praktis, kurangnya buku teks dan ujian yang relevan, dan kurangnya kemahiran bahasa Inggris siswa.

7 Penelitian lain seperti yang dilakukan oleh Olatoye, R. A dan Ogunkola, B. J (2008) dengan judul Parental Involnement, Interest In Schooling And Science Achievement Of Junior Secondary School Student In Ogan State Nigeria, yang menyimpulkan bahwa orangtua berada dalam posisi untuk menempatkan anakanak mereka pada jalan yang benar, terutama pada tahap awal pembangunan. Peran orangtua terus berdampak pada gaya hidup anak-anak, mungkin sepanjang hidup, serta minat sekolah, jika dirangsang dan berkelanjutan, dapat meningkatkan prestasi siswa di bidang sains. Yu-Je Lee, Chai-Hiu Dan Ching- Yaw Chen (2011) dengan judul The Influences Of Interest In Learning And Learning Hours On Learning Outcomes Of Vocational College Students In Taiwan : Using A Teacher s Instructional Attitude As The Moderator, yang menyimpulkan bahwa minat siswa dalam belajar dan sikap instruksional guru keduanya memiliki pengaruh interaktif yang signifikan pada hasil belajar di perguruan tinggi Taiwan. Perbedaan antara penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti tersebut yaitu dalam hal pemilihan faktor yang akan diteliti. Dalam penelitian ini, penulis memilih untuk melakukan penelitian terhadap faktor minat belajar dan kesulitan belajar. Sementara peneliti sebelumnya hanya meneliti mengenai faktor minat terhadap prestasi dan hanya meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar terhadap prestasi. Berdasarkan ringkasan kondisi di atas, peneliti sangat tertarik untuk melakukan penelitian lebih jauh tentang pengaruh minat belajar dan kesulitan belajar terhadap prestasi belajar siswa. Maka peneliti mengambil judul Pengaruh Minat Belajar Dan Kesulitan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Akuntansi (Survey Pada Siswa Kelas X Akuntansi SMK Pasundan 1 Kota Bandunng 1.2 Rumusan Masalah Penelitian

8 Seperti yang telah dikemukakan di atas, bahwa menurut para ahli minat dan kesulitan belajar mempengaruhi prestasi belajar siswa. Berdasarkan pemaparan tersebut maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran minat belajar siswa pada mata pelajaran Produktif Akuntansi Kelas X Akuntansi SMK Pasundan 1 Kota Bandung. 2. Bagaimana gambaran kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran Produktif Akuntansi Kelas X Akuntansi SMK Pasundan 1 Kota Bandung. 3. Bagaimana gambaran prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Produktif Akuntansi Kelas X Akuntansi SMK Pasundan 1 Kota Bandung. 4. Bagaimana pengaruh minat belajar terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Produktif Akuntansi Kelas X Akuntansi SMK Pasundan 1 Kota Bandung. 5. Bagaimana pengaruh kesulitan belajar terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Produktif Akuntansi Kelas X Akuntansi SMK Pasundan 1 Kota Bandung. 6. Bagaimana pengaruh minat belajar dan kesulitan belajar terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Produktif Akuntansi Kelas X Akuntansi SMK Pasundan 1 Kota Bandung. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis secara mendalam mengenai prestasi belajar siswa, penelitian juga dimaksudkan untuk mengumpulkan data mengenai faktor-faktor yang akan mempengaruhi prestasi belajar siswa meliputi minat belajar dan kesulitan belajar siswa. Adapun tujuannya diantaranya : 1. Untuk mengetahui gambaran minat belajar siswa pada mata pelajaran Produktif Akuntansi Kelas X Akuntansi SMK Pasundan 1 Kota Bandung.

9 2. Untuk mengetahui gambaran kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran Produktif Akuntansi Kelas X Akuntansi SMK Pasundan 1 Kota Bandung. 3. Untuk mengetahui gambaran prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Produktif Akuntansi Kelas X Akuntansi SMK Pasundan 1 Kota Bandung. 4. Untuk mengetahui pengaruh minat belajar terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Produktif Akuntansi Kelas X Akuntansi SMK Pasundan 1 Kota Bandung. 5. Untuk mengetahui pengaruh kesulitan belajar terhadap prestasi belaar siswa pada mata pelajaran Produktif Akuntansi Kelas X Akuntansi SMK Pasundan 1 Kota Bandung. 6. Untuk mengetahui pengaruh minat belajar dan kesulitan belajar terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Produktif Akuntansi Kelas X Akuntansi SMK Pasundan 1 Kota Bandung. 1.4 Kegunaan Penelitian Dengan dicapainya maksud dan tujuan di atas, hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan nilai guna sebagai berikut : 1. Secara teoritis Diharapkan hasil penelitian ini dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan di bidang pendidikan khususnya mata pelajaran Akuntansi dan untuk memberikan sumbangan pemikiran dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar Akuntansi terutama teori belajar yang menjelaskan bahwa prestasi belajar dipengaruhi oleh faktor minat belajar dan kesulitan belajar. 2. Secara praktis Bagi guru : 1) Dapat dijadikan pertimbangan bagi pihak-pihak yang berkepentingan didunia pendidikan dalam usaha meningkatkan kualitas pendidikan, terutama bagi guru mata pelajaran Produktif Akuntansi.

10 2) Dapat meningkatkan pengetahuan guru terhadap minat siswanya, untuk meningkatkan minat belajar siswa. 3) Dapat meningkatkan pengetahuan guru terhadap kesulitan belajar siswanya, untuk dapat membantu dan membimbing siswa yang mengalami kesulitan belajar. Bagi siswa 1) Meningkatkan pengetahuan dan wawasan akan pentingnya minat belajar dalam prestasi belajar yang akan dicapai oleh siswa. 2) Memeberikan motivasi bagi siswa dalalm memperbaiki dan smeningkatkan prestasi belajar siswa.